Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Bagikan

1. Posisi aktiva yang memiliki cukup kas atau harta yang mudah dicairkan menjadi kas untuk memenuhi keperluan pengeluaran; 2. posisi aktiva yang dengan cepat dapat diubah menjadi kas tanpa kerugian yang berarti (liquid).

Otoritas Jasa Keuangan

/li·ku·id/ a cair; dalam bentuk cair

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Secara singkat, likuid bisa diartikan sebagai aset yang bisa diubah menjadi uang tunai tanpa mengurangi nilainya secara drastis. Misalnya saja uang tunai, dianggap sebagai aset cair karena mudah diakses dan tidak akan mengalami penurunan nilai saat digunakan. Aset ini, memiliki peran yang penting untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek (kurang dari 1 tahun).

Aset ini sangat berguna apabila terjadi kebutuhan darurat (PHK, sakit, atau kecelakaan), karena bisa digunakan secara langsung.

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Kenapa kas merupakan aset yang paling likuid dalam perusahaan

Investasi dianggap aset likuid karena dapat segera dilikuidasi. Misalnya, saham, obligasi, dana pasar uang dan reksadana dianggap aset likuid. Aset jenis ini dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat jika terjadi keadaan darurat keuangan. Umumnya, investasi keuangan dianggap aset cair karena bisa dengan mudah dijual, meskipun juga tergantung pada jenis investasinya. Contoh aset likuid yang bisa dimiliki individu antara lain:

  1. Uang Tunai (Kas)
  2. Aset Pasar Uang
  3. Efek Ekuitas
  4. Efek hutang yang dapat dijual
  5. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
  6. Reksadana
  7. Exchange-traded funds (EFTs)
  8. Piutang
  9. Inventaris
  10. Logam Mulia/Emas

Aset non-likuid adalah aset yang sulit untuk dicairkan (dilikuidasi) dengan cepat. Misalnya saja investasi properti (seperti rumah, tanah, ruko, apartemen, dll), karena bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menerima uang dari penjualan tersebut apalagi jika harga / nilainya cukup tinggi, pasti membutuhkan pembeli yang benar-benar mampu membelinya. Tidak seperti aset likuid, aset non-likuid apabila dicairkan menjadi uang tunai bisa saja mengalami perubahan nilai yang cukup signifikan dibandingkan nilai aslinya. 

Aset Likuid dalam keuangan individu harusnya tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Batasan ideal ini lah yang harus selalu dijaga.

Oleh: Nuraeni, M.AB

Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Kas merupakan aktiva yang tidak menghasilkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan, oleh sebab itu perlu dilakukan pengelolaan (manajemen) kas yang efektif dan efisien sehingga pemanfaatan kas dapat optimal.

Kas yang digunakan dalam bentuk modal kerja memiliki sifat kontinyu (pembelian BB, gaji pegawai, dll) dan tidak kontinyu (angsuran hutang, deviden, pajak, dsb). Kebutuhan kas untuk pembayaran merupakan aliran kas keluar/cash outflow (pembelanjaan aktif) Aliran kas masuk /cash inflow (pembelanjaan pasif) merupakan aliran sumber dari mana kas diperoleh. Untuk itu perlu adanya perimbangan antara kas masuk dan kas keluar, dengan menentukan besarnya kas minimal yang ada di perusahaan.

Untuk Transaksi : kebutuhan kas untuk transaksi diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan. Untuk Berjaga-jaga : dimaksudkan untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit diprediksi. Untuk Spekulasi : dimaksudkan agar perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan apabila ada barang yang dapat dibeli dengan harga yang lebih murah.

Jika jumlah kas yang tersedia di perusahaan besar, maka akan tinggi tingkat likuiditasnya, namun pemanfaatan kas kurang efisien karena kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan. Perusahaan harus berusaha agar rentabilitasnya tinggi, namun tidak mengganggu tingkat likuiditasnya. Menurut HG. Guthmann besarnya kas yang aman dan baik adalah berkisar antara 5% - 10% dari aktiva lancar yang ada. Kas yg kurang dari 5% akan menyulitkan operasi perusahaan.

Perusahaan harus memiliki persediaan kas minimal yang harus ada yang sering disebut dengan SAFETY CASH. Persediaan kas minimal bertujuan untuk menjaga agar kelangsungan operasi perusahaan tetap terjamin dan dapat memenuhi kewajiban finansial perusahaan apabila sewaktu-waktu harus dibayar. Jumlah kas minimal tiap perusahaan berbeda-beda tergantung besar kecilnya perusahaan dan kemampuan perusahaan, serta prediksi aliran kas masuk dan keluar beserta penyimpangannya.

Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan Adanya hubungan financial yang baik dengan bank-bank Penganggaran kas

1. Dapat memanfaatkan potongan harga dalam pembelian barang. Syarat perdagangan seperti 2 / 10 net 30. Perhitungan biaya karena tidak memanfaatkan potongan : % potongan 360/365* Biaya = --------- ------------------------------------------- (100-% potongan)(hari jatuh tempo periode potongan) Biaya = 2 / 98 x 360 / 20 = 0,37 (37%) 2. Dalam analisa kredit curent rasio dan acid test rasio merupakan tolok ukur yang pokok, Perusahaan akan lebih dipercaya oleh bank atau lembaga kredit lainnya. 3. Untuk mengambil peluang bisnis sewaktu-waktu. Untuk menanggulangi keadaan darurat, seperti pemogokan, kebakaran, kekeringan atau serangan dari pesaing melalui program kampanye pemasaran.

