Penyakit menular yang paling berbahaya adalah penyakit

Jakarta, CNN Indonesia --

Setiap orang tentu ingin terhindar dari terjangkit penyakit demi mempertahankan kesehatan tubuh. Kendati demikian, ada sejumlah penyakit paling mematikan di dunia yang bisa dialami jika tidak memperhatikan kesehatan secara penuh.

Menurut Healthline, beberapa penyakit paling mematikan di dunia ini sebenarnya sebagian dapat dicegah.

Berikut penyakit paling mematikan di dunia, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Penyakit jantung iskemik atau penyakit arteri koroner

Penyakit paling mematikan di dunia adalah penyakit arteri koroner (CAD) atau disebut penyakit jantung iskemik.

CAD terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung menjadi menyempit. CAD yang tidak diobati dapat menyebabkan nyeri dada, gagal jantung, dan aritmia.

Anda dapat mencegah CAD dengan obat-obatan dan dengan menjaga kesehatan jantung yang baik. Beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko Anda meliputi:

- berolahraga secara teratur- menjaga berat badan yang sehat- makan makanan seimbang yang rendah sodium dan tinggi buah-buahan dan sayuran- menghindari merokok

- minum hanya dalam jumlah sedang

2. Stroke

Stroke terjadi ketika arteri di otak Anda tersumbat atau bocor. Hal ini menyebabkan sel-sel otak yang kekurangan oksigen mulai mati dalam beberapa menit.

Selama stroke, Anda tiba-tiba merasa mati rasa dan kebingungan atau mengalami kesulitan berjalan dan melihat. Jika tidak diobati, stroke dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang.

Orang yang menerima perawatan dalam waktu 3 jam setelah mengalami stroke cenderung tidak mengalami kecacatan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa 93 persen orang tahu mati rasa tiba-tiba di satu sisi adalah gejala stroke.

Tetapi, hanya 38 persen yang mengetahui semua gejala yang akan mendorong mereka untuk mencari perawatan darurat.

Metode pencegahan stroke mungkin termasuk mengendalikan tekanan darah tinggi dengan obat-obatan atau operasi.

Anda juga harus menjaga gaya hidup sehat, lengkap dengan olahraga teratur dan diet sehat yang rendah sodium. Hindari merokok, dan minum hanya dalam jumlah sedang, karena aktivitas ini meningkatkan risiko stroke.

3. Infeksi saluran pernapasan

Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi pada saluran udara dan paru-paru Anda. Hal ini dapat disebabkan oleh influenza, flu, radang paru-paru, bronkitis, dan tuberkulosis.

Virus biasanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah. Mereka juga dapat disebabkan oleh bakteri. Batuk adalah gejala utama infeksi saluran pernapasan bawah.

Anda mungkin juga merasakan sesak napas, mengi, dan sesak di dada. Infeksi saluran pernapasan bawah yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal napas dan kematian.

Salah satu tindakan pencegahan terbaik yang dapat Anda lakukan terhadap infeksi saluran pernapasan bawah adalah mendapatkan vaksin flu setiap tahun.

Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air untuk menghindari bakteri yang menular, terutama sebelum menyentuh wajah dan sebelum makan.

Tetap di rumah dan istirahat sampai Anda merasa lebih baik jika Anda mengalami infeksi pernapasan, karena istirahat meningkatkan penyembuhan.

4. Penyakit paru obstruktif kronik

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru-paru progresif jangka panjang yang membuat sulit bernapas.

Bronkitis kronis dan emfisema adalah jenis PPOK. Pada 2004, sekitar 64 juta orang di seluruh dunia hidup dengan PPOK.

Tidak ada obat untuk PPOK, tetapi perkembangannya dapat diperlambat dengan pengobatan. Cara terbaik untuk mencegah PPOK adalah berhenti merokok dan menghindari asap rokok dan iritasi paru-paru lainnya.

Simak penyakit paling mematikan di dunia lainnya di halaman berikut.

Influenza
Flu adalah penyakit yang disebabkan virus yang terus bermutasi sehingga sulit dideteksi sistem kekebalan tubuh. Gejala umum penyakit flu adalah nyeri otot, batuk, bersin-bersin, hidung tersumbat, sakit kepala, kelelahan, dan demam.

Meski tergolong penyakit menular, saat ini flu dianggap tidak berbahaya. Namun, yang perlu diwaspadai adalah mutasi virus penyebab flu yang kemudian menyebabkan penyakit yang jauh lebih berbahaya, seperti flu burung.



