Dalam arti yang luas drama diartikan sebagai cerita tentang pergulatan lahir atau batin

BAB IV SENI TEATER

Kompetensi Inti:
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Dasar: 3.1 Menerapkan simbol, jenis, dan nilai estetis dalam konsep teater.

Teater adalah sebutan lain untuk drama. Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa ritual keagamaan, tingkat-tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga hiburan.

1. Pengertian Seni Teater Istilah teater berasal dari bahasa Yunani “theathron”, yang diturunkan dari kata “theaomai” yang berarti takjub memandang atau melihat. Secara harfiah berarti gedung atau tempat pertunjukan. Dalam perkembangan selanjutnya istilah teater memiliki arti sebagai berikut. a. Gedung pertunjukan, tempat orang menonton atau sajian tontonan. b. Tontonan yang disajikan di gedung pertunjukan, terutama yang memaparkan lakon. c. Adegan, pemain, dan gagasan yang dipandang sebagai drama. d. Medan atau wilayah suatu tindakan terjadi.

Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukan di depan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band, dan sebagainya. Adapun dalam arti sempit, teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak, tertulis dengan diiringi musik, nyanyian, dan tarian.

Sumber:reogsingojoyo.com Kata teater sekarang lebih dikenal sebagai drama atau segala sesuatu yang berkaitan dengan drama, penulisan, dan akting lakon. Pada zaman sebelum Perang Dunia II dikenal istilah tone (toneal) yang berasal dari bahasa Belanda. Kanjeng Gusti Pangeran Mangkunegara VII menggunakan istilah sandiwara dari kata “sandi dan warah” . “Sandi berarti tersamar, terselubung, rahasia. Sedangkan warah berarti didik, bimbing, ajar. Secara harfiah sandiwara berarti pendidikan yang secara terselubung. Sumber:indonesia punya kreasi.com 2. Unsur-Unsur Teater Unsur-unsur teater menurut urutannya sebagai berikut. a. Gerak sebagai unsur penunjang (gerak tubuh,gerak suara,gerak bunyi dan gerak rupa). b. Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran). c. Bunyi sebagai efek penunjang (bunyi benda, efek dan musik). d. Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum). e. Lakon sebagai unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi). Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur-unsur penunjang dan penjalinnya, dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni. 3. Unsur-unsur Pertunjukan/Pementasan Sebelum mempelajari materi teater lebih lanjut. Anda harus memahami drama terlebih dahulu. Dalam drama terdapat berbagai unsur yang disebut unsur-unsur dramatik yang biasanya dipelajari sebagai dramaturgi (teori yang mempelajari seluk beluk naskah drama). Unsur-unsur tersebut adalah tema, amanat, alur/plot, dialog, latar/setting, bahasa, karakter. Selain unsur-unsur dramatik, dalam teater dikenal unsur-unsur pementasan (biasa disebut unsur teatrikal). Unsur-unsur teatrikal meliputi naskah, pemain, sutradara, tata rias, tata busana, tata panggung, tata suara, tata lampu, penonton. Berikut unsur-unsur seni teater: a. Naskah Naskah adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut termuat nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh dan keadaan panggung yang diperlukan. b. Pemain Pemain adalah orang yang memerankan cerita, berapa jumlah pemain yang disesuaikan denagn tokoh yang dibutuhkan dalam cerita, setiap tokoh akan diperankan setiap pemain. c. Sutradara Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan. Tugas sutradara sangat banyak dan beban tanggung jawabnya cukup berat, tugas sutradara meliputi: memilih naskah, menentukan pokok-pokok penafsiran naskah, pemilihan pemain, melatih pemain, dan mengoordinasikan setiap bagian. d. Tata rias Fungsi tata rias adalah menggambarkan