Apa pertolongan pertama saat asma kambuh?

Apabila kalian atau anggota keluarga menderita penyakit asma, maka penting untuk mengetahui cara-cara pertolongan pertama pada asma yang tepat. Dengan demikian, kalian tidak panik dan tahu apa yang harus dilakukan jika tiba-tiba terjadi serangan asma.

Asma bisa membuat penderitanya sulit bernapas. Saat serangan asma datang, saluran napas akan bengkak, menyempit, dan menghasilkan banyak lendir. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli berapa usia dan apa jenis kelaminnya. Mulai dari bayi hingga orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan.

Faktor pemicu terjadinya serangan asma tidak sama pada setiap orang. Hal-hal yang dapat memicu munculnya gejala asma dapat berupa debu, asap rokok, bulu hewan, kelelahan, stres, atau efek samping obat. Walaupun tidak dapat disembuhkan, kemunculan gejala penyakit asma setidaknya bisa diantisipasi dan dicegah. Dengan pengobatan yang tepat, gejala asma dapat dikendalikan sehingga tidak mengganggu kehidupan penderitanya.

Serangan asma bisa terjadi secara mendadak, kapan saja, dan di mana saja. Gejalanya meliputi:

• Mengi (bengek), yaitu bunyi ‘ngik’ saat bernapas.

• Sesak napas atau napas pendek.

• Dada terasa berat atau penuh.

• Batuk-batuk parah, biasanya terjadi di malam hari sehingga menyulitkan tidur.

• Tiba-tiba merasa lemas.

• Kesulitan berbicara, karena napas sesak.

Kita perlu waspada jika serangan asma yang muncul cukup berat, ditandai dengan sesak napas parah disertai kulit pucat, bibir dan jari tangan tampak kebiruan.

Jika kalian merasa sedang mengalami serangan asma, tetap tenang dan lakukan langkah-langkah pertolongan pertama pada asma berikut ini:

1. Duduk dan ambil napas pelan-pelan dengan stabil. Sekali lagi, coba untuk tetap tenang, karena kepanikan justru akan semakin memperparah serangan asma.

2. Semprotkan obat inhaler untuk asma setiap 30-60 detik, maksimal 10 semprotan.

3. Hubungi ambulans jika kalian tidak memiliki inhaler, asma bertambah parah meski sudah menggunakan inhaler, tidak ada perbaikan meski sudah menyemprotkan inhaler sebanyak 10 kali, atau jika Anda merasa khawatir.

4. Jika ambulans belum tiba dalam waktu 15 menit, ulangi langkah nomor 2.

Apabila kalian melihat orang lain sedang mengalami serangan asma, kalian bisa membantunya dengan mempraktikkan pertolongan pertama pada asma berikut ini:

1. Hubungi ambulans.

2. Bantu orang tersebut untuk duduk tegak dengan nyaman, sambil melonggarkan pakaiannya agar tidak sesak.

3. Jauhkan penderita asma yang sedang kumat dari kemungkinan pencetusnya, seperti debu, udara dingin, atau hewan peliharaan. Tanyakan faktor pencetus asma pada penderita, jika memungkinkan.

4. Jika orang tersebut memiliki obat asma, seperti inhaler, bantu dia untuk menggunakannya. Jika dia tidak punya inhaler, gunakan inhaler yang ada di kotak P3K. Jangan pakai obat inhaler dari penderita asma yang lain.

5. Untuk menggunakan inhaler, pertama lepaskan tutupnya, kocok, lalu sambungkan inhaler ke spacer, dan pasangkan mouthpiece pada spacer.

6. Setelah itu, tempelkan mouthpiece pada mulut penderita. Usahakan agar mulut penderita menutupi seluruh ujung mouthpiece.

7. Ketika penderita mengambil napas perlahan-lahan, tekan inhaler satu kali. Minta dia agar tetap mengambil napas pelan-pelan dan sedalam mungkin, kemudian tahan napas selama 10 detik.

8. Semprotkan inhaler sebanyak empat kali, dengan jarak waktu sekitar 1 menit tiap kali semprotan.

9. Setelah empat semprotan, tunggu hingga 4 menit. Jika masih sulit bernapas, berikan empat semprotan lagi dengan jarak waktu yang sama.

10. Jika tetap tidak ada perubahan, berikan empat semprotan inhaler setiap 4 menit sekali, sampai ambulans tiba.

11. Jika serangan asmanya berat, semprotkan inhaler sebanyak 6-8 kali setiap 5 menit.

Jika kalian mengalami serangan asma atau melihat orang lain mengalaminya, segeralah minta pertolongan dengan menghubungi ambulans. Lakukan langkah pertolongan di atas sambil menunggu bantuan datang dan jangan tinggalkan penderita asma sendirian.

Perawatan medis darurat harus diberikan secepatnya apabila penderita asma mengalami kesulitan bernapas hingga tampak pucat, bibirnya membiru, tidak bisa bicara, atau pingsan.

