Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara

Home Nasional Nasional Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Selasa, 09 Mar 2021 12:08 WIB

Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara

Berikut 5 kerajaan Hindu di Indonesia yang memiliki pengaruh besar pada masa kejayaannya. (Ilustrasi Foto: iStockphoto/benito_anu)

Jakarta, CNN Indonesia --

Hindu merupakan salah satu agama yang berkembang pesat di Nusantara pada masa lampau. Masuknya agama Hindu tidak lepas dari peran pedagang India yang berlabuh di Nusantara.

Selain itu, perkembangan pesat agama Hindu diikuti dengan berdirinya banyak kerajaan bercorak Hindu saat itu.

Kerajaan Hindu di Nusantara diprediksi dimulai sekitar 130 Masehi. Selain Kutai dan Singasari ada beberapa kerajaan Hindu lain yang juga berkembang pesat.

Berikut 5 kerajaan Hindu di Indonesia yang memiliki pengaruh besar pada masa kejayaannya.

1. Kutai Martapura (400 M)

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai diprediksi muncul sekitar abad ke-5 masehi. Bukti otentik berdirinya Kerajaan

Kutai adalah ditemukannya tujuh buah prasasti Yupa.

Yupa merupakan tugu prasasti yang ditulis dengan bahasa sansekerta oleh para kaum Brahmana untuk mengingat kedermawanan Raja Mulawarman.

Kerajaan Kutai Martapura terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur tepatnya di hulu sungai Mahakam. Penamaan Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa yaitu di daerah Kutai.

Prasasti Yupa mencatat puncak kejayaan Kerajaan Kutai berada pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.

Pada masa itu, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai juga hidup sejahtera dan makmur.

2. Kerajaan Tarumanegara (358 - 699 Masehi)

Dalam catatan sejarah, Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia dan terbesar di Nusantara pada masa jayanya.

Catatan pada prasasti sejarah peninggalan Tarumanegara di Kebon Kopi dan Ciaruteun menyebut kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad 4 atau 5 Masehi.

Kerajaan yang didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman memiliki daerah kekuasaan mulai dari Banten, Jakarta, hingga Cirebon.

Masa keemasan kerajaan Tarumanegara berada saat pemerintahan Purnawarman.

Prasasti kerajaan Tarumanegara tersebar di Bogor (Muara Cianten, Jambu, Kebon Kopi, Ciaruteun, Pasir Awi), Jakarta (Tugu), dan Banten (Cidanghiang).

3. Kerajaan Kediri (1042-1222)

Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara
Kerajaan Hindu di Indonesia: Kerajaan Kediri. (Foto: ANTARA FOTO/Rudi Mulya/Rei/pd/14)

Kerajaan Kediri dikenal juga dengan nama Kerajaan Panjalu atau kerajaan Jawa Timur. Kerajaan ini berpusat di kota Daha (sekarang Kediri). Kata Daha sendiri merupakan singkatan dari Dahanapura yang berarti Kota Api.

Saksi sejarah berdirinya Kerajaan kediri terlihat dari sebuah prasasti Pamwatan yang dibuat oleh Airlangga, untuk membagi daerah kekuasaan kepada kedua putranya, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan.

Masa Jaya Kerajaan Kediri pudar usai perseteruan Kertajaya dengan kaum Brahmana yang kemudian meminta perlindungan Ken Arok. Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya dan membuat kerajaan Kediri menjadi bagian dari Kerajaan Singasari.

4. Kerajaan Singasari (1222-1292)

Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara
Kerajaan Hindu di Indonesia: Candi Jawi dibuat pada masa Kerajaan Singosari (Foto: ANTARA FOTO/Adhitya Hendra)

Kerajaan Singasari salah satu kerajaan dalam peradaban Hindu Budha di Indonesia. Kerajaan bercorak agama Hindu ini berada di sekitar Kota Malang, Jawa Timur.