tokoh yang dituntut misalnya seorang pemain memerankan tokoh kakek, maka wajah dan rambutnya dibuat tampak tua. e. Tata busana Penata rias dan penata busana harus bekerjasama saling memahami, saling menyesuaikan. Penata rias dan penata busana harus mampu menafsirkan dan mementaskan rias dan pakaian yang terdapat dalam naskah drama. f. Tata lampu Pengaturan cahaya di panggung dibutuhkan untuk mendukung jalan cerita yang menerangkan tempat dan waktu kejadian pada sebuah cerita, untuk menggambarkan kejadian pada malam hari atau siang hari, menggambarkan kejadian misal di tempat romantis. g. Tata suara Musik dalam pertunjukan drama adalah untuk mendukung suasana, misal penggambarkan kesedihan, ketakutan, kemarahan, dan lain-lain. h. Penonton Penonton termasuk unsur penting dalam pementasan. Bagaimana sempurnanya persiapan, kalau tak ada penonton rasanya tak akan dimainkan. Jadi, segala unsur yang telah disebutkan sebelumnya, pada akhirnya untuk penonton. Penokohan merupakan usaha untuk membedakan peran satu dengan peran yang lain. Perbedaan peran ini diharapkan akan diidentifikasi oleh penonton. Jika proses identifikasi ini berhasil, maka perasaan penonton akan merasa terwakili oleh perasaan peran yang diidentifikasi tersebut. Suatu misal kita mengidentifisasi satu peran, berbarti kita telah mengadopsi pikiran-pikiran dan perasaan peran tersebut menjadi perasaan dan pikiran kita. Penokohan atau perwatakan dalam sebuah lakon memegang peranan yang sangat penting. Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa berperwatakanlah yang paling utama dalam lakon. Tanpa perwatakan tidak akan ada cerita, tanpa perwatakan tidak bakal ada plot. Padahal ketidaksamaan watak akan melahirkan pergeseran, tabrakan kepentingan, konflik yang akhirnya melahirkan cerita. Peran merupakan sarana utama dalam sebuah lakon, sebab dengan adanya peran maka timbul konflik. Konflik dapat dikembangkan oleh penulis lakon melalui ucapan dan tingkah laku peran. Dalam teater, peran dapat dibagi-bagi sesuai dengan motivasi-motivasi yang diberikan oleh penulis lakon. Motivasi-motivasi peran inilah yang dapat melahirkan suatu perbuatan peran. Peran-peran tersebut sebagai berikut. a. Protagonis Protagonis adalah peran utama yang merupakan pusat atau sentral dari cerita. Keberadaan peran adalah untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul ketika mencapai suatu cita-cita. Persoalan ini bisa dari tokoh lain, bisa dari alam, bisa juga karena kekurangan dirinya sendiri. Peran ini juga menentukan jalannya cerita. Contoh tokoh protagonis pada lakon Raja Lear karya William Shakespeare terjemahan Trisno Sumardjo adalah tokoh Raja Lear itu sendiri. b. Antagonis Antagonis adalah peran lawan, karena dia seringkali menjadi musuh yang menyebabkan konflik itu terjadi. Tokoh protagonis dan antagonis harus memungkinkan menjalin pertikaian, dan pertikaian itu harus berkembang mencapai klimaks. Tokoh antagonis harus memiliki watak yang kuat dan kontradiktif terhadap tokoh protagonis. Contoh tokoh antagonis pada lakon Raja Lear karya William Shakespeare terjemahan Trisno Sumardjo adalah tokoh Gonerill dan tokoh Regan. Kedua tokoh inilah yang menentang perkembangan, keinginan, dan cita-cita Raja Lear. c. Deutragonis Deutragonis adalah tokoh lain yang berada di pihak tokoh protagonis. Peran ini ikut mendukung menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh protaganis. Contoh, peran Tumenggung Kent, Edgar, Cordelia dalam lakon Raja Lear karya William Shakespeare. d. Tritagonis Tritagonis adalah peran penengah yang bertugas menjadi pendamai atau pengantara protagonis dan antagonis. Contoh, tokoh Bangsawan pada lakon Raja Lear karya Willliam Sahkespeare. Dia adalah pengawal dari Cordelia. e. Foil Foil adalah peran yang tidak