Kota Mekkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke

Sesuatu yang dilarang syariat pasti terdapat mudharat dan dampak negatif bagi pelakunya. Berikut yang termasuk salah satu dampak buruk mengonsumsi min … uman keras adalah

Contoh hin dong kalimat nya Pliss kak

Pliss kasih tauuuuuuu

و. من يتعلم الجغرافيا في الساعة العاشرة ؟ هو... (07.15) أ. زينب ب. هند ج. زهرةً د . علىtolong di jwb , kalau bisa di kasih arti ​

الكتاب على المكتب:اين المصباح:tolong artikan ke b indo​

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ka'bah merupakan bangunan paling suci dalam agama Islam yang terletak di Masjid al-Haram, Makkah, Arab Saudi. Baitullah atau rumah Allah tersebut dilindungi dari berbagai serangan. 

Allah melindungi Ka'bah dari serangan pasukan Abrahah di Tahun Gajah, yang terjadi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW.   

Namun demikian, al-Bait al-Haram, sebutan lain Ka'bah, ini rupanya tercatat pernah dilanda banjir beberapa kali dalam sejarahnya. Hal ini disebabkan karena letak geografis dan struktur tanah kota Makkah.  

Kota Makkah berada di antara bukit-bukit dan termasuk dalam dataran rendah yang letaknya di dalam cekungan. Selain itu, struktur tanah kota Makkah yang terdiri dari pasir dan batu-batuan jenis pualam sangat keras, kuat dan kering. Sehingga, air tidak mudah terserap.   

Dalam sejarahnya, banjir pernah melanda Ka'bah di masa Nabi Muhammad saw sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Saat itu, Nabi SAW berusia sekitar 35 tahun.

Akibat banjir bandang yang melanda kota Makkah kala itu, bangunan Ka'bah direnovasi kembali. 

Selanjutnya, Ka'bah pernah terendam banjir pada masa khalifah Umar bin Khattab. Akibat banjir, sebagian dinding Ka'bah rusak parah karena pada zaman itu Ka'bah hanya dibangun dengan menggunakan batu yang direkatkan dengan tanah dan atau lumpur.  

Pada 1039, Ka'bah kembali dilanda banjir. Sembilan abad kemudian, yakni pada 1941 silam, Ka'bah direndam air dengan ketinggian hampir setengah bangunan Ka'bah. 

Ketika itu, hujan deras mengguyur Makkah selama sepekan penuh, siang dan malam. Sehingga, air meluap dan mengepung kota suci tersebut.

Pada 2009 dan 2012, Ka'bah kembali digenangi air hujan, namun tidak sampai menyentuh badan Ka'bah. Air hujan hanya menggenangi jalan-jalan. Seiring waktu, pemerintah Saudi telah melakukan renovasi dan perbaikan drainase di sekitar Masjid al-Haram.

Adapun pada pelaksanaan ibadah haji musim 2017 lalu, hujan mengguyur kota Makkah di saat umat Muslim tengah melaksanakan tawaf. Namun, tidak sampai terjadi banjir dan jamaah tetap melakukan ibadah haji dengan khusyuk.

Pada musim haji 2019 pada Agustus lalu, hujan juga sempat mengguyur kota Makkah. Kemudian ketika jamaah haji berada di Padang Arafah, air hujan tiba-tiba turun dan membasahi wilayah itu pada saat pelaksanaan rangkaian ibadah haji pada 10 Agustus 2019 lalu. Namun, tidak sampai terjadi banjir di Ka'bah. 

Jakarta - Banjir ternyata sempat melanda Kakbah, di Masjidil Haram, Mekah. Kakbah adalah bangunan suci bagi umat Islam yang menjadi tempat wajah dihadapkan saat sholat atau kiblat.

