Berserah diri kepada Allah setelah didahului dengan berusaha disebut

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Arab viewed by 6586 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Arab viewed by 5525 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in B. Arab viewed by 4581 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Arab viewed by 4325 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Arab viewed by 4202 persons

Asked by wiki @ 08/12/2021 in B. Arab viewed by 4179 persons

Asked by wiki @ 29/08/2021 in B. Arab viewed by 4007 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Arab viewed by 3739 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in B. Arab viewed by 3457 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in B. Arab viewed by 3183 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in B. Arab viewed by 2951 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Arab viewed by 2788 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in B. Arab viewed by 2711 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in B. Arab viewed by 2683 persons

Asked by wiki @ 14/08/2021 in B. Arab viewed by 2658 persons

23 Desember 2021 01:42

Pertanyaan

Berserah diri kepada Allah setelah didahului dengan berusaha disebut

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Berserah diri kepada Allah setelah didahului dengan berusaha disebut

34

Berserah diri kepada Allah setelah didahului dengan berusaha disebut

1

Jawaban terverifikasi

Mahasiswa/Alumni University Malaya Malaysia

28 Desember 2021 14:54

Hai Ruby, Kakak bantu jawab ya:) Jawaban untuk pertanyaan diatas adalah: Tawakal (bahasa Arab: توكُل‎) Tawakal berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawakal ini harus disertai dengan sikap optimis dan husnudzon kepada Allah SWT bahwa apapun yang menjadi ketetapan Allah SWT baik itu keberhasilan atau kegagalan adalah keputusan terbaik menurut pandangan Allah SWT atas diri kita. Jadi, berserah diri kepada allah setelah berusaha disebut Tawakal. Semoga membantu!

Berserah diri kepada Allah setelah didahului dengan berusaha disebut

Balas

Jakarta -

Islam mengajarkan umatnya untuk bertawakal dalam setiap usaha. Lantas, apa yang dimaksud tawakal sebenarnya?

Sebelum itu, perlu diketahui asal kata dari tawakal. Menurut buku yang bertajuk Tawakal Bukan Pasrah karya H. Supriyanto, Lc., M.S.I, tawakal berasal dari kata Arab wakalah atau wikalah. Keduanya mengandung makna memperlihatkan ketidakmampuan dan bersandar atau pasrah kepada orang lain.

Kata kerja asalnya adalah wakala yang kemudian lebih lazim memakai wazan tawakala tawakkulan yang berarti menyerahkan, menyandarkan, mewakilkan, dan mempercayakan urusannya kepada pihak lain.

Dalam ajaran Islam, tawakal adalah membebaskan diri dari segala ketergantungan selain Allah dan menyerahkan keputusan atas segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT. Hal ini pula yang membuat tawakal disebut sebagai perbuatan menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan usaha kita kepada Allah SWT.

Sebagaimana termaktub dalam QS. At Thalaq ayat 3 yang berbunyi:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya: "Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS. At Thalaq: 3).

Ulama Imam Al Ghazali mendefinisikan tawaka sebagai penyandaran diri kepada Allah SWT sebagai satu-satunya al-wakiil (tempat bersandar) dalam menghadapi setiap kepentingan, bersandar kepada-nya saat menghadapi kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa yang tenang dan hati yang tentram.

Implikasi langsung dari keimanan seseorang dapat terlihat dari tawakal. Sebab iman tidak hanya percaya akan keberadaan Allah SWT, namun lebih kepada menaruh kepercayaan kepada-Nya dan menafikan segala sesuatu selain-Nya. Allah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 12:

وَمَا لَنَا أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا ۚ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَىٰ مَا آذَيْتُمُونَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ

Artinya: "Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakal berserah diri." (QS. Ibrahim: 12).

Simak Video "Tawakal Seratus Persen"



(rah/nwy)

Ilustrasi tawakal. Foto: Unsplash

Saat ingin menggapai sesuatu, setelah berdoa dan berikhtiar, langkah terakhir yang sebaiknya dilakukan umat Muslim menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Dalam ajaran Islam, sikap itu disebut tawakal.

Istilah yang tepat untuk menggambarkan apa itu tawakal adalah “manusia boleh berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan”. Artinya, dengan bertawakal, seseorang menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan usahanya kepada Allah serta berserah diri sepenuhnya untuk mendapat manfaat atau menolak mudharat.

H. Supriyanto, Lc., M.S. dalam bukunya yang berjudul Tawakal Bukan Pasrah (2010: 4) menjelaskan, bahwa ada dua fase penting dalam bertawakal kepada Allah.

Fase pertama adalah fase usaha atau kerja. Dalam fase ini, seseorang harus mengikuti mekanisme alam (sunatullah) dengan melakukan usaha-usaha. Fase kedua yaitu menunggu hasil. Di sinilah waktu untuk berserah kepada Allah dengan sepenuh hati dan meyakini bahwa apa pun hasil usahanya tak terlepas dari kehendak Allah SWT.

Berangkat dari hal tersebut, perlu diingat bahwa tawakal bukanlah pasrah. Tawakal harus didahului dengan ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh, bukan justru meninggalkan usaha sama sekali dan hanya bergantung kepada Allah SWT.

Tawakal sendiri mempunyai banyak keutamaan yang mendatangkan hikmah bagi orang yang melakukannya. Apa saja? Berikut informasi lengkapnya.

Ilustrasi tawakal. Foto: Galamedia

Tawakal bisa menjadi salah satu bentuk keimanan seorang Muslim kepada Allah SWT karena tawakal merupakan bagian dari iman. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 23 yang artinya:

Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Mendapatkan Kebaikan Dunia Akhirat

Salah satu jalan untuk mendapatkan kebaikan baik di dunia dan akhirat adalah dengan menyerahkan diri atas kehendak Allah SWT atau tawakal. Hal ini sudah dijanjikan Allah dalam surat An Nahl ayat 42 yang artinya:

Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui, (yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.

Jika seseorang sudah bisa bertawakal kepada Allah, dapat dipastikan ia akan selalu melandasi semua amal perbuatannya dengan keikhlasan kepada-Nya. Ia akan ikhlas dan mensyukuri apapun hasil yang sudah menjadi kehendak Allah SWT. Karena itu, Allah membalasnya dengan mencukupi keperluannya. Seperti yang telah termaktub dalam surat At Talaq ayat 3 yang artinya:

Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”

Terbebas dari Godaan Setan

Tawakal merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah. Jika seseorang terus melakukan tawakal, setan pun akan sulit memengaruhi dan menggodanya karena ia begitu dekat dengan Allah SWT. Seperti yang dijelaskan dalam surat An Nahl ayat 99 yang artinya:

Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.”

Tawakal memang bukan hal yang mudah, tetapi kita harus tetap berusaha melakukannya demi mendapat keutamaan dan manfaat yang telah disebutkan.