secara langsung terlibat dalam konflik yang terjadi tetapi ia diperlukan guna menyelesaikan cerita. Biasanya dia berpihak pada tokoh antagonis. Contoh, tokoh Perwira, Oswald, Curan dalam lakon Raja Lear karya William Shakespeare. f. Utility Utility adalah peran pembantu atau sebagai tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita dan kesinambungan dramatik. Biasanya tokoh ini mewakili jiwa penulis. Contoh: tokoh Badut dalam lakon Raja Lear karya William Shakespeare. Penokohan dalam seni teater berkaitan erat dengan karakter. Karakter adalah jenis peran yang akan dimainkan, sedangkan penokohan adalah proses kerja untuk memainkan peran yang ada dalam naskah lakon. Penokohan ini biasanya didahului dengan menganalisis peran tersebut sehingga bisa dimainkan. Jenis karakter dalam teater ada empat macam, yaitu flat character, round character, teatrikal, dan karikatural sebagai berikut. a. Flat character (perwatakan dasar) Flat character atau karakter datar adalah karakter tokoh yang ditulis oleh penulis lakon secara datar dan biasanya bersifat hitam putih. Karakter tokoh dalam lakon mengacu pada pribadi manusia yang berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan. Ketika masih kecil dia bereksplorasi dengan dirinya sendiri untuk mengetahui perkembangan dirinya, dan ketika sudah dewasa maka pribadinya berkembang melalui hubungan dengan lingkungan sosial. Jadi perkembangan karakter seharusnya mengacu pada pribadi manusia, yang merupakan akumulasi dari pengalamanpengalaman dan interaksi-interaksi yang dilakukannya dan terus berkembang. Penulis lakon adalah orang yang memiliki dunia sendiri yaitu dunia fiktif, sehingga ketika mencipta sebuah karakter dia bebas menentukan suatu perkembangan karakter. Flat character ini ditulis dengan tidak mengalami perkembangan emosi maupun derajat status sosial dalam sebuah lakon. Flat character biasanya ada pada karakter tokoh yang tidak terlalu penting atau karakter tokoh pembantu, tetapi diperlukan dalam sebuah lakon. Misalnya tokoh Oswald, tokoh Badut dalam lakon Raja Lear karya William Shakespeare terjemahan Trisno Sumardjo. Tokoh Oswald ini dari awal cerita sampai akhir cerita tetap sebagai pembantu atau abdi Gonerill, sama dengan tokoh Badut dalam lakon ini tidak berkembang, baik secara emosi, pribadi, maupun secara status sosialnya. b. Round character (perwatakan bulat) Karakter tokoh yang ditulis oleh penulis secara sempurna, karakteristiknya kaya dengan pesan-pesan dramatik. Round karakter adalah karakter tokoh dalam lakon yang mengalami perubahan dan perkembangan baik secara kepribadian maupun status sosialnya. Perkembangan dan perubahan ini mengacu pada perkembangan pribadi orang dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan inilah yang menjadikan karakter ini menarik dan mampu untuk mengerakkan jalan cerita. Karakter ini biasanya terdapat karakter tokoh utama baik tokoh protagonis maupun tokoh antagonis. Misalnya perkembangan karakter tokoh Raja Lear pada lakon Raja Lear karya Williamn Shakespeare terjemahan Trisno Sumardjo, awalnya Raja Lear berniat turun tahta dengan cara membagi-bagi wilayah kerajaan tetapi masih tetap ingin kemegahan, kenyamanan, dan masih ingin dihormati. Tetapi keinginan dihalangi oleh ulah putri- putrinya, sehingga mengalami frustasi dan menjadi gila. Terus dalam kegilaanya Raja Lear mencari cara untuk balas dendam kepada putri-putrinya yang telah menghalanginya. Kegilaan ini semakin menjadi-jadi sampai dengan pertemuannya dengan Gloucester diakhir babak ke empat dan dia membayangkan menyelusup dalam puri putri-putri serta membunuhnya. Sampai pada akhir cerita, Raja Lear bertemu dengan putrinya yang sudah diusir serta tidak diakui sebagai anak yang mampu mengubah pribadinya dari pribadi