Seruling adalah alat musik dari bambu yang berbentuk

Ilustrasi serunai © Facebook Isep Ilham

Indonesia memiliki jenis alat musik yang sangat beragam. Bahkan hampir setiap daerah punya alat musik tradisional yang khas, baik dari segi bentuk, bunyi, dan cara memainkannya. Umumnya, alat musik tradisional sendiri sudah berkembang secara turun-temurun dan biasa dipakai untuk mengiringi lagu daerah, tari-tarian, dan pertunjukan kesenian lain.

Salah satu daerah yang memiliki alat musik tradisional unik adalah Bengkulu. Pada zaman dahulu, di Bengkulu terdapat banyak kerajaan kecil seperti Kerajaan Pinang Berlampis, Kerajaan Sungai Lemau, dan Kerajaan Selember. Setiap kerajaan diketahui memiliki identitas berupa kebudayaan yang terus dilestarikan dari masa ke masa. Dari pengaruh kerajaan juga kemudian lahir berbagai macam alat musik dengan karakter bunyi yang khas.

Dari berbagai macam alat musik khas Bengkulu, serunai menjadi salah satu yang tersebar di berbagai daerah dan juga populer sebagai alat musik tiup Minang. Serunai telah menyebar di Sumatra Barat, terutama daerah Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, dan di sepanjang pesisir pantai bagian barat Sumatra.

Cingcowong, Ritual Memanggil Hujan dengan Boneka Serupa Jelangkung

Serunai

Serunai merupakan jenis alat musik tiup yang diyakini berasal dari Suku Pekal di Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko dan erat kaitannya dengan cerita rakyat Malin Deman. Namun serunai juga diperkirakan memiliki pengaruh dari shehnai, alat musik dari Lembah Kashmir di dataran India Utara dan diduga merupakan perkembangan dari pungi yang biasa dipakai dalam musik pemikat ular.

Serunai, yang juga disebut sunai, terbuat dari bahan bambu dan terdiri dari sembilan ruas dan enam lubang untuk mengatur nada. Untuk membuat serunai, dibutuhkan bambu kapa yang biasa ditemukan di aliran sungai. Bambu kapa memiliki tekstur bambu yang lebih tipis, mudah diolah, dan menghasilkan suara lebih nyaring.

Penggunaan bambu kapa pun harus menggunakan satu jenis saja dan tidak boleh dicampur dengan jenis bambu lain. Bagian yang menghasilkan suara serunai juga disebut epit, dari tangkai bulu ayam yang dipadukan dengan daun kelapa. Pada pembatas epit akan diberi uang koin agar orang yang memainkannya lebih mudah menarik napas.

Pada saat pembuatannya, bambu kapa yang dipilih akan dipotong menjadi sembilan ruas sesuai ukuran kemudian disambung jadi satu bagian. Selanjutnya serunai akan dilubangi dan dilakukan ritual dengan membakar kemenyan dan dibacakan mantra-mantra agar dapat menghasilkan suara yang bagus dan terhindari dari gangguan roh halus. Setelah itu, serunai akan dipasangkan epit. Selain terbuat dari bahan bambu, serunai juga ada yang dibuat dari material kuningan.

Suara serunai terbilang sangat khas dan terdiri dari enam variasi suara yang dihasilkan dari menutup dan membuka lima lubang. Memang tidak ada standar bunyi yang dihasilkan sehingga orang yang akan memainkan alat musik ini harus mengulik sendiri dan berlatih hingga mahir, mampu mengolah pernapasan selama memainkan serunai, dan mampu mengingat jenis suara yang dihasilkan sampai mulai terbiasa membuat variasi bunyi dan mengiringi musik lain.

Kabuenga, Mencari Jodoh dalam Kegiatan Jual Beli di Tanah Wakatobi

Ragam alat musik tradisional Bengkulu

Dalam mengiringi lagu-lagu daerah, tentunya serunai tidak dimainkan sendiri dan bisa dibarengi dengan alat musik lain. Selain serunai, Bengkulu juga masih memiliki berbagai alat musik tradisional lain, misalnya dol. Dol merupakan bedug yang dibuat dari bonggol pohon kelapa yang sudah berusia lebih dari 10 tahun atau bagian batang yang paling dekat dengan akar. Bonggol tersebut terkenal kuat tapi ringan, dan biasanya dilubangi bagian tengahnya kemudian ditutupi dengan kulit kerbai atau kambing untuk menghasilkan bunyi.