Penulis : Fardah Dewi Rofiliah

Editor : Risky Nur Marcelina

Sumber :

Alodokter.com. (2019, 27 Februari). Pertolongan Pertama pada Asma yang Wajib Diketahui. Diakses pada 12 Februari 2021, dari https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-pada-asma-yang-wajib-diketahui

Asma adalah penyakit peradangan pada saluran udara di paru-paru dengan gejala seperti batuk, mengi, dan sesak napas. Gejalanya dapat memburuk sesuai derajat atau tingkat keparahan asma sehingga penderitanya wajib mengetahui bagaimana cara mengendalikan dan mengontrol penyakit ini.

Langkah mengontrol dan mengendalikan asma dengan tepat diperlukan agar penyakit asma tidak dapat menjadi berat dan mengganggu aktivitas. Bahkan, jika pengelolaan tidak baik, asma dapat menyebabkan kematian.

Sahabat MIKA, yuk simak langkah praktis mengendalikan asma agar gejalanya tidak memburuk pada artikel berikut ini!

Baca juga: Gejala Asma pada Anak, Pengobatan dan Tanda Bahayanya

Penyebab asma yang tidak terkontrol

Sebelum mengetahui pendalian penyakit asma, penting untuk mengetahui penyebab asma yang tidak terkontrol. Asma dapat dikatakan terkontrol dengan baik apabila tidak ada gejala asma pada malam hari menjelang dini hari.

Lalu, bila timbul gejala asma mudah diatasi dengan perubahan Arus Puncak Ekspirasi (APE)harian tidak naik turun < 20%. Selain itu, asma juga tidak menganggu kegiatan dan aktivitas, tidak menimbulkan efek samping obat, dan tetap menggunakan obat asma sesuai dengan pembagian derajat asma.

Sementara itu, asma tidak terkontrol terjadi oleh karena beberapa hal, yaitu:

  • Obat tersedia tetapi tidak tepat cara pakainya
  • Obat tersedia tetapi tidak tahu cara pakainya
  • Obat tersedia tetapi tidak tahu gunanya obat
  • Obat tidak tersedia karena ketidakmampuan ekonomi
  • Obat tidak tersedia karena tidak diberikan oleh karena tidak mengetahui perkembangan penyakit asma pasien
  • Pasien tidak patuh karena tidak mengerti pola perjalanan penyakit asma
  • Pasien tidak patuh karena keterbatasan komunikasi antara provider dengan pasien

Cara mengendalikan asma dengan praktis

Sahabat MIKA bisa melakukan beberapa cara untuk mengendalikan asma agar gejalanya tidak memburuk. Berikut beberapa langkah mengontrol asma menurut Dokter Spesialis Paru & Pernapasan Mitra Keluarga, dr. Alexander Ginting, Sp.P:

1.Memahami penyakit asma

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan hiperreaktiviti bronkus atau kepekaan saluran napas terhadap berbagai rangsangan. Hal ini memicu terjadinya penyempitan saluran nafas.

Pola penyakit asma umumnya adalah fluktuatif artinya pola penyakit dapat berbeda dari waktu ke waktu dapat tenang terkontrol tanpa gejala tetapi dapat timbul serangan bila terpapar oleh factor pencetus. Bila terjadi asma dengan serangan maka akan mengganggu aktivitas dan menimbulkan gejala asma seperti batuk, produksi lendir, sesak napas dengan mengi atau tanpa mengi.

Individual artinya untuk setiap orang berbeda derajat penyakitnya demikian pula halnya dengan factor pencetus dan jenis obat yang digunakan.

Yuk, simak juga Bincang MIKA berjudul "Asma dan Mitos yang Perlu Diketahui" bersama dr.Vivi Putri Lesmana, Sp.P melalui tayangan berikut :

2. Menilai berat ringannya penyakit

Menentukan berat dan ringannya asma penting diketahui untuk menentukan jenis pengobatan. Pasien Asma berdasarkan gejala klinis dan fungsi parunya terbagi atas derajat asma intermitten, persisten ringan, persisten sedang, dan persisten berat.

Berikut ini penjelasannya:

  • Asma intermiten: frekuensi kambuh kurang dari 1 kali dalam seminggu dengan serangan yang singkat yaitu kurang dari 2 kali ketika malam hari.
  • Asma persisten ringan: frekuensi kambuh lebih dari 1 kali dalam seminggu, namun kurang dari 1 kali per hari. Saat kambuh akan mengganggu aktivitas dan mengganggu tidur.
  • Asma persisten sedang: gejalanya timbul setiap hari sehingga terkadang memerlukan obat bronkodilator yang berfungsi untuk mengurangi keluhan.
  • Asma persisten berat: gejala yang terjadi terus-menerus sampai mengganggu aktivitas. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dari dokter.

3. Menggunakan obat obatan yang tepat

Pembagian ini digunakan untuk memilih obat dan perencanaan pengobatan. Dengan kepatuhan dan obat yang tepat diharapkan derajat asma dapat menjadi lebih ringan dan jumlah obat yang digunakan berkurang.