yang gila menjadi pribadi yang penuh kasih sayang. Perubahan karakter inilah yang menjalankan lakon menjadi menarik. Misalnya lakon Raja Lear Karya William Shakespeare, awalnya karakter Raja Lear hanya memikirkan dirinya sendiri, terus mengalami penderitaan dan menjadi orang baru diakhir cerita merefleksikan perubahan karakter. Perubahan ini dikemas dan dimainkan menjadi sesuatu yang menarik sehingga penonton tidak mengalami kejenuhan. a. Teatrikal Teatrikal adalah karakter tokoh yang tidak wajar, unik, dan lebih bersifat simbolis. Karakterkarakter teatrikal jarang dijumpai pada lakon-lakon realis, tetapi sangat banyak dijumpai pada lakon-lakon klasik dan nonrealis. Karakter ini hanya simbol dari psikologi masyarakat, suasana, keadaanzaman dan lain-lain yang tidak bersifat manusiawi tetapi dilakukan oleh manusia. Misalnya karakter yang diciptakan oleh Putu Wijaya pada lakon-lakonnya yang bergaya post-realistic, seperti tokoh A, D, C, Si Gembrot, Si Tua, Kawan, Pemimpin (lakon LOS) dan lain-lain. b. Karikatural Karikatural adalah karakter tokoh yang tidak wajar, satiris, dan cenderung. Karakter ini segaja diciptakan oleh penulis lakon sebagai penyeimbang antara kesedihan dan kelucuan, antara ketegangan dengan keriangan suasana. Sifat karikatural ini bisa berupa dialog-dialog yang diucapkan oleh karakter tokoh, bisa juga dengan tingkah laku, bahkan perpaduan antara ucapan dengan tingkah laku. Misalnya, karakter Badut pada lakon Raja Lear karya Willilam Shakespeare terjemahan Trisno Sumardjo, kalau dianalisis dialognya menunjukkan betapa sangat satir dan dapat mengimbangi ketegangan suasana yang diciptakan oleh Raja Lear. 1. Konsep Seni Teater Seni teater pada dasarnya merupakan hasil dari sebuah proses yang berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan pikiran dan mental spritual masyarakat di lingkungan teater itu sendiri. Proses perkembangan teater ini merupakan hasil tarik menarik sebuah alkuturasi dari berbagai komponen yang kompleks. Sebuah karya teater terbentuk karena di dalamnya memiliki dimensi dan esensi yang lebih dalam. Imajinasi dan kreativitas manusia menjadikan seni itu memiliki nilai, sehingga dapat diapresiasi/dinikmati oleh masyarakat luas. Sumber:indonesia punya kreasi.com Imajinasi dan kreativitas kitalah yang akan membuka pintu menuju kemajuan, menuju produk baru dan pelayanan baru, menuju pasar dunia yang baru, menuju cara komunikasi yang baru, menuju cara-cara baru melestarikan lingkungan dan sumber daya alam kita. Imajinasi dan kreativitas kitalah yang akan menghadirkan hal-hal yang lebih indah, lebih berirama. Ruang dalam teater adalah ruang tempat manusia membaca tanda-tanda kehidupan, baik kehidupan di masa lampau, sekarang atau yang akan datang, sebuah ruang di mana bisa berfungsi pula sebagai cerminan kehidupan. Karena selain media pengungkapan pikiran dan perasaan teater pun tak ubahnya kehidupan itu sendiri atau bisa disebut pula miniatur kehidupan yang mewujud dalam cipta dan karsa (kehendak) manusia di atas pentas, yang syarat akan simbol dan makna. Pewujudan kehidupan dalam teater tentu tidaklah sekedar ingin mewujud dan setelah itu selesai. Namun perwujudannya mesti melahirkan harapan-harapan yang bisa memberikan spirit pada kehidupan manusia. Setidaknya memberikan perenungan, kecerdasan dan keindahan artistik dari gagasan-gagasan yang ditawarkan. Pada setiap proses garapan teater, sering kali mengusung gagasan yang tidak mengacu pada gaya pemanggugan realisme Stnaslavsky, tetapi lebih berpijak pada spirit teater tradisonal (Lon gser) dan Teater epis Brecht. Spirit itu merupakan dasar pijakan, yang kemudian dikembangkan dengan gaya dan pengalaman yang dimiliki sehingga menjadi “gagasan baru” yang mewujud dalam “betuk baru”, dan disebut