Sebutkan contoh hasil karya dari kemoceng

Kemoceng adalah salah satu alat pembersih debu yang terdiri dari bagian bulu-bulu [bulu ayam, bulu kalkun, bulu burung unta, maupun dari rafia dan bahan halus lainnya] yang biasanya terpasang atau terikat menjadi satu bagian bulat.[1]

Kemoceng

Bentuk kemoceng mengalami perubahan mulai dari bahan bulu, rafia, dan kain, batangnya ada yang dari rotan, kayu, maupun besi, tetapi di pasar tradisional kemoceng biasanya terbuat dari bulu ayam berbatang rotan.[2] Pada mulanya, kemoceng memiliki bentuk panjang dan tipis-tipis, bentuk yang mudah dibuat tetapi kurang efisien untuk melakukan pembersihan.[2] Kemoceng dapat diikatkan ke sebuah pegangan dengan pegangan terbuat dari kayu atau besi.[2] Karena keberagaman bahan dan kekuatan produk yang bermacam-macam, harga kemoceng pun sangat bervariasi.[2]

Kemoceng sudah dipatenkan, setidaknya pada tahun 1876, yaitu oleh Susan Hibbard yang melawan suaminya sendiri, George Hibbard, di pengadilan yang mengurusi hak paten karena suaminya mendaku kemoceng sebagai milik temuannya.[2][3] Kegigihan Susan konon membuka mata orang Amerika tentang banyaknya penemuan dari seorang perempuan yang kemudian dicuri oleh laki-laki.[2] Susan Hibbard mendaku ide kemoceng bermula ketika ia melihat bulu kalkun, yang dia pikir bisa berguna daripada dibuang sebagai limbah.[3] Kemoceng bulu mula-mula terbuat dari bulu angsa yang lembut dan mengalami perubahan seiring banyaknya ide yang muncul kemudian.[3] Bulu angsa waktu itu juga digunakan untuk membuat kuas kecil untuk mentega roti karena sifat lembutnya; mirip dengan kuas oles modern, tetapi kurang populer karena dianggap tidak bergaya.[3] Untuk membuat kuas di perapian dan kompor, mereka masih menggunakan bahan dari sayap angsa, ayam, dan kalkun yang kemudian populer dengan sebutan "kemoceng sayap," meskipun punya kelemahan, yaitu harus dijauhkan dari kucing dan anjing dan juga serangga dan ngengat.[3] Pada 1900, kemoceng yang terbuat dari bulu burung unta lebih disukai karena warnanya yang indah dan lebih efisien untuk mengusir debu karena keawetannya.[3]

Berkas:Robert rempher membuat kemoceng2.jpg

Robert Rempher sedang membuat kemoceng

Baru-baru ini ada sebuah industri kemoceng yang merayakan ulang tahun ke 100 [1913-2013], yaitu Beckner Feather Duster Company.[4] Perusahaan itu merupakan perusahaan kemoceng yang membuat kemoceng dari bulu burung unta asli.[4] Perusahaan ini dirintis oleh dua bersaudara, George Beckner dan Harry Beckner di Afrika Selatan ketika mereka bekerja sebagai misionaris di Kolese Heildelberg.[4] Kemudian, perusahaan itu dipindah pertama kali ke Athol, Massachusetts kemudian ke Bolton, Massachusetts dekat Lancaster Selatan.[4] Mereka membawa bulu burung unta dari Afrika Selatan setidaknya dua kali dalam setahun melalui perjalanan laut.[4] Bagi Margaret Fish Rempher dan suaminya, Robert A. RempherRobert Memper, yang saat ini mengelola perusahaan itu setelah kematian dari orang tua mereka, perusahaan ini merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa.[4]

Berkas:Kemoceng.jpg

Cara pembuatan kemoceng dari bulu burung unta, diambil dari [1]

