Sebaik-baik manusia adalah yang belajar al-quran dan

Apa itu mukalaf? mu.ka.laf orang dewasa yang wajib menjalankan hukum agama … • mukallaf

Apa itu kias? ki.as perbandingan ; ibarat; contoh yang telah ada ; berita itu hendaklah diambil kias nya saja; sindiran; ia sama sekali tidak merasakan kias temannya itu; contoh yang telah ada; a...

Apa itu Al-Qamar? Surah Al-Qamar adalah surah ke-54 dalam Alquran. Surah ini tergolong surah makkiyah, terdiri atas 55 ayat. Dinamakan Al-Qamar yang berarti Bulan berasal dari kata Al-Qamar yang terd...

Siapa itu Utbah bin Abu Lahab? Utbah bin Abu Lahab adalah sepupu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Utbah juga mantan menantu Nabi, karena Utbah menikahi Ruqayyah. Utbah juga keponakan Ab...

Di mana itu Khorasan Raya? Khorasan Raya adalah istilah modern untuk wilayah timur Persia kuno sejak abad ke-3. Khorasan Raya meliputi wilayah yang kini merupakan bagian dari Iran, Afganistan, Tajik...

Apa itu duha? du.ha waktu menjelang tengah hari ; kira-kira pukul 10.00 ia melakukan salat duha … • dhuha

Ramadan sangat istimewa, salah satunya karena menjadi bulan diturunkannya Al-Qur'an. Karenanya, Ramadan sering dijadikan sebagai bulan membaca Al-Qur'an.

Umat Islam dalam menjalani ibadah puasa Ramadan, banyak yang mengisi hari-harinya dengan membaca dan memahami Al-Qur'an. Banyak keutamaan dari membaca dan memahami Al-Qur'an.

Syekhul Islam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam kitabnya, Riyaadhus-Shaalihiin, membuat bab khusus tentang Keutamaan Membaca Al-Qur'an, di antaranya:

Pertama, Al-Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para pembacanya.

عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم

Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim); 

Kedua, orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an merupakan sebaik-baik manusia. 

عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ »  رواه البخاري

Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi); 

Ketiga, untuk orang-orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka kelak ia akan bersama para malaikat-Nya; 

عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ » متفقٌ عليه .

Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim);

Keempat, untuk mereka yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, tidak boleh bersedih, sebab Allah tetap berikan dua pahala. 

« وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران » متفقٌ عليه

Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim); 

Kelima, Al-Qur’an dapat meningkatkan derajat kita di mata Allah. 

عن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين » رَوَاهُ مُسْلِمُ

Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim); 

Dalam literatur hadis lain, dijelaskan juga tentang keutamaan membaca Al-Qur'an. Antara lain, bahwa Allah akan menurunkan ketenangan, rahmat dan memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, serta malaikat akan melingkarinya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله : « وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ »  رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim) 

Selain itu, mengkhatamkan Al-Qur’an adalah amal yang paling dicintai Allah. Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dijelaskan:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ .(رواه الترمذي : 2872 – سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ – الجزء : 10 – صفحة : 202)

Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi:2872, Sunan Tirmidzi, Bab maa jaa-a annal-Qur’an unzila ‘alaa sab’ati ahruf, juz 10, hal.202)

Mari isi Ramadan dengan membaca dan menghatamkan Al-Qur'an, serta  memahaminya.

HADITS HADITS FADHOIL AL QURAN

HADITS ‘UTSMAN BIN ‘AFFAAN

عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»
قَالَ: وَأَقْرَأَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي إِمْرَةِ عُثْمَانَ، حَتَّى كَانَ الحَجَّاجُ قَالَ: وَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا

Dari ‘Utsman, rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Dia (Sa’ad bin ‘Ubaidah) berkata: “Abu Abdirrohman (As-Sulamiy) telah mengajarkan Al-Qur’an pada pemerintahan (kholifah) ‘Utsman, sampai zaman (gubernur) Al-Hajjaj, beliau berkata, ‘(Hadits) itu yang menyebabkan aku duduk di tempat duduk-ku ini (mengajarkan Al-Qur’an).