Saldo kas minimum yang perlu dimiliki oleh perusahaan untuk melindungi perusahaan dari resiko kesalahan-kesalahan saldo kas. Savety level of cash balance sebaiknya ditetapkan untuk periode normal dan periode puncak. Periode puncak adalah periode dimana kebutuhan akan kas memuncak. Rumus : Savety level of Cash Balance: Jumlah hari yang diinginkan X Rata-rata harian pengeluaran kas

Contoh 1: Perusahan Gatotkaca menetapkan bahwa safety level of cash harus cukup untuk menutup pengeluaran selama 7 hari. Pengeluaran kas rata-rata sehari berjumlah Rp. 600.000,00. Jadi, Safety level of cash Balance = 7 x Rp. 600.000,00 = Rp. 4.200.000,00 Contoh 2: Contoh 2: Selama 3 hari puncak dalam bulan Agustus pengeluaran kas perusahaan Gatotkaca berturut-turut Rp. 750.000,00, Rp. 800.000,00, Rp. 850.000,00. Rata-rata pengeluaran kas = Rp. 800.000,00 Bilamana jumlah hari yang diinginkan pada periode puncak adalah 5 hari. Maka safety level of cash Balance pada periode puncak perusahaan Gatotkaca adalah 5 x Rp. 800.000,00 = Rp. 4.000.000,00.

Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas optimal terdiri dari dua item: Biaya Simpan Biaya Transaksi Biaya Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi TC = (C/2) i + (T/C) b C = [(2 x b x T) : i] 1/2 Keterangan: C i T b = saldo kas optimal yang akan kita cari = tingkat bunga = total kebutuhan kas dalam satu periode = biaya order kas

Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol) Misalkan: Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan Rp. 20 juta. Perusahaan memperoleh kas dengan menjual surat berharga. Biaya transaksi perolehan kas adalah Rp. 10 ribu, sedangkan tingkat bunga adalah 18% per tahun, atau 1,5% per bulan. Saldo kas dapat dihitung sebagai berikut: C = [(2 x 10.000 x 20.000.000)/0,015)] 1/2 = Rp. 5.163.978 Saldo kas yang optimal adalah Rp. 5.163.978.

Dalam periode satu bulan, perusahaan melakukan order pengisian kas sebanyak 20juta/5,163 juta = 3,9 kali atau sekitar empat kali. TC = (5.163.978/2) x 0,015 + (20.000.000/5.163.978) x 10.000 TC = 38.730 + 38.730 = 77.460

Perusahaan perlu menetapkan batas atas (h) dan batas bawah (z) saldo kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas perusahaan perlu merubah sejumlah tertentu kas, agar saldo kas kembali ke jumlah yang diinginkan. Sebaliknya apabila saldo kas menurun, perusahaan perlu menjual sekuritas. H Z O w a k t u Batas atas dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h dan batas bawah oleh titik 0. Perbaikan model Boumol 1966

Nilai z bisa hitung dengan formula: z = (3 b σ 2 / 4 i ) 1/3 h = 3 z C = 4 z / 3 Keterangan: z = batas bawah yang akan dicari h = batas atas b = biaya transaksi (tetap) pembelian/penjualan surat berharga σ 2 = varians aliran kas bersih harian i = tingkat bunga harian pada surat berharga C = rata-rata saldo kas

Misalkan penyimpangan aliran kas bersih harian adalah Rp. 2.000, tingkat bunga adalah 10%per tahun, biaya transaksi pembelian surat berharga adalah Rp. 100.000. Berapa batas bawah dan atas? Tingkat bunga harian, dengan mengasumsikan satu tahun ada 365 hari. i = 0,1 / 365 = 0,000274 Varians aliran kas bersih harian: σ 2 = (2.000) 2 = Rp. 4.000.000

Batas bawah (z) dan batas atas (h) dihitung sebagai berikut: z = [3 x 100.000 x 4.000.000 / (4 x 0,000274)] 1/3 = Rp. 103.068 h = Rp. 103.0 68 x 3 = Rp. 309.204 Rata-rata saldo kas adalah C = (4 x Rp. 103.068)/3 = Rp. 137.424

Misalkan kita menetapkan batas minimal adalah Rp. 100.000, sehingga saldo kas tidak akan pernah menyentuh nilai 0. Nilai z, h dan C adalah: z = Rp. 103.068 + Rp. 100.000 = Rp. 203.068 h = Rp. 309.204 + Rp. 100.000) = Rp. 409.204 C = ((4 x Rp. 203.068) (Rp. 100.000)) / 3 = Rp. 237.424 Formula: z = (3 b σ 2 / 4 i ) 1/3 + L

Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu. Penyusunan anggaran kas penting bagi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Jika terjadi defisit kas, perusahaan dapat menentukan sumber dana yang akan digunakan. Jika terjadi surplus dana, perusahaan dapat merencanakan penggunaan kelebihan dana.