Penularan: Secara langsung apabila cipratan air dari mulut (droplet) mengenai orang lain—saat bersin, batuk, atau berbicara. Penularan secara tidak langsung terjadi apabila Anda menyentuh permukaan atau benda yang telah terkontaminasi virus flu, lalu tangan Anda menyentuh mulut dan hidung sehingga virus masuk ke dalam tubuh.

Pencegahan:

  • Menjaga jarak dengan orang yang menderita penyakit flu.
  • Rajin membersihkan tangan dengan sabun ataupun hand sanitizer.
  • Orang yang sedang menderita flu sebaiknya mengenakan masker agar tidak menyebarkan virus ke orang lain.
  • Praktikkan etika batuk dan bersin yang benar, yaitu menutup mulut dan hidung dengan siku saat sedang batuk atau bersin.
  • Jaga daya tahan tubuh agar tidak mudah tertular virus flu.
     

Tuberkulosis
Penyakit infeksi pada saluran pernapasan ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Gejala atau ciri penyakit menular ini adalah batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari dua minggu. Selain itu, penderita tuberkulosis juga akan kehilangan napsu makan, mengalami penurunan berat badan, berkeringat pada malam hari, dan kelelahan.

Penularan: Tuberkulosis menular melalui udara. Bila berdekatan dengan penderita tuberkulosis, Anda berisiko tinggi tertular saat penderita bernapas atau batuk. Cara penularan tuberkulosis yang lain adalah bila Anda menggunakan barang yang sebelumnya dipakai penderita tuberkulosis.
Pencegahan:

  • Tidak berdekatan dengan penderita tuberkulosis. Bila terpaksa, kenakan masker untuk melindungi saluran pernapasan Anda.
  • Hindari menyentuh atau menggunakan benda yang sebelumnya dipakai oleh penderita tuberkulosis.
  • Mendapat vaksinasi BCG (saat balita).
  • Perkuat daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga secara teratur.
     

Cacar Air
Penyakit menular ini disebabkan infeksi virus Varicella zoster dan rentan menyerang anak berusia di bawah 12 tahun. Gejala cacar air adalah demam, timbul bintik kemerahan di kulit yang menggelembung maupun yang tidak, kulit seperti melepuh, dan terasa gatal.

Penularan: Cacar air menular melalui kontak langsung dengan penderitanya, yaitu bila terkena cairan yang keluar dari kulit yang menggelembung. Penyakit cacar air juga dapat menular melalui udara, misalnya saat penderita bernapas, bersin, atau batuk. Virus yang dikeluarkan kemudian terhirup orang lain. Cara penularan yang lain adalah bila Anda menyentuh benda yang telah dipegang penderita.

Pencegahan:

  • Lakukan vaksinasi cacar air.
  • Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Konsumsi makanan bergizi.
  • Tidak berdekatan dengan penderita cacar air.
     

Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit ini disebabkan virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti betina. Gejala umum penyakit DBD adalah demam tinggi, sakit pada persendian, muncul bintik merah di kulit, trombosit turun drastis, serta perdarahan.

Penularan: Virus dengue masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Jumlah nyamuk Aedes aegypti biasanya meningkat pada awal musim hujan.

Pencegahan:

  • Tutup tempat-tempat yang menampung air.
  • Kuras bak mandi minimal satu kali dalam seminggu.
  • Bersihkan pekarangan rumah dari barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk Aedes aegypti.
  • Bersihkan genangan air di sekitar rumah agar tidak dihinggapi nyamuk Aedes aegypti.

Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati atau lever. Ciri penyakit menular hepatitis adalah demam, nyeri sendi, nyeri perut, dan penyakit kuning. Dalam situs Alodoc disebutkan, hepatitis dapat bersifat akut maupun kronis. Jika tidak segera ditangani dengan baik, hepatitis dapat menimbulkan komplikasi, seperti gagal hati, sirosis, atau kanker hati (hepatocellular carcinoma).

Penularan: Melalui makanan atau minuman yang tidak bersih, misalnya es batu yang proses pembuatannya terkontaminasi virus hepatitis. Penularan virus hepatitis B dan hepatitis C melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi; seperti transfusi darah, hubungan seks, pembuatan tato dan tindik, serta injeksi.

