Berapa lama efek demam setelah vaksin

Berapa lama efek demam setelah vaksin

indonesiabaik.id - Usai vaksinasi COVID-19, efek samping dengan reaksi yang berbeda-beda biasanya akan timbul di setiap orang.

Vaksin Memicu Kekebalan Tubuh

Vaksinasi pada dasarnya memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin virus corona. Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respons imun. Jangan panik, reaksi semacam ini biasanya terjadi beberapa jam setelah vaksin disuntikkan.

Mudah Diatasi

Reaksi efek samping vaksin, khususnya vaksin COVID-19 akan segera hilang dalam waktu singkat dan tidak berbahaya, bahkan akan hilang sendirinya tanpa pengobatan. Reaksi ringan lokal berupa nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan pun bisa dengan mudah diatasi.

Kompres air dingin jika nyeri, bengkak, dan kemerahan di area suntikan. Dan jika demam, maka bisa mengatasinya dengan mengompres atau mandir air hangat, beristirahat cukup serta minum air putih yang cukup. Yang terakhir, laporkan semua reaksi/keluhan yang dialami kepada petugas kesehatan.

Efek Samping Ringan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyatakan bahwa vaksin COVID-19 tidak menimbulkan efek samping serius. Dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes No. HK. 02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona virus Disease 2019 (COVID-19), dijelaskan bahwa secara umum, vaksin COVID-19 tidak menimbulkan reaksi pada tubuh, atau apabila terjadi, hanya menimbulkan reaksi ringan.

Kemenkes selalu mengimbau kepada masyarakat bahwa kebermanfaatan vaksin jauh lebih besar dibanding risikonya. Vaksin COVID-19 yang kini dipakai dalam program vaksinasi nasional pun juga terjamin aman, punya reaksi lokal dan efek sistemik rendah dan imonugenitasnya tinggi yang didasarkan pada hasil uji oleh Badan POM.

Hampir semua jenis vaksin berisiko menimbulkan efek samping, termasuk vaksin Sinovac. Efek samping vaksin Sinovac bisa berupa demam serta rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan di area suntik. Meski demikian, efek samping ini umumnya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.

Sama seperti vaksin COVID-19 lainnya, efek samping vaksin Sinovac yang kerap muncul biasanya bersifat ringan. Munculnya efek samping ini merupakan tanda bahwa tubuh sedang membentuk kekebalan terhadap virus Corona.

Berapa lama efek demam setelah vaksin

Meski demikian, sebagian orang ada yang tidak mengalami efek samping sama sekali setelah menerima vaksin COVID-19, termasuk vaksin Sinovac. Hal ini bukan berarti vaksin tidak bekerja dengan efektif, tetapi karena respons sistem kekebalan tubuh setiap orang berbeda-beda terhadap vaksin yang diterima.

Berbagai Efek Samping Vaksin Sinovac

Efek samping vaksin Sinovac bisa berbeda-beda pada tiap orang. Namun, ada beberapa efek samping vaksin Sinovac yang cukup sering terjadi, yaitu:

1. Nyeri atau bengkak di area suntik

Nyeri di lokasi penyuntikan merupakan efek samping yang cukup sering terjadi. Rasa nyeri ini terkadang disertai bengkak dan kemerahan di sekitar area suntik atau disebut juga dengan istilah reaksi lokal.

Nyeri tersebut terjadi karena penyuntikan vaksin dilakukan di jaringan otot lengan. Meski demikian, efek samping ini tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu 2–3 hari.

2. Nyeri otot dan sendi

Sebagian orang yang menerima vaksin Sinovac juga bisa mengalami nyeri otot dan sendi. Saat mendapatkan vaksin, tubuh akan merangsang sel-sel imunitas untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara mengeluarkan antibodi.

Kondisi inilah yang diduga dapat menimbulkan nyeri otot, nyeri sendi, dan lemas. Namun, efek samping ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari saja.

3. Demam

Demam setelah pemberian vaksin Sinovac bisa muncul dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari setelah mendapatkan vaksin. Efek samping vaksin ini muncul karena reaksi imunitas tubuh untuk membentuk kekebalan terhadap virus Corona.

Kondisi ini juga tidak berbahaya karena dapat menghilang dalam waktu beberapa hari saja. Meski demikian, demam terkadang juga bisa muncul akibat reaksi dari kejadian ikutan pasca imunisasi(KIPI).

4. Mual dan muntah

Tidak hanya nyeri otot, beberapa orang yang menerima vaksin Sinovac juga bisa mengalami mual dan muntah. Munculnya gejala ini terkadang juga disertai dengan rasa lelah dan tidak enak badan atau bahkan kurang nafsu makan.

Meski demikian, efek samping ini biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan akan menghilang sendiri.

5. Pusing dan sakit kepala

Gejala pusing dan sakit kepala juga merupakan salah satu efek samping yang cukup sering terjadi setelah pemberian vaksin Sinovac. Beberapa laporan dari WHO dan berbagai negara, termasuk Indonesia, menyebutkan bahwa hampir 40–50% orang yang mendapatkan vaksin Sinovac akan merasakan efek samping tersebut.

Efek Samping Vaksin Sinovac yang Berbahaya

Selain beberapa efek samping di atas, vaksin Sinovac juga terkadang bisa menyebabkan efek samping yang lebih berat, yaitu anafilaksis atau reaksi alergi berat.

Gejala kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam di seluruh tubuh, bibir dan mata bengkak, sesak napas, mual dan muntah, lemas dan pucat, serta penurunan kesadaran.

Reaksi anafilaksis merupakan kondisi yang berbahaya dan perlu segera ditangani dokter. Meski demikian, risiko terjadinya efek samping yang berat ini sangat kecil dan kasus anafilaksis setelah pemberian vaksin Sinovac juga sangat jarang terjadi.

Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan Indonesia, belum ada laporan efek samping berat atau kematian akibat vaksin Sinovac di Indonesia. Secara global, alergi berat setelah vaksinasi hanya sebesar 1 kasus per 1 juta pelaksanaan vaksinasi.

Meski begitu, Anda tetap diminta menunggu selama 15–30 menit setelah menerima vaksin Sinovac untuk memantau ada tidaknya keluhan alergi berat. Apabila gejala alergi berat timbul setelah vaksinasi, segera lapor ke petugas kesehatan di tempat Anda menjalani vaksinasi.

Cara Mengatasi Efek Samping Vaksin Sinovac

Walau beberapa efek samping vaksin Sinovac tergolong ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya, akan tetapi gejala yang muncul kerap mengganggu aktivitas.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk meringankan efek samping vaksin Sinovac:

  • Memberikan kompres dingin di lokasi penyuntikan vaksin atau di lengan yang sakit selama 15 menit
  • Memakai air hangat ketika mandi untuk meredakan demam
  • Mengonsumsi makanan dengan teratur serta minum banyak air putih
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol, sesuai anjuran dokter
  • Beristirahat yang cukup dengan memenuhi waktu tidur ideal, setidaknya selama 7–9 jam setiap malam

Apa pun jenis vaksinnya, menjalani vaksinasi merupakan solusi yang dianggap paling tepat untuk memutus rantai penularan COVID-19. Oleh karena itu, jika Anda belum memperoleh vaksin COVID-19, segera daftarkan diri ke puskesmas atau tempat penyelenggara vaksinasi terdekat.

Tidak hanya untuk orang dewasa, vaksin Sinovac juga sudah bisa diberikan kepada anak berusia 6–17 tahun di Indonesia. Vaksin Sinovac untuk anak diberikan sebanyak 2 dosis dan jedanya 1 bulan.

Di samping itu, jika saat ini Anda memiliki kondisi atau penyakit komorbid tertentu, seperti penyakit autoimun, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, kanker, HIV/AIDS, atau diabetes, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter lebih dulu untuk memastikan keamanan vaksinasi terhadap kondisi tubuh.

Apabila Anda masih memiliki pertanyaan terkait vaksinasi atau mungkin merasakan efek samping vaksin Sinovac yang tidak kunjung reda dan semakin berat meski sudah melakukan cara di atas, segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.

Berapa lama efek demam setelah vaksin
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa 25 Januari 2022. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kebut program vaksinasi booster atau dosis ketiga di wilayah Jabodetabek setelah mendeteksi adanya lonjakan kasus Omicron di Indonesia. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Demam merupakan salah satu efek samping atau reaksi yang bisa terjadi setelah seseorang mendapat suntikan vaksin Covid-19. Mengapa hal itu terjadi?

Melansir dari Verywell Health, Sabtu, 11 Desember 2021, efek samping vaksin Covid-19 mulai terjadi dalam beberapa jam hingga 12 jam setelah vaksin Covid-19. Orang-orang biasa melaporkan efek samping sistemik, termasuk demam.

Namun, ini bukan berarti hal yang buruk. "Yang baik itu kalau ada reaksi terhadap vaksinasinya," kata Ketua Tim Pengembangan Vaksin Merah Putih Universitas Indonesia, Budiman, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 21 Juli 2021.

Selain demam, reaksi lain adalah pegal, nyeri di bagian suntikan, mengantuk, lemas, hingga pingsan. Adanya reaksi itu berarti tubuh Anda sedang bekerja keras untuk membangun antibodi dan sel yang diperlukan untuk melawan virus.

Anda tak perlu khawatir karena reaksi itu tidak akan memakan waktu lama. Demam akan berhenti dalam waktu 24-48 jam setelah suntikan Anda. Meski begitu, Anda mungkin masih merasakan sedikit kelelahan atau nyeri lengan setelah itu.

Melansir dari laman UNICEF, Kamis, 1 Juli 2021, Anda bisa mengompres kening dengan air hangat. Selain itu, mandilah dengan air hangat, perbanyak minum air putih, dan istirahat. Jika dibutuhkan, minumlah obat sesuai anjuran petugas kesehatan.

Lalu, bagaimana jika tubuh Anda tidak demam atau mengalami reaksi lainnya setelah vaksinasi? Budiman mengatakan ini karena dua kemungkinan, yaitu karena suhu saat penyimpanan dan transportasi vaksin tidak dijaga dengan benar sehingga vaksin mengalami kerusakan.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 pada Anak: Kejadian Ikutan, Gejala, dan Penanganan