Anak sering kaget seperti kejang saat demam

Anak sering kaget seperti kejang saat demam

Bayi Sering Kaget Seperti Kejang : Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bayi yang sering merasa kaget, sebenarnya adalah hal yang cukup wajar terjadi. Karena sejak ia terlahir ke dunia tubuhnya akan sediki kaget dengan kondisi lingkungan, sehingga ia akan mulai melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Kondisi kaget bayi juga tidak jarang disertai tangisan atau gerakan seperti kejang. Pada kondisi bayi sering kaget seperti kejang, tentu akan ada pemicunya. Selama bayi tidak menunjukkan gejala yang serius maka bayi Anda tidak apa-apa. Tapi jika sering terjadi maka Anda harus melihat apa penyebabnya. Berikut ini ulasan tentang bayi sering kaget seperti kekang.

Apa Itu Kondisi Kejang Demam (Febrile Seizure)?

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, febrile seizure adalah kejang yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh (lebih dari 38 derajat Celsius).

Kejang demam pada bayi juga terjadi akibat suatu proses ekstranium (di luar kelainan otak).

“Kondisi ini umumnya dialami oleh anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Orang awam menyebut demam ini dengan ‘step’ pada anak. Biasanya, peningkatan suhu yang menyebabkan kejang ini bisa dipengaruhi oleh adanya faktor infeksi pada tubuh anak,” ujar dr. Devia.

Artikel Lainnya:Bahaya Kejang pada Penderita Epilepsi

1 dari 3


Apakah Kejang Demam dan Epilepsi Sama?

Keduanya adalah kondisi yang berbeda, ini bisa terlihat dari penyebab dan pengobatannya.

“Sampai saat ini, belum ada penyebab pasti yang buat seorang bayi bisa alami demam kejang. Namun, ada beberapa risiko yang buat bayi alami febrile seizure seperti riwayat kejang dari keluarga, usia kurang dari 12 bulan, temperatur rendah saat kejang (tidak perlu suhu tinggi untuk kejang), dan cepat kejang setelah demam,” jelas dr. Devia.

Di lain sisi, kejang demam pada bayi biasanya akan hilang dengan sendirinya, tanpa harus minum obat rutin.

Hanya saja, jika sudah ada tanda demam pada anak, suhu tubuhnya harus segera diturunkan agar tidak terjadi kejang.

Lalu, apa bedanya dengan epilepsi? Berdasarkan keterangan dari dr. Devia, epilepsi atau ayan merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat gangguan arus listrik di otak.

Epilepsi pada bayi juga punya gejala kejang dan bisa terjadi berulang meski sedang tidak demam.

Selain itu, kondisi ini dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia. Bahkan, anak yang menderita epilepsi mungkin akan terus mengalaminya hingga mereka beranjak dewasa.

“Jika kejang demam umumnya akan berhenti sendiri tanpa pengobatan, berbeda dengan epilepsi. Epilepsi membutuhkan obat rutin untuk mencegah kejang kambuh,” ungkap dr. Devia.

Penderita epilepsi pada bayi atau anak, biasanya akan terus minum obat jika kejang sering terjadi. Namun, apabila sudah jarang kambuh, dokter bisa saja menghentikan pemberian obat.

“Selain minum obat akan ada prosedur operasi untuk mengganti bagian otak (yang terdapat kerusakan atau gangguan) bila diperlukan,” tambah dr. Devia.

Artikel Lainnya:Apakah Kejang Demam pada Anak Berbahaya?

Bayi panas kalau tidur kagetan berbeda dengan kejang demam yang bisa membahayakan.

Table of Contents Show

  • Faktor Terjadinya Demam pada Anak
  • Gejala Demam yang Terjadi pada Anak
  • Penyebab Terjadinya Demam pada Anak
  • Komplikasi yang Terjadi saat Anak Demam
  • Pengobatan Demam pada Anak
  • Pencegahan Demam pada Anak
  • Cara Mendukung Pemulihan Anak dari Sakit
  • Kenapa anak sering kaget saat demam?
  • Apa saja yang tidak boleh dilakukan saat anak demam?
  • Kenapa bayi 1 tahun kagetan?