Saat banjir melanda, pemerintah setempat segera memperbaiki sistem drainase di sekitar Kakbah. Perbaikan lain juga dilakukan supaya kegiatan beribadah mereka yang beragama Islam tidak terganggu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Banjir dan hujan deras seluruhnya berada dalam kuasa Allah SWT. Jika hujan deras dianggap musibah, maka tak ada makhluk di bumi yang aman dari ujian Allah SWT termasuk Kakbah. Namun Allah SWT memastikan manusia dan lingkungan sekitarnya mampu mengatasi ujian dengan baik, seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an surat At-Taghabun ayat 11.مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌArab-latin: Mā asāba mim musībatin illā bi`iżnillāh, wa may yu`mim billāhi yahdi qalbah, wallāhu bikulli syai`in 'alīmArtinya: Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Berikut beberapa cerita banjir yang sempat melanda Kakbah,

1. Di masa Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari Sound Vision, banjir pertama yang tercatat melanda Kakbah saat Nabi Muhammad SAW belum menerima wahyu dari Allah SWT. Dinding Kakbah diceritakan pecah karena banjir sehingga harus dibangun ulang.

Keempat suku Quraisy berbagi tanggung jawab memperbaiki dan meletakkan kembali Hajar Al-Aswad di tempatnya. Namun karena keterbatasan dana, seluruh pondasi Kakbah tidak bisa diperbaiki seperti yang dibangun pada masa Nabi Ibrahim AS. Hal inilah yang menyebabkan bentuk Kakbah mirip kubus yang dilihat sekarang.

2. Di masa Sultan Murad Khan

Sebelum masa Sultan Murad, Kakbah sempat mengalami banjir pada masa Khalifah Umar Bin Khattab. Dinding bangunan suci tersebut dikisahkan rusak parah, karena hanya tersusun atas batu yang dilekatkan dengan batu atau lumpur.

Selama pemerintahan Sultan Murad terjadi hujan deras dan banjir, yang menutup hampir setengah dinding Kakbah. Akibatnya dinding timur dan barat runtuh, sehingga Kakbah perlu banyak perbaikan.

Tentunya perbaikan jangan sampai mengubah spot penting, yaitu letak Hajar Aswad di dinding Kakbah. Proses perbaikan Kakbah hingga selesai diawasi langsung Sultan Murad Khan.

3. Tahun 1941

Di masa yang lebih modern, banjir tetap saja menyerang Kakbah yang terletak di Mekah. Penyebabnya diduga lokasi kota yang terletak seperti di tengah cekungan. Selain itu, batu dan tanah kota yang padat mengakibatkan air sulit terserap sehingga tertahan di permukaan.

Kejadian banjir ini diingat dunia akibat sebuah foto yang jarang beredar. Dikutip dari Saudi Gazette, foto memperlihatkan seorang anak laki-laki yang masih melakukan tawaf dengan berenang mengelilingi Kakbah.Anak tersebut ternyata Sheikh Al-Awadi asal Bahrain yang saat itu berusia 12 tahun. Banjir tersebut diceritakan sangat parah hingga melumpuhkan seluruh kota. Sheikh telah meninggal pada 2015 lalu pada usia 86 tahun.

Area sekitar Kakbah atau Baitullah sebetulnya sempat kembali digenangi air pada 2009 dan 2012. Namun banjir akibat hujan deras ini tidak sampai merusak Kakbah yang telah dibangun sejak zaman Nabi Adam AS.

Dengan perbaikan yang terus dilakukan maka Kakbah bisa terus menerima kedatangan muslim pada musim haji atau umroh.

(row/erd)

Kota Mekkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke

Bangunan paling suci yang terletak di Masjid Al-Haram, Mekkah, Arab Saudi memiliki sejarah panjang, dari serangan pasukan Abrahah hingga bencana seperti banjir. Meskipun begitu, Allah melindungi Kabah di Mekkah dari bencana banjir hingga terus berdiri kokoh sampai sekarang.

Luapan air bah terjadi karena curah hujan tinggi serta faktor geografis dan struktur tanah kota Mekkah. Mekkah terletak di antara bukit, lembah, dan termasuk dataran rendah. Di sisi lain, struktur tanah kota Mekkah terdiri dari batu-batuan keras, sehingga air sulit terserap.

