Pada 20 mei 1619 kota Jayakarta dibumihanguskan oleh J.P Coen

Pada 20 mei 1619 kota Jayakarta dibumihanguskan oleh J.P Coen
ilustrasi VOC. painterest.com

Merdeka.com - Pendirian kota Batavia di sebelah barat pesisir pantai utara Jawa, tidak lepas dari peran seorang tokoh yang bernama Jean Pieterzoon Coen. Meskipun sebelumnya Jayakarta (nama sebelum Batavia), dikuasai dan dibangun oleh Pangeran Fatahillah, namun situasi dan kondisi dalam bidang sosial dan ekonomi Jayakarta tidak seperti pada masa pengelolaan J.P. Coen.

Setelah Jayakarta dikuasai oleh VOC, melalui kebijakan ekspedisi militer yang dirancang oleh JP. Coen, keadaan kota Jayakarta perlahan demi perlahan semakin meningkat dalam bidang sosial maupun ekonomi.

Peningkatan dalam bidang sosial ekonomi dilatarbelakangi oleh kebijakan Coen yang cukup berani saat itu salah satunya adalah meningkatkan aktivitas perdagangan di pelabuhan Sunda Kelapa. Peristiwa pergantian nama dari Jayakarta ke Batavia berlangsung pada 30 Mei 1619. Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai sejarah 30 Mei 1619, peristiwa penaklukan Jayakarta dan berdirinya Batavia, yang kini menjadi Jakarta telah dirangkum dari Liputan6.com dan journal.lppmunindra.ac.id:

2 dari 3 halaman

Pada masa Kesultanan Demak Sultan Trenggono, beliau mengutus Fatahilah atau nama lainnya adalah Falatehan untuk merebut pelabuhan Sunda Kalapa. Sebelum benteng Portugis didirikan, Fatahillah dan kaum muslimin sudah dapat merebut pelabuhan Sunda Kalapa. Sunda Kalapa berganti nama menjadi Jayakarta atau kota kemenangan. peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 juni 1527. Sehingga hingga sekarang peringatan lahirnya kota Jakarta tetap diperingati pada tanggal 22 Juni 1527.

Fatahillah sendiri tidak memimpin Jayakarta secara langsung tetapi diserahkan ke Tubagus Angke. Kemudian, dari Tubagus Angke pemerintahan atas kabupatian Jayakarta atau Jakrata diserakan kepada puteranya bernama Pangeran Jayakarta Wijayakrama.

Pada waktu orang-orang Belanda datang, Jayakarta atau Jakarta masuk dalam wilayah Kerajaan Banten. Jayakarta sudah sejak lama diincar oleh VOC. Karena letaknya yang strategis di Selat Sunda dan tidak begitu jauh dari Selat Malaka. VOC memang sudah memiliki kantor dagang di Banten tetapi kedudukan Kesultanan Banten pada saat itu masih sangat kuat makanya VOC menjatuhkan pilihan di Jayakarta atau Jakarta karena letaknya yang dekat dengan muara Sungai Ciliwung.

VOC berkeinginan untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta atau Jakarta, tetapi izin ini ditolak. Akan tetapi diam-diam Jan Pieterszoon Coen yang merupakan Gubernur Jenderal wilayah kongsi Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang berhasil menaklukan Jayakarta dengan membuat gudang yang kokoh dan dan kuat yang dapat dijadikan loji atau benteng. Penaklukan Jayakarta yang terjadi pada 30 Mei 1619 membuatnya berganti nama menjadi Batavia.

3 dari 3 halaman

Setelah VOC berhasil menaklukkan Jayakarta, kota ini oleh Belanda dihancurkan dan namanya diganti menjadi Batavia. Di atas reruntuhan kota tersebut dibangunlah sebuah kota dengan pola dan tata letaknya meniru kota di negeri Belanda. Rancangan kota tersebut membentuk sebuah fortalezza berbentuk kotak di mana bagian depan dari benteng digali parit.

Di bagian belakangnya terdapat berbagai bangunan dan gudang yang juga dikelilingi oleh parit, pagar besi dan tiang-tiang yang kokoh. Benteng ini pada mulanya akan difungsikan sebagai kastil dan pusat perdagangan yang di masa kemudian akan merangkap sebagai pusat pemerintahan merangkap sebagai tempat para pegawai kompeni. Pembangunan ini merupakan cikal bakal dari berdirinya kota dengan lambang sebilah pedang dan perisai yang dikenal dengan nama Batavia.

Batavia adalah nama yang diberikan oleh orang Belanda pada koloni dagang yang sekarang tumbuh menjadi Jakarta yang merupakan ibu kota dari Indonesia. Batavia didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan Banten. Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal sebagai Sunda Kelapa yang merupakan salah satu titik perdagangan di Kerajaan Sunda.