Artikel

Demam merupakan hal yang sering terjadi pada bayi. Biasanya ketika demam bayi akan sulit tidur dan sering menangis. Namun ada beberapa bayi yang saat mengalami demam tidurnya akan cenderung kagetan. Bahayakah?

Bayi panas kalau tidur kagetan sebenarnya bukan hal yang berbahaya. Dikutip dari situs konsultasi kedokteran, salah satu dokter mengatakan bahwa hypnagogic jerks. Yang perlu anda waspadai adalah apabila bayi bergerak bukan karena kaget, melainkan karena kejang demam.

Apa bedanya? Bayi kaget saat tidur bisa dikatakan hal yang normal. Kaget saat kondisi tubuh dalam kondisi fit tidak perlu di waspadai. Namun jika bayi mengalami kaget dalam suhu tubuh tinggi, Ibu perlu berhati-hati. Kejang demam biasanya terjadi saat bayi mengalami demam tinggi. Ibu perlu membawa bayi ke dokter jika bayi mengalami kejang pada suhu di atas 38,5.

Kejang demam berbeda dengan kaget. Kejang demam berpotensi tinggi membahayakan bayi karena bia mengganggu pertumbuhan saraf dan otak. Saat mengalami kaget, Ibu bisa mencoba membangunkan bayi, jika bayi bangun dan merespon kemungkinan ini adalah gejala bayi panas kalau tidur kagetan biasa. Jika bayi tetap kejang tanpa merespon ibu perlu memeriksakan bayi ke dokter.

Bagaimana cara mengatasinya? Menggendong bayi adalah hal yang paling baik. Saat bayi demam dan kaget biasanya bayi akan terbangun dan menangis. Tenangkan bayi dengan menggendong dan menepuk pelan. Reaksi pertama saat bayi menangis karena demam biasanya adalah dengan memberi ASI dengan harapan bayi menjadi tenang. Tapi tunggu dulu, jangan langsung memberi ASI saat bayi dalam kondisi menangis. Tunggu sampai bayi tenang dan nafasnya normal. Ingat, adakalanya bayi tidak mau ASI jadi jangan dipaksa ya Bu kalau tidak mau.

Bayi panas kalau tidur kagetan bisa diatasi dengan perawatan ala rumahan. Namun jika bayi anda kaget terus menerus tidak disertai dengan menangis dan tidak merespon anda, ada baiknya anda segera membawa bayi anda ke dokter. Memang tidak selalu merupakan gejala kejang demam, namun tidak ada salahnya kan berhati-hati demi keselamatan si buah hati? Semoga sedikit artikel ini membantu Ibu untuk lebih waspada ya…

Sebagai orang tua pastinya Mum menginginkan sang buah hati selalu sehat sehingga tidak terjadi gangguan pada tumbuh kembangnya. Sebenarnya, demam yang dialami Si Kecil tidak semua disebabkan karena terjadinya sesuatu yang berbahaya. karena, jika pada orang dewasa demam terjadi saat suhu tubuh mencapai 38-39 derajat celcius, demam pada anak terjadi saat suhu tubuh mencapai 37 derajat celcius. Hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu tubuh serta daya tahan antara anak-anak dan orang dewasa.

Demam yang terjadi pada tubuh Si Kecil adalah cara melawan infeksi, akan tetapi demam juga bisa disebabkan karena penyakit tertentu. Mum harus mengukur suhu tubuh Si Kecil dengan  termometer agar mengetahui kondisi Si Kecil. Dalam kondisi seperti ini biasanya anak tidur terus saat demam karena Si Kecil merasa lemah dan ingin selalu memejamkan matanya.

