KASKUS https://s.kaskus.id/e3.1/images/layout/home-logo-n.png 51 244 https://www.kaskus.co.id/thread/59cf7f45c2cb17151a8b4567/dewan-jenderal-sukarno-aidit-dan-pengkhianatan-g30s-pki 30-09-2017 18:25 Kaskus Geek Posts: 14,449 Dewan Jenderal, Sukarno, Aidit dan Pengkhianatan G30S/PKI Quote: Quote: REPUBLIKA.CO.ID, - Dalam sidang tahunan MPR Agustus 2003, ada tuntutan agar Ketetapan (Tap) MPRS No 25/MPRS/1966 dicabut, dan ajaran komunis yang dilarang melalui Tap tersebut dibolehkan kembali. Tap ini keluar setelah ditumpasnya pemberontakan G30S/PKI pada 30 September 1965. Kini, lepas dari adanya berbagai pendapat tentang peristiwa 52 tahun silam, saya punya pengalaman tidak terlupakan. Kala itu, sebagai wartawan pemula di Kantor Berita Antara, saya ditugaskan meliput pidato Presiden Sukarno pada Rapat Teknisi di Istora Senayan. "Bung cukup dengar dari televisi. Tapi, yang Bung liput hanya amanat Bung Karno. Pidato-pidato lainnya tak usah," kata pimpinan redaksi memberi penugasan kepada saya. Kala itu TVRI yang baru mulai siaran sore hari diwajibkan siaran langsung bila presiden memberikan amanat pada rapat-rapat umum yang hampir tiap malam digelar. Dalam pidatonya, Bung Karno menyitir dialog antara Kresna dan Arjuna dalam perang Baratayudha. Arjuna ragu-ragu karena dalam perang ini ia harus berhadapan dengan kerabat dan gurunya sendiri. Situasi menjelang G30S memang sangat memanas dan menegangkan. Hampir setiap hari demo-demo kelompok kiri bermunculan. Sasaran utamanya, antara lain menuntut pembubaran HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang dituduh antek DI/TII dan Masyumi. DI/TII dan Masyumi kala itu telah dilarang pemerintah, seperti dilarangnya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat ini. Beberapa hari menjelang G30S, Aidit dalam rapat umum Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), organisasi mahasiswa di Indonesia yang terkait dengan PKI, mengatakan, "CGMI lebih baik pakai sarung kalau tidak bisa bubarkan HMI." Kala itu HMI merupakan organisasi mahasiswa militan yang banyak pengikutnya dan dapat mengimbangi kekuatan mahasiswa kiri. Pertentangan sengit juga terjadi antara PKI dan Partai Murba. Kala itu beredar isu: Dalam sidang kabinet yang dipimpin Bung Karno di Istana Bogor terjadi perdebatan sengit antara Aidit dan Chaerul Saleh, Ketua MPRS, yang dekat dengan Bung Karno. Konon, Chaerul yang juga tokoh Partai Murba yang antikomunis itu telah meninju Aidit. Menjelang G30S Murba pun dibubarkan. Pada 30 September 1965 koran-koran memuat berita pernyataan tokoh PKI Anwar Sanusi. "Ibu pertiwi hamil tua, dan peraji (dukun beranak)-nya sudah siap untuk kelahiran sang bayi." Sebelumnya, Wakil PM/Menlu Subandrio mengatakan, "Akan terjadi kristalisasi, di mana yang dulunya kawan akan menjadi lawan.Jakarta 'Mati Suri' Pascaperistiwa G30S/PKI Sementara pertentangan antara kelompok militer (AD) dengan komunis makin meruncing. Terutama mengenai usul PKI untuk membentuk angkatan ke-5 dengan mempersenjatai buruh dan tani. Selain itu, nasakomisasi di tubuh ABRI pun mendapat tentangan kuat, kecuali dukungan Menteri/KSAU Marsekal Omar Dhani. Pada Jumat 1 Oktober 1965, tidak seperti biasanya siaran RRI baru mengudara pukul 07.20 WIB dan memberitakan gerakan 30 September telah menyelamatkan Bung Karno dari kudeta Dewan Jenderal. Saat itu ABRI rencananya menggelar jumpa pers menyambut HUT ABRI 5 Oktober di Panti Perwira, Jl Parapatan, Jakarta Pusat. Ketika saya datangi jumpa pers ini dibatalkan. Dari Prapatan dengan berjalan kaki saya menyusuri Monas. Di sini dan di dekat Istana Merdeka saya melihat pasukan-pasukan telah siap sedia. Mobil-mobil militer bersenjata lengkap mondar-mandir. Dari Monas saya ke Kodam V/Jaya yang kini menjadi bagian dari Masjid Istiqlal. Wakil Kepala Penerangan Kodam V/Jaya Kapten Sudewo yang saya temui tidak bersedia memberikan keterangan tentang apa yang terjadi kala itu. Pukul 13.00 WIB setelah Shalat Jumat, puluhan wartawan dan karyawan bergerombol mendengarkan RRI yang menyiarkan pengumuman Dewan Revolusi G30S/PKI. Tak lama kemudian datang wartawan Xin Hua dari Cina yang bertugas di Jakarta. Setelah pasukan Kostrad menguasai kembali Ibu Kota pada sore harinya, Peperda (Penguasa Perang Daerah) Jakarta segera mengeluarkan larangan terbit bagi surat kabar pada keesokan harinya, 2 Oktober 1965. Hanya larangan ini tak berlaku buat harian Angkatan Bersenjata milik ABRI. Kantor berita Antara, yang waktu itu dikuasai kelompok kiri juga dilarang terbit. Baru boleh terbit kembali pada 10 