  1. Di peternakan burung unta, pencabutan bulu atau pemanenan bulu unta dilakukan secara satu persatu dengan menggiring setiap burung unta ke kandang khusus.[5] Pencabutan bulu unta dilakukan dengan hati-hati, baik dalam pemilihan bulu maupun pencabutannya supaya tidak merusak bulu yang lain.[5]
  2. Kemudian bulu dikirim ke pabrik atau industri rumah tangga untuk disortir berdasarkan ukuran, kekuatan, dan warna.[5] Setelah itu mereka mencucinya dan mengeringkannya kembali.[5]
  3. Setelah kering, bulu-bulu yang besar diikat dengan benang bersama dengan bulu seukuran, pun demikian yang kecil-kecil.[5] Selain benang, pengikatan bulu dibantu dengan penggunaan lem untuk mencegah lepasnya bulu-bulu karena sifat licin dan mudah lepas dari ikatan benang.[5]
  4. Penempelan bulu-bulu pada gagang [besi, kayu, rotan] dilakukan sesuai model yang dikehendaki, biasanya dimulai dari golongan ikatan bulu-bulu besar, baru ikatan bulu-bulu kecil.[5]
  5. Proses penyelesaian dilakukan dengan menambahkan gagang untuk gantungan, atau diwarnai warna tertentu untuk memberi perlindungan kemoceng dan memberi gaya supaya lebih menarik.[5]

  1. ^ "kemoceng". artikata.com. Diakses tanggal 30 April 2014. 
  2. ^ a b c d e f [Inggris] Mary Ellen Snodgrass., Encyclopedia of Kitchen History., New York: Routledge, 2004, Hal. 124
  3. ^ a b c d e f "The feather duster". bordercleaning.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-26. Diakses tanggal 30 April 2014. 
  4. ^ a b c d e f "CELEBRATING 100 YEARS!". becknerfeatherduster. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-02. Diakses tanggal 30 April 2014. 
  5. ^ a b c d e f g h "Feather Duster". madehow.com. Diakses tanggal 30 April 2014. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemoceng&oldid=20933609"

Posted on 7 November 2016 Updated on 10 November 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan Rahmat, Idayah, Taufik dan Karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Kliping ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana sehingga kami berhasil menyelesaikan Kliping ini yang alhamdullilah tepat pada waktunya.

Klipining ini berisikan tentang “PENGOLAHAN BULU AYAM DAN SERAT SABUT KELAPA”.

Harapan kami semoga Kliping ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Kliping ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Kliping ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Kliping ini.

Bengkulu, 05 Mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………. II

PENGOLAHAN DARI BULU AYAM……………………………………………. 1 PENGERTIAN SULAK /KEOCENG…………………………………………. 1 SEJARAH KEMOCENG / SULAK……………………………………………. 1 PROSES PEMBUATAN SULAK / KEMOCENG…………………….. 2-3 PENGOLAHAN DARI SERAT SABUT KELAPA………………………….. 4 PENGOLAHAN SABUT KELAPA ………………………………………….. 5 BAHAN YANG DAPAT DIBUAT DARI SERAT KELAPA……….. 6 CONTOH BARANG YANG DAPAT DIBUAT DARI SABUT KELAPA…….. 7 SAPU SABUT KELAPA……………………………………………………………… 8-9

KATA PENUTUP ………………………………………………………………….. 10

A.    PENGOLAHAN DARI BULU AYAM

PENGERTIAN SULAK/ KEMOCENG Sulak adalah peralatan rumah tangga pembersih debu terbuat dari bulu ayam atau bahan sintetis yang dirangkai dan disusun menempel ke sebuah tangkai kayu/rotan. Sulak sebenarnya diproduksi di beberapa tempat di dalam dan luar negeri. Salah satu sentra kerajinan sulak terkenal di tanah air adalah di dusun Ngriman, desa Karanglo, kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten. Dusun Ngriman kira-kira terlletak di 20 kilometer sebelah tenggara puncak Merapi. Disebut dusun Ngriman karena sebagian besar warganya merantau ke kota lain untuk berjualan sulak dan mengirimkan uangnya ke kampung halaman, sehingga disebut “kiriman”, atau “ngiriman” atau Ngriman. Keberadaan industri kerajinan sulak di Ngriman berdampak secara agregat pada perekonomian di sekitarnya karena produksi sulak tidak hanya disuplai di Ngriman saja akan tetapi didukung dusun-dusun di sekitarnya.

Sulak dari dusun Ngriman dipasarkan ke kota-kota lain di seluruh Indonesia : jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Wonogiri, Purwakarta, Lampung, dan sebagainya. Segala sesuatu tentang sulak ini akan dikupas habis dalam artikel-artikel lain dalam blog ini. Selamat mengenal Sulak dari Ngriman.

