Berikut ini mahasiswa Trisakti yang gugur dalam aksi demonstrasi menuntut reformasi, kecuali
Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: B. Soe Hok Gie. Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban B benar, dan 0 orang setuju jawaban B salah. Berikut ini mahasiswa Trisakti yang gugur dalam aksi demonstrasi menuntut reformasi, kecuali soe hok gie. Pembahasan dan Penjelasan Jawaban A. Elang Mulya Lesmana menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali. Jawaban B. Soe Hok Gie menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat. Jawaban C. Heri Hartanto menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan. Jawaban D. Hendriawan Sie menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan. Jawaban E. Hafidin Royan menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah B. Soe Hok Gie Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih. QUIZZZZ!!//POIN GEDE NIHH1.jelaskan apa itu ISTIDRAJ? !! :)) ceritakan mengenai dua putra dari dua orang yang dikorbankan Sumber data S IG yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan disebut Mengapa pada zaman jahiliyah bangsa arab sangat melebihkan anak laki di banding anak perempuan Mengapa orang amerika tidak memiliki masa prasejarah Mengapa kolonial belanda berperang dengan kerajaan kesultanan banten Mengapa hindu di anggap agama tertua Jelaskan hasil-hasil kebudayaan pada masa neolitikum Jelaskan mengapa rasulullah menghijrahkan para sahabat ke habasyah Jelaskan aspek aspek kerajaan Kutai
Dokumentasi - Mahasiswa dengan foto empat orang korban tragedi Mei mengikuti Peringatan 18 Tahun Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/pri. Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1978 - 1998). Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada. Peristiwa penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti ini juga digambarkan dengan detail dan akurat oleh seorang penulis sastra dan jurnalis, Anggie D. Widowati dalam karyanya berjudul Langit Merah Jakarta.[1][2][3][4][5]
Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia (juga disebut krisis moneter) sepanjang 1997-1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke Gedung Nusantara, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti. Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri. Akhirnya, pada pukul 17.15, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di Universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras. Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brimob, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam serta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Steyr, dan SS-1. Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Hasil sementara diprediksi peluru tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.
sumber: Siaran Pers Senat Mahasiswa Trisakti dan Arsip berita Kompas 13 Mei 1998Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan[dibutuhkan verifikasi sumber]
Sumber: Kata Fakta Jakarta [6]
|