Memfungsikan seluruh anggota badan dalam kegiatan yang sesuai dengan aturan Allah disebut zikir

Oleh: Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag

Alhamdulillah al-llazi ja`alanaa quluub lizikr Allah.

Sebagai muslim kita semua meyakini bahwa kita hadir ke dunia dan hidup adalah atas kehendak Ilahi. Karena itu agar kita termbimbing, terarah, dan tercerahkan dalam menjalani hidup ini, maka kita perlu terkoneksi secara intens dengan Allah yang Maha Hidup kapan dan di mana saja. Itulah substansi dari zikir.

Kenapa kita perlu berzikir, karena Allah telah memerintahkan kepada kita untuk selalu berzikir yang banyak kepada-Nya, sebagaimana firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya (QS al-Ahzab: 41). Kemudian pada ayat lain, Allah berfirman: (yaitu) orang-orang yang berzikir dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring (QS Ali Imran: 191).

Untuk apa kita berzikir, agar kita selalu terkoneksi dengan Allah dan Allah pun selalu ingat kepada kita. Dengan kita selalu terkoneksi dengan Allah hati akan tentram/tenang/melejit dan kalua hati tentram penyakit akan menjauh dari kita, bahkan bisa menjadi obat kanker. Allah berfirman: Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku (Allah) akan ingat kepada-mu, bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kafir (QS al-Baqarah: 152).

Layaknya sebagai hukum kausalitas (sebab akibat), kalau kita selalu terkoneksi dengan Allah maka pasti Allah juga akan ingat kita, memelihara kita, melindungi kita, memudahkan urusan kita, memenuhi kebutuhan kita dan mengijabah doa serta permintaan kita. Tetapi jika sebaliknya kalau kita lupa kepada Allah, maka Allah pun akan melupakan kita, mungkin juga akan murka kepada kita. Ketika kita melupakan Allah, maka Allah akan melupakan kita terdahap diri kita, itulah orang yang fasiq (QS al-Hasyr: 19). Layaknya kekasih dengan yang dikasihinya, kalau kita melupakannya pasti Dia juga melupakan kita.

Layaknya orang yang saling mencintai, kalaa kita selalu ingat kepada orang yang dicintai, maka hati nurani kita akan tentram dan punya spirit serta kekuatan beraktivitas, seperti firman Allah:

Orang-orang yang beriman dan hati mereka tentram karena zikir kepada Allah, ketahuilah dengan zikir kepada Allah hati akan tentram (QS al-Ra`du: 28).

Zikir kepada Allah bandingannya sama dengan sedekah segunung emas dan perak serta jihad, seperti hadis Nabi: Pada suatu kali Nabi Muhammad SAW berkumpul dengan para shahabatnya, lalu beliau bersabda: Maukah kalian aku ceritakan amalan terbaik dan paling bersih dalam pandangan Allah SWT, serta orang yang tertinggi derajatnya diantara kalian, yang lebih baik dari menyedekahkan segunung emas dan perak serta memerangi musuh-musuh dan memotong leher mereka dan mereka juga memotong leher kalian? Para shahabat bertanya, apakah itu ya Rasulullah?, Beliau menjawab: “zikir kepada Allah SWT” (HR Baihaqi).

Dari hasil riset dan pengalaman terbukti bahwa zikir dan doa dapat menyembuhkan kanker otak ganas dan kanker Nasofaring. Dalam buku yang ditulis dan dikembangkan oleh pakar tasawuf Prof. Dr. M. Amin Syukur, MA berjudul Metode Zikir dan Doa Menyembuhkan Kankerku dikatakan bahwa zikir dan doa telah menyembuhkan kanker otak ganas yang dideritanya.

Dalam buku tersebut, Amin Syukur mengatakan: Bagiku Allah adalah pusat kehidupan, kita berasal dari Allah (Minallah), kita dan segala hal yang melekat pada diri kita adalah milik Allah (Lillah), kita bisa menjalani hidup ini karena bantuan Allah (billah), dan bersama Allah pula kita bisa melakukan berbagai aktifitas (ma`allah), dan pada akhirnya kita semua akan Kembali kepada Allah (Ilallah) (halaman 40-42).

Zikir dalam arti luas adalah merasa selalu ingat dan tersambung kepada Allah kapan dan di mana saja. Zikir dapat dilakukan dalam hati, lisan dan perbuatan anggota tubuh. Zikir dengan lisan dapat dilakukan dengan membaca lafaz zikir, seperti subhanallah, alhamdulillah, laa ilaha illallah, allahuakbar dan bisa juga dengan membaca al-Quran. Zikir dalam hati bisa membaca lafaz zikir dalam hati atau kita merasakan kehadiran Allah ketika membaca lafaz-lafaz zikir itu. Secara amal anggota tubuh, bisa dengan shalat dan mensyukuri semua nikmat Allah dengan mempergunakan nikmat itu sebagaimana fungsinya atau tujuan dia diciptakan oleh Allah.

Mari kita berzikir agar kedahsyatan zikir itu bisa diperoleh untuk menguatkan jiwa, mental dan fisik kita dalam beraktivitas, terutama saat sekarang ini kita sedang menghadapi pandemi Covid-19 dan transisi ke era “new normal”. Semoga Allah membimbing dan memberi kita hidayah untuk selalu ingat kepada-Nya. (ns)

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta.

Sumber: UIN Jakarta

Memfungsikan seluruh anggota badan dalam kegiatan yang sesuai dengan aturan Allah disebut zikir
Ilustrasi berdoa. ©Pixabay/SuleymanKarakas

JATIM | 17 Desember 2020 16:01 Reporter : Rakha Fahreza Widyananda

Merdeka.com - Dzikir berasal dari kata dzakara, yadzukuru atau dzukr/dzikr yang memiiliki arti perbuatan dengan lisan (menyebut, menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut). Kemudian ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan lisan.

Selanjutnya, secara istilah sendiri, pengertian dzikir tak terlalu jauh dari makna-makna lughawi. Di dalam kamus modern seperti al-Munawir, alMunjid, dan sebagainya, sudah pula menggunakan pengertian-pengertian istilah seperti adz-dzikr dengan arti bertasbih, mengagungkan Allah swt. dan seterusnya.

Berdzikir merupakan hal yang telah umum di dalam Islam. Banyak ayat Al-Qur‟an yang berisi perintah Allah SWT. agar manusia senantiasa berdzikir mengingat-Nya. Beberapa di antaranya adalah surat An-Nisa‟ ayat 103, Al-Ma‟idah ayat 4, Al-Hajj ayat 36 dan Al-Jumu‟ah ayat 10.

Oleh sebab itu, berdzikir telah menjadi suatu bentuk kegiatan atau ibadah yang dilakukan umat muslim yang juga dapat memperoleh pahala. Maka dari itu, akan baik jika dilakukan. Agar dapat mengetahui secara lebih rinci, berikut ini kami telah rangkum pengertian dzikir beserta bentuk dan keutamaannya, yang dilansir dari Jurnal IAIN.

2 dari 4 halaman

Pengertian dzikir sendiri memang bermacam-macam. Menurut Syekh Abu Ali ad-Daqqaq, dzikir adalah tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah SWT. Dzikir juga telah menjadi suatu landasan bagi siapapun yang melakukannya.

Tak ada seorangpun yang bisa mencapai Allah SWT kecuali bagi mereka yang terus-menerus berdzikir kepada-Nya. Perlu diketahui, bahwa dzikir sendiri juga memiliki bentuk-bentuk serta keutamaan jika kita jalankan. Oleh sebab itu, sebagai umat muslim tentunya Anda perlu mengetahui selain dari pengertian dzikir itu sendiri.