Oktober 1965 dan ditempatkan di bawah pengawasan Peperda Jaya. Menjelang terbit, seluruh wartawan Antara dikumpulkan oleh aparat militer. Nama-nama yang dianggap terlibat atau dinilai kekiri-kirian segera diamankan atau "diciduk", istilah kala itu. Hampir 50 persen dari jumlah karyawan dan wartawan Antara yang ditahan. Padahal, banyak di antara mereka sebenarnya hanya ikut-ikutan saja. Sebelum terjadinya G30S/PKI, ketika Badan Pendukung Sukarno (BPS) dan Manifesto Kebudayaan (Manikebu) dibubarkan dan dinyatakan sebagai gerakan kontrarevolusi, sejumlah wartawan Antara dan media massa yang dituduh terlibat gerakan ini juga diberhentikan atau dipensiunkan dini. Mereka juga dilarang mengadakan kegiatan, sedangkan surat kabar atau majalahnya ditutup. Sehari setelah peristiwa G30S/PKI, penguasa militer mengeluarkan jam malam mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul lima pagi. Belum pernah Ibu Kota yang kala itu berpenduduk sekitar dua juta jiwa, sejak pukul lima sore sudah sunyi senyap. Sementara warga yang masih berada di jalan bergegas-gegas pulang agar tidak menyalahi ketentuan jam malam. Para wartawan yang bertugas malam hari diberikan surat jalan, sekaligus sandi yang digunakan malam itu bila ditanya aparat keamanan. Hubungan komunikasi juga terhambat dengan putusnya sambungan telepon selama lebih satu bulan. Untuk menghormati para pahlawan revolusi yang gugur, diperintahkan memasang bendera setengah tiang selama tujuh hari. Sementara demo anti-PKI segera merebak di mana-mana, termasuk pembakaran gedung CC PKI di Kramat Raya, Jakarta Pusat. Berikut video perayaan ulang tahun PKI di Gelora Bung Karno. Sumber Youtube.Sumber Berita ======================================================== Komen TS Fix, Karno terbukti dalang G30S... Cuma cebong-cebong PKI yang menuduh pak Harto adalah dalang G30S Cebong-cebong PKI sudah keluar dari sarangnya, terbukti PKI telah bangkit. Cebong-cebong PKI menunggu TAP MPRS no.25 tahun 1966 dicabut.. Fakta banyak komentar2 cebong PKI, persis dengan komentar2 para seniornya dulu, contohnya menuntut pembubaran HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang dituduh antek DI/TII dan Masyumi. DI/TII dan Masyumi kala itu telah dilarang pemerintah, seperti dilarangnya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat ini. 30-09-2017 18:25Polling Poll ini sudah ditutup - 8 Suara Menurut Gw: 37.5% Sekarang, PKI telah bangkit 62.5% Jangan sampai orang tahu kalo PKI sudah bangkit 2017-09-30T18:25:57+07:00 Tampilkan isi Thread 30-09-2017 19:37 30-09-2017 19:40 Lalu makin ditunjukkan saat pemakaman 7 jendral, Bung Karno bersimpati aja ga, dateng jg ga, keliatan bgt terlibat 30-09-2017 19:56 Kaskus Geek Posts: 14,449 kok kudeta gimana.. G30S itu operasi untuk mengamankan pemerintahan karno dari ancaman kudeta yg akan dilakukan Dewan Jendral (Jendral AD yang diculik dan dimasukkan ke lubang buaya) Pangkohanudnas/ Pangdam/ Pangdivif/ Danjen Kopassus/ Pangkoarmada/ Pangkolinlamil/ Pangkoopsau juga ga diculik kok Targetnya kan cuma PATI yang memegang jabatan tertinggi di AD.
Menko Hankam/Kasab : Jenderal TNI A.H. Nasution - Bintang 4 Deputi II MenPangad : Mayjen Suprapto* Deputi III MenPangad : Mayjen MT Haryono Asisten I MenPangad : Mayjen S. Parman Asisten II MenPangad : Mayjen Djamin Ginting Asisten III MenPangad : Mayjen Pranoto ReksosamudroAsisten IV MenPangad : Brigjen DI Panjaitan Asisten V MenPangad : Mayjen Soeprapto Soekowati Asisten VI MenPangad : Brigjen Soedjono Asisten VII Menpangad : Brigjen Alamsjah PrawiranegaraInspektur Kehakiman AD : Brigjen Sutoyo* Pangkostrad : Mayjen Suharto - Bintan 2 Pangdam Jaya : Mayjen Umar Wirahadikusumah Satu2nya deputi Menpangad yg ga diculik adalah Mayjend Mursyid Tidak masuknya Mayjen Mursyid dalam daftar, seperti yang sudah disebutkan, selain dianggap jenderal Soekarnois, Resimen Cakrabirawa yang dikomandoi Brigjen Sabur dalam struktur AD berada dibawah pembinaan Deputy I Kasad. Atas pertimbangan itu pula Mayjen Mursyid tidak dijadikan target.1. Ada beberapa versi seputar siapa dalang dari peristiwa G30S, salah satunya menyatakan bahwa peristiwa G30S ini bisa juga disebut sebagai kudeta yg dilakukan Mayjen Soeharto terhadap Presiden Soekarno dgn fakta sebagai berikut: (a). Ke-6 orang Jenderal TNI AD adalah orang yg memeriksa Mayjen Soeharto terkait kasus penyelundupan. Akibat pemeriksaan Mayjen Soeharto dicopot sebagai Pangdam Kodam Diponegore dan dipindah ke Seskoad. Sumber: https://tirto.id/persinggungan-soeha...