Jelaskan teknologi bangunan pada masa Romawi

KOMPAS.com - Peradaban Romawi Kuno pertama kali dibangun pada sekitar 800 SM.

Sebagai salah satu bangsa yang menjadi kiblat peradaban manusia, banyak sekali peninggalan-peninggalan bangsa Romawi yang masih ada hingga hari ini.

Terutama peninggalan dalam bidang arsitektur, seperti bangunan-bangunan berukuran raksasa yang megah.

Bangunan-bangunan ini didirikan dari material berupa beton dan bebatuan yang kokoh.

Berikut ini beberapa peninggalan peradaban Romawi Kuno yang tersebar di sejumlah negara.

Colosseum

Colosseum adalah salah satu bangunan peninggalan Romawi Kuno yang sangat terkenal.

Bangunan ini didirikan dalam kurun waktu delapan tahun, yaitu antara 72-80 Masehi dan diresmikan oleh Jenderal Titus.

Colosseum berupa gelanggang besar berbentuk oval dengan 80 pintu masuk.

Bagian dalam bangunan ini terdapat tiga susunan tempat duduk yang dapat menampung 50.000 orang.

Pada zaman dahulu, Colosseum digunakan sebagai tempat pertunjukan pertarungan gladiator dan pertarungan laut tiruan.

Baca juga: Sejarah Peradaban Mesopotamia

Circus Maximus adalah arena balap kereta kuda yang terletak di lembah antara bukit Palatine dan Aventine.

Arena yang dibangun pada 600 SM ini dulunya sering diisi oleh 250.000 warga Roma yang datang untuk menyaksikan pertarungan balap kereta kuda liar yang saling membunuh.

Tembok Hadrian

Tembok Hadrian dibangun oleh masyarakat Romawi Kuno untuk melindungi diri dari serangan kaum Barbar.

Tembok sepanjang 117 km ini dibangun pada 120 Masehi, ketika pemerintahan Kaisar Hadrian.

Tembok Hadrian terbuat dari batu dan tanah yang melintasi wilayah Inggris Utara.

Castel Sant'Angelo

Castel Sant'Angelo atau Kastil St Angelo adalah bangunan besar yang digunakan sebagai tempat pemakaman para raja.

Bangunan yang terletak di tepi Sungai Tiber ini didirikan pada 130 Masehi.

Baca juga: Pengaruh Peradaban Mesopotamia: Penemuan dan Hasil Kebudayaan

Roman Forum

Roman Forum adalah alun-alun berbentuk persegi panjang yang terletak di pusat Kota Roma.

Peninggalan bangsa Romawi Kuno ini dulunya digunakan sebagai tempat pidato, pemilihan umum, hingga pengadilan kriminal.

Arco di Costantino

Arco di Costantino atau Pelengkung Konstantinus dibangun pada 315 Masehi.

Bangunan ini terletak di antara Colosseum dan Lembah Palatine.

Selain tinggi dan besar, Arco di Costantino terlihat sangat megah karena dilengkapi dengan patung dan ornamen yang indah.

Ephesus

Sisa bangunan peninggalan kejayaan Romawi Kuno ini terletak di Negara Turki.

Ephesus awalnya adalah kota Yunani Kuno, tetapi kemudian direbut dan mengalami kejayaan pada masa Kekaisaran Romawi Kuno.

Peninggalan karya sastra

Selain dalam bidang arsitektur, keberhasilan bangsa Romawi Kuno juga bisa dilihat dari peninggalannya di bidang sastra.

Beberapa karya sastra peninggalan Romawi Kuno di antaranya:

  • Karya sastra Epos Aeneas oleh Vergulius
  • Karya sastra Ode dan Satire oleh Horatius
  • Karya sastra Amores oleh Ovidius

Referensi:

  • Wilujeng D. (2007). Romawi Kuno. Semarang: ALPRIN.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Pencapaian ilmu pengetahuan Romawi kebanyakan terjadi dalam bidang pengobatan dan teknik. Bangsa Romawi menemukan banyak cara baru untuk menambang barang-barang mineral seperti emas dan timah. Mereka juga mengembangkan instalasi air dan penggilingan biji-bijian. Dan mereka adalah bangsa pertama yang menggunakan beton untuk membuat bangunan. Penggunaan beton membantu mereka untuk lebih mengembangkan kubah dan bentuk-bentuk bangunan lainnya. Bangsa Romawi juga menggunakan kemampuan mereka dalam bidang teknik untuk membangun sistem pembuangan kotoran untuk menjaga kota tetap bersih dan sehat.

Orang Romawi di Fenisia menemukan kaca tiup, selain itu tembikar cetak dan lampu minyak juga petama kali dibuat pada masa Romawi.

Bangsa Romawi tidak mengalami banyak perkembangan dalam bidang matematika, namun mereka berhasil menciptakan sistem penulisan angka mereka sendiri.

  • Kedokteran
  • Angka
  • Sanitasi
  • Pelayaran
  • Ptolemaios

Jelaskan teknologi bangunan pada masa Romawi

belenox

Colosseum di Roma, Itali.

Nationalgeographic.co.id—Peradaban Romawi kuno telah meninggalkan warisan yang masih bermanfaat hingga sekarang bagi kehidupan umat manusia. Meskipun peradaban ini telah runtuh sejak ribuan tahun lalu, karya-karya para ahli Romawi ini masih dapat terlihat dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari kini.

Dari penemuan unik mereka hingga teknik lama yang mereka tingkatkan, berikut ini adalah tujuh pelajaran inovasi yang diajarkan orang-orang Romawi kepada dunia.

1. Sistem pemanas.

Dikutip dari Live Science, bangsa Romawi adalah penemu sistem hipocaust. Ini adalah metode awal untuk mendistribusikan panas secara efisien. Mereka membuat sistem pemanas yang bisa mengalirkan panas ke ruangan-ruangan di rumah-rumah mereka.

2. Sistem pembuangan air

Roma kuno adalah rumah bagi beberapa sistem saluran pembuangan pertama di dunia, menurut jurnal Sustainability. Selokan bawah tanah ini pertama kali dipasang pada sekitar 500 Sebelum Masehi dan terdiri atas terowongan-terowongan batu berukir raksasa.

Saat ini banyak selokan kota-kota di dunia yang memiliki kemiripan dengan selokan-selokan di Roma kuno. Namun tujuan dibuatnya selokan di Roma kuno mungkin berbeda, menurut jurnal Water Pollution Control Federation.

Baca Juga: Awal Mula Kekaisaran Romawi, Pax Romana dan Pembantaian Yahudi

Di dunia modern, fungsi utama saluran pembuangan adalah untuk membawa sampah yang tidak bersih dari perkotaan. Namun di Roma kuno, peran utama selokan adalah membuang kelebihan air yang dapat membanjiri jalan-jalan.

Beberapa rumah terhubung langsung ke sistem drainase tertutup Roma kuno. Sebagian rumah lain hanya membuang limbah mereka ke jalan-jalan, tetapi jalan-jalan kemudian dibersihkan untuk memindahkan sampah ke saluran pembuangan.

Limbah kemudian berjalan melalui jaringan terowongan yang luas, sampai mencapai Tiber, sungai utama Roma. Arsitektur selokan di Roma tidak banyak berubah sejak dulu hingga sekarang. Faktanya, "Selokan Terbesar" di Roma kuno masih ada sampai sekarang dan merupakan salah satu struktur Romawi Kuno tertua yang tersisa, menurut Journal of Transportation Technologies.

3. Tata letak kota

Tata letak kisi-kisi kota yang juga disebut centuriation adalah salah satu format yang diadopsi orang-orang Romawi kuno untuk membagi dan mengukur tanah mereka, menurut American Journal of Archaeology. Formasi kisi-kisi, yang kemudian mengatur tanah-tanah Romawi menjadi wilayah kependudukan, hari ini mengatur kota-kota besar dengan jalan-jalan besar dan kecil yang digunakan.

Bangsa Romawi sangat terampil mengubah tanah kosong menjadi kota-kota besar karena banyak kota yang kemudian diperluas dan dibangun kembali di bawah Kekaisaran Romawi. Desain kisi-kisi mungkin tampak sederhana hari ini, tetapi sebelum orang Romawi memproduksi jaringan jalan massal, bangunan dan fitur kota lainnya sering kali hanya mengikuti bentuk dan geologi tanah.