Jenis alat musik tabuh ini memiliki tiga teknik dalam memainkannya, yaitu suwena, tamatam, dan suwari. Ketiganya biasa dimainkan sesuai situasi dan kondisi. Umumnya teknik suwena lebih lambat pada momen berduka, sedangkan tamatan dipukul dengan cepat dan meriah, kemudian untuk suwari biasanya dimainkan dengan tabuhan satu-satu dan dimainkan saat mengiringi parade.

Dalam pementasan dol biasanya dimeriahkan pula dengan alat musik tassa. Tassa merupakan alat musik serupa rebana yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kayu rotan. Cara memainkannya pun mirip dengan rebana. Untuk perbedaannya terletak dari bahan pembuatannya. Rebana dibuat dari kayu dan kulit binatang, sedangkan pembuatan tassa menggunakan bahan aluminium, besi, atau tembaga dengan ukuran yang lebih besar pula.

Selain dol dan tassa, serunai juga biasa dipadukan dengan redap dalam pementasan. Redap memilikibentuk seperti rebana, tetapi materialnya berbahan kayu, rotan, dan kulit hewan. Tanpa memerlukan alat, redap dimainkan dengan dipuku langsung menggunakan tangan dan iramanya dapat menyesuaikan.

Ada pula kulintang, yang mirip kolintang, alat musik berupa deretan bilah kecil tersusun rapi dalam bentuk persegi. Kulintang dipukul dengan alat khusus untuk mengatur pola ketukan dan menghasilkan bunyi-bunyian yang indah didengar.

Cara Orang Makassar Menghormati Beras dan Ikan dalam Sepiring Nasi

Home » Kelas V » Bermain Alat Musik Seruling

Seruling merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan hampir dapat kita temui di seluruh indonesia. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik. Alat musik seruling menggunakan bahan dasar bambu. Bambu yang digunakan adalah bambu tamiang yang ruasnya panjang-panjang dan tipis. Jenis bambu seperti ini akan menghasilkan suara yang lunak dan merdu. Cara memainkan seruling adalah dengan cara ditiup dengan posisi seruling horizontal. Seruling biasanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah. Pada masyarakat sunda seruling digunakan untuk mengiringi gamelan, kacapi, dan tembang. Seruling tradisional lainnya adalah foy doa dan foy puy dari Nusa Tenggara Timur, suling lembang dari toraja, dan serunai dari Sumatera Barat.

1. Suling Sunda

Hampir seluruh wilayah Indonesia ada alat Musik Suling dari Bambu,  umumnaya yang paling dikenal  adalah alat musik Suling Sunda. Alat musik ini adalah alat musik tiup terbuat dari bambu Tamiang, salah satu jenis bambu yang tipis dan diameter kecil sehingga cocok untuk dibuat seruling, suling Sunda disebut ‘suling’ Suling biasanya menemani Kacapi, gamelan dan gamelan Tembang Sunda, suara yang dihasilkan sangat unik dan membangkitkan jiwa pendengar, itu karena skala nada seruling dan jiwa pemain suling.

2. Serunai

Bagi masyarakat Minang, nama serunai atau puput serunai, tak asing lagi. Alat yang digunakan untuk puput serunai terdiri dari batang padi, sejenis kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa. Serunai memiliki panjang sekitar 20 cm, diberi 4 lubang berjarak 2,5 cm. Fungsi lubang tersebut untuk mengatur irama. Sementara, nadanya alat musik ini sama dengan alat musik modern lainnya, yaitu nada pentatonis atau do-re-mi-fa-sol. Nada ini memang lazim pada alat musik tradisional Minang. Puput dari serunai (bagian yang ditiup) umumnya terbuat dari kayu atau talang, bisajuga terbuat dari batang padi tua. Antara bagian puput dan badannya ada penyambung yang berfungsi sebagai pangkal puput.