-revolusi-bXsU (b). Pasukan yg ditugaskan di sekitar Monas dan Istana Merdeka adalah pasukan yg didatangkan Soeharto dari Kodam Diponegoro. Pasukan itu didatangkan Soeharto dgn alasan utk peringatan HUT TNI pada 5 Oct 1965. Bantahan: a. - Masalah udah selesai, Soeharto dibina di Seskoad oleh Mayjend Gatot Subroto. Itu kejadian lama, faktanya jaman A. Yani jadi Menpangad, Soeharto diangkat menjadi Pangkostrad. - Nasution diangkat menjadi ketua MPRS saat pemerintahan Soeharto b. Itu untuk mengamankan para jendral dari rencana penculikan para Jendral AD oleh Dewan Revolusi PKI Bantahan c. Pangkohanudnas/ Pangdam/ Pangdivif/ Danjen Kopassus/ Pangkoarmada/ Pangkolinlamil/ Pangkoopsau juga ga diculik kok. Pankostrad tuh bukan jabatan strategis, jabatan strategis adalah Menpangad, Deputi Menpangad, dan Asisten Menpangad - NGAWUR, Deputi I Menpangad adalah Mayjen Mursyid - Goblok bgt, Cakrabirawa yg melakukan penculikan tuh jumlahnya ga lebih dari 60 orang. Pengen disate sama orang2 kostrad? Bantaahan: d. - Sudah jelas di situ Latief melaporkan akan adanya gerakan pada besok pagi harinya untuk menggagalkan rencana Coup D’etat dari Dewan Jendral. Bukan melaporkan akan melakukan kudeta pemerintahan Soekarno - Emang sesama tentara ga boleh akrab gitu? lagian ga cuma harto yg akrab dengan Letkol Untung. Justru pas tahun 1965, Letkol Untung tuh akrab sama karno - Lu bilang harto mau kudeta pemerintahan karno, tapi udah jelas Latief melaporkan akan adanya gerakan pada besok pagi harinya untuk menggagalkan rencana Coup D’etat dari Dewan Jendral. Bukan melaporkan akan melakukan kudeta pemerintahan Soekarno. Pake perspektif saat itu dong, jangan pake perspektif sekarang. Jaman itu, tindakan G30S dianggap sebagai tindakan yg benar. Karena operasi G30S mengamankan pemerintahan Karno. Pemerintahan waktu itu kan dipegang Soekarno.. Latief kan menduga kalo Soeharto loyal sama pak Karno. Keadaan waktu itu kan berbeda sama jaman sekarang Sebelum peristiwa G30S, para Perwira Tinggi yang yang membangkang Karno dianggap makar. Sebaliknya, pasca operasi pembersihan G30S, justru semua yang mendukung G30S dianggap makar bantahan: - Tahun 1965, Kolonel Latief adalah Cakrabirawa loyalis Soekarno - Tahun 1965, Kolonel Untung adalah Cakrabirawa loyalis Soekarno - Lu bilang harto mau kudeta pemerintahan karno, tapi udah jelas Latief melaporkan akan adanya gerakan pada besok pagi harinya untuk menggagalkan rencana Coup D’etat dari Dewan Jendral. Bukan melaporkan akan melakukan kudeta pemerintahan Soekarno. - Pada saat G30S, Untung-Latief-Sjam itu bukan anak buah Pangkostrad (harto). Tapi anak buah Deputi I Menpangad Mayjen Mursyid. Kan sudah jelas,Latief melaporkan akan adanya gerakan pada besok pagi harinya untuk menggagalkan rencana Coup D’etat dari Dewan Jendral. Pake perspektif saat itu dong, jangan pake perspektif sekarang. Jaman itu, tindakan G30S dianggap sebagai tindakan yg benar. Karena operasi G30S mengamankan pemerintahan Karno. Pemerintahan waktu itu kan dipegang Soekarno.. Latief kan menduga kalo Soeharto loyal sama pak Karno. Keadaan waktu itu kan berbeda sama jaman sekarang Sebelum peristiwa G30S, para Perwira Tinggi yang yang membangkang Karno dianggap makar. Sebaliknya, pasca operasi pembersihan G30S, justru semua yang mendukung G30S dianggap makar - Itu jaman dulu banget, jauh sebelum G30 S. Lagian bukan cuma harto yang mengenal baik Sjam. - Sjam adalah ketua biro chusus CC PKI - PKI melancarkan operasi G30S dengan tujuan berusaha mempertahankan pemerintahan Soekarno, bukan merebut kekuasaan Bukan kudeta.. Ga ada yg bilang kudeta PKI berusaha menyingkirkan Jendral2 AD yang anti-PKI (Kontra revolusioner) - Tidak ada upaya melawan serangan balik Soeharto-Nasution. Kegagalan tersebut di luar rencana. Gagal karena Nasution berhasil lolos berkat pengorbanan Pierre Tendean yg mengaku sebagai Nasution.- Pimpinan lapangan operasi penculikan adalah Dul Arief. Menurut Ben Anderson, Indonesianis dari Universitas Cornell, Dul Arief ini orang yang sangat dekat dengan Ali Moertopo. Malahan, menurut pengakuan Letnan Kolonel Udara (Purnawirawan) Heru Atmodjo, Dul Arief itu anak angkat Ali Moertopo.