Ide kota besar juga diperkenalkan ke banyak negara oleh orang-orang Romawi. Tata letak jalan yang saling bersilangan menciptakan alun-alun pusat untuk perdagangan, yang disebut insulae. Struktur ini mengilhami perencana kota berikutnya, menurut sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Space Syntax.

Baca Juga: Pembagian Kelas di Romawi Kuno dan Upaya Para Budak untuk Naik Kasta

4. Jalan

Lebih dari 9.000 kilometer jalan telah dibangun oleh orang-orang Romawi kuno untuk mengangkut dan memperluas wilayah Kekaisaran Romawi.

5. Beton Tahan Lama

Biasanya dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan, barang-barang buatan manusia terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Namun, beton yang dibuat oleh orang-orang Romawi sebenarnya lebih kuat dari material modern kita, menurut sebuah artikel oleh jurnal Nature.

Sebagai contoh, air asin mengikis beton modern dalam hitungan tahun. Namun tembok laut yang dibangun oleh Romawi 2.000 tahun yang lalu masih tetap utuh. Rincian bagaimana beton Romawi diproduksi hilang dari waktu ke waktu.

Untuk mengungkap rahasia konstruksi Romawi, para ilmuwan di Berkeley Lab di University of California mempelajari komponen mineral dari beton maritim kuno. Mereka menemukan bahwa campuran kapur dan batuan vulkanik digunakan. Campuran ini menciptakan mortar dan tufa vulkanik.

Untuk menambah kekuatan lebih lanjut, mortar ditempatkan di air laut. Molekul air menghidrasi kapur, yang mengalami reaksi kimia dengan abu, sehingga menyatukannya. Ini membentuk kalsium-aluminium-silikat-hidrat yang kuat.

Struktur bangunan Romawi yang tidak berada di bawah air pun terbukti kokoh dan kuat. Misalnya, teknik terampil orang-orang Romawi dalam menggunakan batu vulkanik dan abu untuk membangun Colosseum membuat bangunan ini tetap berdiri kokoh hingga sekarang dan dikagumi banyak orang.

6. Cara Mengikat Buku

Orang-orang Romawi dikreditkan sebagai pioner dalam mengganti gulungan naskah dengan bentuk buku pertama, menurut BBC Culture. Disebut sebagai kodeks, tablet-tablet lilin yang terikat dulu telah digunakan oleh bangsa Romawi sebagai pengganti buku kertas hari ini.

Lilin itu diukir dengan alat tajam yang disebut stylus, menurut Journal of Neurosurgery. Lembaran tablet dalam bentuk kodeks itu dibuat sangat tipis sehingga bisa dilipat menjadi lebih tipis daripada tablet tanah liat besar yang awalnya digunakan untuk menulis. Kodeks juga lebih mudah ditangani daripada gulungan. Kemudian, tablet lilin ini digantikan oleh kulit binatang yang lebih ringan.

7. Teknik Bedah

Bangsa Romawi menemukan banyak alat bedah dan menyebarkan pengetahuan tentang prosedur bedah, menurut sebuah artikel yang diterbitkan di Archive of Oncology. Banyak dari terobosan medis ini terjadi di medan perang.

Beberapa alat Yunani-Romawi yang membantu membentuk operasi modern adalah bor tulang dan forsep, menurut jurnal Neurology and Neuroscience Reports. Bor tulang digunakan untuk menghilangkan tulang yang sakit dan bentuknya mirip dengan pembuka botol saat ini.

Forsep adalah salah satu alat bedah yang paling umum di zaman Romawi. Forsep digunakan untuk menghilangkan fragmen tulang kecil dari tubuh.

Dalam literatur Romawi kuno ada catatan tentang beberapa penggunaan jarum suntik paling awal, menurut Fakultas Kedokteran di Queensland University. Jarum ini digunakan untuk mengoleskan salep medis.

Ada hukum tertulis di zaman Romawi kuno bahwa jika seorang wanita meninggal saat melahirkan, anak itu harus dipotong dari tubuh ibunya, menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS. Hal ini menyebabkan bentuk pertama operasi caesar.

Baca Juga: Kehidupan Sehari-hari Orang-Orang Romawi sejak Pagi hingga Malam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News