Sejarah Kemoceng/ Sulak
Sulak / Kemoceng merupakan piranti kecil yang sederhana, tetapi fungsi dan manfaatnya luar biasa dalam berperan sebagai pencipta keindahan rumah yaitu kebersihan, membersihkan debu, abu dll, terbuat dari bulu/ rafia/ kain/ woll dan kini terbuat dari rambut dan diberi gagang untuk pegangan, Sulak juga disebu t sebagai kemoceng atau duster dalam bahasa inggrisnya, beragam jenis sulak dapat kita jumpai sekarang ini, mulai yang terbuat dari bulu ayam, tali rafia, kain, bulu domba bahkan yang paling mutakhir adalah sulak yang sering kita lihat di TV media.

Dahulu sulak  berbentuk tipis dan panjang, namun karena dianggap kurang efesien kini sulak diberi gagang yang cukup manis, terbauat dari kayu, plastik bahkan logam, alat yang biasa digunakan sebagai pembersih debu pada meja, kursi, tembok dan hiasan ini bisa kita jumpai mulai dari pasar hingga toko toko moderen bahkan melalui call center seperti di iklan TV, setelah tidak digunakan biasanya sulak digantungkan pada dinding, makanya tidak heran jika terdapat cantelan/ tempat menaruh paku yang berguna untuk menaruh di tembok atau dinding kayu.

Sulak adalah kerajinan turun temurun dari negeri Cina. Sulak merupakan penghargaan dari Cai Ing Tianjin yaitu sulak yang dibikin dari Cai Xijiu, ialah kakek butut dari Cai Xuebin pada masa pemerintahan Kaisar Xianfeng  dari dinasti Qing,  sulak yang dibikin oleh Cai dikenal karena kualitasnya yang bagus, sehingga direkomendasikan untuk membersihkan barang barang milik keluarga kaisar di istananya.

Sebagai terobosan baru, jika saat ini Anda hanya mengenal sulak dari bulu, kain, plastik, rafia dan lain lain maka kini membuat sulak yang lain daripada yang lain dan hanya baru dibikin di kota kami sebagai pusat industri rambut palsu dunia, maka kami memanfaatkan rambut yang melimpah sebagai bahan baku pembuatan sulak tersebut.

PROSES PEMBUATAN SULAK / KEMOCENG
Bahan :

Bulu Ayam Tangkai Kayu / rotan Pewarna Tali

Alat :

Jarum Benang Paku

Cara Pembuatan :

Pemilihan bulu ayam
Pemilihan bulu ayam berkaitan dengan jenis sulak yang akan dibuat : besar,sedang, kecil, warna, jenis bulu ayam dan sebagainya. Untuk satu jenis sulak

tertentu maka bulu ayam dipilih yang sesuai. Misalnya untuk membuat sulak besar dari jenis bulu ayam jago, maka dipilih bulu ayam leher dan ekor. Bulu ekor cenderung lebih besar sehingga diplot untuk bagian atas sulak. Selanjutnya di bawah bulu ekor dipilih bulu leher ayam yang cenderung sedang tetapi lembut dan rapi. Untuk bagian bawah sulak bisa memakai bulu yang lebih kecil.

Penjahitan bulu ayam Penjahitan bulu ayam maksudnya adalah merangkai satu per satu bulu ayam sesuai urutan terbesar hasil pemilihan pada point 1 dengan cara dijahit manual menggunakan jarum dan benang. Biasanya benang yang dipakai adalah benang hasil urai dari tali jemuran.hasil penjahitan bulu ayam ini dinamakan rentengan karena berupa bulu ayam yang direnteng/dirangkai berurutan. Pewarnaan bulu ayam Pewarnaan ini sifatnya sesuai kebutuhan karena tidak semua bulu ayam harus diwarnai. Untuk bulu ayam jago biasanya sengaja tidak diwarnai karena sudah memiliki corak warna alami dari sang ayam. Bulu ayam yang biasa diwarnai adalah bulu ayam petelur/horn dan ayam pedaging / ayam negeri.Tujuan pewarnaa adalah agar bulu ayam terlihat lebih cerah dan menarik. Pembuatan sulak Pembuatan sulak sebenarnya tidak rumit karena tinggal melilitkan bulu ayam yang telah didjahit dengan benang ke tangkai kayu/rotan dengan diperkuat oleh tali atau benang sol sepatu.Proses pembuatan sulak diawali dengan pembuatan jambul atau tutup atas dari tangkai kayu/rotan. Setelah itu dililitkan rentengan bulu ayam urut terbesar dari jenis bulu ayamnya sampai kira-kiran satru depa [+sejengkal sebelum tangkai habis]. Pembuatan kait tangkai Kait tangkai berguna untuk meletakkkan sulak ke paku di dinding.