- Tujuan utama adalah culik dan eksekusi semua Dewan Jendral - komandan Pasukan Pasopati (Cakrabirawa & Brigif) yang menjadi operator G30S, ia adalah tokoh kunci. Ia bertanggung jawab terhadap operasi penculikan jenderal-jenderal pimpinan AD. - Boleh dikatakan sudah tidak ada lagi negara komunis di dunia ini. - Kalo dicabut, ya jelas ada peluang bangkit - Tiongkok juga negara kapitalis, tapi sistem pemerintahan 1 partai komunis. - Jika PKI dibangkitkan, Tujuan utama adalah membuat politik 1 partai agar bisa langgeng menjadi penguasa- Adanya trauma yg dialami masyarakat Indonesia terhadap adanya pembunuhan massal, pemenjaraan, litsus, dan diskriminasi terhadap orang-orang yg diduga kader/simpatisan PKI setelah G30S yg dilakukan oleh Soeharto. - Melihat bobroknya komunis, contoh nyata Korea Utara: demokrasi dibungkam, agama ditekan, kebebasan dikekang, rakyat dibodohi. Indonesia sebagai negara yg beraneka ragam budaya sangat tidak cocok jika jadi negara komunis.- Tujuan pembangkitan PKI adalah politik 1 partai - Dulu 1948, rakyat juga trauma.. Tapi faktanya bisa masuk Top 4 di Pemilu 1955 Kesimpulan: 1. Satu hal yang tak bisa dibantah: Soeharto-lah yang paling diuntungkan dari peristiwa G30S. 2. Soeharto tidak dijadikan sasaran penculikan oleh G30S, karena memang hampir semua otak G30S pernah menjadi anak buah Soeharto sendiri atau Soeharto sendiri-lah yg menjadi dalang dari G30S tersebut. 3. Soeharto mengetahui rencana G30S, tetapi tidak berusaha menghentikannya. Dengan mengetahui rencana itu, Soeharto menjadi aktor yang paling paham keadaan dan paling ‘siap’ untuk memainkannya. 4. G30S menjadi alasan bagi Soeharto untuk menghabisi PKI dan menggulung kekuasaan Soekarno. 5. Jabatannya sebagai Pangkostrad sebagai pengganti Menteri/Pangad, Ahmad Yani, memudahkan Soeharto untuk mengorganisir serangan balik terhadap G30S. 6. Seandainya pun Soeharto adalah benar sebagai dalang dari G30S, namun satu yg bisa dilihat adalah akhirnya Indonesia bebas dari komunis. Meskipun akhirnya terjadi pembunuhan besar-besaran dan puluhan ribu ditahan tanpa melalui proses pengadilan.7. Kecil sekali kemungkinannya Komunis/PKI kembali hadir di Indonesia. Kalaupun ada isunya, paling dimunculkan oleh partai dan tokoh tertentu demi kepentingan politik praktis. 1. Seandainya G30S berhasil dan Nasution tidak lolos, yang paling diuntungkan adalah Karno dan PKI 2. Pangkohanudnas/ Pangdam/ Pangdivif/ Danjen Kopassus/ Pangkoarmada/ Pangkolinlamil/ Pangkoopsau juga ga diculik kok 3. Semua anggota Mabes TNI AD juga tahu kok kalo akan ada aksi penculikan para Jendral AD. Sejak 2 minggu sebelum G30S, semua rumah Jendral dijaga ketat oleh tentara. Tapi justru pas hari H, semua pasukan penjaga udah ditarik lagi, karena menganggap isu tersebut tidak ada. 4. G30S adalah operasi untuk mengamankan pemerintahan karno dari ancaman kudeta yg akan dilakukan Dewan Jendral (Jendral AD yang diculik dan dimasukkan ke lubang buaya). PKI berusaha menyingkirkan Jendral2 AD yang anti-PKI (Kontra revolusioner). Bukan kudeta. 5. Dalam keadaan genting, Pangkostrad adalah pihak yang paling netral. Deputi I Menpangad adalah pimpinan Carabirawa, jadi bakal ga obyektif menangani kasus G30S. 6. Dalang G30S adalah PKI+Karno+Omar Dhani 7. Sangat besar kemungkinannya PKI bangkit. Diubah oleh l4d13put 30-09-2017 20:16 30-09-2017 20:13 Kaskus Addict Posts: 2,994
30-09-2017 20:14 Kaskus Addict Posts: 2,994
Menko Hankam/Kasab : Jenderal TNI A.H. Nasution - Bintang 4 Deputi II MenPangad : Mayjen Suprapto* Deputi III MenPangad : Mayjen MT Haryono Asisten I MenPangad : Mayjen S. Parman Asisten II MenPangad : Mayjen Djamin Ginting Asisten III MenPangad : Mayjen Pranoto ReksosamudroAsisten IV MenPangad : Brigjen DI Panjaitan Asisten V MenPangad : Mayjen Soeprapto Soekowati Asisten VI MenPangad : Brigjen Soedjono Asisten VII Menpangad : Brigjen Alamsjah PrawiranegaraInspektur Kehakiman AD : Brigjen Sutoyo* Pangkostrad : Mayjen Suharto - Bintan 2 Pangdam Jaya : Mayjen Umar Wirahadikusumah Satu2nya deputi Menpangad yg ga diculik adalah Mayjend Mursyid Tidak masuknya Mayjen Mursyid dalam daftar, seperti yang sudah disebutkan, selain dianggap jenderal Soekarnois, Resimen Cakrabirawa yang dikomandoi Brigjen Sabur dalam struktur AD berada dibawah pembinaan Deputy I Kasad. Atas pertimbangan itu pula Mayjen Mursyid tidak dijadikan target. Bantahan: a. - Masalah udah selesai, Soeharto dibina di Seskoad oleh Mayjend Gatot Subroto. Itu kejadian lama, faktanya jaman A. Yani jadi Menpangad, Soeharto diangkat menjadi Pangkostrad. - Nasution diangkat menjadi ketua MPRS saat pemerintahan Soeharto b. Itu untuk mengamankan para jendral dari rencana penculikan para Jendral AD oleh Dewan Revolusi PKI Bantahan c. Pangkohanudnas/ Pangdam/ Pangdivif/ Danjen Kopassus/ Pangkoarmada/ Pangkolinlamil/ Pangkoopsau juga ga diculik kok. Pankostrad tuh bukan jabatan strategis, jabatan strategis adalah Menpangad, Deputi Menpangad, dan Asisten