Kapan Banjir Mekkah Menerjang Kabah? 

Kota Mekkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke
Sebelum diangkat menjadi nabi, banjir besar melanda bangunan suci saat Nabi Muhammad berusia 35 tahun. Banjir menyebabkan dinding kabah retak hingga harus direnovasi.

Bukan hanya itu, banjir kembali menerjang Kabah saat masa khalifah Umar bin Khattab. Karena bencana tersebut, Kabah kembali rusak karena pada zaman itu bangunan Kabah terdiri dari komposisi batu yang direkatkan oleh tanah dan lumpur. Kerusakan tersebut harus segera diperbaiki.

baca juga: KISAH NABI NUH berdakwah 500 TAHUN  HINGGA terjadi BANJIR BESAR

Untuk mencegah banjir yang lebih parah, Umar bin Khattab membangun bendungan di sebagian lembah, seperti Lembah Fathimah. Usaha tersebut diteruskan pada dinasti Umayyah, Abbasiyah, hingga Ottoman.

Akibat tingginya curah hujan, Kabah kembali dilanda banjir pada tahun 1039. Setelah itu, banjir tidak terjadi lagi hingga sembilan abad kemudian, yakni pada tahun 1941. Saat itu merupakan masa terburuk karena banjir merendam Kabah hingga ketinggian hampir setengah bangunan.

Banjir terparah yang terjadi pada 1941 disebabkan oleh cuaca ekstrem dan hujan deras yang mengguyur kota Mekkah selama seminggu saat siang dan malam. Maka dari itu, air meluap hingga membuat aktivitas di kota Mekkah dan Kabah lumpuh total.

Untuk mengurangi dampak yang berlebihan, pemerintah Arab Saudi melakukan renovasi drainase di sekitar Masjidil Haram. Hasilnya, pada 2009 dan 2012 air kembali menggenangi Kabah, tetapi tidak sampai badan bangunan. Lalu, pada pelaksanaan haji tahun 2017 dan 2019, hujan sempat turun, tetapi tidak menimbulkan air meluap di kawasan Masjidil Haram dan Kabah.

Doa Hujan yang Baik dan Berkah 

Masih belum yakin atau belum hafal doa ketika hujan dan mendengar petir? Yuk, tonton video singkat di bawah ini. Mudah diikuti, loh!

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا

Allahumma shayyiban haniyya wa sayyiban nafi‘a.

Artinya: “Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat.”

Kemudian, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa saat hujan turun karena waktu yang mustajab.

اطْلُبُوا اسْتِجابَةَ الدّعاءِ عِنْدَ التِقاءِ الجُيُوشِ وَإقَامَةِ الصَّلاةِ وَنُزُولِ الغَيْثِ

Artinya: “Burulah manjurnya doa ketika perang berkecamuk, iqamah shalat, dan turunnya hujan.”

Tidak lupa pula berdoa agar hujan mendatangkan manfaat untuk alam:

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا ، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ ، وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ 

Artinya:
“Ya Allah turunkan hujan ini di sekitar kami jangan di atas kami. Ya Allah curahkanlah hujan ini di atas bukit-bukit, di hutan-hutan lebat, di gunung-gunung kecil, di lembah-lembah, dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR Bukhari Muslim).

Peristiwa banjir pada Kabah mengingatkan kita semua kalau bencana tidak mengenal waktu dan tempat. Tidak ada bencana yang remeh temeh bagi siapapun yang mengalaminya. Banjir bukanlah masalah sepele karena tidak ada makhluk hidup yang ingin terkena dampaknya.

Aku, kamu, dan kita semua harus saling menguatkan di waktu sulit. Mari, saling rangkul melalui donasi kemanusiaan di Dompet Dhuafa. Klik di sini untuk membantu korban bencana banjir. (Syasa)

Kota Mekkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke