Hajar adalah budak raja Mesir yang diberikan kepada

catatan kajian, islamic parenting, Siroh, Kisah, Uncategorized

Prev Article Next Article

Bismillahirrahmanirrahim…

Inilah kisah wanita istimewa yang melahirkan keturunan mulia….

MUKADIMAH

Sebagai bekal awal mari kita tengok QS. As Shofat :100-101 dan Qs.Ibrahim: 35-41.

Dalam Surah Ibrahim ayat 37 yang merupakan doa Ibrahim yang dibaca sesaat setelah meninggalkan Hajar & Ismail, nama Hajar dalam ayat tersebut tidak disebut secara lansung tetapi dengan isyarat.

Jika ingin mencari teladan keluarga maka contohlah keluarga Ibrahim karena keluarga ini adalah keluarga terbaik di zamannya.

Termasuk belajar dari kisah perjuangan ibunda Hajar dan Ismail.

Hajar secara fisik terpisah jauh dari Ibrahim (yaitu antara Makkah dan palestina). Akan tetapi karena kecintaan dan ketakwaan diantara keduanya yang begitu besar maka secara ruh mereka bersatu dalam tawakkal kepada Allah.

Seperti dalam syair Arab berikut ini :
Ruhnya adalah ruhku, dan ruhku adalah ruhnya…
Dan dia memiliki hati, dan hatiku adalah hatinya…
Dan kami memiliki ruh dan hati yang satu..
Cukuplah dia bagiku, dan cukuplah aku baginya…

Sungguh luar biasa cinta keduanya,biar pun fisik tidak bersatu tapi hati keduanya bersatu dalam Ridho-Nya.

Pada kajian kali ini memiliki 4 pembahasan yaitu:

1. Siapa Hajar 2. Hadirnya Hajar di tengah keluarga Ibrahim 3. Lahirnya Nabi Ismail

4. Hajar dan Ismail di Makkah

SIAPAKAH HAJAR ?

▶Menurut sebagian ulama tafsir bahwa Hajar adalah putri Raja Mesir. Dia adalah saudari perempuan pangeran Senusret, yang akan menjadi Raja pertama yang memerintah mesir.

Kemudian sampai suatu ketika Hexos menyerang mesir, Senusret dibunuh dan Hajar ditawan sebagai budak. Raja yang baru ini suka sekali terhadap wanita. Akan tetapi dia selalu tidak berhasil medekati Hajar, karena tiap kali mendekati Hajar ada guncangan misterius yang terjadi (seperti halnya yang terjadi pada sarah, tiap kali sang raja ingin menyentuhnya tiba-tiba tangannya tidak bisa bergerak)

Karena memiliki kesamaan sebagai ‘wanita yang dijaga’, maka kemudian Raja Mesir tersebut memberikan Hajar kepada kepada Sarah sebagai hadiah.

▶ Pendapat yang kedua dari sebagian ahli tafsir yang lain adalah bahwa Hajar memang seorang budak dari awal, bukan anak raja. Ini juga cerita israiliyat yang banyak/sering kita dengar.

▶ Tetapi yang perlu digaris bawahi dan diingat bahwa apapun pendapat yang ada baik Hajar adalah putri mahkota atau budak, bahwa Hajar adalah wanita yang mulia dari manapun asalnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah:”Sesungguhnya aku dilahirkan dari pernikahan bukan dari perzinahan”.
Al Qurtubi menjelaskan bahwa maksud dari hadits diatas adalah bahwa nasab Rasulullah sampai ke Adam adalah nasab pernikahan, tidak ada satupun dari pihak Ayah atau Ibu yang melakukan perzinahan.

Sebagaimana yang terdapat di shahih muslim, Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, dan Allah memili Quraish dari keturunan Kinanah, dan dari Quraish Allah pilih Bani Hasyim, dan dari Bani Hasyim Allah memilih yang paling baik yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Dan dalam riwayat yang lain berbunyi: “keturunan Adam yang paling baik adalah Ibrahim dan kemudian jadilah Ia KekasihNya, dari keturunan Ibrahim Allah pilih Ismail, dari keturunan Ismail Allah memilih Mudhor, dan dari Mudhor Allah pilih kinanah, dan dari Qinanah Allah pilih Quraish, dan dari Quraish Allah pikih Bani Hasyim, dan dari Bani Hasyim Allah pilih Muhammad“.