Faktor Terjadinya Demam pada Anak

Ada banyak faktor yang membuat anak terus tidur saat demam, diantaranya:

  • Faktor lingkungan, karena Si Kecil melakukan kontak langsung dengan orang lain yang mungkin beberapa diantaranya sedang tidak sehat.
  • Melawan infeksi yang terjadi didalam tubuh
  • Sistem kekebalan tubuh Si Kecil yang masih lemah
  • Salah mengkonsumsi makanan atau minum yang sudah terkontaminasi

Jika Si Kecil mengalami demam akibat dari salah satu faktor yang disebutkan  di atas, biasanya akan muncul ciri-ciri dimana sang anak anak tidur terus saat demam. Mum harus segera melakukan penanganan dengan memberinya obat penurun demam dan memberikannya asupan yang bergizi.

Gejala Demam yang Terjadi pada Anak

Ada beberapa gejala yang perlu Mum ketahui selain melihat anak tidur terus saat demam. Hal ini dirasa penting agar Mum tidak kebingungan ketika Si Kecil mengalami demam. Berikut gejala-gejalanya:

  • Rewel, mudah marah dan lemas sehingga anak tidur terus saat demam.
  • Menurunnya nafsu makan.
  • Suhu tubuh yang mencapai 37 derajat celcius atau lebih.
  • Mengalami nyeri pada bagian tubuhnya.
  • Kejang-kejang.

Dan berikut gejala yang biasanya terjadi bersamaan dengan demam:

  • Nyeri pada perut atau nyeri ketika buang air kecil.
  • Mengalami kejang-kejang.
  • Demam tinggi yang disertai ruam.
  • Mengalami muntah atau diare yang terus menerus dan tidak kunjung mereda.
  • Pembengkakan tenggorokan.
  • Tubuh menjadi lebih lemas dan kesadaran menurun.
  • Reaksinya kurang responsif.
  • Lebih sering tidur dan sulit untuk dibangunkan.
  • Mengalami gangguan dalam bernapas.
  • Mengalami gejala-gejala dehidrasi seperti jarang buang air kecil, menangis tanpa keluar air mata, dan sedikit berkeringat walaupun udara panas.
  • Muntah-muntah disertai sakit kepala atau leher yang terasa kaku.
  • Bagian dalam dari bibir atau kulit terlihat pucat atau mulai membiru.
  • Mengalami sakit pada bagian dalam telinga.
  • Anak tidur terus saat demam dan terlihat lemas.

Penyebab Terjadinya Demam pada Anak

Ketika Mum melihat sang anak tidur terus saat demam, biarkan ia tetap tertidur sambil sesekali Mum cek suhu tubuhnya dengan termometer guna mengetahui kondisi Si Kecil. Tidak hanya itu, sebagai orang tua Mum juga harus mengetahui sebab terjadinya demam pada Si Kecil, berikut beberapa penyebabnya yang perlu Mum ketahui:

  • Terjadinya infeksi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bakteri
  • Otitis atau infeksi dan terjadi peradangan pada telinga
  • Sinusitis atau infeksi dan radang pada sinus
  • Amandel yang terinfeksi atau terjadi peradangan
  • Efek samping imunisasi
  • Diare
  • Disentri
  • Tifus
  • Cacar
  • Demam berdarah, dan lain-lain.

Diagnosis

Dokter dalam mendiagnosis penyebab demam pada anak serta untuk menjawab kekhawatiran Mum melihat anak tidur terus saat demam, pertama-tama ia akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik.  Serta menanyakan kepada orang tua tentang apa saja yang telah dilakukan untuk melakukan penanganan sementara ketika Si Kecil demam.

Dan jika memang ada indikasi penyakit yang serius, biasanya dokter dapat meminta untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah dan foto rontgen.

Komplikasi yang Terjadi saat Anak Demam

Anak tidur terus saat demam dengan waktu yang tidak menentu merupakan hal yang wajar Mum lihat, karena dengan sendirinya Si Kecil ingin mengistirahatkan tubuhnya dan juga ingin mengembalikan energi secara alami dengan tidur. Namun hal ini juga perlu diimbangi dengan asupan serta obat yang Mum berikan.

Biasanya terjadi beberapa komplikasi saat Si Kecil mengalami demam, antara lain:

  • Dehidrasi berat.
  • Penurunan kesadaran atau halusinasi.
  • Kejang-kejang.
  • Penyakit serius yang tidak terdeteksi dan semakin memberat.