[nof]

Setelah berhasil menguasai Batavia, J.P. Coen memindahkan kantor pusat dagang VOC dari Ambon ke Batavia. Sejak saat itu Batavia menjadi markas besar perdagangan VOC. Hal itu merupakan langkah paling penting yang ditempuh oleh bangsa Belanda, mengingat dari Batavia, VOC mampu membangun pusat militer dan administrasi. Batavia menjadi tempat yang relatif aman bagi pergudangan dan pertukaran barang. Selain itu, letak Batavia juga memudahkan VOC mencapai jalur-jalur perdagangan daerah timur Nusantara dan Asia. Pada Desember 1650, VOC tercatat mempunyai 74 kapal dagang di seluruh wilayah Asia. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah armada para pesaingnya, Inggris, Portugis dan Spanyol. Kapal-kapal dagang VOC dipersenjatai relatif lebih lengkap daripada kapal milik bangsa lain. Oleh karena itu kapal-kapal Belanda lebih memungkinkan untuk melakukan berbagai manuver dengan lebih hebat.

Dengan demikian, jawaban yang tepat A

Pada 20 mei 1619 kota Jayakarta dibumihanguskan oleh J.P Coen

JP coen memindahkan kantor kompeni ke jakarta yg pd waktu itu masih bernama jayakarta dan diubah olehnya menjadi Batavia(batavieren)

Pada 20 mei 1619 kota Jayakarta dibumihanguskan oleh J.P Coen

Jawabanya adalah
D.batavia atau batavieren

KOMPAS.com - Hari ini 403 tahun lalu, tepatnya 30 Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen menaklukkan Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Tanggal ini juga diperingati sebagai hari jadi Kota Batavia.

Dilansir Kompas.com, 1 Juli 2021, Jan Pieterszoon Coen adalah seorang saudagar Belanda.

Dia gubernur jenderal ke-4 dari Hindia Belanda yang mendirikan rantai dagang di Kepulauan Indonesia, menggusur Portugis dan mencegah Inggris mendekat.

Coen mampu mendirikan pemerintahan Belanda di Indonesia yang bertahan selama 4 abad.

Sebelum menyandang nama Jakarta, ibu kota Indonesia pernah mengalami beberapa kali pergantian nama.

Jauh sebelum Belanda datang, wilayah Jakarta dinamai Jayakarta oleh Pangeran Fatahillah.

Selain itu ada pula nama Sunda Kelapa, Jayakarta, hingga Batavia pada masa penjajahan Belanda.

Dilansir Kompas.com, 20 Agustus 2021, perubahan nama menjadi Batavia dimulai dari 1618 ketika Sultan Banten yang dibantu oleh tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta.

Baca juga: Sejarah Katedral, Gereja Katolik Pertama di Batavia

VOC pun terpaksa menyingkir ke Maluku dan Jayakarta sepenuhnya dikendalikan oleh Kesultanan Banten yang juga berhasil mengusir Inggris.

Kemudian pada 1619, Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan oleh Jan Pieterszoon Coen (JP Coen).

JP Coen disebut sebagai Gubernur Jenderal VOC yang meletakkan dasar imperialisme di Indonesia.

Tak lama setelah menjabat, dia membawa 18 kapal perang untuk mengepung Jayakarta. Akhirnya Jayakarta dapat direbut dan dibumihanguskan oleh VOC pada 30 Mei 1619.

Di atas puing-puing Kota Jayakarta itulah dibangun kota baru bergaya Belanda sebagai kantor pusat baru VOC.

JP Coen awalnya ingin menamakan kota pusat pemerintahannya dengan nama Nieuwe Hollandia.

Baca juga: Kerap Macet, Ini Sejarah Kawasan Puncak Bogor, Bermula dari Wabah di Batavia

Akan tetapi, dewan pimpinan VOC memutuskan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia untuk mengenang Suku Batavier, nenek moyang bangsa Belanda.

Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan di Indonesia, JP Coen sempat menyerahkan jabatannya kepada Pieter de Carpentier dan kembali ke Belanda pada 1623.

Akan tetapi, ia diminta kembali ke Batavia dan diangkat sebagai Gubernur Jenderal VOC untuk kedua kalinya pada 1627.

Pada masa jabatan yang kedua inilah, JP Coen kembali menunjukkan kemampuannya dengan menggagalkan serangan Sultan Agung dari Mataram yang berusaha merebut Batavia.

Cara-cara seperti monopoli, intervensi, dan politik adu domba yang dilakukan pada awal pemerintahan JP Coen kemudian menjadi kebiasaan VOC dalam melestarikan penjajahannya di Indonesia.

(Sumber: Kompas.com/Widya Lestari Ningsih, Shintaloka Pradita Sicca | Editor: Nibras Nada Nailufar, Shintaloka Pradita Sicca)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.