Maka tidak diragukan lagi bahwa Hajar adalah wanita istimewa yang disiapkan untuk lelaki mulia, dan melahirkan keturunan yang mulia.

HADIRNYA HAJAR DI TENGAH-TENGAH KELUARGA IBRAHIM

Diceritakan dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam kitab Shahih Buhkari :
Ibrahim dan Sarah Hijrah ke negeri Mesir, mereka pergi ke sebuah kota yang dipimpin oleh Raja yang kuat, Raja mengeluarkan kebijakan bahwa tidak boleh menggangu wanita yang bersama saudara lelakinya dan wanita boleh diambil jika bersama suami atau ayahnya. Maka ketika mata-mata Raja tahu akan kedatangan Ibrahim dan Sarah, mereka melaporkan bahwa ada wanita yang sangat cantik datang dan tidak ada tang pantas jadi suaminya selain Raja. Maka Raja meminta mereka berdua agar dibawa kepadanya. Ketika Ibrahim dipanggil sang Raja dan ditanya apa hubungannya dengan Sarah maka Ibrahim menjawab bahwa Sarah adalah saudarinya. Kemudian Ibrahim kembali pulang ke rumahnya dan menyampaikan kepada Sarah bahwa ia mengatakan kepada Raja “ bahwa kau adalah saudariku‘, dan Jangan memberi tahu kebohonganku kepadanya karena sesungguhnya di dalam kitab Allah, kamu adalah saudara perempuanku (dalam Islam),” kata Ibrahim.

Sarah kemudian mengadu kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala. Ia beribadah dan bersujud, kemudian mengadukan kesedihannya. Ia memohon perlindungan kepada Allah. “Ya Allah, jikalah Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, mengetahui bahwa aku menjaga kehormatanku untuk suamiku, maka janganlah kau jadikan raja kafir itu berkuasa atasku,” kata Sarah sembari menangis.

Sarah kemudian bertemu dengan Raja. Melihat kecantikannya, timbul nafsu dalam dirinya. Berkali-kali sang raja ingin menyentuh Sarah, namun tangannya terasa lumpuh, tak mampu bergerak. Tangannya terpaku di dada.

Ia kemudian berkata pada Sarah, “Aku berjanji tak akan mengganggumu. Mohonlah kepada Tuhanmu agar melepaskan tanganku. Sungguh, aku tidak akan menyakitimu.” Sarah kembali berdoa, “Ya Allah, jika benar yang ia katakan, lepaskanlah tangannya.”

Allah Ta’ala mengabulkan doanya. Tangan sang raja pun terlepas dan ia sembuh dari kekakuan tubuhnya. Namun, ia mengingkari janjinya. Ia kembali mendekati Sarah setelah tangannya dapat kembali bergerak. Kejadian yang sama pun terulang hingga tiga kali.

Raja akhirnya menyerah. Ia justru ketakutan dengan kemampuan Sarah membentengi diri. Ia menuduh Sarah adalah makhluk halus serupa setan yang melakukan tipu daya. Sang raja segera memanggil pengawalnya dan berkata, “Kau bukanlah membawa seorang wanita, melainkan membawa setan.”

Si pengawal diperintahkan membawa kembali Sarah ke rumahnya. Sebelum pulang, raja memberikan seorang budak kepada Sarah sebagai hadiah. Ia adalah Hajar.

Kemudian pulanglah ketiganya ke palestina. Selama tinggal bersama dengan Ibrahim dan Sarah, Hajar mendapat banyak Ilmu Aqidah.
Sampai dimasa itu Sarah belum juga dikarunia putra, padahal usia mereka semakin menua Ibrahim (86 tahun), sedangkan Sarah (76 tahun). Maka berkatalah Sarah kepada Ibrahim, seandainya engkau menikah dengan Hajar mungkin engkau akan memperoleh keturunan darinya. Maka tak lama setelah pernikahannya dengan Hajar maka lahirlah Nabi Ismail.