Menpangad - NGAWUR, Deputi I Menpangad adalah Mayjen Mursyid - Goblok bgt, Cakrabirawa yg melakukan penculikan tuh jumlahnya ga lebih dari 60 orang. Pengen disate sama orang2 kostrad? Bantaahan: d. - Sudah jelas di situ Latief melaporkan akan adanya gerakan pada besok pagi harinya untuk menggagalkan rencana Coup D’etat dari Dewan Jendral. Bukan melaporkan akan melakukan kudeta pemerintahan Soekarno - Emang sesama tentara ga boleh akrab gitu? lagian ga cuma harto yg akrab dengan Letkol Untung. Justru pas tahun 1965, Letkol Untung tuh akrab sama karno - Lu bilang harto mau kudeta pemerintahan karno, tapi udah jelas Latief melaporkan akan adanya gerakan pada besok pagi harinya untuk menggagalkan rencana Coup D’etat dari Dewan Jendral. Bukan melaporkan akan melakukan kudeta pemerintahan Soekarno. bantahan: - Tahun 1965, Kolonel Latief adalah Cakrabirawa loyalis Soekarno - Tahun 1965, Kolonel Untung adalah Cakrabirawa loyalis Soekarno - Lu bilang harto mau kudeta pemerintahan karno, tapi udah jelas Latief melaporkan akan adanya gerakan pada besok pagi harinya untuk menggagalkan rencana Coup D’etat dari Dewan Jendral. Bukan melaporkan akan melakukan kudeta pemerintahan Soekarno. - Pada saat G30S, Untung-Latief-Sjam itu bukan anak buah Pangkostrad (harto). Tapi anak buah Deputi I Menpangad Mayjen Mursyid. - Itu jaman dulu banget, jauh sebelum G30 S. Lagian bukan cuma harto yang mengenal baik Sjam. - Sjam adalah ketua biro chusus CC PKI - PKI melancarkan operasi G30S dengan tujuan berusaha mempertahankan pemerintahan Soekarno, bukan merebut kekuasaan Bukan kudeta.. Ga ada yg bilang kudeta PKI berusaha menyingkirkan Jendral2 AD yang anti-PKI (Kontra revolusioner) Kegagalan tersebut di luar rencana. Gagal karena Nasution berhasil lolos berkat pengorbanan Pierre Tendean yg mengaku sebagai Nasution. - Tujuan utama adalah culik dan eksekusi semua Dewan Jendral - komandan Pasukan Pasopati (Cakrabirawa & Brigif) yang menjadi operator G30S, ia adalah tokoh kunci. Ia bertanggung jawab terhadap operasi penculikan jenderal-jenderal pimpinan AD. - Kalo dicabut, ya jelas ada peluang bangkit - Tiongkok juga negara kapitalis, tapi sistem pemerintahan 1 partai komunis. - Jika PKI dibangkitkan, Tujuan utama adalah membuat politik 1 partai agar bisa langgeng menjadi penguasa 1. Seandainya G30S berhasil dan Nasution tidak lolos, yang paling diuntungkan adalah Karno dan PKI 2. Pangkohanudnas/ Pangdam/ Pangdivif/ Danjen Kopassus/ Pangkoarmada/ Pangkolinlamil/ Pangkoopsau juga ga diculik kok 3. Semua anggota Mabes TNI AD juga tahu kok kalo akan ada aksi penculikan para Jendral AD. Sejak 2 minggu sebelum G30S, semua rumah Jendral dijaga ketat oleh tentara. Tapi justru pas hari H, semua pasukan penjaga udah ditarik lagi, karena menganggap isu tersebut tidak ada. 4. G30S adalah operasi untuk mengamankan pemerintahan karno dari ancaman kudeta yg akan dilakukan Dewan Jendral (Jendral AD yang diculik dan dimasukkan ke lubang buaya). PKI berusaha menyingkirkan Jendral2 AD yang anti-PKI (Kontra revolusioner). Bukan kudeta. 5. Dalam keadaan genting, Pangkostrad adalah pihak yang paling netral. Deputi I Menpangad adalah pimpinan Carabirawa, jadi bakal ga obyektif menangani kasus G30S. 6. Dalang G30S adalah PKI+Karno+Omar Dhani7. Sangat besar kemungkinannya PKI bangkit. Dewan Jenderal itu adalah isu yg dibuat Sjam Kamaruzaman dan utk membuatnya semakin lebih valid maka dibuatlah sebuah document yg dikenal dgn Document Gilchrist....Utk memverifikasi isu Dewan Jenderal, Presiden Soekarno bisa langsung memanggil ke-7 Jenderal yg sedang dirumorkan akan mengadakan kudeta..Paling kalau infonya benar, Presiden akan mencopot atau memutasi jenderal-jenderal tersebut.Tidak adalah ceritanya Bos mengkudeta dirinya sendiri apalagi sampai membunuh..Contoh: Bila ente mempunya perusahaan sendiri dan ada rumor kalau ada karyawan yang akan menguasai perusahaan ente..Sebagai owner, paling ente akan memanggil karyawan-karyawan itu utk diklarifikasi dan puncaknya bisa dicopot (dipecat) atau dipindah ke bagian yg tdk penting dan mudah diawasi.....
Diubah oleh snipertarget 30-09-2017 20:15 30-09-2017 20:19 Kaskus Geek Posts: 14,449 Tidak adalah ceritanya Bos mengkudeta dirinya sendiri apalagi sampai membunuh..Contoh: Bila ente mempunya perusahaan sendiri dan ada rumor kalau ada karyawan yang akan menguasai perusahaan ente..Sebagai owner, paling ente akan memanggil karyawan-karyawan itu utk diklarifikasi dan puncaknya bisa dicopot (dipecat) atau dipindah ke bagian yg tdk penting dan mudah diawasi.....
