Sebutkan tata cara mengirim pesan whatsapp kepada guru

Sebutkan tata cara mengirim pesan whatsapp kepada guru

Berikut merupakan contoh penulisan yang sopan pada saat mengirim tugas kepada guru secara online:

"Assalamualaikum Wr. Wb, Selamat pagi Pak/Bu

Maaf mengganggu waktunya,

Nama saya Ruroh dari kelas X IPA 4,

Izin mau mengumpulkan tugas pak/bu, terimakasih."

Pembahasan

Berikut merupakan etika-etika yang perlu diperhatikan pada saat ingin mengirim pesan kepada guru secara online:

  • Pilihlah waktu yang tepat dan tidak melewati jam operasional.
  • Gunakanlah bahasa yang formal.
  • Mengucapkan sebuah salam terlebih dahulu.
  • Menggunakan kata maaf.
  • Memperkenalkan diri.
  • Menjelaskan maksud dan juga tujuan mengirim pesan.
  • Mengucapkan terima kasih.

Pelajari lebih lanjut

1. Materi tentang guru brainly.co.id/tugas/28383903

2. Materi tentang guru brainly.co.id/tugas/10175594

3. Materi tentang guru brainly.co.id/tugas/12557248

-----------------------------

Detil jawaban

Kelas: 2

Mapel: B. Indonesia

Bab: Bab 4 - Sekolahku Indah

Kode: 2.1.4

#TingkatkanPrestasimu

Kini komunikasi berkirim pesan makin termudahkan dengan hadirnya media Email, Whatsapp, SMS dan Telegram. Sedangkan dulu kita belajar menulis surat alias korespondensi.

Bedanya, surat-menyurat masuk dalam kurikulum sekolah. Kita diajarkan etika dan aturan yang berlaku terkait aktivitas tersebut, antaranya “kalau pake kertas buku tulis, jangan hasil sobekan, gak sopan”.

Kita pun belajar adab di sana, termasuk penulisan nama, title seseorang dan salam. Jika sifatnya pribadi, dianjurkan menanyakan kabar dan harapan semoga sehat wal afiyat.

Wajar, surat itu bisa berhari-hari baru sampai. Kita gak tahu keadaan di sana, belum ada centang biru saat itu, sebagai bukti pesan telah diterima.

Seiring perkembangan, sopan santun kadang terlupa, entah karena dianggap aneh atau bisa jadi kebiasaan baru. Terutama saat berhubungan dengan guru dan dosen.

Lalu, hal apa saja yang harus diperhatikan saat berkirim pesan whatsapp, e-mail, telegram dan platform messaging lain?

Bagaimana etika mengirim email, SMS, WA dan sebagainya?

1. Apps Pribadi

Gunakan handphone milik sendiri, jangan pake punya orang. Kecuali Kamu masih dibawah umur, karena anak-anak haram punya smartphone.

Ini hanya saran. Karena ada privasi kamu dan pihak lain yang harus dijaga.

Kalau gak punya ponsel, coba gunakan dual apps. Bisa download fungsi ini di playstore. Kalau gak salah Xiaomi juga punya fitur default di setting.

2. Lihat Waktu

Penting! Kirimlah pesan di waktu yang pantas, jika berkaitan dengan studi, bisnis dan kerja yang sifatnya formal.

Jangan mentang-mentang habis main futsal, jam 11 malem kirim WA, gak pantes. Jam sarapan pun belum layak.

Bahkan sebenarnya, ba’da maghrib, sudah tidak nyaman lagi sending message ke orang lain yang berkedudukan formal. Kecuali mau kirim bakso, martabak, nasi goreng, mungkin yang terima akan senang.

Lihat juga hari apa sekarang. Kalau bisa, jangan kirim SMS pada hari Sabtu dan Ahad. Bisa jadi beliau sedang istirahat, jangan sampai rileks mereka terganggu.

Kalau ada perlu untuk hari senin, usahakan hubungi di hari Jum’at, atau Ahad sore saja.

3. Ucapkan Salam

Awali dengan memberi salam. Jika Kamu dan lawan chatting adalah muslim, ucapkanlah “Assalamu’alaikum” minimal, lebih lengkap lebih baik.

Sunnah di dunia nyata, bisa jadi wajib di dunia maya dalam konteks adab dan akhlak. Medsos kan lebih sensitif.

Nggak enak banget kan baca pesan dari orang yang relatif asing, langsung, “Mau tanya, sekarang ada di mana?”

Memberi salam adalah simbol keramahan dan senyum hangat.

4. Gunakan Kata “Maaf”

Improve komunikasi kita dengan akhlak rendah hati, utarakan rasa “maaf” untuk segala hal, misalnya maaf karena telah mengganggu, maaf karena cara menghubungi beliau kurang sopan dsb.

Orang lain, perlu di hormati. Terlebih jika kita seorang murid yang menghadapi ustadz, guru atau dosen yang memang derajatnya lebih tinggi. Tapi jangan kebanyakan “maaf” ya.

5. Sebutkan Identitas Diri

Perlu disadari, orang besar biasanya banyak menangani masyarakat, begitu juga guru dan gubernur kita.

Tidak semua pesan WA atau SMS yang masuk, di-save jadi nomer kontak. Kita perlu paham.

Maka, jangan lupa cantumkan identias diri setiap kali chatting, nama, asal, kelas, rt/rw dsb… Kecuali kamu calon mantunya.

Jangan bikin bingung orang, gak ada angin gak ada hujan, begitu masuk pesan, “pak, besok jadi kan kita ketemu jam 1 siang?”

6. Utarakan Maksud dan Keperluan

Sama seperti dunia nyata, manggil orang pasti ada kepentingan. Jangan bikin orang kesel, kirim whatsapp tapi gak ada tujuannya.

Tulis secara jelas, mau ngapain, perlu apa.

7. Perhatikan Budaya Berbahasa

Penting juga memperhatikan budaya berbahasa;

  • Susun gaya bahasa yang baik dan benar.
  • Jangan disingkat: mata2, se-x, kepo,
  • Jangan sok kenal sok dekat.
  • Jangan pake bahasa alay: cayang, bomat, pewe,
  • Harus ringkas padat dan berisi.
  • Kalau itu dosen/guru bahasa Arab dan Inggris, biasanya hanya mau menjawab pesan mahasiswa yang menggunakan bahasa mata kuliahnya. Buat mereka bangga.

8. Tunjukkan Rasa Butuh

Tidak kalah urgent, tunjukan kamu butuh jawaban atau respon dari apa yang telah kita tulis. Gak hina kok, emang itu adabnya.

9. Sampaikan Terima Kasih

Di penghujung pesan kamu, menghaturkan rasa terima kasih, karena telah diterima whatsapp-nya. Walaupun kita udah punya feeling gak bakal dibalas 99%.

10. Penutup

Akhirnya, kamu tutup surel atau whatsapp itu dengan salam. Jangan digantung penbicaraanya. Supaya jelas, chatting itu sudah selesai dan dipahami.

Dah, itu aja etika mengirim email, whatsapp, Telegram dan sebagainya.

Meski artikel ini hanya menyebut beberapa aplikasi messenger, namun 10 tips ini berlaku secara umum untuk segala apps, seperti DM Instagram, Inbox Facebook Messenger dll.

Tips ini sangat cocok untuk menghubungi orang lain yang tidak begitu kenal atau formal.

A. Contoh Pesan

Whatsapp SMS

Sebutkan tata cara mengirim pesan whatsapp kepada guru
Siti Nur Fatimah, S.Pd.; Guru SMP 3 Kudus (Dok Pribadi)

GAWAI merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi yang memberikan berbagai kemudahan bagi manusia. Dengan teknologi ini, jangkauan komunikasi dari satu orang ke orang lain menjadi lebih mudah. Bahkan, tanpa memerlukan tatap muka, komunikasi dapat dilakukan dengan lancar.

Terlebih lagi dengan perkembangan internet saat ini, jangkauan komunikasi menjadi semakin luas. Setiap orang dapat terhubung dengan berbagai platform media sosial. Seperti yang sudah familiar saat ini, misalnya Whatsapp. Mereka bisa saling sharing untuk membahas berbagai topik yang menarik. Dalam hal ini, dapat dipahami perkembangan teknologi dapat meningkatkan peradaban kehidupan manusia yang semakin maju serta penuh dengan kemudahan.

Hingga kini, kehadiran gawai menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat pada umumnya. Selain sebagai media yang dapat memudahkan komunikasi sehari-hari, terdapat berbagai macam fungsi gawai yang tidak kalah pentingnya. Yaitu untuk komunikasi antara guru dengan siswa baik di sekolah maupun di rumah.

Kebanyakkan siswa saat menghubungi guru memilih melalui Whatsapp. Walaupun melalui WA, hendaknya tetap memerhatikan etika. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Banyak peserta didik yang tidak mengerti cara berkomunikasi dengan guru yang santun, sehingga chat-nya diabaikan. Sebab, guru kesal atau tersinggung. Mereka belum bisa membedakan mengirim pesan antara guru dan temannya.

