Show
Jakarta, CNN Indonesia -- HIV/AIDS masuk dalam jajaran penyakit paling 'ditakutkan' di dunia. Pasalnya, penyakit akibat infeksi virus HIV ini merusak sistem kekebalan tubuh. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome sendiri merupakan stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap tersebut, kekebalan tubuh sudah hilang sepenuhnya, sehingga sama sekali tak bisa melawan infeksi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa kematian akibat HIV/AIDS telah menurun secara global sejak 2010 hingga 2018. Pada 2018, tercatat sekitar 770 ribu kematian terjadi akibat HIV/AIDS. Namun beberapa daerah seperti Eropa Timur dan Timur Tengah justru mengalami peningkatan. Di Indonesia sendiri, menurut Data Kementerian Kesehatan RI, jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa dan paling banyak ditemukan di usia 25-49 tahun dan 20-24 tahun. Walau jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus meningkat setiap tahun, namun jumlah penderita AIDS relatif stabil. Ini berarti, banyak orang dengan HIV yang diketahui statusnya namun masih dalam fase terinfeksi HIV positif dan belum masuk dalam stadium AIDS. Hal ini disebabkan karena sudah adanya obat ARV atau antiretroviral yang mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah. Mirip seperti obat hipertensi dan kolesterol, obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup. Walau ARV dijamin tersedia oleh pemerintah dan dapat diperoleh secara gratis, HIV/AIDS tetap menjadi penyakit mematikan. Tak hanya bagi ODHA, namun bagi pasangan dan anak-anaknya kelak, sebab HIV menular melalui cairan kelamin, darah, dan ASI. Berikut beberapa cara yang direkomendasikan Kemenkes RI untuk pencegahan penyakit mematikan HIV/AIDS. 1. Hindari perilaku berisiko, seperti hubungan seksual berisiko atau menggunakan narkoba jarum suntik. [Gambas:Video CNN] (ayk/ayk) KOMPAS.com - HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan dengan menghancurkan jenis sel darah putih yang membantu tubuh melawan infeksi. Virus ini dapat meningkatkan risiko infeksi serius dan penyakit kronis tertentu. Sementara itu, sebagaimana dilansir dari Medline Plus, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) adalah tahap akhir dari infeksi HIV. AIDS terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah akibat serangan virus. Seseorang bisa tertular atau menularkan HIV hanya melalui aktivitas tertentu, seperti seks atau penggunaan narkoba suntikan. Baca juga: Survei: 38 Persen Orang Melewatkan Skrining HIV karena Takut Hasil Positif Mengutip HIVinfo, HIV hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh tertentu dari orang yang mengidap HIV. Cairan tubuh yang dimaksud adalah:
Penularan HIV hanya mungkin terjadi jika cairan-cairan tersebut bersentuhan dengan selaput lendir (di dalam rektum, vagina, lubang penis, dan mulut), jaringan yang rusak, atau langsung disuntikkan ke dalam aliran darah (dari jarum suntik). HIV juga dapat menular dari seorang ibu dengan HIV ke anaknya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Seseorang tidak dapat tertular HIV dari kontak biasa dengan pengidap HIV, seperti jabat tangan atau pelukan. Baca juga: NIH Luncurkan Uji Klinis Tiga Vaksin HIV mRNA, Apa Saja Vaksinnya? HIV juga tidak menular melaui kontak dengan benda-benda, seperti dudukan toilet, gagang pintu, atau piring yang digunakan oleh pengidap HIV. Cara menghindari HIV/AIDSAda beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS. Dilansir dari Healthline, berikut adalah 5 cara mencegah HIV/AIDS: 1. Gunakan kondom saat berhubungan seksKondom merupakan penghalang untuk mencegah penularan HIV dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Kondom lateks biasanya digunakan sebagai penghalang antara pasangan seksual untuk menghindari berbagi cairan tubuh. Baca juga: Pasien HIV di Amerika Serikat Diklaim Sembuh Setelah Jalani Transplantasi Sel Punca Perlu diketahui bahwa bertukar cairan dapat terjadi kapan saja selama hubungan seksual, tidak hanya ketika seseorang ejakulasi. 2. Pilih pasangan seksual dengan bijakDalam beberapa kasus, peluang untuk tertular atau menularkan HIV dapat meningkat dengan jumlah pasangan seksual yang dimiliki. Setiap pasangan memiliki riwayat seksual yang mungkin melibatkan pasangan lain. Dengan demikian, pasangan tersebut bisa saja menularkan HIV atau IMS lainnya ke pasangan seksual saat ini. Hubungan monogami mungkin merupakan upaya yang aman bagi orang yang aktif secara seksual. Ini berarti seseorang dan pasangannya hanya akan berhubungan seks dengan satu sama lain. Baca juga: 5 Fakta tentang HIV/AIDS 3. Lakukan tes HIV dan IMS lain secara teraturTes HIV dan IMS secara teratur perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan diri serta untuk mengurangi penularan kondisi ini kepada orang lain. Sebaiknya, lakukan tes bersama dengan pasangan agar dapat memastikan bahwa tidak ada risiko penularan HIV dan IMS satu sama lain saat memulai hubungan seksual. 4. Hindari penyalahgunaan obat-obatan dan alkoholHindari situasi yang dapat menyalahgunakan obat-obatan atau alkohol yang mungkin memberikan peluang lebih tinggi untuk membuat pilihan yang buruk tentang hubungan seksual. 5. Konsultasi dengan dokter untuk obat pencegah HIV/AIDSBicaralah dengan penyedia layanan kesehatan terkait konsumsi profilaksis pra-pajanan (PrPP). PrPP adalah pilihan pencegahan HIV untuk orang yang tidak memiliki HIV tetapi berisiko terkena HIV. Baca juga: Varian HIV Baru Ditemukan di Eropa, Seperti Apa? PrPP melibatkan penggunaan obat HIV tertentu setiap hari untuk mengurangi risiko tertular HIV melalui hubungan seks atau penggunaan narkoba suntikan. PrPP mungkin dibutuhkan bagi orang yang berpasangan dengan seseorang yang memiliki HIV atau aktif secara seksual tetapi tidak dalam hubungan monogami. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bagaimana cara penularan penyakit AIDS dan jelaskan cara pencegahannya brainly?Penularan HIV/AIDS dapat melalui : Seks bebas, berganti-ganti pasangan Transfusi darah dari penderita HIV/AIDS Jarum suntik, jarum tindik, jarum pembuat tato yang berganti dan tercemar virus HIV Pada bayi, melalui plasenta yang ibunya penderita HIV/AIDS Pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan cara : Menghindari seks ...
Bagaimana cara menghindari penularan penyakit AIDS yang dapat dilakukan oleh remaja?Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, untuk mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS. Di antaranya: tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah, mencari info tentang HIV/AIDS, mendiskusikan tentang HIV/AIDS, tidak menggunakan narkotika dan obat terlarang (khususnya suntikan), aktif dalam kegiatan yang positif, ...
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit AIDS di lingkungan sekolah?Masukkan pendidikan pencegahan HIV ke dalam kurikulum sekolah. ... . Meyakinkan mereka yang terinfeksi HIV dan yang terkena dampak HIV dan AIDS tetap bersekolah. ... . Dukungan medis dan moral bagi mereka dengan HIV. ... . Mengurangi stigma dan diskriminasi.. |