Apakah penderita kanker paru paru bisa sembuh

Prof Dr dr Ari F Syam SpPD menyatakan, kanker tidak selalu berhubungan dengan kematian.

 

“Banyak pasien yang pernah divonis kanker, ternyata masih bisa hidup bertahun-tahun. Bahkan bisa sesehat orang tanpa penyakit kanker. Di dalam dunia medis memang penyakit kanker tidak bisa dikatakan sembuh. Istilah yang digunakan adalah remisi atau relaps,” jelas Prof Ari kepada Warta Kota, Senin (14/1/2019).

 

Istilah remisi, lanjutnya, disematkan pada pasien kanker yang sudah melakukan terapi, dan sudah dievaluasi, bahwa pasien tersebut tidak mengandung sel kanker lagi di dalam tubuhnya. Pada masa remisi tersebut, si pasien harus tetap kontrol secara teratur dan tetap menjaga tubuhnya agar selalu sehat.

 

“Istilah remisi berbeda dengan sembuh total,” katanya.

 

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menjelaskan, kanker beda dengan penyakit infeksi seperti demam thypoidm, yang bisa kita dikatakan sembuh total. Secara psikologis, istilah remisi seperti mengingatkan kepada pasien tersebut bahwa dirinya harus kontrol secara teratur dan tetap dengan gaya hidup sehat.

 

Salah satu cara hidup sehat adalah istirahat cukup, dan tetap menjaga makan, usahakan perbanyak mengonsumsi sayur dan buah agar tetap sehat. Buah dan sayur mengandung anti oksidan yang dibutuhkan untuk menetralkan racun di dalam tubuh.

 

Selain itu, harus menjaga agar tidak stres, baik stres fisik maupun psikis. Sebab, stres bisa memperburuk perjalanan kanker seseorang. Kontrol teratur juga tetap dilakukan, karena pasien yang remisi dari suatu kanker berisiko menderita kanker kembali.

 

Bagaimana kalau sudah divonis kanker stadium 4? Kanker stadium 4 menunjukkan bahwa perjalanan kanker sudah lanjut dan ditemukan penyebaran kanker ke organ lain. Organ yang sering terkena penyebaran kanker adalah paru, liver, dan otak. Sering juga perjalanan kanker menginfiltrasi organ sekitarnya.

 

Kanker stadium 4 juga berhubungan dengan survival rate yang rendah. Hitungan survival rate berhubungan dengan bertahan hidupnya seseorang dengan penyakit kankernya. Survival rate merupakan prediksi terhadap bertahan hidup seorang penderita kanker untuk waktu tertentu, biasanya waktu yang diambil lima tahun.

 

Biasanya terapi yang diberikan pada pasien yang sudah stadium 4 bersifat paliatif supportif. Nyeri kankernya dikurangi, nafsu makannya diperbaiki, serta gejala mual dan muntah dikurangi.

 

Pasien bisa melakukan aktivitas sehari-harinya secara mandiri. Prinsip terapi paliatif hanya mengurangi dampak dari perjalanan kanker yang ada, meski perkembangan teknologi dan temuan obat-obat baru kanker akan memperbaiki kualitas hidup dan survival rate pasien kanker tersebut.

 

Ia memberikan contoh pada kanker usus besar stadium 4. Survival rate untuk 5 tahun hanya 11 persen. Artinya, lebih kurang hanya 1 dari 10 pasien kanker stadium 4 tersebut yang bertahan hidup dalam 5 tahun ke depan.

 

Sebaliknya, pada kanker usus besar stadium 1, survival rate 5 tahunnya bisa mencapai 90 persen. Artinya, 9 dari 10 pasien kanker usus besar stadium 1 bisa bertahan hidup sampai 5 tahun, bahkan bisa saja lebih dari 5 tahun.

 

Setiap jenis kanker, survival ratenya berbeda untuk tahap stadiumnya. Misalnya pada kanker nasofaring survival rate stadium 1, mencapai 72 persen; stadium 2 turun menjadi 64 persen; stadium 3 turun sedikit menjadi 62 persen; dan stadium 4 menjadi 38 persen.

 

“Untuk pasien kanker nasofaring stadium 4 survival rate bisa mencapai 38 persen. Lebih baik tiga kali dari pasien kanker usus besar stadium 4,” terang Prof Ari.

 

Pada praktiknya, dokter tidak bisa menyebut berapa lama lagi seseorang bisa bertahan hidup karena sakit kankernya. Yang dinilai adalah kesempatan pasien tersebut tetap bertahan hidup dalam lima tahun ke depan. Bagi pasien kanker dan keluarga, mengetahui angka survival rate penting. (*)

Managing Director Merck Sharp & Dohme (MSD) di Indonesia George Stylianou dalam webinar yang digelar YKI dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Paru bekerjasama dengan perusahaan farmasi multinasional yang berfokus dalam penelitian dan pengembangan obat dan vaksin inovatif Merck Sharp & Dohme (MSD), Jumat (26/11/2021) di Jakarta. (Eduwara/Bhakti)

Eduwara.com, JAKARTA – Penderita kanker paru masih memiliki asa untuk dapat memperoleh kesembuhan dengan sejumlah perawatan tertentu. Dengan deteksi kanker sejak dini serta perawatan yang tepat maka penyakit ini dapat sehat kembali.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi Medik Ralph Girson Gunarsa mengatakan terdapat opsi perawatan untuk pasien kanker paru sel bukan kecil (non small cell lung cancer atau NSCLC). 