Tokoh ternama dari kerajaan ini adalah Ken Arok, Ken Dedes, Kertanegara, Wisnuwardhana, dan Kertanegara. Masa jaya pemerintahan Singasari berada di bawah pimpinan Kertanegara dengan operasi militer 'Ekspedisi Pamalayu'.

Singasari mengalami kehancuran akibat dua hal yaitu tekanan luar negeri dan pemberontakan dalam negeri yang dilakukan Jayakatwang.

Kerajaan Singasari mempunyai peninggalan yang cukup tersohor yaitu Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca. Selain itu terdapat Prasasti Godang di Mojokerto yang ditemukan di sebuah sawah.

5. Kerajaan Majapahit (1293-1527)

Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara
Kerajaan Hindu di Indonesia: Candi Ceto yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit. (Foto: iStockphoto/5bf5911a_905)

Kerajaan Majapahit lahir saat hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja pertama. Raden Wijaya bertakhta pada 1293 hingga 1309 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Kerajaan Hindu di Indonesia ini merupakan salah satu yang terbesar dan berhasil menyatukan Nusantara dengan Jawa Timur sebagai pusat pemerintahannya.

Puncak kejayaan Majapahit dalam menyatukan Nusantara terjadi semasa pemerintahan Hayam Wuruk dengan gelar Sri Rajasanagara yang berkuasa sejak tahun 1350 hingga 1389.

Kepimpinan Hayam Wuruk begitu kuat karena mendapat dukungan dari Mahapatih Gajah Mada. Catatan Kitab Negarakertagama, kekuasaan Majapahit mencakup Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia Timur.

Peninggalan Kerajaan Majapahit berupa Kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca), Kitab Arjunawiwaha (Mpu Kanwa), Kitab Sutasoma (Mpu Tantular). Dan Candi Panataran, Sumberjati, Sawentar, Jabung, Surawarna.

(imb/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

KOMPAS.com - Masuknya ajaran Hindu-Buddha di Nusantara mengalami perkembangan pesat di masyarakat.

Masyarakat Nusantara yang pada awalnya sekitar abad ke-3 menganut kepercayaan anismisme dan dinasmis, kemudian belajar dan masuk agama Hindu-Buddha.

Penyebaran dan perkembangan ajaran Hindu-Buddha juga tidak lepas berdirinya kerajaan- kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha diberbagai wilayah di Nusantara.

Adanya kerajaan-kerajaan tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat diberbagai bidang.

Dalam buku Sejarah Politik dan Kekuasaan (2019) Tappil Rambe dan kawan-kawan, keterlibatan Indonesia dengan dunia luar telah dimulai sejak abad pertama masehi.

Mereka telah mengadakan komunikasi, hubungan dagang, dan pernikahan dengan orang India.

Pernikahan menyebabkan orang-orang India menetap di wilayah Nusantara dan mulainya terjadi perubahan.

Baca juga: Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

Kerajaan Hindu-Buddha

Berikut kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak Hindu-Buddha:

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai yang berada di daerah Kutai Kalimantan Timur merupakan kerajaan Hindu tertua di Nusantara.

Pengaruh datangnya kebudayaan India terutama kebudayaan Hindu menyebabkan Kutai yang semula merupakan kelompok masyarakat berbentuk suku berubah sistem pemerintahannya.

Kepala pemerintahannya yang semula seorang kepala suku berubah menjadi raja. Kerajaan Kutai yang letaknya di sekitar aliran Sungai Mahakam diperkiraan berdiri pada abad ke-5 masehi.

Letaknya yang berada di jalur perdagangan India (barat) dan China (timur) banyak pengaruh dari luar yang masuk.

Bukti adanya Kerajaan Kutai pernah berdiri dengan ditemukannya 7 buah prasasti Yupa yang diperkirakan berasal sekitar tahun 400 masehi atau abad ke-5.

Yupa adalah tugu batu peringatan dan tempat menambatkan hewan dalam upacara-upacara agama Hindu.

Tulisan pada Yupa dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India. Dalam prasasti-prasasti yang ditemukan tertera nama Sang Maharaja Kundungga.

Nama tersebut diperkirakan nama asli Indonesia. Raja Kundungga merupakan pertama Kerajaan Kutai.

Baca juga: Kerajaan Kutai: Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara 

Namun penggantinya seperti Aswawarman, Mulawarman menunjukkan nama India dan upacara-upacara yang diadakan merupakan upacara Hindu.

Ini membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang memeluk agama Hindu.

Kerajaan Sriwjaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha terbesar di Sumatera.

Menurut para ahli pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang dan diperkirakan berdiri pada abad ke-7.

Bukti tentang berdirinya Kerajaan Sriwijaya dengan ditemukannya prasasti. Dalam prasasti tersebut menceritakan tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya seperti Prasasti Kedukan bukit, Talang Tuo, Karang Berahi, Telaga Batu.

Selain prasti dengan berita dari China. Di mana pendeta I-Tsing pada 671 masehi menyatakan pernah singgah di Sriwijaya dan belajar bahasa Sansekerta.

Kemudian pada pendeta China dianjurkan belajar agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya. Raja-raja Sriwijaya selalu tampil sebagai pelindung agama Buddha dan penganut yang taat.

Hal ini dapat dilihat dari perkembangan agama Buddha yang sampai ke luar negeri.

Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara

Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara
Lihat Foto

Eddy Purwanto/NurPhoto via Getty Images

Candi Muaro Jambi yang menjadi candi perpaduan Hindu-Buddha se-Asia Tenggara juga merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan Tarumanegara yang terletak di Sunda, Jawa Barat diperkirakan berdir pada abad ke-5.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), keberadaan Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari prasasti yang ditemukan menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta serta sumber berita Cina.

Baca juga: Menjejaki Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang

Prasasti yang merupakan peninggalan Taruamanegara seperti Prasasti Ciaruteun, Jambu, Kebon Kopi, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu, dan Cidangiang.

Raja Purnawarman merupakan raja terkenal yang memerintah Tarumanegara selama 22 tahun. Ia dianggap penjelmaan Dewa Wisnu.

Masyarakat Tarumanegara selain bercocok tanam sebagian juga hidup dari perdagangan, antara lain gading gajah, cula badak, dan kulit penyu.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah bagian Selatan. Di mana pusatnya berada di lembah Sungai Progo yang meliputi dataran tinggi Magelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta.

Kerajaan Mataram Kuno berdiri sekitar abad ke-8. Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya yang dikenal sebagai raja yang besar, gagah berani dan bijaksana.

Kerajaan Mataram Kuno pernah diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Sailendra. Hal itu bisa ditemui dari prasasti Canggal 732 masehi dan prasasti Balitung.

Raja-raja yang berkuasa dari Dinasti Sanjaya adalah Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Pikatan. Raja Sanjaya menganut agama Hindu.

Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan agama Hindu-Budha berkembang damai di Mataram. Peninggalan dari Dinasti ini, seperti candi di komplek Dieng dan Gedung Songo.

Raja-raja Dinasti Sailendra beragama Buddha yang pernah memerintah antara lain Samaratungga, Pramudhawardhani.

Pada Pemerintahan Samaratungga dibangun candi Borobudur pada abad ke 9, Mendut, dan Pawon.

Baca juga: Di Tempat Ini Awal Mula Berdirinya Kerajaan Mataram 

Samaratungga mempunyai dua putra, Pramudhawardhani dan Balaputradewa. Pramudhawardhani menikah dengan keturunan keluarga dinasti Sanjaya yaitu Rakai Pikatan.

Terjadi perebutan kekuasaan antara Rakai Pikatan dan Balaputradewa. Pada pertikaian tersebut ini dimenangkan oleh Rakai Pikatan, dan Balaputradewa lari ke Sumatra dan menjadi raja kerajaan Sriwijaya.