Kelebihan        : Mempunyai banyak warna tekstur dan berbagai bentuk.

Kekurangan     : Hanya dapat untuk membuat sulak/kemoceng saja tidak dapat  dijadikan yang lain.

PENGOLAHAN DARI SERAT SABUT KELAPA
Pemanfaatan serbuk kelapa sebagai media tanam sangat baik dipakai untuk tanaman hidroponik, penggunaan serbuk kelapa di negara-negara maju sangat diminati terutama oleh perusahaan yang bergerak dibidang pertania, seperti, negara Jepang, Belanda, dan Korea, mereka menggunakan serbuk kelapa untuk media tanam karena menurut hasil penelitian keunggulan media hidroponik dari serbuksabut kelapa dapat menyerap air sebanyak 6 kali dari volumenya. Dampaknya, frekuensi penyiraman nutrisi bisa makin menurun, biaya produksi, dan tenaga kerja makin hemat.

Kalau kita bandingkan dengan media arang sekam yang hanya mampu menyerap     air dan nutrisi dengan volume 1,5-2 kali dari volumenya, maka penggunaan serbuk kelapa jauh lebih efektif, maka tidak heran negara-negara maju banyak yang memilih serbuk kelapa sebagai media pertanian dibanding media arang sekam atau media lain. Serbuk kelapa ini banyak diimpor dari negara India dan Sri Langka. Kandungan EC 0,5

Untuk dijadikan media, serbuk kelapa harus terlebih dahulu di-treatment. Tujuannya untuk menghilangkan garam dan minyak yang terkandung didalamnya. Dalam satuan parameter EC [Electro Conductivity], serbuk yang baik bisa mencapai 0,5. Sedangkan untuk kualitas paling rendah mencapai EC lebih dari 3. Dengan kualitas terbaik, volume penyerapannya bisa enam kali lebih banyak, maka rata-rata penyiraman nutrisi cukup 2 kali dalam waktu 24 jam.

Menurut beberapa ahli hidroponik asal Belanda, sebelumnya mereka banyak memakai  rockwool. Namun, karena isu back to  nature ramai didengungkan orang, maka mereka mencari alternatif. Salah satunya pilihan utamanya adalah menggunakan serbuk kelapa.

Untuk membuat serbuk kelapa layak pakai, harus dilakukan sejumlah tahapan terlebih dahulu. Lantaran kandungan garam dan minyak tinggi, serbuk harus dijemur untuk menghilanglannya. Setelah itu lakukan sterilisasi untuk menghilangkan jamur. Sebelum digunakan, serbuk dibasahi dengan air agar jenuh. Selanjutnya siap digunakan.

Ketika nutrisi diberikan, selain diserap oleh akar, sebagian makan tersebut akan lari ke serbuk kelapa. Pada saat akar membutuhkan lagi, nutrisi yang tertinggal pada media bisa dengan mudah diserap akar. Jadi, serbuk ini beesifat mudah menyerap dan mudah memberi.

Di Indonesia, serbuk kelapa juga mulai banyak digunakan oleh para pekebun hidroponik, seperti di Cihideung Bandung. Dengan menggunakan media serbuk kelapa para pekebun banyak yang berpendapat hasilnya memuaskan.

Manfaat lain selain untuk hidroponik
Beberapa perusahaan jamur champignon di Indonesia banyak yang menggunakan serbuk sabut kelapasebagai media tanam. Serbuk kelapa itu diletakan di atas tunas jamur yang tumbuh di atas kompos. Sebelum serbuk tersebut dijenuhkan terlebih dahulu dengan air.

Dengan menggunakan media serbuk kelapa para perusahaan jamur tidak harus sering menhyiram untuk menjadi kondisi lembap, bahkan tidak usah menggunakan sprayer untuk minyiram air dari atas. Namun dengan adanya media serbuk kelapa penyiraman menggunakan sprayer cukup seminggu sekali. Dampaknya champignon tidak mudah busuk. Cara bekerja serbuk yang menyerap air justru menguntungkan media kompos di bawahnya. Ia akan menyuplai air ketika kompos mulai mongering.

