Sebutkan 3 Suku bangsa yang ada di provinsi Sumatera Utara

Jakarta -

Sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia bahkan dunia, ada berbagai keragaman yang dimiliki oleh Sumatra. Salah satunya, suku-suku di Pulau Sumatra yang sangat plural.

Pulau Sumatra merupakan pulau keenam terbesar di dunia, memiliki luas 473.481 km² dengan total penduduk mencapai mendekati angka 60 juta jiwa. Tentu, jumlah penduduk yang besar ini menyimpan heterogenitas dari segi etnis atau suku di antara masyarakat.

Secara geografis dan administratif, Pulau Sumatra memiliki 10 provinsi yang saling berdekatan.

Paling barat mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Lampung.

Suku-Suku di Pulau Sumatra

Karena adanya berbagai provinsi, maka terdapat suku-suku di Pulau Sumatra yang tersebar di penjuru wilayah. Apa saja?

1. Suku Aceh

Pertama, ada suku Aceh yang mendiami provinsi Aceh di bagian paling barat negara Indonesia. Suku yang mayoritas beragama Islam ini memiliki keanekaragaman budaya yang kental akan unsur-unsur Islam.

Saat ini, jumlah suku Aceh berkisar di angka 3.526.000 dengan bertempat paling besar di provinsi Aceh.

Salah satu yang terkenal dari suku Aceh adalah rumah adat yang bernama Krong Bade. Mengapa terkenal, karena rumah ini berbentuk seperti panggung dengan jarak antara tanah dan lantai sekitar 3 meter.

Selain itu, ada tari seudati sebagai kesenian asli Aceh yang menonjolkan kelihaian sang penari dengan menggerakkan kaki dan tangan dengan cepat.

Nah selain suku Aceh, dikutip dari laman Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek sebenarnya di provinsi tersebut ada suku-suku bangsa lain dengan adat dan bahasa yang berbeda-beda.

Misalnya suku Tamiang yang mendiami wilayah dekat perbatasan dengan Sumatra Utara, suku Gayo di kawasan dataran tinggi Gayo, suku Alas di Aceh Tenggara.

Lalu ada juga suku Kluet atau Keluwat di Aceh Selatan, suku Aneuk Jamee, suku Devayan di Pulau Simeulue, dan lain-lain.

2. Suku Melayu

Kedua, ada suku Melayu yang memang secara historis tersebar di berbagai negara yang masuk dalam rumpun Semenanjung Malaya.

Oleh karena itu, suku yang masuk ke dalam etnis Austronesia ini mendiami berbagai daerah, mulai dari Jambi, Riau, Sumatra, Kalimantan, Thailand, hingga Filipina.

Karena suku Melayu yang tersebar di berbagai penjuru Asia Tenggara, maka diperkirakan total penduduk suku Melayu adalah 27.000.000. Suku Melayu menjadi penduduk yang sudah sejak lama mendiami pulau Sumatra dengan berbagai adat istiadatnya.

3. Suku Batak

Suku Batak yang merupakan penduduk tetap di provinsi Sumatra Utara. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah populasi penduduk suku Batak ada di angka 8.466.969.

Suku Batak terkenal akan sistem persaudaraannya yang menginternalisasi kultur patrilineal. Marga (nama keluarga) menjadi ciri khas lain yang sering menghiasi nama seseorang dari suku Batak.

Di mana ada enam klasifikasi suku Batak yang dikenal dengan istilah puak. Diantaranya, Batak Karo, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Masing-masing suku di atas punya karakteristik masyarakat yang berbeda. Misalnya Batak Mandailing mayoritas beragama Islam berbeda dengan Batak Toba.

4. Suku Nias

Suku Nias yang berasal dari pulau Nias. Diperkirakan, jumlah suku Nias di Indonesia kurang lebih di angka 1.000.000 jiwa dan tersebar di sebagian provinsi di Sumatra (Riau dan Sumatra Utara).

Suku Nias terkenal akan budaya yang khas, seperti Omo Sebua (rumah adat), adat pernikahan, tuo nifaro (tuak), hingga tari moyo.

Ada satu hukum adat dari suku Nias yang cukup unik bernama "fondrako". Fondrako merupakan hukum adat yang diterapkan untuk mengatur berbagai sendi kehidupan pada suku Nias.

Teknisnya, fondrako terdiri dari berbagai kegiatan adat, seperti musyawarah, penetapan, dan juga pengesahan terkait hukum adat.

5. Suku Minangkabau

Suku Minangkabau yang menjadi suku otentik dan khas dari pulau Sumatra. Suku Minangkabau tersebar di berbagai provinsi, tapi yang menjadi tempat tinggal terbesar bagi suku ini adalah provinsi Sumatra Barat.

Diperkirakan, suku Minangkabau di Indonesia ada 6.462.713 jiwa tersebar dari Sumatra, Jawa, hingga Malaysia.

Yang cukup unik, ada adat Minangkabau yang menjadi landasan aturan hukum adat yang diterapkan dalam kehidupan sosial suku Minangkabau.

Tiga adat Minangkabau yang diinternalisasi secara kultur adalah "Ulayat Adat Milik Bersama" (tidak ada kepemilikan individu terhadap ulayat adat), "Penurunan Ulayat Adat Pada Perempuan Garis Ibu" (perempuan diamanahkan sebagai pemegang adat), dan "Islam Agama Masyarakat Adat Minangkabau" "Islam sebagai agama masyarakat Minangkabau"

6. Suku Palembang

Suku Palembang (Wong Palembang) berada di kota Palembang, Sumatra Selatan merupakan masyarakat inti kota Palembang dengan ciri kebudayaan tersendiri.

Selain itu provinsi ini ada pula suku bangsa lainnya. Dikutip dari buku Marga di Bumi Sriwijaya karya M. Arlan Ismail suku di Sumsel yaitu Ogan, Kemering, Semendo, Pasemah, Gumay, Lematang, Musi Rawas, Meranjat, Kayu Agung, Ranau, dan Kisam.

7. Suku Lampung Pesisir dan Lampung Pepadun

Provinsi Lampung punya semboyan Sai Bumi Ruwa Jurai, atau Satu Bumi Dua Jiwa. Sesuai dengan itu mayoritas masyarakat di provinsi ini dibagi dalam dua suku, yaitu Suku Lampung Pesisir dan Suku Lampung Pepadun.

Sesuai dengan namanya, masyarakat Suku Lampung Pesisir tinggal di sepanjang pesisir Lampung. Adapun masyarakat suku Lampung Pepadun tinggal di daerah tengah atau daratan. Masyarakat dengan suku ini terkonsentrasi di wilayah pedalaman dan dataran tinggi.

Terdapat berbagai suku-suku di Pulau Sumatra selain di atas tadi, seperti suku Anak Dalam, suku Daya, suku Bangka, suku Belitung, suku Lembak, suku Rejang, suku Kerinci, suku Kikim, dan lain sebagainya.

Simak Video "Poundsterling Terjun Bebas ke Level Terlemah Dalam 37 Tahun Terakhir"


[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara


Sebutkan 3 Suku bangsa yang ada di provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara beribukota Medan, Terletak antara 10 - 40 LU, 980 - 1000 B.T. Batas wilayahnya sebelah utara provinsi Aceh dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat dan Riau, sedangkan sebelah Timur di batasi oleh Selat Sumatera. Daerahnya terdiri atas pantai dan dataran rendah di sebelah timur dan barat provinsi ini, dan dataran tinggi yang terdapat di dataran tinggi Karo, Toba dan Humbang. Gunung-gunungnya antara lain Sibayak, Sinabung, Martimbang, Sorik Marapi dan lain-lain. Kemudian sungai-sungainya adalah sungai Wampu, Batang Serangan, Deli, Asahan dan lain-laainnya. Kekayaan alam yang dimiliki Sumatera Utara adalah minyak bumi, batu bara, belerang, emas dan sebagainya yang merupakan hasil tambang. Dan kini provinsi ini lebih dikenal lagi dengan bendungan raksasa Asahan dengan air terjun Sigura-gura yang merupakan proyek besar pembangkit tenaga listrik. Flora ada bermacam-macam, dari tanaman yang ada di hutan dengan hasil hutan kayu, damar dan rotan, juga tanaman yang diusahakan oleh penduduk seperti padi, sayur-sayuran dan tanaman perkebunan lainnya Penduduk Sumatera Utara menurut golongan etnis terdiri dari penduduk asli Sumatera Utara, penduduk asli pendatang dan penduduk asing. Yang termasuk penduduk asli ialah: suku Melayu, Batak Karo, Simalungun, Fak-fak/Dairi, Batak Toba, Mandailing, Pesisir dan Nias. Golongan pribumi pendatang adalah suku: Jawa, Sunda, Bali, Ambon, Minahasa, Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau dan lain-lain, sedangkan penduduk asing adalah orang-orang Arab, India, Cina dan bangsa-bangsa lain. Penduduk Sumatera Utara sekitar 80% tinggal di desa-desa sebagai petani dan lainnya tinggal di kota sebagai pedagang, pegawai, tukang dan sebagainya. Susunan masyarakat di daerah Sumatera Utara adalah berdasarkan genealogis-teritorial atau suatu keturunan daerah dan wilayah, misalnya suku Batak Toba, Mandailing dan Nias. Sedangkan di wilayah Sumatera Timur atau Melayu adalah berdasarkan teritorial. Bila ditinjau dari kekerabatan dari segi garis keturunannya, maka suku Batak dan Nias adalah patrinileal yaitu garis keturunan yang dipandang dari garis keturunan Batak, dan suku Melayu adalah parental, yaitu garis keturunan yang dipandang dari kedua belah pihak, bapak dan ibu. Kelompok kekerabatan Nias disebut Sangabato yakni keluarga batih dan keluarga luas yang disebut sangabato sehua. Gabungan dari sangabato sehua dari satu leluhur disebut mado yang dapat disamakan dengan marga pada suku Batak, yakni klen besar patrilokal. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 10-40 Lintang Utara dan 980 1000 Bujur Timur, yang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota, dan terdiri dari 328 kecamatan, secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5.086 desa dan 382 kelurahan. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km2, Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Pemerintah Provinsi (Pemprop) Sumatera Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten di Sumatera Utara maupun antara Sumatera Utara dengan provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatera Utara dibagi kedalam empat wilayah Pembangunan. Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2002, jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 11,85 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2 dan tahun 2002 meningkat menjadi 165 jiwa per km2, sedangkan laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000. TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik menjadi 57,70 persen, tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen.


Share   Tweet