Pencegahan:

  • Jaga kebersihan pangan yang hendak diolah maupun makanan yang hendak dikonsumsi.
  • Hindari pertukaran cairan tubuh yang berisiko, seperti hubungan seks yang tidak aman.
  • Hindari berbagi menggunakan barang pribadi, seperti handuk, pakaian, alat makan, dan sikat gigi dengan penderita hepatitis.
  • Pastikan Anda menggunakan jarum baru yang steril saat hendak melakukan injeksi, seperti transfusi darah, akupuntur, serta membuat tato atau tindik.

Malaria
Penyakit menular yang disebabkan parasit plasmodium ini masih menjadi wabah di beberapa wilayah di Indonesia. Nyamuk Anopheles yang membawa parasit plasmodium berkembang biak di kubangan air alami; seperti sungai, sawah, tegalan, dan bekas genangan banjir. Ciri penyakit menular ini adalah demam tinggi berkepanjangan, tubuh menggigil, tubuh nyeri, mual, hingga muntah-muntah.

Penularan: Parasit plasmodium dibawa dan disebarkan oleh nyamuk Anopheles yang kemudian menggigit manusia.

Pencegahan:

  • Lindungi diri dari gigitan nyamuk dengan mengenakan pakaian dan celana panjang.
  • Memasang kelambu di tempat tidur.
  • Mengoleskan krim antinyamuk.
  • Minum obat antimalaria saat hendak bepergian ke wilayah yang diketahui terdapat banyak kasus malaria.
     

Pneumonia
Dalam situs Halodoc dijelaskan, pneumonia adalah penyakit pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Penderita pneumonia akan merasa kesakitan saat bernapas karena asupan oksigennya terganggu. Pneumonia disebabkan bakteri, virus, dan jamur. Penyebab pneumonia paling umum adalah bakteri Streptococcus pneumoniae dan virus Haemophilus influenzae tipe b (Hib).

Penularan: Melalui udara yang tercemar oleh bakteri, virus, atau parasit penyebab pneumonia.

Pencegahan:

  • Rajin cuci tangan menggunakan sabun.
  • Praktikkan etika batuk dan bersin yang benar.
  • Tidak berbagi alat makan dan mandi dengan orang lain.

Campak
Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak. Penyebab campak adalah virus yang termasuk dalam golongan paramyxovirus. Tanda utama penyakit campak adalah munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh, disertai batuk, pilek, dan demam.

Penularan: Virus penyebab campak menular melalui percikan air liur penderita saat batuk atau bersin. Selain itu, bisa karena Anda menyentuh benda yang telah terpercik air liur penderita.

Pencegahan: Melakukan vaksinasi campak saat anak masih berusia balita, kemudian dilanjutkan dengan vaksinasi measles, mumps, rubella (MMR).

Tifus
Penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi dapat terjadi bila sanitasi di lingkungan Anda tidak baik. Gejala umum tifus adalah demam, sakit atau kram perut, diare atau sembelit, mual, dan muntah.

Penularan: Melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhi. Selain itu bisa juga akibat menggunakan air yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi untuk mencuci bahan makanan, peralatan masak, serta perlengkapan makan.

Pencegahan:

  • Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum dan sesudah makan.
  • Gunakan air bersih untuk mencuci bahan makanan, peralatan makan, dan peralatan masak.
  • Hindari membeli makanan yang tidak terjamin kebersihannya.
  • Jaga daya tahan tubuh tetap kuat.

Cacingan
Penyakit ini sering menyerang anak usia sekolah karena banyak anak yang senang bermain di tempat kotor atau lupa mencuci tangan saat akan makan. Dalam situs Halodoc disebutkan, ada tiga jenis cacing yang menjadi penyebab cacingan, yaitu cacing pita, cacing tambang, dan cacing kremi. Gejala cacingan adalah gatal di sekitar anus atau vagina, gangguan organ pencernaan (diare, mual, muntah), hingga penurunan berat badan.

Penularan: Telur cacing dapat masuk melalui kuku dan tangan yang tidak bersih yang kemudian menyentuh mulut atau makanan. Selain itu, cacing juga bisa masuk lewat makanan yang tidak dibersihkan dengan baik sebelum dimasak serta penggunaan barang yang sudah terkontaminasi cacing (handuk, pakaian, atau sprei).

Pencegahan:

  • Cuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas di luar ruangan, dan setiap sebelum dan sesudah makan.
  • Pastikan bahan pangan yang akan diolah sudah bersih sebelum dimasak.
  • Potong kuku secara rutin. Hindari memanjangkan kuku karena berisiko menjadi tempat penularan cacing.
  • Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Bersihkan kamar mandi dan WC secara rutin.