A. Tujuan penyelenggaraan musik paduan suara di perguruan tinggi:
B. Pengertian Paduan D. Pemilihan anggota E. Pelatih dan Pemimpin Paduan suara. F. Teknik Paduan suara Semakin baik ruang-ruang itu beresonansi semakin bagus dan semakin kaya warna suara dan kekuatannya. Suara yang bagus adalah hasil pembentukan bunyi (artikulasi, diksi) dan resonansi yang baik. 4. Keseimbangan (balance) Suku kata –bai yang pertama dinyanyikan 1 ½ ketuk sedangkan suku kata –bai kedua dinyanyikan sepanjang 2+2 ketuk, dan hampir sepanjang 4 ketuk itu dinyanyikan pada vokal ”a” dan baru pada momen ke-4 ketukan akan berakhir vokal ”i” yang dimunculkan. Karena peserta paduan suara yang cukup banyak sama dengan instrumen vokal yang banyak juga. Karena hal ini bisa menimbulkan kekacauan dalam hal artikulasi yang muncul walaupun dengan teknik vokal yang benar. Oleh karena itu kadang ”diakali” dengan pengucapan-pengucapan yang ”dimanipulasi” sehingga jika dinyanyikan secara bersama-sama dalam paduan suara itu akan terdengar lebih jelas, tergantung kesan apa yang ingin kita dapatkan, gagahn sendu, lincah, dsb. 6. Teknik Vokal Lainnya G. Penutup Referensi Pohan, R., Simanjuntak, A. 1994. ”Membentuk Suara Paduan Suara” Makalah Seminar Lokakarya Musik Gereja di Caringin, Bogor 1994. Simanungkalit, Nortir. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utma Suharto.1993. ”Membina Paduan Suara di Sekolah” (makalah Penataran bagi Guru-guru Musik se- Jawa Tengah) di BPG Srondol – Semarang 1993. Suharto.1997. ”Peran Ganda Dirigen sebagai Pemimipin dan Ilmuwan Paduan Suara” Artikel Ilmiah Jurnal Lingua Artistika. Semarang : IKIP Semarang Press. Artikel
ini telah disajikan dalam Workshop One Day Training Paduan Suara PsikologiUndip, November 2008 |