dengan sebutan teater Sabrehna. Sabrehna diambil dari bahasa Sunda yang artinya seadanya, senyatanya. Sabrehna dalam teater adalah konsep teater yang tercipta dari hasil percampuran berbagai konsepsi teater yang sudah ada, kemudian diramu kembali dengan hasil penemuan-penemuan sendiri dari pengalaman selama berproses, hingga terlahir satu bentuk teater yang tidak dikatagorikan lagi sebagai penganut mazhab tertentu, yaitu: a. sabrehna (senyatanya) apa yang dilihat b. sabrehna (senyatanya) apa yang dipikirkan c. sabrehna (senyatanya) apa yang dirasakan, d. dan sabrehna (senyatanya) apa yang digerakan. 2. Teknik Seni Teater Berikut teknik-teknik yang harus dikuasai dalam bermain teater a. Konsentrasi Pemusatan pikiran merupakan latihan yang penting dalam akting, konsentrasi bertujuan aagar aktor dapat mengubah diri menjadi orang lain, yaitu peran yang dibawakan. Juga berarti aktor mengalami dunia yang lain dengan memusatkan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia lain itu. Jadi tidak boleh perhatiannya goyah pada dirinya sendiri dan pada penonton. Meskipun lakon berjalan, konsentrasi aktor tidak boleh mengendor, juga jika saat itu tidak kebagian dialog atau gerakan. Kesiapan batin untuk mengikuti jalannya cerita sampai berakhir, memerlukan konsentrasi. Latihan konsentrasi dapat dilakukan melalui fisik (seperti yoga), latihan intelek atau kebudayaan (misalnya menghayati musik, puisi, seni lukis) dan latihan sukma (pelatihan kepekaan sukma menanggapi segala macam situasi). b. Ingatan emosi The transfer of emotion merupakan cara efektif untuk menghayati suasana emosi peran secara hidup wajar dan nyata. Jika pelaku harus bersedih, dengan suatu kadar kesedihan tertentu dan menghadirkan emosi yang serupa, maka kadar kesedihan itu takarannya tidak akan berlebihan, sehingga tidak terjadi over acting. Banyak peristiwa yang menggoncangkan emosi secara keras dan hanya aktor yang pernah mengalami goncangan serupa dapat menampilkan emosi serupa kepada penonton dengan takaran yang tidak berlebihan. c. Laku dramatik Tugas utama aktor menghidupkan atau memperagakan karakter tokoh yang diperankannya, dan menghidupkan aspek dramatisasi melalui ekspresi atau mimik wajah melalui dialog, dan pemanfaatan seting pendukung (misal membanting). Aktor harus selalu mengingat apa tema pokok dari lakon itu dan dari perannya, untuk menuju garis dan titik sasaran yang tepat dengan begitu ia dapat melatih berlaku dramatik. Artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi sebagai pemeran, untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh itu secara mendalam sehingga dapat diadakan adaptasi. d. Pembangunan watak Setelah menyadari perannya dan titik sasaran untuk peranannya itu, aktor harus membangun wataknya sehingga sesuai dengan tuntutan lakon. Pembangunan watak itu di dahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian mengidentifikasiannya dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya sendiri. Dalam proses terakhir itu diri aktor telah luluh dalam watak peran yang dibawakannya, atau sebaliknya watak peran itu telah merasuk ke dalam diri sang aktor. e. Observasi Jika ingatan emosi, laku dramatik dan pembangunan watak sulit dilakukan secara personal, maka perlu diadakan observasi untuk tokoh yang sama dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik, perlu mengadakan observasi terhadap pengemis dengan ciri fisik, psikis dan sosial yang sesuai. f. Irama

Semua kesenian membutuhkan irama, akting seorang aktor juga harus diatur iramanya, agar titik sasaran dapat dicapai, agar alur dramatik dapat mencapai puncak dan penyelesaian. Irama juga memberikan variasi adegan, sehingga tidak membosankan. Irama permainan ditentukan oleh konflik yang terjadi dalam setiap adegan.

