Cara agar badan bayi kencang tidak lembek

Mengatur jadwal makan yang tepat sangat penting dilakukan agar bayi gemuk padat berisi. Terutama untuk bayi yang sudah memasuki usia 6 bulan. Waktu tepat bagi Bunda untuk mulai mengenalkan MPASI untuk si kecil.

Jangan sampai Bunda terlambat untuk mengenalkan si kecil dengan MPASI. Ketika si kecil sudah bisa menegakkan kepala, sudah bisa duduk dengan bantuan atau terkadang sudah memasukkan benda-benda ke mulutnya, ini tandanya si kecil sudah siap menerima makanan pertamanya selain ASI.

Bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI serta makanan pendamping berpotensi tumbuh menjasi anak yang hebat. Ingat, anak hebat tidak hanya pintar dari sisi intelegensinya saja (IQ), tapi juga pintar dasi sisi emosionalnya (EQ) juga.

Pastinya Bunda ingin si kecil tumbuh menjadi anak hebat, kan? Maka dari itu, penuhi semua kebutuhan nutrisinya sejak dini secara terjadwal. Selain itu, pastinya Bunda ingin si kecil memiliki tubuh yang sehat, gemuk, dan padat berisi.

Kendati sudah mulai mengonsumsi makanan tambahan, ASI sebaiknya terus Bunda berikan sampai si kecil berusia 2 tahun. Sebab MPASI ini hanyalah sebagai makanan pendamping atau untuk melengkapi kebutuhan gizi dan nutrisi harian si kecil setelah pencernaannya siap mengolah makanan.  

Namun bagaimana jika si kecil susah sekali saat diberikan MPASI? Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan, tapi dari semua cara tersebut, cara paling mudah yang bisa Bunda pilih adalah dengan memberinya susu untuk anak yang susah makan.

Terlebih lagi selain bisa merangsang si kecil untuk mau mengonsumsi MPASI, susu untuk bayi yang susah makan ini juga bisa membuat bayi semakin sehat, gemuk, dan padat berisi.

Selalu Penuhi Kebutuhan Gizi Bayi Usia 6 Bulan

Ternyata masih banyak para ibu yang bingung bagaimana merencanakan menu sehat untuk si kecil setelah siap diberikan MPASI. Padahal jika tidak direncanakan ataupun dijadwal dengan baik, bisa-bisa akan membuat si kecil semakin rewel lantaran lapar. Selain itu, Bunda nantinya akan kesulitan membentuk rutinitas pola makan si kecil.

Oleh sebab itu, supaya Bunda lebih mudah menyiapkan MPASI untuk si kecil setiap harinya, simak dulu jadwal pemberian MPASI untuk bayi usia 6 bulan berikut ini:

  1. 1
  2. 2


Cara agar badan bayi kencang tidak lembek

Lihat Healthy Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

ilustrasi bayi dengan tubuh sangat lembek akibat kondisi hipotonia Foto: Shutterstock

Seberapa sering Anda mengamati perkembangan bayi tercinta sejak lahir? Ini penting lho, Moms. Tujuannya antara lain agar selalu waspada dan bisa segera bertindak atau membawanya ke dokter bila ada yang tidak beres.

Misalnya pada bulan pertama kehidupan bayi. Perhatikanlah, biasanya bayi mencoba untuk menggerakan tubuhnya secara aktif, seperti mengangkat kepalanya secara perlahan-lahan. Lalu pada usia 2 bulan, kontrol kepala mereka pun mulai meningkat dan bayi menengok hingga sudut 45 derajat.

Namun dalam beberapa kasus, ada bayi yang masih kesulitan mengangkat kepalanya pada usia 2 bulan karena tubuhnya lemas dan lembek! Kondisi ini biasanya disebut dengan hipotonia atau biasa disebut dengan sindrom floppy baby.

Bayi yang mengalami hipotonia ini biasanya memiliki otot yang longgar dan sangat elastis sehingga ia pun terlihat lemas, lunglai, dan lembek. Dengan kondisi ini, bayi tidak boleh sembarangan diangkat. Salah-salah, ia bisa cedera!

Apalagi yang perlu diketahui tentang kondisi hiponotia pada bayi dan bagaimana cara penangangannya? Yuk, simak penjelasannya seperti yang dilansir Web MD:

bayi baru lahir tidur lelap Foto: Shutterstock

Bayi yang mengidap sindrom ini biasanya memiliki kontrol kepala yang buruk. Ketika bayi tidak bisa mengendalikan otot lehernya, kepalanya pun akan jatuh ke depan, ke belakang, atau ke samping. Bayi pun akan terlihat sangat lemas ketika Anda mengangkatnya.