Pengertian Sabut Kelapa
Sabut merupakan bagian mesokarp [selimut] yang berupa serat-serat kasar kelapa . Sabut biasanya disebut sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya paling banyak hanyalah untuk kayu bakar. Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi kesed. Padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik . Sabut kelapa jika diurai akan menghasilkan serat sabut [cocofibre] dan serbuk sabut [cococoir]. Namun produk inti dari sabut adalah serat sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka macam derivasi produk yang manfaatnya sangat luar biasa.

BAHAN YANG DAPAT DIBUAT DARI SABU KELAPA Sabut kelapa sangat potensial dibuat serat, dan banyak digunakan sebagai bahan aneka kerajinan. Dalam dunia pertania, sabut kelapa juga cocok digunakan sebagai pembalut cangkok tanaman dan medium tumbuh bagi tanaman anggrek epifit.

Sabut kelapa dapat digunakan sebagai obat tradisional. Adapun beberapa ramuan sabut kelapa yang dapat di gunakan untuk menyembuhkan penyakit tertentu seperti berikut:

Bakar sabut kelapa yang lembut hingga menjadi abu. Kemudian, campurkan 1 sendok teh abu sabut kelapa tersebut dengan air kelapa muda serta gula pasir 1 gelas / 250cc dan diminum 2X sehari. Ramuan tersebut berguna untuk menyembuhkan pendarahan yang berlebihan selama haid, wasir, muntah karena gangguan empedu, asam yang berlebihan dalam perut, sakit tenggorokan dan tukak lambung. 2.Secangkir air rebusan sabut kelapa dicmpur dengan madu, berkasiat sebagai obat pembasmi cacing gelang dan cacing pita. Bila ramuan tersebut ditambah sari jeruk nipis, sedikit biji anggur yang kering, sejumput kapulaga dan garan, maka akan berkhasiat sebagai obat anti muntah-muntah pagi hari selama nyidam [saat ibu hamil]. Serat sabut kelapa dirancang sebagai komoditas ekspor ke Eropa, Jepang, Korea, Australia, Cina, Taiwan dan masih banyak lagi.Peluang pasar serat sabut kelapa tersebut sangat baik. Misalnya, Jepang berpotensi daya serap sebesar 100 ton/bulan, Taiwan 800/bulan. Sementara, Jerman berdaya serap 8 ton serat sabut dan 8 ton gabus [coco pit / coco dust] per tahun. Serat sabut kelapa [coco fiber] dapat diolah menjadi serat sabut sisir yan disebut well dressed double cut, dan juga diolah menjadi lembaran berkaret [coco heet]. Di negara-negara maju, serat sabut kelapa merupakan bahan baku pembuat empuk jok / kursi mobil yang sangat kuat. Pengolahan serat sabut kelapa dilakukan melalui 3 tahap kegiatan, yaitu: Perendaman [soaking], pelunakan [cruser], dan penyeratan [defibring]. Adapun hasil olahan serat sabut kelapa tersebut digolongkan menjadi 3 bentuk produk, yaitu sebagai berikut. 1.White fiber, yakni serat yang berukuran panjang, halus dan berwarna keputihan. Serat ini dibuat dari sabut kelapa yang belum tua, umur 8-10bulan. White fiber dapat dipintal menjadi benang, dirangkai menjadi karpet, dibuat kain pembersih, dan dijadikan tali [tambang]. 2.Bristle fiber, yaitu serat yang berukuran panjang dengan pomposisi 1/3, serat sabut bewarna coklat. Britle fiber diperoleh dari serat sabut kelapa tua, berumur 12 bulan atau lebih.

3.Mattrass fiber, yaitu serat pendek dengan komposisi 2/3, serat sabutnya berwarna cokelat. Serat ini biasanya di buat keset, dan lembaran [coco sheet] yang berfungsi untuk melapis tempat tidur pegas, jok mobil, dan peredam suara.

CONTOH BARANG YANG DAPAT DIBUAT DARI SABUT KELAPA :

1.      Pupuk Organik Cair dari sabut kelapa

Pupuk organik cair adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair. Untuk kita yang memiliki hobi bercocok tanam, memberikan pupuk pada tanaman merupakan suatu kewajiban agar tanaman dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang maksimal.

Kebutukan akan pupuk merupakan salah satu hal yang harus dipikirkan dan disediakan anggarannya. Untuk meringankan biaya yang dikeluarkan, kita kerap kali berupaya membuat pupuk sendiri. Pupuk organik dapat berupa pupuk padat dan pupuk cair. Namun, tak jarang pupuk cair yang dihasilkan mengeluarkan aroma yang cukup menyengat.