I. Berilah tanda silang (x) pada hrurf a, b, c, d, atau e yang menurut anda tepat dan benar! 1. Drama bisa diartikan sebagai: 1) Seni kolektif 2) Hasil sastra milik pribadi 3) Memerlukan pembaca 4) Memerlukan penonton Drama sebagai teater berhubungan dengan nomor… a. 1 dan 2 d. 2 dan 3 b. 1 dan 3 e. 2 dan 4 c. 1 dan 4 2. Pikiran pokok yang mendasari kisah drama disebut … a. Alur d. amanat b. Latar e. dialog c. Tema 3. Unsur teater yang berhubungan dengan tempat pentas dan segala dekorasi yang mendukung pementasan disebut… a. Tata rias d. tata busana b. Tata panggung e. tata suara c. Tata cahaya 4. Peran yang selalu menentang peran utama dan mencoba menggagalkan segala usaha dari peran utama disebut dengan … a. Protagonis d. cameo b. Tritagonis e. figuran c. Antagonis 5. Gambar berikut ini berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab dari… a. penata rias b. penata busana c. penata panggung d. penata lampu e. penata dekorasi 6. Berikut ini yang bukan merupakan unsur seni pertunjukan adalah… a. Penonton d. pemain b. Penjaga pintu e. tata panggung c. Naskah 7. Teater menjadi sarana hiburan merupakan fungsi teater sebagai… a. Hiburan d. upacara adat b. Upacara e. tonggak sejarah c. Komunikasi 8. Agar dapat berimprovisasi dengan baik, setiap pemain harus menguasai… a. Prolog d. tata lampu b. Olah suara e. naskah c. Tata ruangan 9. Ekspresi dalam seni teater merupakan ekspresi dari… a. Penonton d. penata suara b. Pemain e. penata rias c. Sutradara 10. Dalam pementasan teater, tata rias pemain berfungsi untuk… a. Membantu menciptakan karakter tokoh b. Menutupi wajah pemain yang sesungguhnya c. Membuat wajah pemain menjadi lebih cantik/ganteng d. Menjaga citra dan nama baik pemain e. Membuat pemain lebih percaya diri II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar ? 1. Apa yang anda ketahui tentang pengertian seni teater ? 2. Unsur-unsur apa saja yang harus ada dalam seni teater ? 3. Apakah yang dimaksud dengan sutradara dalam seni teater ? 4. Apa yang di maksud dengan tokoh protagonis dalam teater ? dan sebutkan 2 saja contoh pemeran tokoh protagonis yang sudah terkenal ? 5. Apa saja teknik-teknik yang harus dikuasai dalam bermain seni teater ? 6. Konsentrasi merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai dalam bermain teater, dan apa pengertian konsentrasi dalam teater ? 7. Didalam sebuah teater tentu ada karakter dalam setiap pemain, dan apa yang di maksud dengan karakter itu sendiri ? 8. Apa saja konsep yang harus ada dalam seni teater ? 9. Mengapa dalam seni teater harus di adakan observasi ? jelaskan ! 10. Flat character biasanya ada pada karakter tokoh yang tidak terlalu penting atau karakter tokoh pembantu, tetapi diperlukan dalam sebuah lakon. Coba anda sebutkan siapa saja nama tokoh yang sering muncul sebagai tokoh pembantu ! III. Aspek Afektif bagi Siswa Tanggapilah pernyataan berikut ini untuk melatihmu berpikir secara kritis! Tentu kamu pernah melihat pertunjukan drama/teater secara langsung ataupun tidak langsung bukan? Apakah kalian setuju dengan pernyataan bahwa pertunjukan drama/teater nontradisional ceritanya mengambil dari cerita rakyat atau daerah di Indonesia? Misalnya saja cerita Bawang Merah dan Bawang Putih? Bagaimana pendapatmu menanggapi hal tersebut? Uraikan secara jelas! I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat dan benar ! 