Mengapa iklan dapat mempengaruhi perilaku konsumen?

Menurutku iklan sangat memengaruhi kita pas pengen beli suatu barang. Misal saat kita akan memilih merek mie instan apa yang akan dibeli, selain pengalaman yang udah kita punya, maka keputusan kita buat milih suatu merek adalah pengetahuan tentang merek tersebut melalui iklan atau sejenisnya. Keberadaan iklan entah secara sadar atau ga sadar bisa bikin informasi suatu merek buat meresap ke otak kita. Contohnya adalah iklan suatu merek mie yang ada dimana-mana dan meng-endorse banyak artis dan influencer setidaknya dapat membuat kita penasaran untuk mencoba seperti apa rasanya karena kita sangat sering melihat iklannya. Itulah kekuatan dari iklan.

Aku sendiri juga pernah membeli suatu merek barang karena terpengaruh oleh iklan. Mayoritas alasannya adalah karena aku penasaran bagaimana rasa atau pengalaman mengonsumsi produk dengan merek tersebut karena tertarik dengan konsep iklan yang menarik atau kualitas produk terlihat bagus di iklannya. Dari ceritaku itu udah dapat diketahui kalo iklan dapat sangat memengaruhi keputusanku buat memilih merek apa yang akan aku konsumsi dari suatu produk.

Namun, aku juga berpendapat kalo keputusan pembelian suatu produk yang didasari sama perasaan penasaran itu sifatnya hanya sekali saja saat kita belum pernah mengonsumsinya dan ingin mencobanya. Setelah kita udah pernah mencobanya, maka rasa penasaran itu udah terjawab. Jika kualitas produk tersebut ga sesuai sama ekspektasi mereka, maka kemungkinan besar mereka gamau buat beli produk itu lagi. Dari situlah dibutuhkan strategi pemasaran perusahaan yang baik biar konsumen mau membeli produk mereka lagi atau disebut dengan repeat order . Jadi, baiknya perusahaan harus memasang iklan yang menampilkan kualitas produk yang searah dengan kenyataannya agar konsumen tidak merasa tertipu oleh iklan. Dengan demikian, mereka akan merasa benar-benar puas dan peluang untuk melakukan repeat order dapat meningkat.

Menurut saya mempengaruhi, karena iklan ini merupakan salah satu komponen dari marketing mix. Survei yang melibatkan 1.800 responden ini menunjukkan adanya pengaruh iklan terhadap keputusan konsumen dalam membeli merek/produk. Sebanyak 37,6% responden menyatakan, pengaruh iklan dalam perilaku pembelian adalah besar dan sangat besar.

Namun masih ada responden yang menganggap pengaruh iklan terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk biasa saja atau bahkan kecil. Sekitar separuh responden merasa biasa saja, sedangkan 7% responden lainnya mengatakan kecil pengaruhnya. Ini tentunya merupakan tantangan bagi para advertiser untuk membuat iklan yang bisa mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam arti, bisa membuat iklan yang efektif. Untuk menghasilkan iklan yang efektif sekaligus bisa “membius” publik, tentunya dibutuhkan strategi perancangan yang matang. Bukan cuma tampilan fisik atau visual yang “wah”, tapi juga mampu mengomunikasikan pesan atau message yang tersembunyi. Artinya, mampu memadukan pesan yang eksplisit dengan pesan yang implisit. Di sinilah, dibutuhkan strategi cerdas dan bijak agar pesan yang dikedepankan bisa ditangkap dalam durasi waktu tertentu, untuk strata sosial dan usia yang bervariasi.

Jika dilihat dari sisi umur responden, anak muda gampang terpengaruh iklan. Dan kecenderungannya, semakin tua umurnya, semakin kecil pengaruh iklan terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk. Kemudian, jika dilihat dari SES, semakin tinggi level SES, semakin kuat pula pengaruh iklan terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk. Kecenderungan ini lebih disebabkan oleh faktor daya beli.

Summary

http://blog.ub.ac.id/ronyarthana/2012/04/06/analisis-pengaruh-keefektifan-iklan-terhadap-perilaku-pembelian-konsumen/

Hackley, Chris. (2005). Advertising & Promotion, Communicating Brands. London, Thousand Oaks, New Delhi: Sage Publications.

Kurniadi, Oji. 2007. “Perempuan dalam Tayangan Iklan di Televisi†dalam Jurnal. Bandung. Universitas Islam Bandung. Volume 8, Nomor 1, Tahun 2007 (hlm. 103)

Kotler, Philip dan Kevil L. Keller. (2011). Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1 dan 2, Alih Bahasa: Bob Sabran, Erlangga, Jakarta

Kotler, Phillip dan Kevin L. Keller. (2016). Marketing Management 16 edition. New Jersey: Pearson.

Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Cetakan ke 1 Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.

Solomon, Michael R. (2011). Consumer Behavior (Buying, Having, and Being). New Jersey: Pearson.

Tjanatjantia Widika,Sejarah Berdirinya Youtube Sejarah Dunia, https://canacanatya.wordpress.com/sejarah/sejarah-berdirinya-Youtube, diakses pada tanggal 7 April 2020.

The research is aimed to study the effects of television advertising on the consumer behavior. The research uses survey method. The object of research is household. The survey activites conducted in consumer's and producer's area, which are selected purposively. The research sample for each area is distinguished stratified random sampling based on rural-urban areas. To analyse data, the research uses Chi-Square statistical method. The result of research are, television is an effective media as a tool of promotion to convey tea product information, the urban consumers are significantly reacted to response tea advertising from television. The advertising presentation of tea product on television with the low frequency (<34 times/month) can significantly affect the response of urban consumers to consume that product. The consumers group proportion which has an interest or not is not significantly different with the consumer group proportion which is response or not; The consumers group proportion which is response the tea advertised is significantly be in urban area, and which is not response is be in rural area; It is expected, the consumer reaction to response advertising is effected by family income and tea subtitution capacity; The families are reference for getting tea product information of 20% consumer, and 9% family consumers obtain the information of augmented product. To support the effectiveness of advertising on the television need to be formulated the benefit of family reference, personal selling, health benefit and tea comfort of well tea boiling, and to emphasise for creating of consumers perception with frequency.

Indonesian

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh iklan televisi terhadap perilaku konsumen. Penelitian menggunakan metode survei. Objek penelitian digunakan ibu rumah tangga. Penelitian dilakukan di daerah produsen dan daerah konsumen yang dipilih secara purposive. Contoh penelitian dipilih dengan metode stratified random sampling menurut strata desa-urban. Metode analisis data menggunakan analisis Chi-Square. Hasil penelitian menyimpulkan; Televisi merupakan media yang efektif untuk mengiklankan produk teh. Konsumen di daerah urban bereaksi sangat nyata dalam merespon iklan teh dari televisi. Penayangan iklan teh dalam televisi dengan frekuensi rendah (<34 kali/bulan) secara nyata dapat mempengaruhi konsumen di daerah urban. Proporsi kelompok konsumen tidak berbeda nyata antara yang menyatakan minat-tidak minat dengan yang merespon-tidak merespon teh sesuai iklan; proporsi konsumen yang merespon teh sesuai iklan secara nyata berada di daerah urban, sedangkan yang tidak merespon berada di daerah rural. Reaksi konsumen dalam merespon teh sesuai iklan televisi diduga dipengaruhi oleh pendapatan keluarga dan daya subtstitusi teh. Keluarga dan kerabat merupakan sumber referensi bagi 20% konsumen, dan 9% berasal dari penyajian di tempat penjualan. Untuk meningkatkan efektivitas iklan teh dalam televisi perlu dipertimbangkan antara lain; memanfaatkan referensi keluarga, personal selling, manfaat kesehatan dan kenikmatan seduhan teh (frekuensi dan gr/cup), pembentukan persepsi diutamakan dibanding frekuensi penayangan.

Mengapa iklan dapat merubah perilaku konsumen?

Iklan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadadp sebuah produk. Apabila iklan semakin baik dan menarik maka akan menumbuhkan sikap yang positif terhadap produk tersebut. Sikap yang positif akan menumbuhkan rasa suka akan produk tersebut.

Bagaimana iklan dapat mempengaruhi penjualan?

Hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa periklanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatakan volume penjualan, hal ini menunjukkan bahwa semakin sering perusahaan mengiklankan produknya dapat meningkatkan ketertarikan pada konsumen untuk membeli produknya, sehingga penjualan akan semakin ...

Apakah ada pengaruh iklan produk dengan minat beli konsumen?

Minat beli konsumen akan timbul bila konsumen sudah merasa tertarik atau sudah merasa yakin dengan citra positif pada merek tersebut. Dalam penelitian Sinatrya (2015), menjelaskan bahwa iklan dan brand image secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

Mengapa masyarakat dalam membeli barang selalu merujuk pada iklan?

Iklan bermanfaat untuk memberi informasi, untuk membujuk dan meyakinkan konsumen akan adanya suatu produk, mengingatkan pada produk atau merek yang pernah dikenal, membantu evaluasi pembelian dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.