Sakit perut ke dokter apa

Dokter spesialis gastroenterologi adalah dokter yang memiliki keahlian khusus dalam mengobati berbagai macam gangguan pada saluran pencernaan, meliputi gangguan pada lambung, usus, hati, pankreas, empedu, hingga rektum. Di rumah sakit, dokter spesialis gastroenterologi termasuk ke dalam departemen spesialis penyakit dalam.

Untuk menjadi dokter spesialis gastroenterologi, seorang dokter umum harus menjalani pendidikan dokter spesialis ilmu penyakit dalam dan mendalami bidang kesehatan pencernaan di subspesialis gastroenterohepatologi (KGEH). Durasi pendidikan kedokteran spesialis yang ditempuh berbeda-beda, tapi umumnya 5-6 tahun.

Secara umum, dokter spesialis gastroenterologi menangani gangguan kesehatan yang berhubungan dengan proses pencernaan makanan, penyerapan nutrisi, dan pengeluaran sisa pencernaan dari dalam tubuh. Lebih spesifiknya, ada beberapa kondisi yang ditangani oleh dokter gastroenterologi, antara lain:

– Tukak lambung

Tukak lambung terjadi ketika muncul luka pada dinding lambung akibat pengikisan lapisan dinding lambung. Biasanya ditandai dengan nyeri lambung hebat, yang terasa pada area ulu hati.

– Penyakit asam lambung

Kondisi ini ditandai dengan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada akibat naiknya asam lambung menuju kerongkongan (esofagus).

Selama pemeriksaan, dokter spesialis gastroenterologi mungkin akan menanyakan beberapa hal seputar riwayat kesehatan dan gaya hidup sehari-hari untuk mendiagnosis kondisi yang dialami. Dengan begitu, dokter bisa menentukan pengobatan dan prosedur yang tepat untuk menangani Anda.

Pemeriksaan perlu dilakukan secepatnya agar gangguan kesehatan yang dialami tidak menjadi semakin parah. Semakin cepat ditangani, potensi kerusakan di organ pencernaan bisa dikurangi. Hal ini dapat meningkatkan peluang Anda untuk sembuh, dan bisa segera kembali menjalani aktivitas sehari-hari.

– Radang pankreas

Pada kondisi ini, pankreas mengalami peradangan karena pengaruh gangguan enzim yang terdapat di dalam saluran pencernaan.

– Irritable bowel syndrome

Irritable bowel syndrome termasuk gangguan jangka panjang pada sistem pencernaan yang menyerang usus besar dengan gejala berupa perut kembung, mual dan diare.

– Hepatitis

Pada kondisi ini, organ hati atau liver akan mengalami peradangan dan lama kelamaan bisa rusak. Sering ditandai dengan tubuh yang tampak menguning, dapat disertai demam, mual, dan rasa penuh (begah) di sekitar perut. Penyebab utama hepatitis adalah infeksi virus.

Selama pemeriksaan, dokter spesialis gastroenterologi mungkin akan menanyakan beberapa hal seputar riwayat kesehatan dan gaya hidup sehari-hari untuk mendiagnosis kondisi yang dialami. Dengan begitu, dokter bisa menentukan pengobatan dan prosedur yang tepat untuk menangani Anda.

Pemeriksaan perlu dilakukan secepatnya agar gangguan kesehatan yang dialami tidak menjadi semakin parah. Semakin cepat ditangani, potensi kerusakan di organ pencernaan bisa dikurangi. Hal ini dapat meningkatkan peluang Anda untuk sembuh, dan bisa segera kembali menjalani aktivitas sehari-hari.

“Sakit perut bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi bakteri, virus, hingga keracunan makanan. Seseorang yang sering mengalami sakit perut berulang perlu segera menemui dokter, sebab kondisi itu bisa saja menandai adanya penyakit yang jauh lebih serius.”

Halodoc, Jakarta – Apakah kamu sering mengalami sakit perut? Hati-hati, bisa jadi kondisi tersebut menjadi tanda penyakit serius dalam tubuh. Sakit perut biasanya terjadi di antara tulang iga dan tulang panggul. Seseorang yang mengalami sakit perut akan merasakan nyeri, kram, mulas, atau rasa tertusuk pada bagian tersebut. Pertanyaannya, kapan sebaiknya kamu menemui dokter untuk memeriksakan kondisi perut yang terasa sakit? 

Baca Juga:Ini Penyebab Sakit Perut Bawah Sebelah Kiri pada Wanita

Kapan Harus ke Dokter?

Meski terbilang sepele, dalam beberapa kasus sakit perut bisa menandai adanya masalah yang lebih serius. Nah, kondisi ini biasanya ditandai oleh sakit perut yang tidak kunjung membaik, atau sering mengalami kondisi tersebut. 