Bila pengobatan tidak tepat dan pasien tidak patuh derajat asma akan menjadi lebih berat
Berdasarkan mekanisme tersebut pemberian obat asma terdiri dari obat controller ( obat pengontrol asma) dan obat reliefer (obat pelega napas). Obat pengontrol asma yaitu obat anti inflamasi dan diberikan dalam waktu yang panjang dan dosisnya diturunkan secara bertahap. Obat pelega napas digunakan untuk melegakan jalan napas.

4. Menghindari faktor pencetus

Pasien asma sebaiknya mengenal apa yang menjadi faktor pencetus terjadinya asma serangan. Setiap orang akan berbeda sensitifiti dan jenis pencetusnya. Namun, ada beberapa faktor pemicu yang sebaiknya dihindari penderita asma, yaitu:

  • Infeksi virus terutama yang terkait dengan kondisi pernapasan, seperti pilek dan flu.
  • Asap rokok
  • Aktivitas fisik berlebihan.
  • Alergen, seperti kotoran tungau debu rumah, serbuk sari, jamur, dan hewan peliharaan.
  • Makanan dan pengawet makanan, perasa dan pewarna (dalam kasus yang jarang terjadi)
  • Iritasi di lingkungan seperti debu, polusi, asap kayu dan asap kebakaran semak
  • Perubahan suhu udara dan cuaca
  • Faktor lingkungan dari tempat kerja, seperti debu kayu, bahan kimia atau garam logam
  • Bahan kimia dan bau yang kuat seperti parfum dan pembersih rumah tangga
  • Obat-obatan tertentu, termasuk aspirin dan beberapa obat tekanan darah
  • Stres atau emosi tinggi (termasuk berlebihan ketika tertawa atau menangis).

5. Mengatasi serangan akut dengan segera

Ketika terjadi serangan asma, maka membutuhkan langkah pertolongan pertama asma untuk menyelamatkan nyawanya.

Berikut ini pertolongan pertama pada serangan asma:

  • Duduk dengan tegak. Jangan tinggalkan orang yang terkena serangan asma sendirian.
  • Semprot inhaler untuk asma dengan maksimal 10 semprotan setiap 30 sampai 60 detik.
  • Tunggu 4 menit. Jika ada sedikit atau tidak ada perbaikan segera hubungi ambulance.
  • Lakukan langkah ini sampai ambulans tiba.

6. Meningkatkan kebugaran fisik

Walaupun menderita asma, bukan berarti harus menghentikan latihan dan olahraga. Bahkan, hal ini tetap penting untuk kesehatan secara keseluruhan.

Sahabat MIKA bisa memilih olahraga atau aktivitas kebugaran fisik sesuai saran dari dokter, gejala dapat dikelola dengan pengobatan tambahan atau latihan pemanasan sebelum Anda memulai. Penting untuk memulai hidup sehat, seperti berhenti merokok dan menghindari asap rokok.

7. Memeriksakan diri secara teratur

Ketika tiba waktu kontrol, Sahabat MIKA tidak boleh menundanya, ya. Selalu melakukan pemeriksaan secara teratur agar bisa mengetahui perkembangan asma.

Jangan abaikan tanda-tanda bahwa asma sudah mulai tidak terkendali, seperti terlalu sering menggunakan inhaler.

Jika Sahabat MIKA khawatir untuk mendatangi rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain di tengah pandemi COVID-19, Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan telekonsultasi di Mitra Keluarga. Nikmati kemudahan membuat konsultasi dengan dokter spesialis secara online melalui website Mitra Keluarga. 

Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Sahabat MIKA!

Mitra Keluarga,

life.love.laughter

Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri

---

Sumber rujukan:

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma (2008), from: http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018/04/Keputusan_Menteri_Kesehatan_RI_Tentang_Pedoman_Pengendalian_Asma1.pdf
Bagaimana cara mencegah dan mengendalikan Asma? (2019), from: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/bagaimana-cara-mencegah-dan-mengendalikan-asma
Asthma management (2020), from: https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/asthma-management
Tips for Asthma Prevention (2021), from: https://www.webmd.com/asthma/guide/asthma-prevention

Apa yang dilakukan jika asma kumat?

Lakukan 4 Hal Ini saat Asma Kambuh di Tempat Umum.
Duduk Tegak. Saat gejala asma muncul secara mendadak, segera hentikan aktivitas dan duduk dengan tegak. ... .
Tarik Napas. Menarik napas dalam dan panjang menjadi salah satu langkah mengatasi asma. ... .
Tetap Tenang. ... .
Hindari Pemicu..

Apa pertolongan pertama saat asma?

Berikut sejumlah langkah pertolongan pertama pada asma: - Duduk tenang dan ambil napas pelan secara stabil. - Semprotkan inhaler untuk asma setiap 30-60 detik, maksimal 10 semprotan. Gunakan inhaler pengontrol.

Apa yang harus dilakukan saat asma kambuh tengah malam?

Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi gejala asma yang kambuh di malam hari:.
Gunakan obat asma. Tidak ada obat khusus untuk mengatasi asma malam hari. ... .
Menjaga kamar tidur bersih dan nyaman. ... .
3. Obati GERD. ... .
4. Terapkan pola hidup sehat..