Mengangkat beban yang berlebih dan tidak diimbangi dengan anggota badan kanan kiri dapat menyebabkan

“Kamu harus hati-hati ketika akan mengangkat beban berat. Tekanan ekstrem pada tulang dapat membuatnya berisiko patah. Selain itu, teknik mengangkat yang kurang tepat juga membuat kamu berisiko mengalami masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami batasan beban dan kemampuan tubuh sendiri.”

Halodoc, Jakarta - Mengangkat beban berat seperti tas koper, belanjaan, atau barang lain memang bukan pekerjaan yang bisa dilakukan sembarangan. Salah-salah, tulang bisa berisiko patah ketika mengangkat beban yang terlalu berat. Belum lagi bila posisi tubuh saat mengangkat beban kurang tepat.

Oleh karena itu, penting untuk memahami batasan beban yang kiranya bisa diangkat. Jangan sampai hanya karena beban terlalu berat, malah melukai tubuh sendiri. Lantas, mengapa angkat beban berat bisa sebabkan tulang patah? Yuk, simak pembahasannya!

Baca juga: Patah Tulang, Ini Waktu yang Dibutuhkan untuk Kembali Normal

Risiko Patah Tulang saat Angkat Beban Berat

Risiko pertama yang bisa dialami saat mengangkat beban terlalu berat adalah patah tulang, terutama tulang belakang. Hal ini terjadi karena beban yang diangkat melebihi kekuatan atau kemampuan otot. Selain itu, teknik mengangkat yang salah bisa mengakibatkan seseorang alami patah tulang belakang atau fraktur.

Tulang belakang manusia dibentuk oleh vertebra yang saling menumpuk. Seperti tulang pada bagian tubuh lainnya, tulang belakang juga bisa alami patah. Jika patah tulang terjadi di tulang belakang, akibat yang ditimbulkannya bisa jauh lebih parah. 

Ketika seseorang mengangkat beban yang terlalu berat, maka ia memberikan tekanan ekstrem terhadap tulang belakang. Akibat tidak mampu menahan gaya atau tekanan tersebut tulang belakang menjadi patah.

Risiko yang bisa terjadi karena patah tulang belakang adalah saraf terjepit. Seperti diketahui pada tulang belakang terdapat banyak sekali saraf. Mengangkat beban berlebihan bisa sebabkan tekanan terhadap saraf, terutama yang terdapat pada tulang belakang. Hal ini yang menyebabkan saraf terjepit.

Saat kondisi ini terjadi, maka gejala awal yang muncul adalah kelemahan fisik, sering kesemutan, kebas pada bagian tubuh tertentu, dan rasa nyeri. Jika kamu alami keluhan seperti itu, segera periksa ke rumah sakit terdekat untuk melakukan penanganan yang tepat oleh dokter. 

Periksa ke rumah sakit kini lebih mudah dan praktis karena kamu bisa buat janji dengan dokter langsung pakai aplikasi Halodoc. Lalu, obat yang diresepkan dokter juga bisa kamu beli dengan mudah lewat aplikasi Halodoc.

Tidak hanya itu, akibat mengangkat beban terlalu berat bisa sebabkan seseorang alami skoliosis. Kondisi ini ditandai dengan gejala nyeri saat berdiri maupun duduk. Tulang belakang akan terasa sakit dan rasa sakitnya berpotensi menyebar hingga ke tangan, kaki, bahkan pinggul. 

Selain itu, skoliosis disertai keluhan buang air kecil maupun besar juga terganggu. Jika dibiarkan, kondisi terganggunya buang air besar dapat sebabkan seseorang alami wasir.

Baca juga: 6 Pengobatan untuk Patah Tulang Belakang

Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

Seseorang yang alami patah tulang bisa diketahui jika ia alami beberapa hal berikut: 

  • Korban merasa atau mendengar bunyi patahan tulang.
  • Bagian yang terluka terasa nyeri, terutama ketika disentuh atau digerakkan.
  • Gerakan bagian tubuh yang terluka tidak normal atau tidak seperti biasanya.
  • Muncul pembengkakan.
  • Ujung tulang terlihat (bila menembus kulit).
  • Terlihat ada perubahan bentuk.
  • Bagian tubuh yang luka terlihat membiru.

Jika suatu hari kamu menyaksikan seseorang alami patah tulang akibat insiden kecelakaan, atau hal lainnya, maka terdapat langkah pertolongan, yaitu:

  • Pastikan untuk tetap tenang.
  • Jangan mencoba untuk mengembalikan posisi tulang, terutama jika tulang yang terlihat keluar.
  • Tutup luka secara perlahan dengan kain steril atau perban untuk menghentikan pendarahan yang terjadi.
  • Kemudian pasanglah papan kayu yang dilipat dengan membungkusnya dengan kain kasa atau kain lain pada bagian yang cedera. Tindakan ini bertujuan untuk tulang yang patah tidak bergerak.
  • Angkatlah daerah retak jika mungkin dan menerapkan kompres dingin untuk mengurangi pembekakan dan rasa sakit.