Pupuk cair yang terbuat dari sabut kelapa merupakan salah satu pupuk cair yang tidak menimbulkan aroma yang menyengat, namun hasilnya cukup menggembirakan.

Alat dan bahan yang dibutuhkan:

Sabut kelapa Ember dengan tutupnya Air Ragi tape Gula pasir Bakteri EM – 4

Cara membuat:

Masukkan sabut kelapa ke dalam ember, kemudian taburkan ragi tapr, gula pasir, dan bakteri EM – 4 ke dalam ember yang berisi sabut kelapa yang telah dimasukkan. Isi ember yang telah diisi sabut kelapa dengan air hingga sabut kelapa terendam. Tutup ember yang telah diisi sabut kelapa dan air dan diamkan selama 2 minggu atau hingga air berubah menjadi kecokelatan.

Manfaat Pupuk Organik Cair:

Untuk menyuburkan tanaman Untuk menjaga sstabilitas unsur hara dalam tanah. Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar.

Kelebihan Pupuk Organik Cair:

Cara membuatnya mudah Harga alat dan bahannya murah. Tidak memiliki efek samping.

Kekurangan Pupuk Organik Cair:

Pembuatan Pupuk Organik Cair: dibutuhkan kesabaran dan ketekunan yang tinggi. Hasil pembuatannya tidak banyak

Cara menggunakan pupuk cair:

Disiram ke tanaman dengan perbandingan antara pupuk cair dengan air bersih 3:1.

2.      Sapu Sabut Kelapa

Setiap rumah tangga pasti membutuhkan sapu lantai. Sabut kelapa merupakan barang limbah yang kebanyakan hanya dimanfaatkan untuk kayu bakar. Padahal sabut kelapa ternyata dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan barang-barang yang sangat bermanfaat dan memiliki jual tinggi dan bila diketahui juga dapat menjadi sumber pencaharian. Sabut kelapa dapat dipergunakan berbagai bahan baku pembuatan : tali, salang, kalut, keset, sapu dll.

Cara pembuatan sapu dari sabut kelapa

Bahan Sabut / kali kelapa 2 butir Sebilah bambu atau carang panjang 1 m Tali / tambang dari sabut kelapa Besaran kurang lebih 2 – 3 mm sepanjang 6 m Sebilah bambu kecil besaran 3 – 4 mm panjang 20 cm Alat Kayu pemukul dan batu landasan Sikat darii kawat [dapat dibuat dengan paku-paku kecil yang ditancapkan pada kayu dibut seperti sikat Pisau / parang dan jarum karung Cara Membuat Sabut [tepes] dipukul pukul agar daging sabut lepas. Sabut yang telah dipukul-pukul disikat agar serabut yang pendek lepas Serat yang pendek dibuat tali Serat yang panjang diikat dengan tali sabut bagian ujungnya dengan besaran kurang lebih segenggaman jari telunjuk tiap 1 buah sapu terdiri dari 4 [empat] akar sabut yang terpisah dan 1 ikat sabut yang langsung diikatkan pada ujung tangkai sapu Tusukan sebilah bambu kecil pada ikatan sabut diujung tangkai ibaratnya sebagai bahu [pundak] Tusukan keempat ikatan sabut di bahu kanan dan kiri tangkai masing-masing 2 [dua] ikat Ikatlah ujung sabut bagianatas bahu tangkai Sapu siap digunakan.

Kelebihan                          : Dapat menghasilakan berbagai jenis barang yaitu, sapu,pupuk,bantalan jok, soring bed, White fiber, Bristle fiber, Mattrass fiber, tali, salang, kalut, dll.

Kekurangan                      :    –

KATA PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi ynag menjadi pokok bahasan dalam kliping ini, tentunya masih banyak kekurangan dalam kliping ini, karena terbatasnya pengetahuan dan referensinya yang ada hubunganya dengan judul kliping ini.

Terimah kasih pada semua pihak yang telah membantu dan juga sumber-sumber referensi dalam melengkapi kliping kami ini .

Kami banyak berharap para pembaca dapat memberikan saran dan kritiknya yang membangun kepada kami demi sempurnanya kliping ini dan dari penulisan kliping ini. Semoga kliping ini dapat berguna bagi penulis dan pembacanya.

Salam Penulis

Video yang berhubungan