1. Berikut ini merupakan unsur-unsur seni rupa yang terkecil, yaitu… a. Bentuk d. garis b. Warna e. bidang c. Titik 2. Berikut yang termasuk unsur seni, kecuali… a. Tekstur d. tertiair b. Bidang e. warna c. Garis 3. Seni kerajinan tangan juga disebut… a. Seni lukis d. craf b. Fotografi e. seni design c. Seni grafik 4. Arti apresiasi seni adalah… a. Menghayati seni d. mencintai seni b. Keindahan karya seni e. menyenangkan c. Penilaian atau penghargaan 5. Berikut ini merupakan unsur-unsur yang selalu ada dalam seni rupa terapan, kecuali…. a. Keindahan d. bahan b. Tradisi e. teknik pembuatan c. Fungsi 6. Karya seni rupa terapan dirancang untuk tujuan… a. Keindahan d. mencari popularitas b. Mencari keuntungan e. bisnis c. Fungsional 7. Cabang seni yang dituangkan dalam bentuk garis, warna, tekstur, bidang, gelap-terang, dan titik adalah… a. Seni musik d. seni rupa b. Seni tari e. seni modern c. Seni teater 8. Perbedaan seni kriya dengan seni rupa terapan terletak pada… a. Motif yang digunakan d. bahan yang digunakan b. Seniman pembuatnya e. ada tidaknya fungsi praktis c. Teknik yang digunakan 9. Contoh hasil seni kriya yang dipakai sebagai benda hias antara lain… a. Meja d. lukisan b. Gerabah e. kursi c. Angklung 10. Cabang seni yang menggunakan suara atau bunyi sebagai medianya disebut…. a. Seni musik d. seni rupa b. Seni tari e. seni grafis c. Seni teater 11. Perbedaan jarak nada dalam sebuah tangga disebut…. a. Ritme d. interval b. Irama e. akor c. Melodi 12. Seseorang yang menyanyikan lagu dalam pementasan group band disebut sebagai… a. Vokalis d. komponis b. Sindhen e. arranger c. Backing vokal 13. Teknik menyanyi atau disebut teknik …. a. Gerak d. vokal b. Mimik e. konsonan c. Ekspresi 14. Berikut merupakan huruf vokal, kecuali …. a. A d. O b. I e. S c. U 15. Dibawah ini yang tidak termasuk peranan musik tradisional adalah…. a. Untuk kepentingan sosial, politik, dan hiburan b. Untuk sarana penyembuhan (terapi) c. Untuk musikal puisi d. Untuk pendidikan apresiasi e. Meredakan emosi 16. Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghasilkan karya musik, kecuali ….. a. Mengembangkan gagasan kreatif b. Menyajikan karya musik susunan sendiri c. Mengaransi musik atau lagu d. Memanfaatkan teknik permainan alat musik 17. Bentuk karya musik yang seutuhnya diciptakan oleh seorang pencipta musik atau komponis disebut … 18. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mementaskan karya musik, kecuali…. a. Menguasai lagu yang akan dinyanyikan atau ditampilkan b. Memilih lagu yang berdurasi lama c. Memeriksa alat-alat musik yang digunakan d. Tidak mengulang lagu e. Menguasai teknik menggunakan alat musik dan mikrofon 19. Musik yang digunakan untuk sarana menyembuhkan suatu penyakit. Berdasarkan pernyataan tersebut, musik memiliki fungsi… a. Ritual d. komunikasi b. Artistik e. terapi c. Hiburan 20. Musik yang lahir dari budaya setempat merupakan jenis…. a. Musik kota d. musik tradisional b. Musik kuno e. musik modern c. Musik budaya 21. Tari yang berkembang secara turun-temurun adalah tari …. a. Tradisional d. kreasi baru b. Modern e. terapi c. Klasik 22. Hal-hal dibawah ini yang merupakan fungsi seni tari, kecuali …. a. Untuk hiburan d. agar dipuja teman-teman b. Untuk media pendidikan e. untuk kepentingan adat-istiadat c. Untuk kepentingan kepercayaan 23. Aspek-aspek berikut terdapat dalam tari, kecuali… a. Gerak d. estetis b. Notasi e. ekspresi c. Ritmis 24. Berikut adalah unsur-unsur penting dalam pertunjukan tari, kecuali… a. Kostum d. tata rias penari b. Musik pengiring e. gedung pertunjukan c. Gerakan tari 25. Perbedaan inti antara tari tunggal dan tari berpasangan adalah…. a. Iringan musik tari berpasangan lebih kompleks b. Penari berpasangan harus terdiri dari laki-laki dan perempuan c. Kostum yang dikenakan seragam