Emang siapa yg bilang G30S itu kudeta?? G30S itu operasi yang dilakukan Cakrabirawa (Pro-PKI/di bawah kendali Biro Chusus CC PKI) untuk mengamankan pemerintahan karno dari ancaman kudeta yg akan dilakukan Dewan Jendral (Jendral AD yang diculik dan dimasukkan ke lubang buaya) Kok elu mikirnya pendek gitu ya... ga cerdas bgt.. Kalo yang membangkang tuh cuma karyawan biasa/PNS sih gampang... tinggal panggil trus pecat/mutasi dinas. Masalahnya yang membangkang tuh bukan karyawan biasa, mereka adalah para Perwira Tinggo yang mengkomando seluruh TNI-AD di Indonesia. Mereka punya Ratusan ribu pasukan dan Alutsista buat melakukan gerakan kudeta pemerintahan karno.Para PATI AD yang membangkang tsb ga bakal mau nurutin perintah karno.. Cukup 1 tank .. hancur lebur itu karno & Aidit.. Makanya perlu dilakukan operasi G30S untuk menghabisi para Jendral AD yang ingin mengkudeta karno Diubah oleh l4d13put 30-09-2017 20:33 30-09-2017 20:30 Kaskus Maniac Posts: 4,549 dan bangun GBK aja pake tenaga ahli dr moscow 30-09-2017 20:42 Kaskus Geek Posts: 14,449 Menurut Cornell Paper penelitian terhadap Divisi Diponegoro sangat penting untuk mengerti G30S sendiri, dan perhatian ke arah sana tampaknya belum dan tidak pernah dilakukan. Kalau gerakan tersebut murni gerakan Diponegoro (atau oknum-oknum) terhadap Staf Markas Besar, maka kita dapat mengerti mengapa Jendral Suharto yang kemudian menjadi Presiden tidak dalam daftar sasaran G3oS. Suharto pernah menjadi Komandan Diponegoro. Akan tetapi menurut penglihatan saya G30S juga memiliki sasaran yang terbatas pada Staf Markas Besar mungkin karena kekurangan tentara. Selain itu G30S hanya terbatas pada daerah Jawa Tengah dengan adanya pergolakan atau pengambil alihan kekuasaan di kota-kota penting daerah tersebut, seperti Semarang. Salatiga, Solo, dan Yogya. Di Jawa Timur (Brawijaya), sama sekali tidak ada pergolakan (baru kemudian dari KKO?)... Pangkohanudnas/ Pangdam/ Pangdivif/ Danjen Kopassus/ Pangkoarmada/ Pangkolinlamil/ Pangkoopsau juga ga diculik kok. Pankostrad tuh bukan jabatan strategis, jabatan strategis adalah Menpangad, Deputi Menpangad, dan Asisten Menpangad Kaskus Geek Posts: 12,236
Diubah oleh BMAGLY 30-09-2017 21:10 Kaskus Geek Posts: 17,016 30-09-2017 23:38 Kaskus Geek Posts: 14,449 1. Cakrabirawa bukan anak buah Pangkostrad, tapi di bawah pembinaan Deputi I Menpangad Mayjen Mursyid. 2. Komandan Cakrabirawa adalah anak buah Deputi I Menpangad Mayjen Mursyid. 3. - Batalyon 454/Raider adalah anak buah Pangdam IV/Diponegoro, bukan Pangkostrad. Soeharto ga pernah jadi komandan di batalyon 454/Raider. Justru yang pernah jadi komandan batalyon ini adalah Letjen A. Yani. - Batalyon 530 dalah anak buah Pangdam Brawijaya, bukan Pangkostrad. Soeharto ga pernah dinas di Jatim 4. Ga ada buktinya, cuma omong kosong. 01-10-2017 02:59 Kaskus Addict Posts: 1,398 kudeta sesungguhnya terjadi tahun 66 saat bung karno dipaksa teken supersemar
quote ini aja 01-10-2017 03:11 Aktivis Kaskus Posts: 720
Yang patut dipertanyakan lagi adalah mengapa Soeharto tidak melakukan pencegahan terjadinya tragedi tersebut. Kebiasaan dalam militer, apabila ada gerakan yang disinyalir akan membunuh atasan akan langsung dicegah. Namun kenyataanya Soeharto tidak sedikit pun mengambil sikap. Kesaksian Kapten Soekarbi juga mematahkan pernyataan tersebut. Soeharto sendiri yang mengirimkan radiogram pada Kapten Soekarbi untuk mendatangkan pasukannya ke Jakarta. Tentunya ia mengenali pasukan siapa yang berada di Monas kala itu. Kostrad pun mengetahui kehadiran Yon 530. Namun pada kenyataannya Soeharto membiarkan pernyataan yang mengatakan bahwa terdapat pasukan liar pada saat itu. Kejanggalan lain tampak dalam beberapa pengakuan Soeharto adalah pengakuan dan perkiraannya tentang kedatangan Kolonel Latief saat menjengu anaknya, Tomy Soeharto di Rumah Sakit Gatot Subroto. Dalam versinya ia mengaku hanya melihat Kolonel Latief di zaal dimana anaknya dirawat. Namun kejadian yang sebenarnya adalah mereka sempat berbincang-bincang. Pada saat itu Kolonel Latief melaporkan bahwa besok pagi akan ada tujuh jenderal yang akan dihadapkan pada presiden. Namun pada saat itu Soeharto tidak bereaksi. Ia hanya menanyakan siapa yang akan menjadi pemimpinnya. Tapi dari hasil wawancara Soeharto dengan seorang wartawan Amerika, ia mengatakan”.......Kini menjadi jelas bagi saya, bahwa Latief ke rumah sakit malam itu bukan untuk menengok anak saya, melainkan sebenarnya untuk mengecek saya. Rupanya ia hendak membuktikan kebenaran berita , sekitar sakitnya anak saya, ......”