Kemungkinan posisi kas sebagai hasil operasi perusahaan Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan. Besarnya dana beserta saat kapan dana dibutuhkan untuk menutup defisit kas. Saat- saat kapan kredit dibayar kembali.

Estimasi penerimaan kas yang berasal dari penjulan tunai, pengumpulan piutang, penerimaan bunga, deviden, penjualan aktiva dan penerimaan lain. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk pembelian bahan mentah, pembayaran utang, pembayaran upah, dan lain sebagainya.

Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber lain yang diperlukan untuk menutup defisit kas akibat operasi perusahaan. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial.

PT. AFL, akan menyusun anggaran kas untuk enam bulan pertama tahun 2012. Data-data estimasi yang telah dikumpulkan sebagai berikut : Estimasi penerimaan : 1. Penerimaan dari penjualan tunai setiap bulan : Januari 240,000.000 April 400.000.000 Februari 250.000.000 Mei 400.000.000 Maret 310.000.000. Juni 450.000.000 2. Penerimaan dari pengumpulan piutang setiap bulan Januari 230,000.000 April 350.000.000 Februari 250.000.000 Mei 330.000.000 Maret 320.000.000. Juni 335.000.000 3. Penerimaan lain : Januari 120,000.000 April 90.000.000 Februari 130.000.000 Mei 70.000.000 Maret 110.000.000. Juni 65.000.000

1. Pembelian bahan mentah Januari 240.000.000 April 225.000.000 Februari 260.500.000 Mei 300.000.000 Maret 250.000.000 Juni 300.00.000 2. Pembelian bahan penolong Januari 120.000.000 April 125.000.000 Februari. 120.000.000 Mei 125.000.000 Maret 100.000.000 Juni 150.000.000 3. Pembayaran gaji dan upah Januari 100.000.000 April 150.000.000 Februari 150.000.000 Mei 125.000.000 Maret 100.000.000 Juni 115.000.000

4.Biaya administrasi dan umum Januari 160.000.000 April 200.000.000 Februari 170000.000 Mei 200.000.000 Maret 200.000.000 Juni 210.000.000 5. Pembayaran pajak perusahaan pada bulan maret sebesar 50.000.000. 6. Saldo kas minimal dipertahankan tetap 10.000.000 7. Saldo kas awal tahun 2012 diperkirakan sebesar 15.000.000 8. Pinjaman dari bankyang diterima awal bulan dan pembayaran bunga pada akhir bulan. Pembayaran pokok pinjaman diawal bulan.bunga 2% perbulan [ dibulatkan puluhan ribu keatas]

Penerimaan uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Penjualan Tunai 240.000 250.000 310.000 400.000 400.000 450.000 Penerim.piutang 230.000 250.000 320.000 350.000 330.000 335.000 Penerim. Lainnya 120.000 130.000 110.000 90.000 70.000 65.000 Juml. Penerimaan 590.000 630.000 740.000 840.000 800.000 850.000 Pengeluaran Pembl.bhn menta 240.000 260.000 250.000 225.000 300.000 300.000 Pembl bhn penlg 120.000 120.000 100.000 125.000 125.000 150.000 Pemb Gaji&upah 100.000 150.000 100.000 150.000 125.000 115.000 Biaya adm&umu 160.000 170.000 200.000 200.000 200.000 210.000 Pemb. pajak - - 50.000 - - - Juml Pengeluarn 620.000 700.000 700.000 700.000 750.000 755.000 Surplus/Defisit [30.000] [70.000] 40.000 140.000 50.000 95..000

Pinjaman yang akan diajukan kebank sebesar [ X ] X = Defisit + Saldo kas minimal Saldo kas awal + Bunga X = 30.000.000 + 10.000.000 15.000.000 + 0,02 X 0,98 X = 25.000.000 X = 25.510.204,082 = 25.520.000 Pembayaran bunga = 0,02 x 25.520.000 = 510.400 = 520.000 Cari pinjaman bulan feb dan pembayaran bunga?

Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Saldo kas awal 15.000 10.000 10.000 48.050 146.900 139.430 Kredit Bank 25.520 71.950 - - - - Pembayaran Pinjaman - - - [40.000] [57.470] - Kas tersediah 40.520 81.950 10.000 8.050 89.430 139.430 Surplus/Defisit [30.000] [70.000] 40.000 140.000 50.000 95.000 Pembayaran bunga [520] [1.950] [1.950] [1.150] - - Saldo kas akhir 10.000 10.000 48.050 146.900 139.430 234.430 Hutang Kumulatif 25.520 97.470 97.470 57.470 - -

URAIAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Saldo kas awal 15.000 10.000 Jmh Penerimaan 590.000 Penerimaan kredit 25.520 total kas 630.520 Jmh Pengeluaran 620.000 Pembyr. Hutang - Pembyr bunga 520 Total pengeluaran 620.520 Saldo kas akhir 10.000