Mari kita tengok bagaimana kesabaran Nabi Ibrahim dalam menanti keturunan yang dijanjikan oleh Allah

Qs. Ash Shaaffaat 100 101

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100)
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101)

Ayat ini menceritakan bahwa ketika Nabi Ibrahim akan hijrah dari kota babilonia, memohon kepada Allah kiranya dianugerahi seorang anak yang saleh lagi taat yang dapat menolongnya dalam menyampaikan dakwah dan mendampinginya dalam perjalanan dan menjadi kawan dalam kesepian.

Kehadiran anak itu sebagai pengganti dari keluarga dan kaumnya yang ditinggalkannya. Permohonan Nabi Ibrahim ini diperkenankan Allah.
Kepadanya disampaikan berita gembira bahwa Allah akan menganugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki yang punya sifat sangat sabar.

Sifat sabar itu akan muncul pada waktu baligh. Karena pada masa kanak-kanak sedikit sekali didapati sifat-sifat seperti sabar, tabah, lapang dada. Anak itu adalah Ismail, anak laki-laki pertama dari Ibrahim.

Kesabaran Ismail benar-benar terbukti ketika perintah penyembelian datang dari Allah (Qs. Maryam:54).

Kisah selanjutnya

Ketika Ismail lahir maka kecemburuan Sarah semakin memuncak. Maka ia meminta kepada ibrahim agar menjauhkan Hajar darinya.

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala menurunkan wahyu kepada Ibrahim supaya keinginan istri pertamanya tersebut dipenuhinya. Lalu berangkatlah Nabi Ibrahim bersama hajar dan Ismail ke tempat yang belum diketahui tujuannya. Pada akhirnya Ibrahim bersama Hajar dan Ismail tiba di suatu tempat kota suci yang disebut Makkah.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa:
wanita yang pertama kali memakai ikat pinggang adalah Hajar (Hajar memakai ikat pinggang, dan membiarkan bagian belakang ikat pinggangnya menjuntai ke tanah dengan tujuan untuk menghapus jejaknya agar tidak diikuti Sarah).

Ketika sampai di Makkah Ibrahim memberi isyarat kepada Hajar agar menuju suatu tempat.
Dengan berbekal tempat makanan berisi kurma dan tempat minum berisi air, Ibrahim membelakangi Hajar dan kemudian melangkah meninggalkan keduanya. Hajar mengikutinya dan bertanya, “Hendak ke manakah, wahai Ibrahim? Engkau meninggalkan kami di lembah yang tiada teman atau apa pun?“

Hajar mengulang pertanyaannya beberapa kali. Saat dilihatnya Ibrahim hanya diam, segera ia tersadar. “Apakah Allah yang menyuruhmu berbuat demikian?” tanyanya dengan kecerdasan luar biasa.
“Benar“.Jawab Ibrahim
“Jika demikian maka Allah tidak akan menelantarkan kami,“Jawab Hajar dengan penuh ketakwaan. Kemudian Ia kembali ke tempat semula, sedangkan Ibrahim melanjutkan perjalanannya.

Nabi Ibrahim pergi bukan atas kemauannya sendiri, Ia pergi karena perintah dari Allah. Dengan berat hati Ia pergi melanjutkan perjalanannya sampai ke tsaniah, tempat dimana Hajar dan ismail tidak bisa melihatnya. Ibrahim adalah Ayah yang begitu penyayang, Ayah yang begitu penyayang itu sangat sedih, namun ia yakin Allah menginginkan yang terbaik untuk hambaNya. Tanpa sepengetahuan Hajar, Ibrahim menghadapkan wajahnya ke Baitullah seraya mengangkat kedua tangannya dan berdoa,” Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Sementara itu, Hajar menyusui Ismail kecil dan minum dari tempat perbekalannya. Setelah air itu habis, ia kehausan. Demikian pula anaknya. Hajar memperhatikan anaknya yang berguling-guling kehausan. Ia tak tega. Dengan penuh cinta, ia beranjak pergi mendaki Bukit Shafa. Ia berharap ada orang yang akan menolongnya atau menemukan lokasi air. Ketika tak menemukan apa yang dicarinya, ia menaiki Bukit Marwah. Terus-menerus seperti itu sebanyak tujuh kali, sampai datanglah pertolongan Allah. Tiba-tiba air keluar dari bawah kaki Ismail kecil yang menangis karena kehausan.