Pengobatan Demam pada Anak

Dalam menangani Si Kecil yang tengah mengalami demam diharuskan untuk para orang tua agar tidak panik. Terlebih karena kekhawatiran berlebih melihat anak tidur terus saat demam. Karena hal ini akan membuat Mum menjadi kebingungan dan mendadak blank bagaimana cara mengobati Si Kecil.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati demam pada anak, antara lain:

  • Cukupi kebutuhan istirahat anak.
  • Kompres anak yang demam dengan air hangat.
  • Jaga agar anak tidak kedinginan atau kepanasan.
  • Berikan makanan yang mudah dicerna dan yang disukai anak.
  • Membiarkan anak tidur terus saat demam
  • Cukupi kebutuhan cairan anak, sehingga tidak dehidrasi.
  • Berikan obat penurun demam yang relatif aman untuk anak atau resep dokter sesuai dosis dan petunjuk pemakaian obat.
  • Jaga suhu ruangan agar tetap nyaman.
  • Gunakan pakaian yang tipis agar panas tubuh dapat keluar.
  • Periksa suhu tubuh anak secara teratur dengan menggunakan termometer.

Pencegahan Demam pada Anak

Dalam melakukan pencegahan demam pada anak, Mum sebagai orang tua bisa mengajarkan Si Kecil untuk melakukan hal-hal berikut:

  • Membiasakan mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah berada di dekat orang sakit.
  • Hindari menyentuh mulut, hidung, atau mata dengan tangan yang kotor.
  • Tidak berbagi alat makan dan minum dengan orang lain.
  • Biasakan selalu menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk.

Cara Mendukung Pemulihan Anak dari Sakit

Dalam masa pemulihan Mum akan melihat sang anak tidur terus saat demam. Hal ini karena Si Kecil masih lemas, malas makan, dan belum terlihat ceria. Karena kondisi tubuhnya masih belum fit, Si Kecil akan merasa tidak nyaman dan kadang jadi rewel.

Dukunglah Si Kecil agar segera anak pulih dari sakit dengan cara berikut ini:

Pastikan anak cukup minum

Saat demam atau diare, anak lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Selain itu, anak juga jadi malas makan dan minum ketika sakit, sehingga asupan cairannya tentu berkurang. Oleh karena itu, Mum perlu lebih sabar dan kreatif dalam membujuk Si Kecil untuk makan dan minum, agar ia terhindar dari dehidrasi.

Penuhi kebutuhan nutrisinya

Pada masa pemulihan, tubuh membutuhkan banyak asupan karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin. Beberapa jenis makanan yang baik untuk membantu pemulihan Si Kecil dari sakit adalah telur, daging, ikan, kacang-kacangan, serta buah dan sayuran, seperti lemon, wortel, dan alpukat.

Berikan susu

Susu merupakan minuman yang kaya akan nutrisi dan digemari oleh anak-anak. Produk susu tambahan yang baik adalah yang mengandung protein berkualitas, contohnya dengan asam amino esensial yang diperoleh dari sumber protein susu sapi, protein whey, dan protein soya (kedelai). Kandungan tersebut merupakan nutrisi penting untuk menunjang tumbuh kembang, dan memperkuat kekebalan tubuh Si Kecil.

Buat anak merasa nyaman

Saat sakit, anak sering kali merasa takut dan gelisah, terlebih jika ia mengalami demam, mual, dan muntah. Jadi, sebisa mungkin selalu temani Si Kecil dan jangan meninggalkannya sendirian. Ciptakan suasana rumah yang tenang dan bersih agar Si Kecil merasa nyaman.

Jika ia rewel, Mum bisa memeluknya. Cara ini dapat membantunya merasa lebih tenang. Selain mengurangi rasa takut dan gelisah, pelukan orang tua juga dapat membuat anak yang sedang sakit tidur dengan nyenyak.