d. Gerakan kedua penari saling melengkapi e. Tempat untuk tari tunggal lebih sempat 26. Iringan musik pada tarian berfungsi untuk…. a. Membimbing hubungan atau irama gerak b. Mendukung ekspresi c. Mendukung gairah tari d. Menentukan penekanan gerakan tari e. Menunjukan karakter tari 27. Berikut merupakan tempat tertutup untuk mengadakan pementasan tari, kecuali…. a. Kelas d. gedung b. Aula e. hotel c. Lapangan 28. Tari yang dibawakan oleh dua orang penari adalah tari … a. Tunggal d. drama tari b. Kelompok e. berpasangan c. Massal 29. Seni yang dalam penyajiannya diungkapkan dalam berbagai materi seni, meliputi musik, gerak, dan rupa, adalah… a. Seni musik d. seni rupa b. Seni tari e. seni tradisi c. Seni teater 30. Unsur terpenting dalam pementasan teater adalah… a. Sutradara d. ticketing b. Pemain e. artistik c. Semua unsur penting 31. Berikut yang bukan termasuk unsur-unsur seni teater adalah… a. Tata busana d. naskah b. Pemain e. penonton c. Sutradara 32. Pihak yang bertanggung jawab terhadap pertunjukan teater adalah…. a. Sponsor d. sutradara b. Masyarakat e. aktor c. Kepolisian 33. Hal berikut yang tidak perlu dilatih dalam proses latihan teater adalah … a. Suara d. pemusatan pikiran b. Olah vokal e. penataan tari c. Penghayatan 34. Dalam berperan, seorang pemain harus dapat melakukan kerjasama yang baik menuju satu tujuan yang sama, yaitu… a. Keutuhan pertunjukan d. keutamaan pemain b. Kesatuan arti e. kesatuan perasaan c. Kesatuan makna 35. Seksi yang bertugas memasarkan tiket pertunjukan adalah……. a. Bendahara d. penata artistik b. Marketing e. penata pentas c. Penata musik II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar ! 1. Sebutkan prinsip-prinsip seni rupa ! 2. Sebutkan fungsi dari musik tradisional daerah setempat ! 3. Bagaimana langkah awal untuk belajar membuat tari tunggal kreasi daerah ? jelaskan ! 4. Karya seni rupa memiliki fungsi individual yaitu fisik dan psikis. Jelaskan tentang fungsi fisik ! 5. Alat musik ritmik (irama) terdiri dari alat perkusi irama dan alat perkusi melodi. Jelaskan perbedaan keduanya ! 6. Apakah yang harus dilakukan oleh seorang pemain teater, agar dapat berimprovisasi dengan baik ? jelaskan ! 7. Jelaskan keanekaragaman seni rupa seni bangu/arsitektur ! 8. Apakah yang dimaksud dengan mengansir lagu ? 9. Sebutkan dan jelaskan 3 jenis tarian tradisional di Indonesia ! 10. Sebutkan peranan alat musik tardisional ! III. Jawablah pertanyaan di bawah ini ! 1. Untuk mengadakan penilaian terhadap karya seni rupa terapan. Ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian. Jelaskan tentang aspek ide atau gagasan ! Jawab:…………………………………………………………………… 2. Salah satu media mengaransir lagu adalah kreativitas. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut ! Jawab:…………………..………………………………………………. 3. Masalah gerak pada dasarnya merupakan unsur utama dalam tari. Jelaskan tentang desain gerak dalam tari kreasi ! Jawab : …………………………………………………………………. 4. Bagaimana pola gerak dan pola lantai tari berpasangan ? Jawab : ………………………………………………………………….. 5. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan pertunjukan !

Jawab : ………………………………………………………………..

Nursantara, Yayat, 2007, Seni Budaya untuk SMA kelas X, Jakarta: Erlangga. Kartono, Ario, dkk. Berkreasi Seni, Bandung: Ganeca Exact. J. Waluya, Herman, 2002, Drama Tari dan Pengajarannya, Yogyakarta: PT. Handita Graha Widya. Ganda, Yahya, 1990, Pendidikan Seni Teater, Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan.

Sri Hermawati Dwi Arini dkk, 2008, Seni Budaya, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.