3 dari 4 halaman

Pengertian dzikir juga akan lebih lengkap jika kita juga mengetahui bentuk-bentuk dari dzikir itu sendiri. Ibnu Ata‟, seorang sufi yang menulis al-Hikam (Kata-Kata Hikmah) membagi dzikir atas tiga bagian: dzikir jali (dzikir jelas, nyata), dzikir khafi (dzikir samar-samar) dan dzikir haqiqi (dzikir sebenar-benarnya)

1. Dzikir Jali

Dzikir Jali merupakan suatu perbuatan mengingat Allah SWT dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa kepada Allah SWT yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati. Mula-mula dzikir ini diucapkan secara lisan, mungkin tanpa dibarengi ingatan hati. Hal ini biasanya dilakukan orang awam (orang kebanyakan). Hal ini dimaksudkan untuk mendorong agar hatinya hadir menyertai ucapan lisan itu.

2. Dzikir Khafi

Merupakan dzikir yang dilakukan secara khusyuk oleh ingatan hati, baik disertai dzikir lisan ataupun tidak. Orang yang sudah mampu melakukan dzikir seperti ini merasa dalam hatinya senantiasa memiliki hubungan dengan Allah SWT.

Ia selalu merasakan kehadiran Allah SWT kapan dan di mana saja. Dalam dunia sufi terdapat ungkapan bahwa seorang sufi, ketika melihat suatu benda apa saja, bukan melihat benda itu, tetapi melihat Allah swt.

Artinya, benda itu bukanlah Allah SWT, tetapi pandangan hatinya jauh menembus melampaui pandangan matanya tersebut. Ia tak hanya melihat benda tersebut akan tetapi akan menyadari adanya khalik yang menciptakan benda tersebut.

3. Dzikir Haqiqi

Merupakan dzikir yang dilakukan dengan seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah, kapan dan dimana saja, dengan memperketat upaya memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah SWT dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Selain itu tiada yang diingat selain Allah SWT. Untuk mencapai tingkatan dzikir haqiqi ini perlu dijalani latihan mulai dari tingkat dzikir jali dan dzikir khafi.

4 dari 4 halaman

Setelah kita mengetahui apa pengertian dzikir beserta bentuk-bentuk dzikir tersebut, ada baiknya kita juga mengetahui apa saja keutamaan dari dzikir tersebut. Terdapat beberapa keutamaan dalam menjalankan dzikir seperti :

1. Terlindung dari Bahaya Godaan Setan

Setan memang tak akan pernah berhenti untuk menjerumuskan manusia dari Rida Allah SWT. Segala bentuk godaan akan diumpamakan kepada manusia agar lalai dan terlena. Karena itu, dengan berdzikir kita memohon kepada Allah supaya terlindung dari godaan setan yang terkutuk.

2. Tak Mudah Menyerah serta Putus Asa

Adanya permasalahan ini sejatinya untuk menguji sejauh mana tingkat keimanan seseorang. Bagi yang tidak kuat menanggung permasalahan tersebut, acap kali cenderung berputus asa.

Padahal, berputus asa adalah perbuatan yang dilarang oleh Islam. Dengan berdzikir, akan membantu kita dalam memudahkan mencari jalan keluar dalam suatu masalah dan tak mudah putus asa.

3. Memberi Ketenangan Jiwa serta Hati

Segala gundah dan resah bersumber dari bagaimana hati menyikapi kenyataan. Jika hati lemah dan tak kuat menanggung beban hidup, besar kemungkinan yang muncul adalah suasana resah dan gelisah.Artinya, tidak tenang.

Ketidaktenangan juga bisa timbul akibat perbuatan dosa. Hati ibarat cermin dan dosa adalah debu. Semakin sering berbuat dosa, semakin memupuk debu yang mengotori cermin. Karena itu, untuk meraih ketenangan jiwa dan hati kita dianjurkan untuk memperbanyak zikir

4. Mendapatkan Cinta Serta Kasih Sayang Allah SWT

Allah memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Kedua ini berasal dari suku kata ar-rahmah yang berarti kasih sayang. Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya begitu luas. Oleh sebab itu, kasih sayang Allah harus kita raih dengan memperbanyak dzikir.

(mdk/raf)