Pada abad ke 10 pusat pemerintahan Mataram di Jawa Tengah berakhir dan muncul pemerintahan Mataram di Jawa Timur dengan rajanya yang pertama Mpu Sendok di abad ke 10.

Raja lainnya yang berkuasa dan terkenal adalah Dharmawangsa Teguh abad ke-10 dan Raja Airlangga abad ke-11.

Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan Hindu yang letaknya di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri berdiri sekitar abad ke-12 ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno.

Raja Kediri yang terkenal adalah Jayabaya, dan raja terakhirnya Kertajaya. Pada masa kejayaanya hadir pujangga keraton yang menciptakan kakawin antara lain Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dengan gubahannya Bharatayudha, Hariwangsa, Gatotkacaswara.

Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari merupakan kerajaan bercorak Hindi yang berdiri pada 1222 oleh Ken Arok.

Ken Arok mendapat gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Kan Arok juga merupakan pendiri Dinasti Rajasa atau Girindra.

Baca juga: Situs di Tol Pandaan-Malang Merupakan Bangunan Suci Kerajaan Singosari

Sebelum menjadi raja, Ken Arok memangku jabatan Akuwu (semacam bupati) Tumapel setelah menyingkirkan Tunggal Ametung.

Ken Arok hanya memerintahkan lima tahun, pada 1227 Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok).

Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Kertanegara (1268-1292).

Kertanegara memperluas wilayah kekuasanya dengan menaklukan kerajaan-kerajaan di luar Jawa, seperti mengirim ekspedisi Pamalayu ke kerajaan Melayu pada 1275. Sebagai kerajaan yang luas, Kerajaan Singasari mendapat ancaman dari dalam dan luar.

Dari luar kerajaan Mongol pada masa Kubilai Khan dan dari dalam berasal dari Jayakatwang yaitu seorang keturunan kerajaan Kediri.

Saat Kertanegara dalam penyerbuan ke Melayu, Singasari diserang Kubilai Khan. Akibatnya Singasari dapat ditaklukan dan membuat kekuatan lemah.

Ini dimanfaatkan oleh Jayakatwang dengan membunuh Kertanegara dan para Brahmana yang sedang melakukan upacara. Raden Wijaya (menantu Kertanegara) ber hasil melarikan diri.

Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara

Bagaimana kerajaan kerajaan bercorak hindu bisa muncul di Nusantara
Lihat Foto

Mahandis Y. Thamrin/NGI

Wilayah Kerajaan Majapahit adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam National Geographic Indonesia edisi September 2012. Ahli arkeologi dan epifrafi Hasan Djafar menyayangkan banyak sejarawan yang menafsirkan bahwa Nusantara itulah wilayah Majapahit.

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara. Kerajaan Majapahit dianggap sebagai kerajaan terbesar sejarah Indonesia.

Kekuasaan Kerajaan Majapahit terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan.

Baca juga: Asal-usul Berdirinya Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berdiri pada 1293. Di mana pada waktu itu dinobatkan Raden Wijaya sebagai raja Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Raden Wijaya menikahi keempat putri Kertanegara yaitu Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Prajnaparamita, dan Gayatri.

Raden Wijaya memerintah dengan baik dan bijaksana. Pada awal pemerintahannya ia memberi imbalan kepada orang atau panglima yang membantunya mendirikan Majapahit.

Pengganti Raden Wijaya adalah Jayanegara (1309-1328). Pada masa pemerintahannya terjadi banyak pemberontakan, seperti Juru Demang (1313), Gajah Biru (1314), Nambi (1314), Semi (1318) dan Kuti (1319).

Saat terjadi pemberontakan Kuti, Jayanegara terdesaK dan mengungsi di Badander. Di sana diselamatkan oleh pasukan pengawal raja (Bhayangkari) dibawah pimpinan Gajah Mada.

Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan. Tahun 1328 Jayanegara dibunuh oleh Tanca tabib istana dan digantikan oleh Tribhuwanatunggadewi. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.