3. Suling Lembang

Suling Lembang merupakan alat musik dari Tana Toraja Sulawesi Selatan. Suling Lembang terbuat dari bambu bulo. Bulo merupakan jenis bambu yang tipis dengan ketebalan 2-3 mm. Panjang suling kurang lebih sekitar 80-100 cm dengan diameter 2 cm. Suling ini memiliki enam lubang nada, dan biasanya alat musik ini digunakan untuk lagu-lagu daerah Toraja terutama lagu-lagu kedukaan, juga dapat digunakan untuk menirukan alam sekitarnya. Suling Lembang tidak dimainkan secara solo melainkan diperlukan sokongan suara dari suling yang serupa lainnya,yakni suling deata. Hal ini dikarenakan, alat musik ini memiliki peran sebagai pengiring tarian Toraja yang dikenal dengan tarian Ma'marakka. Suling Lembang ini pun diperlengkapi dengan tanduk kerbau di bagian ujungnya sebagai corong pembesar suara.

4. Foy Doa dan Foy Pay

Kabupaten Ngada Flores yang beribukota Bajawa mempunyai banyak ragam kesenian daerah. antara lain musik Foy Doa. Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bambu kecil yang bergandeng dua atau lebih. Mungkin musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran. Nada-nada yang diproduksi oleh musik Foy Doa adalah nada-nada tunggal dan nada-nada ganda atau dua suara, hal ini tergantung selera si pemain musik Foy Doa. Cara Memainkan alat musik ini adalah dengan mengembuskan angin dari mulut secara lembut ke lubang peniup, sementara itu jari-jari tangan kanan dan kiri menutup lubang suara. Foy pay merupakan alat musik tiup dari bambu ini dahulunya berfungsi untuk mengiringi lagu-lagu tandak seperti halnya musik Foy Doa. Dalam perkembangannya waditra ini selalu berpasangan dengan musik Foy Doa. Nada-nada yang diproduksi oleh Foy Pai : do, re, mi, fa, sol.

Cara Memainkan Suling

Bermain suling bambu bagi beberapa orang itu sulit, selain karena harus menghapal nada juga harus terampil memainkan tangan supaya bisa menghasilkan suara yang merdu dari suling. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memainkan suling.
  1. Tenpatkan jari manis tangan kanan di lubang terbawah, tutuplah rapat, lakukan seterusnya dengan jari berikutnya.
  2. Tempatkan jari manis tangan kiri di lubang nomor 3 dari atas dan seterusnya, sampa dengan jari berikutnya.
  3. Pastikan ke 6 lubang tertutup rapat dengan baik, mulailah meniup dan mengurutkan nada O (lubang tutup semua), dan nada 1 (lubang dibuka 1 dari bawah dan seterusnya)
  4. Untuk berlatih pemula, cobalah memainkan lagu lagu yang sederhana. Selanjutnya coba mainkan lagu lainnya atau sebuah melodi dengan olah nafas dan penuh perasaan.

Seruling adalah alat musik dari bambu yang berbentuk

Fungsi jari-jari tangan kanan dalam memainkan suling adalah untuk menutup lubang-lubang suling bagian bawah, sedangkan jari-jari tangan kiri untuk menutup lubang seruling bagian atas. Dua faktor yang memengaruhi kualitas nada adalah posisi jari dan kecepatan aliran udara yang ditiup dari mulut. Selain suling bambu ada pula suling rekorder. Cara memainkannya ditiup seperti suling bambu, tetapi posisi rekorder vertikal membentuk sudut 45 derajat. Seruling modern/rekorder menggunakan bahan yang terbuat dari plastik. Rekorder diminkan dengan cara ditiup. Pada saat ditiup lubang-lubang pada rekorder dibuka dan ditutup menggunakan jari-jari.

Seruling adalah alat musik dari bambu yang berbentuk

Cara memainkan rekorder adalah dengan cara memegang rekorder. Tangan kiri memegang rekorder bagian atas dan tangan kanan memegang rekorder bagian bawah. Kepala tegak dan bahu sejajar, dada membusung dan kedua siku terangkat. Sumber tiupan di atas bibir bawah. Gunakan pernapasan diafragma dan tiupan harus rata dan tidak terlalu kencang. Berikut ini salah satu lagu sederhana untuk latiham memainkan suling/rekorder.

Seruling adalah alat musik dari bambu yang berbentuk

Setelah dapat memaikan lat musik suling/rekorder dengan baik silahkan tampilkan permainan di depan kelas. MIntalah ijin kepada guru kelas jika ingin menapilkan pertunjukan. Pertunjukan ini dapat menambah percaya diri sehingga pada akhir tahun dapat dipentaskan di acara sekolah.

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 2:56 PM