 “Bagi perokok, harus segera berhenti dan biasanya akan menunjukkan hasil yang lebih baik,” ujar Ralph dalam webinar yang digelar YKI dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Paru bekerjasama dengan perusahaan farmasi multinasional yang berfokus dalam penelitian dan pengembangan obat dan vaksin inovatif Merck Sharp & Dohme (MSD), Jumat (26/11/2021) di Jakarta.

Lebih lanjut Ralph menjelaskan, terdapat tiga metode utama terapi kanker paru tetapi bergantung pada ukuran, cakupan, tipe kanker paru, dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Untuk jenis NSCLC pada stadium awal (stadium I) dimana kanker masih berada pada salah satu organ paru, terapi dilakukan dengan pembedahan dan dapat dilanjutkan dengan kemoterapi untuk mengurangi risiko kambuh.  Opsi lain setelah pembedahan dapat dilakukan terapi radiasi. 

“Sedangkan pada stadium II, kelenjar getah bening yang terdapat kanker dan kanker yang ada diangkat, kemudian diikuti dengan kemoterapi, dan kemungkinan dengan imunoterapi.  Opsi lainnya juga dilakukan radiasi,” tutur Ralph.

Sedangkan pada stadium IIIA, NSCLC telah berukuran lebih dari 7 cm atau telah mengena jaringan getah bening diantara dua organ paru, maka terapi dilakukan dengan radiasi, kemoterapi, dan atau pembedahan bergantung pada ukuran tumor, lokasi di paru, kesehatan pasien, serta daya tahan pasien.

Untuk stadium IIIB, NSCLC telah menyebar ke kelenjar getah bening pada paru lainnya atau pada leher maupun struktur lainnya di dada. Kanker ini tidak dapat diangkat hanya dengan pembedahan, namun dengan kemoradiasi. 

Dikatakan Ralph, Imunoterapi diberikan jika kanker dapat terkendali setelah 2 kali kemoradiasi. Pasien yang kurang sehat hanya diberikan radiasi saja atau kemoterapi saja.

“Pada stadium IV, kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain dan menjadi sulit untuk disembuhkan. Terapi paliatif diberikan dengan fokus pada pengurangan rasa nyeri seperti dengan terapi fotodinamik (PDT) atau terapi laser. Namun jika kondisi pasien kuat, pengobatan atau perawatan dengan pembedahan, kemoterapi, terapi target, imunoterapi, maupun radiasi,” papar Ralph.

Komitmen Penyembuhan

Menimbang panjangnya proses penyembuhan kanker paru NSCLC, Ralph mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan kanker paru utamanya dengan berhenti merokok dan deteksi dini kanker paru.

“Kanker dapat disembuhkan jika ditemukan dan segera dirawat oleh dokter pada stadium awal. Selain itu, dibarengi dengan penerapan pola hidup sehat, makan makanan bergizi, tidak mengonsumsi alkohol, berolah raga secara teratur, cukup istirahat dan jauhi stress,” tutur Ralph. 

Sementara itu, Managing Director MSD di Indonesia George Stylianou mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia untuk menyembuhkan penyakit kanker paru. “Tantangan kanker paru tidak dapat dihadapi oleh hanya satu pemangku kepentingan saja. Itu sebabnya kami bekerja sama dengan pemerintah, organisasi pasien, tenaga kesehatan profesional, dan akademisi untuk menemukan solusi akses terhadap obat inovatif dan peluang untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit mengerikan ini,” papar George.

Diungkap George, MSD bekerja dengan urgensi untuk mengutamakan pasien dan memastikan obat kanker inovatif dapat diakses oleh pasien yang membutuhkan.

“Kami masing-masing didorong oleh visi bersama untuk memberi semua pasien kanker lebih banyak dan lebih banyak cara untuk mengobati kanker mereka, lebih banyak kualitas dalam hidup mereka, lebih banyak waktu,” ujar George. (Bhakti)

Berapa lama penderita kanker paru bisa bertahan hidup?

Pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi dalam kondisi stadium 4 memiliki angka harapan hidup hingga 10 bulan ke depan. Sementara bila tak diobati, angka harapan hidupnya diperkirakan 3 bulan. Bagaimana faktor risiko kanker paru?

Apa resiko kanker paru

Faktor Risiko Kanker Paru-Paru Memiliki riwayat kanker paru-paru dalam keluarga. Tinggal di lingkungan yang tinggi paparan gas beracun alami (radon) Bekerja di lingkungan yang tinggi paparan bahan kimia, seperti arsen, nikel, asbes, dan batu bara. Sering terpapar polusi udara, seperti asap kendaraan atau asap pabrik.

Apa yang Harus Dilakukan Penderita kanker paru

Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah dengan operasi. Jika kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan radioterapi dan kemoterapi. Pencegahan kanker paru-paru dapat dilakukan dengan berhenti merokok atau menghindari asap rokok.

Apa ciri kanker paru stadium awal?

Gejala Awal Kanker Paru yang Perlu Diwaspadai.
Batuk yang tidak membaik atau berubah. Waspadalah bila kamu atau orang terdekat kamu mengalami batuk yang tidak kunjung membaik. ... .
Perubahan pernapasan atau mengi. ... .
3. Nyeri Badan. ... .
4. Suara serak. ... .
Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan..