catatan kajian, islamic parenting, Siroh, Kisah, Uncategorized 5 years ago
Prev Article Next Article
Bismillahirrahmanirrahim… Inilah kisah wanita istimewa yang melahirkan keturunan mulia…. MUKADIMAH Sebagai bekal awal mari kita tengok QS. As Shofat :100-101 dan Qs.Ibrahim: 35-41. Dalam Surah Ibrahim ayat 37 yang merupakan doa Ibrahim yang dibaca sesaat setelah meninggalkan Hajar & Ismail, nama Hajar dalam ayat tersebut tidak disebut secara lansung tetapi dengan isyarat.
Hajar secara fisik terpisah jauh dari Ibrahim (yaitu antara Makkah dan palestina). Akan tetapi karena kecintaan dan ketakwaan diantara keduanya yang begitu besar maka secara ruh mereka bersatu dalam tawakkal kepada Allah. Seperti dalam syair Arab berikut ini : Sungguh luar biasa cinta keduanya,biar pun fisik tidak bersatu tapi hati keduanya bersatu dalam Ridho-Nya. Pada kajian kali ini memiliki 4 pembahasan yaitu: 1. Siapa Hajar 2. Hadirnya Hajar di tengah keluarga Ibrahim 3. Lahirnya Nabi Ismail 4. Hajar dan Ismail di Makkah SIAPAKAH HAJAR ? ▶Menurut sebagian ulama tafsir bahwa Hajar adalah putri Raja Mesir. Dia adalah saudari perempuan pangeran Senusret, yang akan menjadi Raja pertama yang memerintah mesir. Kemudian sampai suatu ketika Hexos menyerang mesir, Senusret dibunuh dan Hajar ditawan sebagai budak. Raja yang baru ini suka sekali terhadap wanita. Akan tetapi dia selalu tidak berhasil medekati Hajar, karena tiap kali mendekati Hajar ada guncangan misterius yang terjadi (seperti halnya yang terjadi pada sarah, tiap kali sang raja ingin menyentuhnya tiba-tiba tangannya tidak bisa bergerak) Karena memiliki kesamaan sebagai ‘wanita yang dijaga’, maka kemudian Raja Mesir tersebut memberikan Hajar kepada kepada Sarah sebagai hadiah. ▶ Pendapat yang kedua dari sebagian ahli tafsir yang lain adalah bahwa Hajar memang seorang budak dari awal, bukan anak raja. Ini juga cerita israiliyat yang banyak/sering kita dengar. ▶ Tetapi yang perlu digaris bawahi dan diingat bahwa apapun pendapat yang ada baik Hajar adalah putri mahkota atau budak, bahwa Hajar adalah wanita yang mulia dari manapun asalnya. Sebagaimana sabda Rasulullah:”Sesungguhnya aku dilahirkan dari pernikahan bukan dari perzinahan”. Sebagaimana yang terdapat di shahih muslim, Rasulullah bersabda : Dan dalam riwayat yang lain berbunyi: “keturunan Adam yang paling baik adalah Ibrahim dan kemudian jadilah Ia KekasihNya, dari keturunan Ibrahim Allah pilih Ismail, dari keturunan Ismail Allah memilih Mudhor, dan dari Mudhor Allah pilih kinanah, dan dari Qinanah Allah pilih Quraish, dan dari Quraish Allah pikih Bani Hasyim, dan dari Bani Hasyim Allah pilih Muhammad“.
HADIRNYA HAJAR DI TENGAH-TENGAH KELUARGA IBRAHIMDiceritakan dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam kitab Shahih Buhkari : Sarah kemudian mengadu kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala. Ia beribadah dan bersujud, kemudian mengadukan kesedihannya. Ia memohon perlindungan kepada Allah. “Ya Allah, jikalah Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, mengetahui bahwa aku menjaga kehormatanku untuk suamiku, maka janganlah kau jadikan raja kafir itu berkuasa atasku,” kata Sarah sembari menangis. Sarah kemudian bertemu dengan Raja. Melihat kecantikannya, timbul nafsu dalam dirinya. Berkali-kali sang raja ingin menyentuh Sarah, namun tangannya terasa lumpuh, tak mampu bergerak. Tangannya terpaku di dada. Ia kemudian berkata pada Sarah, “Aku berjanji tak akan mengganggumu. Mohonlah kepada Tuhanmu agar melepaskan tanganku. Sungguh, aku tidak akan menyakitimu.” Sarah kembali berdoa, “Ya Allah, jika benar yang ia katakan, lepaskanlah tangannya.” Allah Ta’ala mengabulkan doanya. Tangan sang raja pun terlepas dan ia sembuh dari kekakuan tubuhnya. Namun, ia mengingkari janjinya. Ia kembali mendekati Sarah setelah tangannya dapat kembali bergerak. Kejadian yang sama pun terulang hingga tiga kali. Raja akhirnya menyerah. Ia justru ketakutan dengan kemampuan Sarah membentengi diri. Ia menuduh Sarah adalah makhluk halus serupa setan yang melakukan tipu daya. Sang raja segera memanggil pengawalnya dan berkata, “Kau bukanlah membawa seorang wanita, melainkan membawa setan.” Si pengawal diperintahkan membawa kembali Sarah ke rumahnya. Sebelum pulang, raja memberikan seorang budak kepada Sarah sebagai hadiah. Ia adalah Hajar. Kemudian pulanglah ketiganya ke palestina. Selama tinggal bersama dengan Ibrahim dan Sarah, Hajar mendapat banyak Ilmu Aqidah. Mari kita tengok bagaimana kesabaran Nabi Ibrahim dalam menanti keturunan yang dijanjikan oleh Allah Qs. Ash Shaaffaat 100 – 101 رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) Ayat ini menceritakan bahwa ketika Nabi Ibrahim akan hijrah dari kota babilonia, memohon kepada Allah kiranya dianugerahi seorang anak yang saleh lagi taat yang dapat menolongnya dalam menyampaikan dakwah dan mendampinginya dalam perjalanan dan menjadi kawan dalam kesepian. Kehadiran anak itu sebagai pengganti dari keluarga dan kaumnya yang ditinggalkannya. Permohonan Nabi Ibrahim ini diperkenankan Allah.
Kesabaran Ismail benar-benar terbukti ketika perintah penyembelian datang dari Allah (Qs. Maryam:54). Kisah selanjutnya… Ketika Ismail lahir maka kecemburuan Sarah semakin memuncak. Maka ia meminta kepada ibrahim agar menjauhkan Hajar darinya. Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala menurunkan wahyu kepada Ibrahim supaya keinginan istri pertamanya tersebut dipenuhinya. Lalu berangkatlah Nabi Ibrahim bersama hajar dan Ismail ke tempat yang belum diketahui tujuannya. Pada akhirnya Ibrahim bersama Hajar dan Ismail tiba di suatu tempat kota suci yang disebut Makkah. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa: Ketika sampai di Makkah Ibrahim memberi isyarat kepada Hajar agar menuju suatu tempat. Hajar mengulang pertanyaannya beberapa kali. Saat dilihatnya Ibrahim hanya diam, segera ia tersadar. “Apakah Allah yang menyuruhmu berbuat demikian?” tanyanya dengan kecerdasan luar biasa. Nabi Ibrahim pergi bukan atas kemauannya sendiri, Ia pergi karena perintah dari Allah. Dengan berat hati Ia pergi melanjutkan perjalanannya sampai ke tsaniah, tempat dimana Hajar dan ismail tidak bisa melihatnya. Ibrahim adalah Ayah yang begitu penyayang, Ayah yang begitu penyayang itu sangat sedih, namun ia yakin Allah menginginkan yang terbaik untuk hambaNya. Tanpa sepengetahuan Hajar, Ibrahim menghadapkan wajahnya ke Baitullah seraya mengangkat kedua tangannya dan berdoa,” Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” Sementara itu, Hajar menyusui Ismail kecil dan minum dari tempat perbekalannya. Setelah air itu habis, ia kehausan. Demikian pula anaknya. Hajar memperhatikan anaknya yang berguling-guling kehausan. Ia tak tega. Dengan penuh cinta, ia beranjak pergi mendaki Bukit Shafa. Ia berharap ada orang yang akan menolongnya atau menemukan lokasi air. Ketika tak menemukan apa yang dicarinya, ia menaiki Bukit Marwah. Terus-menerus seperti itu sebanyak tujuh kali, sampai datanglah pertolongan Allah. Tiba-tiba air keluar dari bawah kaki Ismail kecil yang menangis karena kehausan. Hajar takjub dan berkata, “Zamzam, zamzam“. Yang artinya berkumpul-berkumpul.” Ia segera membuat kolam kecil agar air Zamzam tak kemana-mana. Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada bunda Ismail, Hajar. Jika ia membiarkan Zamzam atau jika ia tidak membuat kolam, niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir.” Hajar minum lalu menyusui anaknya. Dengan limpahan karunia berupa air yang diberikan Allah kepadanya, banyak manusia singgah dan menetap di sana hingga ramailah tempat itu.
Hajar mengerti Allah sangat menyayanginya. Ia yakin Allah akan selalu menolongnya. KAJIAN DOA IBRAHIM ‘Alaihissalam ▶Ibrahim menoleh ke arah Ka’bah dan ia melihat Hajar dan Ismail. Tanpa diminta Hajar, Ibrahim berdoa untuk keduanya. (14:37). رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (٣٧) 37. Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. kajian : 1. Nabi Ibrahim memakai kata “Rabbana“, (Ya Tuhan kami), padahal saat itu Nabi Ibrahim berdoa sendiri (dia tidak memakai kata Rabbi), Hal ini menunjukkan bahwa Ibrahim melibatkan Hajar dan Ismail dalam doanya. 2. Mengapa Nabi Ibrahim mengatakan dalam doanya “meletakkan di lembah tandus”, padahal tanpa diberitahu Allah sudah tahu dimana Hajar dan Ismail diletakkan. Tapi mengapa disampaikan lagi oleh Ibrahim? (1) Dalam ilmu balagho, ini tujuannya bukan untuk memberi tahu, tapi untuk menunjukkan kelemahan,kedhoifan dan merendah kepada Allah. (2) Allah suka terhadap hambanya yang merendah.(Qs.Al Qosos:24). (3) Seni dalam berdoa jangan berhenti meminta kepada Allah meskipun Allah Maha Tahu dan sebutkan kelemahan kita. 3. min dzurriyati (sebagian keturunan), ini kata yang dipakai Ibrahim. Padahal putera saat itu hanya ismail → ini menunjukkan keyakinan penuh Ibrahim bahwa kelak Allah akan menganugerahkan putra yang lain. (13 tahun setelah peristiwa ini ishaq lahir) 4. “Dilembah yang tidak bertanaman” →keyakinan kokoh Ibrahim kalau tidak ada tanaman maka tidak ada air, dimana kita tahu bahwa air adalah sumber kehidupan. → Ibrahim berkhusnudzon kepada Allah, Ibrahim menunjukkan totalitas keyakinannya dalam berdoa kepada Allah. 5. “Di sisi rumahmu yang mulia” 6. “liyuqimussholah“, Ibrahim tidak meminta fisik yang kuat atau lainnya akan tetapi sholat sebagai bentuk ketaatan seorang hamba. 7. “Rezeki dari buah–buahan“, Ibrahim ingin agar kebutuhan fisik mereka terpenuhi karena dia tahu bahwa kelaparan itu dapat mendekatkan manusia pada kekufuran. Agar dengan demikian mereka menjadi hamba yang bersyukur. Allahu a’lam… Ambi Ummu Salman, *Disarikan dari materi Dauroh Wanita dalam Al Qur’an yang disampaikan oleh Ust. Herfi Ghulam Faizi di masjid Al Huda Depok. Prev Article Next Article |