Terjadinya pembekuan darah di daerah pembuluh darah disebut

Hemostasis adalah proses tubuh dalam menghentikan luka pada pembuluh darah supaya tidak berdarah. Salah satu faktor paling penting dalam hemostasis yaitu pembekuan darah yang baik. 

Pembekuan berlebihan dapat memicu serangan jantung dan stroke. Sebab, gumpalan darah dapat berjalan dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. 

Sebaliknya, pembekuan yang buruk juga dapat menyebabkan kehilangan darah yang parah, bahkan pada cedera kecil di pembuluh darah sekali pun.

Dijelaskan oleh dr. Reza Pahlevi, secara singkat ada dua tahap dalam proses pembekuan darah. Tahap pertama, trombosit yang ada di darah menggumpal, sehingga menyumbat pembuluh darah.

“Kemudian, tahap kedua terbentuk fibrin-fibrin dari adanya zat atau faktor koagulasi di dalam darah. Terbentuknya fibrin itu dapat memperkuat plak yang dibuat trombosit tadi, jadi itu proses pembekuan darah,” jelas dr. Reza. 

Lebih lengkapnya, berikut mekanisme pembekuan darah:

1. Cedera

Kondisi ini menjadi awal timbulnya proses koagulasi. Pembuluh darah yang rusak dapat berbentuk robekan berukuran kecil di dinding pembuluh darah, yang dapat menyebabkan perdarahan.

2. Pembuluh Darah Menyempit

Kemudian, fase kedua dalam mekanisme koagulasi adalah penyempitan pembuluh darah. Tubuh melakukan penyempitan pembuluh darah demi mengendalikan kehilangan darah. Mekanisme ini akan membatasi aliran darah ke daerah yang terluka.

3. Platelet Plug

Saat terjadi cedera, tubuh akan mengaktifkan trombosit. Di saat bersamaan, sinyal kimia akan dilepaskan oleh kantung kecil di trombosit untuk menarik sel lain ke area tersebut. 

Sinyal tersebut membuat sumbatan trombosit dengan membentuk gumpalan. Protein Von Willebrand Factor (VWF) akan membuat trombosit mudah menempel satu sama lain.

4. Penggumpalan Fibrin

Saat pembuluh darah terluka, faktor pembekuan darah aktif. Protein faktor koagulasi menstimulasi produksi fibrin, yang merupakan zat kuat dan seperti untai yang membentuk bekuan fibrin. 

Selama beberapa hari atau minggu, bekuan fibrin menguat dan lalu larut saat dinding pembuluh darah yang luka menutup dan sembuh.

Proses pembekuan darah sangat penting untuk membantu mencegah kehilangan darah saat cedera. Jika ada kelainan atau masalah dalam proses ini, maka kondisi fatal seperti hilangnya darah dalam jumlah banyak berisiko terjadi. 

Kini Anda sudah paham, kan, bagaimana pembekuan darah terjadi saat luka? Kalau luka yang dialami tak kunjung sembuh, chat dokter gratis di aplikasi KlikDokter.

(FR/JKT)

Referensi:

News Medical Life Science. Diakses 2022. Blood Clotting Process.

Britannica. Diakses 2022. Coagulation of blood.

Hemaware. Diakses 2022. The Blood Clotting Process: What Happens if You Have a Bleeding Disorder.

MSD Manual. Diakses 2022. How Blood Clots.

StatPearls. Diakses 2022. Physiology, Hemostasis.

Cleveland Clinic. Diakses 2022. Hemostasis.

Ditinjau oleh dr. Reza Pahlevi

Di saat yang bersamaan, faktor-faktor koagulasi atau pembekuan akan membentuk reaksi yang disebut dengan kaskade koagulasi.

Pada kaskade koagulasi, faktor pembekuan fibrinogen akan diubah menjadi benang-benang halus yang disebut dengan fibrin.

Benang-benang fibrin ini akan bergabung dengan trombosit untuk memperkuat sumbatan.

4. Proses pembekuan darah berhenti

Agar pembekuan darah tidak terjadi secara berlebihan, faktor-faktor koagulasi akan berhenti bekerja dan trombosit diambil kembali oleh darah.

Setelah luka berangsur-angsur membaik, benang fibrin yang sebelumnya terbentuk pun akan hancur sehingga tidak ada lagi sumbatan pada luka.

Masalah yang bisa terjadi pada proses pembekuan darah

Terjadinya pembekuan darah di daerah pembuluh darah disebut

Meski menjadi respons pertama saat terjadi luka, tak selamanya proses pembekuan darah berjalan mulus.

Beberapa orang yang memiliki gangguan pembekuan darah tentu akan memengaruhi proses ini dan kondisi kesehatannya, seperti berikut.

Pembekuan darah terganggu

Dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang terlahir dengan mutasi genetik sehingga tubuhnya kekurangan faktor pembekuan darah tertentu.

Ketika jumlah faktor pembekuan darah tidak mencukupi, proses pembekuan darah pun terganggu.

Akibatnya, perdarahan dapat berlangsung lebih lama dan sulit dihentikan, misalnya saja orang dengan hemofilia.

Pada kasus yang lebih parah, perdarahan dapat terjadi meski orang tersebut tidak terluka atau mengalami cedera apa pun.

Bahkan, perdarahan juga dapat terjadi di organ dalam tubuh, atau perdarahan internal. Kondisi ini dapat mengancam nyawa.

Hiperkoagulasi

Hiperkoagulasi adalah kondisi yang berlawanan dengan gangguan pembekuan darah, di mana proses pembekuan darah terjadi secara berlebihan meski tidak ada luka apa pun.