Hajar takjub dan berkata, “Zamzam, zamzam“. Yang artinya berkumpul-berkumpul.” Ia segera membuat kolam kecil agar air Zamzam tak kemana-mana.

Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada bunda Ismail, Hajar. Jika ia membiarkan Zamzam atau jika ia tidak membuat kolam, niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir.”

Hajar minum lalu menyusui anaknya. Dengan limpahan karunia berupa air yang diberikan Allah kepadanya, banyak manusia singgah dan menetap di sana hingga ramailah tempat itu.

Peristiwa mendaki Bukit Shafa dan Bukit Marwah diabadikan Allah sebagai salah satu rukun haji dan umrah. Tujuannya adalah agar kita yakin bahwa Allah tak akan menyia-nyiakan kita jika kita senantiasa patuh dan berusaha semaksimal mungkin dalam kehidupan ini, termasuk dalam berjuang untuk anak-anak kita.

Hajar mengerti Allah sangat menyayanginya. Ia yakin Allah akan selalu menolongnya.

KAJIAN DOA IBRAHIM Alaihissalam

▶Ibrahim menoleh ke arah Ka’bah dan ia melihat Hajar dan Ismail. Tanpa diminta Hajar, Ibrahim berdoa untuk keduanya. (14:37).

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (٣٧)

37. Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

kajian :
Kita tahu bahwa Ibrahim adalah manusia yang cerdas dalam berdoa, maka mari kita kaji dibalik doa Ibrahim ‘Alaihissalam pada surat 14:37 ini:

1. Nabi Ibrahim memakai kata “Rabbana“, (Ya Tuhan kami), padahal saat itu Nabi Ibrahim berdoa sendiri (dia tidak memakai kata Rabbi), Hal ini menunjukkan bahwa Ibrahim melibatkan Hajar dan Ismail dalam doanya.

2. Mengapa Nabi Ibrahim mengatakan dalam doanya “meletakkan di lembah tandus”, padahal tanpa diberitahu Allah sudah tahu dimana Hajar dan Ismail diletakkan. Tapi mengapa disampaikan lagi oleh Ibrahim? (1) Dalam ilmu balagho, ini tujuannya bukan untuk memberi tahu, tapi untuk menunjukkan kelemahan,kedhoifan dan merendah kepada Allah. (2) Allah suka terhadap hambanya yang merendah.(Qs.Al Qosos:24).

(3) Seni dalam berdoa jangan berhenti meminta kepada Allah meskipun Allah Maha Tahu dan sebutkan kelemahan kita.

3. min dzurriyati (sebagian keturunan), ini kata yang dipakai Ibrahim. Padahal putera saat itu hanya ismail

→ ini menunjukkan keyakinan penuh Ibrahim bahwa kelak Allah akan menganugerahkan putra yang lain. (13 tahun setelah peristiwa ini ishaq lahir)

4. “Dilembah yang tidak bertanaman” →keyakinan kokoh Ibrahim kalau tidak ada tanaman maka tidak ada air, dimana kita tahu bahwa air adalah sumber kehidupan.

→ Ibrahim berkhusnudzon kepada Allah, Ibrahim menunjukkan totalitas keyakinannya dalam berdoa kepada Allah.

5. “Di sisi rumahmu yang mulia”
→ ia yakin jika Hajar dan Ismail berada di rumah Allah, maka mereka tidak akan di sia-siakan.

6. “liyuqimussholah“, Ibrahim tidak meminta fisik yang kuat atau lainnya akan tetapi sholat sebagai bentuk ketaatan seorang hamba.

7. “Rezeki dari buah–buahan“, Ibrahim ingin agar kebutuhan fisik mereka terpenuhi karena dia tahu bahwa kelaparan itu dapat mendekatkan manusia pada kekufuran. Agar dengan demikian mereka menjadi hamba yang bersyukur.

Allahu a’lam…

Ambi Ummu Salman,
Depok, 16061026

*Disarikan dari materi Dauroh Wanita dalam Al Qur’an yang disampaikan oleh Ust. Herfi Ghulam Faizi di masjid Al Huda Depok.

Hajar adalah budak raja Mesir yang diberikan kepada

Prev Article Next Article