Selain itu, lengan dan kakinya menggantung lurus. Jika biasanya bayi tidur dengan tangan dan kaki tertekuk, ada sedikit lengkungan di siku, pinggul, dan lutut. Tetapi bayi yang mengalami gejala hipotonia tidak. Jika dibiarkann, kondisi ini akan menyebabkan masalah mengisap dan menelan. Sendi mereka pun mungkin terlihat sangat fleksibel seolah-olah bersendi ganda.

bayi tidur Foto: Shutterstock

Sebenarnya tak diketahui mengapa bayi bisa mengidap 'Floppy Baby'. Namun penyebab umum lainnya antara lain, kerusakan otak karena kekurangan oksigen tepat sebelum atau sesudah melahirkan, pembentukan otak yang tak sempurna dalam rahim, gangguan saraf, cedera tulang belakang, hingga cerebral palsy.

Tapi Moms, hipotonia ini tidak selalu pertanda buruk. Ketika bayi dilahirkan dalam keadaan prematur, mereka mungkin memiliki otot yang tidak kuat sebab tubuh si kecil tidak punya banyak waktu berkembang dengan baik dalam kandungan. Seiring berjalannya waktu, otot mereka pun akan kuat sendirinya jika dirawat dengan benar.

Karena banyak hal yang bisa menyebabkan hipotonia, perlu beberapa waktu untuk mencari tahu apa yang terjadi di balik kondisi bayi. Awalnya dokter akan memeriksa riwayat medis keluarga serta melakukan serangkaian tes fisik seperti keterampilan motorik, sensorik, keseimbangan, koordinasi, status mental, dan refleks si kecil.

Bila itu tak cukup, dokter biasanya akan menyarankan bayi mengikuti tes CT scan, tes darah, Electromyography (EMG) untuk mengukur seberapa baik saraf dan otot bekerja, Electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik di dalam otak, pengecekan tulang belakang, biospi otot, dan tes genetik.

bayi disisir rambutnya Foto: Shutterstock

Setelah dokter mengetahui penyebabnya, ia akan mengobati kondisi si kecil. Misalnya meresepkan obat untuk mengobati infeksi yang menjadi penyebab masalah ototnya. Tapi Moms, jika hipotonia yang diidap bayi Anda merupakan masalah genetik, maka si kecil akan memiliki kondisi itu seumur hidupnya.

Namun jangan cepat menyerah, Moms. Masih ada cara untuk memperkuat otot-ototnya dengan melakukan serangkaian terapi, yakni:

  1. Program stimulasi sensorik

Pelatihan ini akan membantu bayi dan anak merespons penglihatan, suara, sentuhan, bau, dan rasa.

Ini akan membantu anak Anda mendapat keterampilan motorik halus untuk gerakan-gerakan dasar.

Sama halnya seperti terapi okupasi, terapi ini bisa membantu anak mendapat lebih banyak kendali atas gerakannya. Ini juga bisa meningkatkan kekuatan dan tonus otot seiring berjalannya waktu.

Terapi ini dilakukan untuk membantu si kecil mengatasi masalah pernapasan, bicara, dan menelannya.

Walaupun ada bayi yang mengidap hipotonia kongenital jinak, dan tak memerlukan banyak terapi, tapi Anda masih harus waspada untuk memeriksakannya ke dokter. Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

Apa yang membuat bayi lembek badan nya?

Badan bayi yang terasa lembek adalah hal yang wajar, karena komponen lemak tubuh bayi yang semakin bertambah melalui asupan ASI, jadi anda tidak perlu khawatir dan tidak ada kaitannya dengan aktivitas seksual anda dan suami. Berat badan ideal dan bayi yang aktif adalah salah satu penanda bayi yang sehat.

Apa agar bayi cepat gemuk?

Tips agar Bayi Cepat Gemuk dalam 1 Minggu.
Rajin memberikan ASI pada bayi. ... .
Melakukan pijat bayi. ... .
Memberikan makanan yang bergizi dan memiliki nutrisi pada bayi. ... .
Memerhatikan nutrisi ibu. ... .
Memerhatikan waktu tidur bayi. ... .
6. Menenangkan bayi dengan segera ketika bayi menangis. ... .
7. Menjaga kebersihan kulit bayi..

Kapan badan bayi mulai berisi?

Ketika menginjak usia 1 bulan, kenaikan berat badan bayi sekitar 800 gram dari saat kelahirannya. Sedangkan pada usia 2 bulan, pertambahannya minimal 900 gram dari berat badan sebelumnya. Pada usia 3 bulan, berat badan si kecil minimal harus bertambah 800 gram.

Apa penyebab bayi tidak naik berat badannya?

Selain karena faktor nutrisi, berat badan bayi sulit naik juga dapat disebabkan oleh penyakit, seperti mual dan muntah, diare berlebih, dan berbagai kondisi yang membuat bayi tidak mau menyusu. Seperti refluks asam lambung, infeksi pada mulut dan tenggorokan, dan sebagainya.