(HR. Bukhori, no. 5027; Tirmidzi, no. 2907; Abu Dawud, no. 1452; Ahmad, no. 412, 413, 500; Ibnu Hibban, no. 118)

Di dalam riwayat lain dengan lafazh:

«إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»

“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

(HR. Bukhori, no. 5028; Ibnu Majah, no. 211, 212; Ahmad, no. 405, 500)

KETERANGAN:

Hadits ini juga diriwayatkan dari sahabat lain, yaitu:1) Ali bin Abi Tholib (HR. Tirmidzi, no. 2909; Ahmad, no. no. 1318. Syaikh Al-Albani berkata, “Shohih lighoirihi”)

2) Sa’ad bin Abi Waqqosh (HR. Ibnu Majah, no. no. 213. Syaikh Muhammad bin Ali bin Adam berkata: “Sanad hadits ini sangat lemah…namun kalimat pertama ada di dalam Shohih (Bukhori) dari hadits ‘Utsman”. Lihat: Masyariqul Anwar, no. 213)

FAWAID HADITS:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:

  1. Manusia paling baik adalah orang yang menggabungkan dua sifat: belajar Al-Qur’an dari orang lain dan mengajarkannya kepada orang lain. (Lihat: Syarah Riyadhus Sholihin, 4/639, Syaikh Al-‘Utsaimin)
  2. Belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya mencakup mempelajari lafazh dan maknanya.Yakni orang yang belajar dan mengajarkan bacaan dan hafalan Al-Qur’an masuk hadits ini.

    Demikian pula mengajarkan makna dan tafsir-nya, juga masuk hadits ini. (Lihat: Syarah Riyadhus Sholihin, 4/639, Syaikh Al-‘Utsaimin)

  3. Keutamaan mengadakan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di masjid-masjid atau tempat lainnya. Maka selayaknya orang tua memasukkan anak-anaknya untuk belajar Al-Qur’an dan orang yang mampu mengajar untuk mengajar.
  4. Ilmu yang paling utama untuk dipelajari dan diajarkan adalah Al-Qur’an. Sebab Al-Qur’an adalah kitab Alloh, dan sebaik-baik perkataan.
  5. Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an adalah orang yang menyempurnakan dan memberi manfaat kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Maka menggabungkan keduanya menjadikannya sebagai orang yang paling utama. (Lihat Fathul Bari, 9/76)
  6. Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an adalah dengan tujuan untuk diamalkan. Sebab ilmu yang tidak diamalkan tidak disebut ilmu menurut syari’at. Dan ulama sepakat bahwa orang yang bermaksiat kepada Alloh adalah orang yang jahil (bodoh; melakukan hal yang tidak pantas). (Lihat: Mirqotul Mafatih, 4/1453)
  7. Abu Abdirrohman As-Sulamiy telah mengajarkan Al-Qur’an pada pemerintahan kholifah ‘Utsman, sampai zaman gubernur Al-Hajjaj.Awal khilafah ‘Utsman sampai akhir kekuasaan Al-Hajjaj selama 72 tahun.Sedangkan akhir khilafah ‘Utsman sampai awal kekuasaan Al-Hajjaj selama 38 tahun. Maka lama mengajar As-Sulami antara 38-72 tahun. (Lihat Fathul Bari, 9/76-77)

    Kesabaran dan keistiqomahan yang pantas menjadi teladan, dengan sebab mengetahui keutamaan mengajarkan Al-Qur’an.

  8. Semangat Salafus Sholih di dalam mengamalkan Sunnah Nabi.

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju sorga-Nya yang penuh kebaikan.

Ditulis oleh Muslim Atsari,
Sragen, Dhuha Sabtu, 29-Rojab-1442 H / 13-Maret-2021 M