Buatlah kalimat menggunakan konjungsi yang menyatakan waktu dan pertentangan

Menulis. Foto: Freepik

Konjungsi merupakan kata atau ungkapan yang dapat menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat hingga menjadi sebuah paragraf dalam sebuah teks. Salah satu bentuk konjungsi yang sering digunakan adalah konjungsi pertentangan.

Dikutip dari buku Bahasa Indonesia Smp Kelas Vii terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia, konjungsi pertentangan menghubungkan dua bagian kalimat sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Contoh konjungsi pertentangan adalah tetapi, melainkan, padahal, dan sedangkan.

Menukil buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), cara penulisan konjungsi pertentangan yaitu dengan mendahului tanda koma dipakai sebelum kata-kata penghubung tersebut. Agar lebih memahami, simak contoh konjungsi pertentangan dalam kalimat-kalimat berikut ini.

Contoh Konjungsi Pertentangan dalam Kalimat

Menulis. Foto: Freepik

Agar lebih paham mengenai penggunaan dan penulisan konjungsi pertentangan, perhatikan contoh kalimat berikut yang diambil dari buku Explore Bahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Erwan Rachmat.

  • Ayah menyukai teh, tetapi tak jarang juga minum kopi.

  • Buku ini bukan milik kamu, melainkan milik Dina.

  • Dia mengaku padaku tidak mengerjakan tugas, padahal sudah selesai.

  • Kakak sedang belajar Biologi, sedangkan adiknya sedang bermain sepak bola.

  • Ibu membeli pisang, tetapi tidak membeli semangka.

  • Ayah menonton film hingga larut malam, padahal besok ada meeting di kantornya.

  • Air Sungai Ciliwung sudah mulai surut sejak kemarin malam. Akan tetapi, kita tetap harus waspada.

  • Andi sedang sakit demam berdarah dan sedang dirawat di rumah sakit. Namun, ia tetap mengikuti pelajaran secara daring.

  • Riza sudah pulang dari rumah sakit sejak kemarin pagi. Namun, hari ini masih belum masuk sekolah.

  • Pak Tarno pulang kampung selama dua minggu. Akan tetapi, istri dan anaknya tidak ikut.

Menulis. Foto: Freepik

Selain konjungsi pertentangan, ada pula beberapa macam konjungsi yang digunakan dalam Bahasa Indonesia. Berikut macam-macam konjungsi, seperti yang dihimpun dari buku Bahasa Indonesia Smp Kelas Vii terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia.

Konjungsi aditif ini fungsinya menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat. Contoh konjungsi aditif adalah dan, lagi, serta, dan lagipula.

Konjungsi disjungtif menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau; atau ..., atau ..; baik ..., maupun ...; baik dan entah ... entah.

Konjungsi temporal menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Konjungsi temporal yang menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.

Konjungsi pembenaran menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, dan menolak hal lain yang ditandai konjungsi tersebut. Contohnya adalah meskipun, walaupun, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.

Konjungsi pembatasan menjelaskan batas-batas mana suatu hal atau perbuatan dapat dikerjakan. Contohnya seperti kecuali, selain, dan asal.

Konjungsi sebab menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu contohnya sebab atau karena.

Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu yang lain. Contoh konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dari akibatnya.