Dengan kejadian ini, sebagai guru hendaknya peduli dengan memberi arahan pada siswa tentang etika menghubungi guru melalui Whatsapp. Berikut etika menghubungi guru melalui Whataapp. Pertama, perhatikan waktu mengirim pesan. Ketika mengirim pesan, hendaknya memerhatikan jam istirahat dan waktu ibadah. Hendaknya tidak terlalu malam atau pagi. Kirimlah pesan pada saat jam kerja.

Kedua, awali percakapan dengan ucapan salam dan sapaan penghormatan. Untuk memulai pesan dengan guru ucapkan salam dan sapaan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada guru. Hendaknya menyebut nama guru setelah menyapa dengan ”Pak” atau ”Bu” agar terkesan dekat dan akrab. Misalnya, ”Assalamualaikum. Selamat pagi, Pak Ardi.”

Ketiga, gunakan bahasa formal. Bapak atau ibu guru bukanlah teman sebaya, maka gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Walaupun bapak atau ibu guru menggunakan bahasa santai, tapi tetap wajib menggunakan bahasa yang formal untuk menjaga adab atau sopan santun. Hindari juga penggunaan bahasa yang tidak umum dan singkatan-singkatan dalam mengirim pesan, seperti sy, dmn, kpn, gpp, ok.

Baca Juga :  Membentuk Karakter Peserta Didik lewat Pendidikan Kepramukaan

Keempat, ucapkan maaf karena mengganggu waktunya. Setelah mengucapkan salam dan menyapa guru, hendaknya menyampaikan permohonan maaf karena telah mengganggu waktu mereka. Contoh: Mohon maaf, Pak atau Bu mengganggu waktunya.

Kelima, perkenalkan identitas diri. Sebelum menyampaikan pesan inti, hendaknya memperkenalkan diri. Hal ini dilakukan agar guru tahu nama dan kelas anak yang mengirim pesan, kemungkinan guru tidak akan merespons jika mereka tidak mengenal identitas  yang mengirim pesan. Meski sudah pernah mengirim pesan pada bapak atau ibu guru, mungkin nama siswa yang mengirim pesan belum sempat disimpan dalam kontak, karena keterbatasan memory dan banyaknya siswa.

Untuk kasus chat di Line, di mana nama otomatis tercantum, salah satu etikanya adalah me-rename dengan nama asli atau nama lengkap dan jangan pernah menggunakan nama palsu. Perkenalan singkat ini juga perlu dilakukan, agar membantu guru untuk mengingat, karena jumlah siswa yang banyak, sehingga sulit untuk menghafal nama siswanya. Identitas yang perlu disampaikan cukup nama dan kelas. Contoh:  Selamat pagi, Bu Dena. Maaf mengganggu. Saya Pipit dari kelas lX F.”

Keenam, jelaskan tujuan. Jelaskan tujuan mengirim pesan dengan tulisan yang jelas. Contohnya, ”Saya ingin bertanya tentang tugas yang Ibu berikan hari ini. Apakah tugas tersebut dikirim via GCR atau email Bu?”

Ketujuh, ucapkan terima kasih. Jangan lupa mengucapkan terima kasih. Kedelapan, merespon kembali jawaban guru. Ketika guru sudah menjawab pertanyaan, segeralah merespons kembali sebagai tanda telah paham tentang jawabannya. Respon bisa dengan kalimat afirmasi menandakan pertanyaan kita sudah selesai terjawab. Bisa juga berbentuk pertanyaan lanjutan jika memang diperlukan dan mendesak.

Etika yang perlu diperhatikan adalah jangan memulai percakapan kembali sampai percakapan sebelumnya selesai dijawab guru. Intinya, jangan sampai jawaban guru tersebut hanya di-read atau diabaikan. Hendaklah merespons dengan baik pula dengan mengucapkan  ”Terima kasih”. (*)

GAWAI merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi yang memberikan berbagai kemudahan bagi manusia. Dengan teknologi ini, jangkauan komunikasi dari satu orang ke orang lain menjadi lebih mudah. Bahkan, tanpa memerlukan tatap muka, komunikasi dapat dilakukan dengan lancar.

Terlebih lagi dengan perkembangan internet saat ini, jangkauan komunikasi menjadi semakin luas. Setiap orang dapat terhubung dengan berbagai platform media sosial. Seperti yang sudah familiar saat ini, misalnya Whatsapp. Mereka bisa saling sharing untuk membahas berbagai topik yang menarik. Dalam hal ini, dapat dipahami perkembangan teknologi dapat meningkatkan peradaban kehidupan manusia yang semakin maju serta penuh dengan kemudahan.