Kondisi ini juga sama bahayanya karena gumpalan darah bisa menyumbat pembuluh arteri dan vena.

Apabila pembuluh darah tersumbat, tubuh tidak dapat mengalirkan darah yang mengandung oksigen dengan maksimal.

Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi mematikan, seperti:

Selama kehamilan, gumpalan darah dapat terbentuk pada pembuluh darah pelvis atau kaki.

Hal ini menyebabkan komplikasi kehamilan serius seperti persalinan prematur, keguguran, dan kematian ibu. Itu sebabnya, hiperkoagulasi adalah kondisi yang tak boleh disepelekan.

Salah satu tes yang dilakukan untuk memeriksa adanya gangguan darah adalah tes konsentrasi faktor pembekuan darah.

Tes ini berguna untuk mengetahui jenis faktor pembeku darah apa yang berkurang dari dalam tubuh.

Tergantung pada gangguan perdarahan yang Anda alami, dokter akan memberikan rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Untuk perdarahan yang sulit berhenti, obat yang umum diberikan adalah konsentrat pengganti faktor pembekuan darah yang berkurang di dalam tubuh.

Sementara itu, gangguan penggumpalan darah biasanya dapat diatasi dengan obat pengencer darah.

Dengan melakukan pengobatan dini pada gangguan koagulasi darah, hal ini sangat membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi.

Jakarta -

Ketika kita terluka, maka darah akan keluar dan mengalami proses pembekuan darah secara otomatis. Bagaimana proses pembekuan darah itu sendiri? Unsur dalam darah yang memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah adalah keping darah.

Keping darah disebut juga sebagai sel darah pembeku atau trombosit. Keping darah memiliki sifat mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah atau terkena benda yang kasar.

Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah jika tubuh kita mengalami luka, misalnya terluka karena jatuh hingga berdarah. Mengutip buku Biologi 2: Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan SMP Kelas VIII oleh Kadaryanto dkk (2007), proses pembekuan darah pada manusia adalah:

  • Pada saat terluka, permukaan yang terkena luka akan menjadi kasar. Proses pembekuan darah diawali dengan keping darah yang menyentuh permukaan luka, kemudian keping darah tersebut akan pecah.
  • Ketika pecah, keping darah tersebut akan mengeluarkan enzim trombokinase atau tromboplastin.
  • Kemudian enzim trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K. Protrombin merupakan zat yang larut dan dihasilkan oleh hati.
  • Selanjutnya, trombin akan mengubah fibrinogen yang larut dalam plasma darah menjadi fibrin yang berupa benang-benang halus.
  • Fibrin tersebut nantinya menjerat sel-sel darah merah kemudian membentuk gumpalan sel-sel darah merah dan membentuk gumpalan, alhasil darah akan membeku.

Proses pembekuan darah ini sangat ditentukan oleh nutrisi yang dibutuhkan seperti kalsium atau vitamin K. Jika seseorang kekurangan vitamin K, proses ini akan menjadi lebih sulit. Padahal, pembekuan darah yang sukar dapat membahayakan nyawa seseorang.

Biasanya, pembekuan darah sukar terjadi pada penderita hemofilia. Hemofilia sendiri merupakan salah satu penyakit keturunan yang dapat menyebabkan kematian.

Faktor Pembekuan Darah

Selain bergantung pada trombisit, ternyata terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi cepatnya proses pembekuan darah. Mengutip dari buku Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Hematosis yang dikeluarkan oleh Kemenkes (2018), berikut beberapa faktor pembekuan darah di dalam tubuh manusia:

· Faktor I (Fibrinogen)

· Faktor II (Prothrombin)

· Faktor III (Thromboplastin, Tissue Thromboplastin)

· Faktor IV (Ion Calcium)

· Faktor V (Proakselerin, Labil Factor)

· Faktor VI (unknown)

· Faktor VII (Prokonvertin, Stabil Factor)

· Faktor VIII (Faktor Antihemophilia, Anti Hemophilic Globulin)

· Faktor IX (Komponen Tromboplastik Plasma, Chrismas Factor)

· Faktor X (faktor stuart-prower)

· Faktor XI (Plasma Thromboplastin Antecedantfaktor antihemofilia C)

· Faktor XII (Faktor Hageman, Contack faktor)

· Faktor XII (Faktor Hageman, Contack faktor)

· Faktor XIII (Faktor Stabilisasi Fibrin, Fibrinase)

Cara Menghentikan Pendarahan

Selain melalui proses alami, pembekuan darah ketika seseorang terluka bisa dilakukan melalui cara-cara berikut ini:

· Hal pertama yang perlu diperhatikan ketika berusaha menghentikan luka adalah kondisi tangan kita bersih. Hal tersebut berupaya untuk mencegah infeksi yang bisa terjadi di area luka.

· Melakukan penekanan pada area luka menggunakan kasa, tisu atau kain bersih namun tidak boleh terlalu keras.

· Untuk memperlambat pendarahan, maka angkatlah area luka ke atas.

· Membersihkan luka menjadi cara untuk menghilangkan kotoran yang dapat menimbulkan infeksi. Luka dapat dibersihkan menggunakan bahan/cairan antiseptik.

· Langkah terakhir dalam menghentikan pendarahan adalah menutup lukanya menggunakan kain kasa atau perban.

Simak Video "Cuci Darah Bukan Terapi yang Tepat untuk Gagal Ginjal Akut"


[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)