Biarkan anak beristirahat

Dalam kondisi ini Mum akan melihat  anak tidur terus saat demam. Hal ini dikarenakan Si Kecil membutuhkan waktu tidur yang dibutuhkan anak pada dasarnya memang lebih banyak dibandingkan orang dewasa, yakni 9 hingga 11 jam. Oleh karena itu, pastikan Si Kecil tidur lebih lama dan lebih sering selama masa pemulihan.

Biarkan Si Kecil tidur ketika ia merasa lemas atau mengantuk. Rapikan dan bersihkan ranjangnya agar ia dapat tidur dengan nyaman dan lelap. Bila perlu, bacakan cerita atau putarkan musik yang menenangkan sebagai pengantar tidur. Jadi Mum tidak heran lagi bukan mengapa anak tidur terus saat demam?

Kapan Harus ke Dokter?

Hubungi dokter jika anak memiliki salah satu dari hal berikut:

  • Anak menjadi lesu atau pemarah, muntah berulang kali, mengalami sakit kepala berat atau sakit perut, atau memiliki gejala lain menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.
  • Demam terjadi setelah anak ditinggalkan cukup lama di dalam mobil yang panas, dan sudah berlangsung lebih dari tiga hari.
  • Kondisi lebih buruk atau gejala baru muncul lagi.
  • Mengalami kejang.
  • Anak memiliki masalah medis yang kompleks atau menggunakan resep obat secara berkepanjangan.

Baca Juga: Friso Moments

Untuk menjaga daya tahan tubuh si kecil dan menghindarinya dari demam dan penyakit lainnya, Mums bisa berikan Friso Gold 4 guna memenuhi kebutuhan hariannya. Dengan teknologi Locknutri, nutrisi alami susu tetap terjaga dan mudah diserap tubuh si Kecil. Friso juga membantu si Kecil kuat dari dalam. Pastikan selalu lengkapi nutrisi si kecil dengan Friso Gold 4 ya mums.

Kenapa anak sering kaget saat demam?

Jika anak atau seseorang mengalami demam, mereka bisa mengalami kaget-kaget atau mengigau karena rasa tidak nyaman pada tubuhnya saat ini. Selain itu perlu Anda perhatikan apakah terkejut dialami saat tidur atau saat beraktivitas.

Apa saja yang tidak boleh dilakukan saat anak demam?

Berikut hal-hal yang tak boleh dilakukan ketika Si Kecil demam atau suhu tinggi, antara lain:.

Pakai Baju Tebal dan Berlapis. ... .

Konsumsi Makanan Tinggi Gula. ... .

3. Dosis Obat Digandakan. ... .

Minum Air Putih Sedikit. ... .

Pakai Kipas Angin Terlalu Sering. ... .

6. Mandi Air Dingin. ... .

7. Memberikan Aspirin. ... .

Kurang Istirahat..

Kenapa bayi 1 tahun kagetan?

Ini merupakan salah satu refleks bayi kagetan atau terkejut, yaitu refleks Moro. Mengutip dari Stanford Children's Health, kondisi bayi kagetan ini terjadi saat ia merasa terkejut oleh suara atau gerakan yang keras.

Apakah kaget termasuk kejang?

Kaget saja semestinya tidak lantas memicu kejang. Akan tetapi, saat kaget, sebagian orang memang bisa saja melakukan pergerakan refleks yang berlebihan, sehingga mirip kejang, padahal bukan.

Apakah anak demam sering kaget?

Jika anak atau seseorang mengalami demam, mereka bisa mengalami kaget-kaget atau mengigau karena rasa tidak nyaman pada tubuhnya saat ini.

Apa penyebab anak kejang saat demam?

Apa Itu Kondisi Kejang Demam (Febrile Seizure)? Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, febrile seizure adalah kejang yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh (lebih dari 38 derajat Celsius). Kejang demam pada bayi juga terjadi akibat suatu proses ekstranium (di luar kelainan otak).

Apakah penyakit step berbahaya?

Kejang demam atau penyakit step merupakan kondisi yang tidak berbahaya dan bisa terjadi pada anak yang menderita demam tanpa menimbulkan komplikasi. Setelah mengalami kejang demam, umumnya anak dapat beraktivitas kembali seperti biasa.