Selain itu, sebaiknya jangan memberikan korban makanan atau minuman untuk dikonsumsi. Kemudian, hubungilah tim medis atau bawalah korban ke rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut.

Mengangkat beban yang berlebih dan tidak diimbangi dengan anggota badan kanan kiri dapat menyebabkan

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. What Causes Fractures?
St John Ambulance. Diakses pada 2021. First Aid for Broken Bones and Fractures.


Halodoc, Jakarta – Hernia nukleus pulposus merupakan penyakit yang terjadi karena ada masalah pada bantalan ruas tulang belakang. Kondisi ini muncul akibat bergesernya bagian tersebut, sehingga menekan saraf tulang belakang. Hernia nukleus pulposus juga disebut dengan istilah penyakit saraf terjepit. Lantas, benarkah kebiasaan mengangkat beban berlebih bisa menjadi penyebabnya? 

Mengangkat beban yang terlalu berat memang bisa menjadi salah satu faktor pemicu saraf kejepit, apalagi kalau hal ini dilakukan dengan posisi tubuh yang salah atau kurang siap. Risiko saraf terjepit juga bisa muncul saat salah tumpuan tubuh saat harus mengangkat beban yang berat. Nah, biar lebih jelas, simak penjelasan seputar hernia nukleus pulposus pada artikel berikut! 

Baca juga: Disebut Saraf Kejepit, Apa Penyebab Hernia Nukleus Pulposus?

Penyebab dan Gejala Hernia Nukleus Pulposus 

Kondisi ini ditandai dengan gejala nyeri pada area yang terserang, bisa leher atau punggung bagian bawah. Nyeri akibat penyakit ini bisa muncul di seputar pinggang, leher, atau di punggung bagian atas. Secara umum, hernia nukleus pulposus disebabkan oleh melemahnya jaringan bantalan tulang belakang. Selain kebiasaan mengangkat beban berat, faktor lain yang dapat memengaruhi adalah usia. 

Seiring bertambahnya usia, kelenturan bantalan tulang belakang akan berkurang, sehingga rentan terhadap cedera. Selain itu, saraf terjepit juga bisa disebabkan oleh riwayat terjatuh atau mengalami benturan pada tulang belakang. Sebab, hal itu bisa menyebabkan terjadinya pergeseran pada tulang belakang. 

Selain itu, ada faktor lain yang bisa menjadi penyebab kondisi ini, seperti memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, mengalami obesitas alias berat badan berlebih, serta sering melakukan gerakan menunduk dan berputar secara mendadak atau berulang. Kondisi ini sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya, tapi sebaiknya tidak disepelekan.

Baca juga: Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Alami Hernia Nukleus Pulposus

Jika ragu dan mengalami gejala menyerupai saraf terjepit alias hernia nukleus pulposus, coba bicarakan pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Sampaikan keluhan penyakit dan dapatkan tips dari dokter terpercaya. Download sekarang di App Store dan Google Play! 

Pada kondisi yang ringan, penyakit ini sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, saraf terjepit yang tidak kunjung membaik setelah berbulan-bulan mungkin harus mendapatkan penanganan medis khusus. Biasanya, dokter akan mengobati penyakit ini sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan gejala yang muncul. 

Hernia nukleus pulposus umumnya ditandai dengan rasa nyeri pada area leher atau punggung bagian atas dan bawah. Nyeri yang muncul akan tergantung pada lokasi dan banyaknya saraf yang terjepit. Saraf terjepit dapat menyebabkan sakit di area punggung kiri, punggung kanan, atau keduanya. Nyeri juga bisa menjalar hingga ke paha atau kaki.

Baca juga: Ini Komplikasi yang Disebabkan Hernia Nukleus Pulposus

Jika dilihat dari lokasinya, berikut gejala saraf terjepit yang bisa dikenali: 

Saraf terjepit bisa terjadi di leher. Kondisi ini ditandai dengan nyeri pada leher dan bahu yang menjalar ke lengan, muncul sensasi terbakar pada leher, bahu, dan lengan, serta kesemutan, lemah, atau kaku otot di salah satu lengan. Nyeri yang muncul di area tersebut bisa sakit menyakitkan dan mengganggu aktivitas. 

  • Saraf Terjepit di Punggung Bawah 

Selain di leher, hernia nukleus pulposus juga bisa terjadi di punggung bagian bawah atau pinggang. Nyeri akibat kondisi ini juga bisa memburuk dan dirasakan sampai ke tulang ekor. Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan nyeri seperti tertusuk di area bokong, serta kesemutan atau lemah otot di tungkai.

Mengangkat beban yang berlebih dan tidak diimbangi dengan anggota badan kanan kiri dapat menyebabkan

Referensi: 
American Academy of Orthopaedic Surgeons. Diakses pada 2020. Herniated Disk.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Herniated Disk.
Healthline. Diakses pada 2020. Slipped Disc.