Hingga kini, kehadiran gawai menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat pada umumnya. Selain sebagai media yang dapat memudahkan komunikasi sehari-hari, terdapat berbagai macam fungsi gawai yang tidak kalah pentingnya. Yaitu untuk komunikasi antara guru dengan siswa baik di sekolah maupun di rumah.

Kebanyakkan siswa saat menghubungi guru memilih melalui Whatsapp. Walaupun melalui WA, hendaknya tetap memerhatikan etika. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Banyak peserta didik yang tidak mengerti cara berkomunikasi dengan guru yang santun, sehingga chat-nya diabaikan. Sebab, guru kesal atau tersinggung. Mereka belum bisa membedakan mengirim pesan antara guru dan temannya.

Dengan kejadian ini, sebagai guru hendaknya peduli dengan memberi arahan pada siswa tentang etika menghubungi guru melalui Whatsapp. Berikut etika menghubungi guru melalui Whataapp. Pertama, perhatikan waktu mengirim pesan. Ketika mengirim pesan, hendaknya memerhatikan jam istirahat dan waktu ibadah. Hendaknya tidak terlalu malam atau pagi. Kirimlah pesan pada saat jam kerja.

Kedua, awali percakapan dengan ucapan salam dan sapaan penghormatan. Untuk memulai pesan dengan guru ucapkan salam dan sapaan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada guru. Hendaknya menyebut nama guru setelah menyapa dengan ”Pak” atau ”Bu” agar terkesan dekat dan akrab. Misalnya, ”Assalamualaikum. Selamat pagi, Pak Ardi.”

Ketiga, gunakan bahasa formal. Bapak atau ibu guru bukanlah teman sebaya, maka gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Walaupun bapak atau ibu guru menggunakan bahasa santai, tapi tetap wajib menggunakan bahasa yang formal untuk menjaga adab atau sopan santun. Hindari juga penggunaan bahasa yang tidak umum dan singkatan-singkatan dalam mengirim pesan, seperti sy, dmn, kpn, gpp, ok.

Baca Juga :  Membentuk Karakter Peserta Didik lewat Pendidikan Kepramukaan

Keempat, ucapkan maaf karena mengganggu waktunya. Setelah mengucapkan salam dan menyapa guru, hendaknya menyampaikan permohonan maaf karena telah mengganggu waktu mereka. Contoh: Mohon maaf, Pak atau Bu mengganggu waktunya.

Kelima, perkenalkan identitas diri. Sebelum menyampaikan pesan inti, hendaknya memperkenalkan diri. Hal ini dilakukan agar guru tahu nama dan kelas anak yang mengirim pesan, kemungkinan guru tidak akan merespons jika mereka tidak mengenal identitas  yang mengirim pesan. Meski sudah pernah mengirim pesan pada bapak atau ibu guru, mungkin nama siswa yang mengirim pesan belum sempat disimpan dalam kontak, karena keterbatasan memory dan banyaknya siswa.

Untuk kasus chat di Line, di mana nama otomatis tercantum, salah satu etikanya adalah me-rename dengan nama asli atau nama lengkap dan jangan pernah menggunakan nama palsu. Perkenalan singkat ini juga perlu dilakukan, agar membantu guru untuk mengingat, karena jumlah siswa yang banyak, sehingga sulit untuk menghafal nama siswanya. Identitas yang perlu disampaikan cukup nama dan kelas. Contoh:  Selamat pagi, Bu Dena. Maaf mengganggu. Saya Pipit dari kelas lX F.”

Keenam, jelaskan tujuan. Jelaskan tujuan mengirim pesan dengan tulisan yang jelas. Contohnya, ”Saya ingin bertanya tentang tugas yang Ibu berikan hari ini. Apakah tugas tersebut dikirim via GCR atau email Bu?”

Ketujuh, ucapkan terima kasih. Jangan lupa mengucapkan terima kasih. Kedelapan, merespon kembali jawaban guru. Ketika guru sudah menjawab pertanyaan, segeralah merespons kembali sebagai tanda telah paham tentang jawabannya. Respon bisa dengan kalimat afirmasi menandakan pertanyaan kita sudah selesai terjawab. Bisa juga berbentuk pertanyaan lanjutan jika memang diperlukan dan mendesak.

Etika yang perlu diperhatikan adalah jangan memulai percakapan kembali sampai percakapan sebelumnya selesai dijawab guru. Intinya, jangan sampai jawaban guru tersebut hanya di-read atau diabaikan. Hendaklah merespons dengan baik pula dengan mengucapkan  ”Terima kasih”. (*)