Hati-hati, sering mengalami sakit perut bisa sama menandai adanya penyakit-penyakit tertentu. Contohnya penyakit usus buntu, batu ginjal, penyumbatan atau obstruksi usus, divertikulitis, pankreatitis, hingga kanker lambung, usus besar (usus besar), dan organ lainnya.

Oleh sebab itu, seseorang yang sering mengalami sakit perut perlu menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Hal yang perlu diingat, ada pula beberapa kondisi sakit perut yang perlu diwaspadai.

Menurut pakar di National Institutes of Health, segeralah temui dokter bila sakit perut disertai dengan:

  • Sedang dirawat karena kanker.
  • Tidak dapat buang air besar, terutama jika disertai dengan muntah.
  • Muntah darah atau memiliki darah dalam tinja (terutama jika merah terang, merah marun atau gelap, hitam pekat)
  • Mengalami nyeri dada, leher, atau bahu.
  • Mengalami sakit perut yang tiba-tiba dan tajam.
  • Mengalami rasa sakit di atau di antara tulang belikat dan disertai dengan mual.
  • Sedang hamil.
  • Baru-baru ini mengalami cedera di perut.
  • Mengalami kesulitan bernapas.
  • Ketidaknyamanan perut yang berlangsung 1 minggu atau lebih
  • Sakit perut yang tidak membaik dalam 24 hingga 48 jam, atau menjadi lebih parah dan sering, atau disertai dengan mual dan muntah.
  • Kembung yang berlangsung lebih dari 2 hari.
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil atau sering buang air kecil.
  • Diare lebih dari 5 hari.
  • Demam, lebih 37,7 derajat Celcius untuk orang dewasa, atau 38 derajat Celcius untuk anak-anak, dan disertai dengan rasa sakit.
  • Penurunan nafsu makan yang berkepanjangan.
  • Pendarahan pada vagina yang berkepanjangan.
  • Penurunan berat bada yang tidak dapat dijelaskan.

Baca juga: Tidak Sama, Ini Bedanya Sakit Perut karena Penyakit Usus Buntu dan Maag

Nah, bila dirimu mengalami sakit perut dan disertai kondisi-kondisi di atas, segera temui atau tanyakan pada dokter. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Cara Sederhana Atasi Sakit Perut di Rumah

Sakit perut yang terbilang ringan sebenarnya dapat diatasi tanpa penanganan dari dokter. Nah, berikut ini perawatan rumahan untuk mengatasi sakit perut yang bisa kamu coba. 

  • Minum air putih atau cairan bening lainnya. 
  • Hindari makanan padat selama beberapa jam pertama.
  • Jika telah muntah, tunggulah 6 jam. Lalu, cobalah konsumsi makanan ringan dalam porsi kecil. Hindarilah camilan atau produk susu.
  • Hindari jeruk, makanan tinggi lemak, makanan yang digoreng atau berminyak, tomat, kafein, alkohol, dan minuman berkarbonasi.
  • Batasi makanan yang menghasilkan gas.
  • Pastikan menu makanan bergizi seimbang dan tinggi serat. 
  • Makanlah lebih banyak buah dan sayuran.

Baca juga: Berbagai Penyebab Perut Kembung pada Anak yang Perlu Diketahui

Nah, andaikan sakit perut tidak kunjung mereda, kamu bisa membeli membeli obat-obatan untuk mengatasi sakit perut menggunakan aplikasi Halodoc. Sangat praktis, bukan? 

Sakit perut ke dokter apa
Referensi:National Institutes of Health – MedlinePlus. Diakses pada 2021. Abdominal painMayo Clinic. Diakses pada 2021. Abdominal pain

Periksa lambung ke dokter apa?

Mengalami asam lambung sesekali mungkin hal yang normal. Namun, jika sering atau parah sebaiknya segera kunjungi dokter spesialis gastroenterologi.

Berapa biaya ke dokter gastroenterologi?

Biaya untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis gastroenterologi, bervariasi mulai dari Rp 250.000 – Rp 450.000 per pertemuan.

Apa nama penyakit sakit perut?

Berikut ini ragam penyebab sakit perut yang perlu diwaspadai dan cara mengatasinya:.
Keracunan makanan atau gastroenteritis. ... .
Apendisitis atau perforasi usus. ... .
Usus buntu. ... .
Infeksi ginjal. ... .
Radang kantung empedu. ... .
Hernia. ... .
GERD. ... .
Luka di lambung..

Dokter spesialis penyakit dalam untuk apa?

Dokter spesialis penyakit dalam adalah dokter spesialis organ dalam, seperti jantung, ginjal, hati dan paru-paru. Dokter ini membantu menangani penyakit yang menyerang organ-organ tersebut dan memahami bagaimana organ-orang tersebut berinteraksi. Misalnya, ketika seorang internis menangani pengidap diabetes.