. Sedangkan dalam majalah Del Spiegel (Jerman Barat) Soeharto berkata.”Kira-kira jam 11 malam itu, Kolonel Latief dan komplotannya datang ke Rumah Sakit untuk membunuh saya, tetapi tampaknya ia tidak melaksanakan berhubung kekhawatirannya melakukan di tempat umum.” Dengan demikian, ada tiga versi yang dikeluarkan oleh Soeharto sendiri tentang pertemuannya dengan Kolonel Latief. Hal ini sangat lah memancing kecurigaan bahwa Soeharto hanyalah mencari alibi untuk menghindari tanggung jawabnya.Satu hal yang paling menjadi kontroversi dari tragedi tersebut adalah banyaknya orang yang dituduh mendukung PKI dan pada akhirnya dijebloskan ke penjara. Antara lain adalah Kolonel Latief, Letkol Heru Atmodjo, Kapten Soekarbi, Laksda Omar Dani, Mayjen Mursyid, dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka ditahan tanpa melalui proses peradilan. Orang- orang tersebut kebanyakan mengetahui bagaimana sebenarnya hal itu terjadi. Seperti contohnya Kapten Soekarbi. Ia ditahan setelah membuat laporan tentang kejadian yang ia alami pada tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965. Penahanan tanpa proses peradilan ini dapat disinyalir sebagai sebuah upaya yang dilakukan Soeharto agar saksi-saksi kunci tidak dapat menceritakan kejadian yang sesungguhnya pada khalayak. Ketakutan yang dialami Soeharto ini tentunya justru semakin memperkuat anggapan bahwa dialah dalang di balik peristiwa G/30/S/PKI. Bagaimana mungkin PKI yang merupakan Partai Politik mampu membunuh para Jenderal AD sementara saya lihat pengawalan seorang Jenderal itu sangat ketat bahkan saya berpikir membunuh Prajurit Tentara biasa saja bukan hal yang mudah karena mereka punya keterampilan dalam berperang dan jangan lupa mereka di bekali Senapan Serbu, apalagi seorang Jenderal sudah bisa di bayangkan.Bagaimana mungkin Soeharto yang merupakan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (KOSTRAD) tidak menjadi sasaran gerakan G30S PKI, perlu di ingat KOSTRAD merupakan kekuatan inti komando mandala dalam tugas oprasi trikora, posisinya sangat berbahaya jika tidak di lenyapkan. Soeharto pernah mengakui bahwa pada malam 30 September 1965 sehabis pulang dari rumah sakit dia melihat kumpulan prajurit berseragam dan bersenjata lengkap, dia kemudian pulang kerumah dan tidur katanya dan tidak menghiraukan mereka, ini pengakuannya sendiri loh kepada wartawan, saya berpikir ko aneh ya kenapa tidak menemui mereka dia kan Jenderal, sementara dia tahu pada saat itu tidak ada. G30s memang bukan kudeta kudeta sesungguhnya terjadi tahun 66 saat bung karno dipaksa teken supersemar wallahu a'lam bishawab Diubah oleh masyanku 01-10-2017 03:18 01-10-2017 05:05 Kaskus Addict Posts: 1,707 Kaskus Geek Posts: 12,236
01-10-2017 20:05 Kaskus Geek Posts: 14,449 Goblok.. pak harto bukan atasan Untung
Soeharto ga ada hubungannya dengan pasukan yang terlibat G30S 1. Cakrabirawa bukan anak buah Pangkostrad, tapi di bawah pembinaan Deputi I Menpangad Mayjen Mursyid. 2. Komandan Cakrabirawa adalah anak buah Deputi I Menpangad Mayjen Mursyid. 3. - Batalyon 454/Raider adalah anak buah Pangdam IV/Diponegoro, bukan Pangkostrad. Soeharto ga pernah jadi komandan di batalyon 454/Raider. Justru yang pernah jadi komandan batalyon ini adalah Letjen A. Yani. - Batalyon 530 dalah anak buah Pangdam Brawijaya, bukan Pangkostrad. Soeharto ga pernah dinas di Jatim 4. Ga ada buktinya, cuma omong kosong. Orang-orang Komunis menyebutnya para perwira berpikiran progresif revolusioner. Mereka lah para tentara yang berhasil direkrut oleh PKI untuk mendukung Gerakan 30 September. Adalah Ketua Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman yang memiliki tanggung jawab untuk itu. Sjam mengaku kekuatan tentara yang dibina PKI sudah cukup kuat untuk mengadakan gerakan di Jakarta. Sedangkan di daerah akan ikut begitu di Jakarta meletup. Dalam buku 'Dalih Pembunuhan Massal' sejarawan John Roosa menuliskan kekuatan para pembelot yang dipimpin Letkol Untung Samsuri tersebut. Berikut rinciannya: 1. 2 Peleton dari Brigade 1 Kodam Jaya atau sekitar 60 orang 2. 1 Kompi minus dari Batalyon I Tjakrabirawa atau sekitar 60 orang 3. 5 Kompi Batalyon 530 Brawijaya atau 500 orang 4. 5 Kompi Batalyon 454 Diponegoro atau 500 orang 5. Satu Batalyon dari AURI dan Pasukan Pembela Pangkalan atau 1.000 orang 6. Perseorangan dari berbagai kesatuan sekitar 50 orang Total prajurit militer sekitar 2.130 orang ditambah kekuatan sipil dan ormas pendukung lain menjadi sekitar 4.130 orang. Untung membagi tiga pasukannya. Pasukan Pasopati (Cakrabirawa dan Brigif) bertugas menculik para jenderal, Bimasakti (Yon 454 dan Yon 530) bertugas mengawal kawasan Monas dan merebut RRI serta Telkom. Lalu pasukan Gatotkaca yang menjaga Lubang Buaya (Terdiri dari PPP dan sukarelawan). Untuk Batalyon 530 harus dicatat bahwa mereka berhasil langsung diajak kembali bergabung oleh Soeharto. Bahkan Yon 530 langsung diajak ikut menumpas pasukan G30S. Sementara Yon 454 yang akhirnya bergerak ke Halim, juga jumlahnya makin menyusut dan memilih meninggalkan komandan batalyon dan wakilnya. Sehingga kekuatan ini tidaklah sebesar di atas kertas. "Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S. Masih ditambah dengan pasukan RPKAD dan Kodam Siliwangi di Bandung yang hanya berjarak tujuh jam berkendara dari Jakarta." John Roosa juga menilai hanya segelintir pasukan yang mau diajak komandannya ikut gerakan tersebut. Kolonel Latief misalnya, sebagai Komandan Brigade dia punya pasukan tiga batalyon atau sekitar 2.000 orang. Nyatanya hanya 60 orang yang ikut gerakan ini. "Begitu juga Letkol Untung. Dari 500 anggota Yon I Tjakrabirawa, hanya 60-70 orang yang ikut memberontak," kata sejarawan Petrik Matanasi kepada merdeka.com. Seperti kata salah satu tokoh G30S, Brigjen Soepardjo, Biro Chusus PKI nyatanya memang hanya omong besar. Mereka mengklaim kalau komandan batalyon berhasil didekati, maka dianggapnya seluruh pasukan akan ikut. Padahal kenyataannya tidak demikian. Selain para penculik, para tentara yang disiagakan di Monas juga bingung mau berbuat apa. Koordinasi tak berjalan dengan mulus. Gara-gara tak makan seharian, mudah saja mereka diajak Letjen Soeharto untuk bergabung dan balik memukul G30S. Maka gerakan ini nyaris tak berhasil menjalankan misinya selain menculik 7 jenderal. Dalam waktu 24 jam seluruh komando bubar tak beraturan. Gerakan gagal ini memberi angin bagi kekuatan antikomunis untuk terus bergerak. Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat Kolonel Sarwo Edhie Wibowo mencatat sekitar 3 juta orang yang diduga terlibat komunis tewas dalam operasi militer. [ian]Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/in...-pki-g30s.html Kaskus Addict Posts: 3,827 01-10-2017 20:33 Kaskus Maniac Posts: 7,255 Kaskus Geek Posts: 12,236
Soeharto ga ada hubungannya dengan pasukan yang terlibat G30S 1. Cakrabirawa bukan anak buah Pangkostrad, tapi di bawah pembinaan Deputi I Menpangad Mayjen Mursyid. 2. Komandan Cakrabirawa adalah anak buah Deputi I Menpangad Mayjen Mursyid. 3. - Batalyon 454/Raider adalah anak buah Pangdam IV/Diponegoro, bukan Pangkostrad. Soeharto ga pernah jadi komandan di batalyon 454/Raider. Justru yang pernah jadi komandan batalyon ini adalah Letjen A. Yani. - Batalyon 530 dalah anak buah Pangdam Brawijaya, bukan Pangkostrad. Soeharto ga pernah dinas di Jatim 4. Ga ada buktinya, cuma omong kosong. Orang-orang Komunis menyebutnya para perwira berpikiran progresif revolusioner. Mereka lah para tentara yang berhasil direkrut oleh PKI untuk mendukung Gerakan 30 September. Adalah Ketua Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman yang memiliki tanggung jawab untuk itu. Sjam mengaku kekuatan tentara yang dibina PKI sudah cukup kuat untuk mengadakan gerakan di Jakarta. Sedangkan di daerah akan ikut begitu di Jakarta meletup. Dalam buku 'Dalih Pembunuhan Massal' sejarawan John Roosa menuliskan kekuatan para pembelot yang dipimpin Letkol Untung Samsuri tersebut. Berikut rinciannya: 1. 2 Peleton dari Brigade 1 Kodam Jaya atau sekitar 60 orang 2. 1 Kompi minus dari Batalyon I Tjakrabirawa atau sekitar 60 orang 3. 5 Kompi Batalyon 530 Brawijaya atau 500 orang 4. 5 Kompi Batalyon 454 Diponegoro atau 500 orang 5. Satu Batalyon dari AURI dan Pasukan Pembela Pangkalan atau 1.000 orang 6. Perseorangan dari berbagai kesatuan sekitar 50 orang Total prajurit militer sekitar 2.130 orang ditambah kekuatan sipil dan ormas pendukung lain menjadi sekitar 4.130 orang. Untung membagi tiga pasukannya. Pasukan Pasopati (Cakrabirawa dan Brigif) bertugas menculik para jenderal, Bimasakti (Yon 454 dan Yon 530) bertugas mengawal kawasan Monas dan merebut RRI serta Telkom. Lalu pasukan Gatotkaca yang menjaga Lubang Buaya (Terdiri dari PPP dan sukarelawan). Untuk Batalyon 530 harus dicatat bahwa mereka berhasil langsung diajak kembali bergabung oleh Soeharto. Bahkan Yon 530 langsung diajak ikut menumpas pasukan G30S. Sementara Yon 454 yang akhirnya bergerak ke Halim, juga jumlahnya makin menyusut dan memilih meninggalkan komandan batalyon dan wakilnya. Sehingga kekuatan ini tidaklah sebesar di atas kertas. "Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S. Masih ditambah dengan pasukan RPKAD dan Kodam Siliwangi di Bandung yang hanya berjarak tujuh jam berkendara dari Jakarta." John Roosa juga menilai hanya segelintir pasukan yang mau diajak komandannya ikut gerakan tersebut. Kolonel Latief misalnya, sebagai Komandan Brigade dia punya pasukan tiga batalyon atau sekitar 2.000 orang. Nyatanya hanya 60 orang yang ikut gerakan ini. "Begitu juga Letkol Untung. Dari 500 anggota Yon I Tjakrabirawa, hanya 60-70 orang yang ikut memberontak," kata sejarawan Petrik Matanasi kepada merdeka.com. Seperti kata salah satu tokoh G30S, Brigjen Soepardjo, Biro Chusus PKI nyatanya memang hanya omong besar. Mereka mengklaim kalau komandan batalyon berhasil didekati, maka dianggapnya seluruh pasukan akan ikut. Padahal kenyataannya tidak demikian. Selain para penculik, para tentara yang disiagakan di Monas juga bingung mau berbuat apa. Koordinasi tak berjalan dengan mulus. Gara-gara tak makan seharian, mudah saja mereka diajak Letjen Soeharto untuk bergabung dan balik memukul G30S. Maka gerakan ini nyaris tak berhasil menjalankan misinya selain menculik 7 jenderal. Dalam waktu 24 jam seluruh komando bubar tak beraturan. Gerakan gagal ini memberi angin bagi kekuatan antikomunis untuk terus bergerak. Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat Kolonel Sarwo Edhie Wibowo mencatat sekitar 3 juta orang yang diduga terlibat komunis tewas dalam operasi militer. [ian]Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/in...-pki-g30s.html letkol untung bekas anakbuah mbah harto di kodam diponegoro dan hubungan mereka cukup akrab kolonel latief pun melapor dulu ke mbah harto beberapa hari sebelom hari h. secara struktural komandan cakrabirawa bukan anak buah pangkostrad tapi secara personal kolonel latief dan letkol untung menganggap mbah harto atasan mereka |