Berita proklamasi kemerdekaan indonesia disebarluaskan melalui kantor berita jepang yang bernama

Kantor Berita ANTARA didirikan oleh Adam Malik, Soemanang, A.M. Sipahoetar dan Pandoe Kartawigoena ketika semangat perjuangan kemerdekaan nasional menggelora dan digerakkan oleh para pemuda pejuang. Inilah para Pendiri ANTARA (founding fathers).

 
Berita proklamasi kemerdekaan indonesia disebarluaskan melalui kantor berita jepang yang bernama
 
Berita proklamasi kemerdekaan indonesia disebarluaskan melalui kantor berita jepang yang bernama
Berita proklamasi kemerdekaan indonesia disebarluaskan melalui kantor berita jepang yang bernama
 
Berita proklamasi kemerdekaan indonesia disebarluaskan melalui kantor berita jepang yang bernama
 
Adam Malik Soemanang A.M. Sipahoetar  Pandoe Kartawigoena

17 Agustus 1945

Keberhasilan ANTARA menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia adalah wujud kecintaan dan baktinya yang besar bagi perjuangan bangsa Indonesia. Dari buku Catatan Politik Pengalaman Wartawan ANTARA oleh Ismet Rauf dan Saleh Danny Adam (2002:11) disebutkan rencana penyebarluasan Proklamasi Indonesia ke seluruh dunia dipimpin oleh Adam Malik yang mendiktekan naskah proklamasi dari tempat persembunyiannya karena dikejar-kejar tentara Jepang. Adam Malik dibantu Pangulu Lubis, satu-satunya orang ANTARA yang diminta bersiap-siap menyebarkan berita Proklamasi dengan mengatakan “bersiap-siap menyiarkan sebuah berita penting”. Setelah teks Proklamasi dibacakan Soekarno, Adam Malik menelpon ANTARA, diterima oleh Asa Bafagih yang diminta untuk menyampaikannya kepada Pangulu Lubis dengan berpesan “Jangan sampai gagal”. Pangulu mengirimkan naskah ke bagian radio dengan menyelipkannya dalam morse-cast Domei, di antara berita-berita yang telah dibubuhi izin Hodohan. Markonis Soegirin menjaga agar teks Proklamasi itu tersiar dan Markonis Wua yang mengirimkan. Maka menyebarkan berita Proklamasi Indonesia ke daerah dan internasional.

Bulan Mei tahun 1962

ANTARA resmi menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional yang berada langsung di bawah Presiden Republik Indonesia. Dalam Keputusan Presiden No 307 tahun 1962, tanggal 24 September 1962 nama ANTARA diubah menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dengan Dewan Pimpinan diketuai Pandu Kartawiguna dengan anggota-anggota Djawoto, Moh. Nahar, Subanto Taif, Adinegoro, Mashud Sosrojudho, Suhandar, Subakir, R. Moeljono dan Zein Effendi.

Selama lebih dari tiga perempat abad, ANTARA sebagai salah satu kantor berita bertekad untuk selalu menghadirkan berita dan foto mengenai peristiwa-peristiwa penting dan mutakhir secara cepat dan lengkap ke seluruh dunia, baik melalui saluran distribusi sendiri maupun yang bekerjasama dengan para mitra di seluruh dunia.

17 Juli Tahun 2007

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor : 40 Tahun 2007, akhirnya ANTARA resmi bergabung menjadi keluarga besar Kementerian BUMN dan berubah menjadi Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA.

Didukung teknologi informasi terkini, ANTARA memiliki jaringan komunikasi yang menjangkau berbagai pelosok tanah air dan dunia. ANTARA memiliki biro di setiap propinsi serta perwakilan di beberapa kotamadya/kabupaten. Agar dapat menyajikan berita luar negeri dengan persepsi nasional, ANTARA mengendalikan biro/perwakilan di Kuala Lumpur (Malaysia), Beijing (China) dan London (Inggris).

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap informasi global, ANTARA juga menjalin kerjasama, baik secara komersial maupun non-komersial, dengan kantor-kantor berita di seluruh dunia, seperti AAP (Australia), Reuters (Inggris), AFP (Perancis), DPA (Jerman), Kyodo (Jepang), Bernama (Malaysia), Xinhua (PR China), CIC (Columbia), NAMPA (Namibia) dan lain-lainnya.

ANTARA aktif dalam berbagai organisasi regional dan international, seperti ANEX (ASEAN News Exchange), OANA (Organization of Asia Pacific News Agencies) dan NANAP (Non-Aligned News Agencies Pool).

Ratusan berita luar negeri yang berasal dari para mitra kerja dan rata-rata 750 berita hasil liputan wartawan ANTARA sendiri disebarluaskan setiap hari melalui teknologi komunikasi terkini, seperti VSAT dan DVB, serta berbagai teknologi berbasis Internet, seperti situs web, email dan ftp ( file transfer protocol ).

Selain melayani berita dan foto, ANTARA juga menawarkan produk dan jasa lainnya seperti layanan data dan informasi pasar uang dan saham, penyebarluasan rilis pers (PRWire) dan pendidikan jurnalistik (Lembaga Pendidikan Jurnalistik ANTARA).

ANTARA juga bekerjasama dengan mitra-mitra asing seperti Reuters dan Bloomberg dalam menjual layanan data dan informasi pasar global. Dengan kantor-kantor berita asing di Asia Pasifik, ANTARA membentuk konsorsium Asia Pulse dalam memberikan layanan informasi bisnis Asia, dan membentuk konsorsium Asia Net dalam menyebarluaskan rilis pers secara global.

Sebagai bagian dari misi sosial budayanya, ANTARA mengelola sebuah galeri foto jurnalistik (GFJA). Galeri ini telah banyak dikunjungi dan telah dikenal di mancanegara. Belanda dan Australia pernah memberi sumbangan fotro-foto berharga untuk dipamerkan di GFJA. Jepang dan Ford Foundation pernah membantu restorasi foto-foto bersejarah yang dimiliki galeri tersebut. Dengan berbagai pihak, GFJA juga pernah bekerjasama dalam menyelenggarakan kursus foto jurnalistik.

Gedung ANTARA di Jalan Antara, Pasar Baru, Jakarta Pusat merupakan bangunan bersejarah karena pernah menyebarluaskan Proklamasi Kemerdekaan RI pada tahun 1945. Layaknya museum, gedung ini menyimpan dan memamerkan berbagai benda peninggalan wartawan sejak tahun 1945-1950 yang dapat dikunjungi oleh siapa pun yang berminat.

Pada bulan Desember 2008, Direktorat Pemberitaan ANTARA meraih sertifikasi ISO 9001-2000 yang kini telah diperbarui menjadi ISO 9001:2008. Sertifikat ini merupakan penjelasan atas persyaratan yang harus dipenuhi untuk sebuah sistem manajemen mutu yang baik. Ini merupakan bukti nyata bahwa semua individu di dalam ANTARA berkomitmen untuk memperluas tranformasi manajemen agar sistem manajemen mutu dapat lebih kuat dari sebelumnya.

Jakarta - Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya di halaman rumah Laksamana Maeda di Jl. Pengangsaan Timur nomor 56.

Sayangnya masih banyak wilayah di Indonesia, terutama luar Pulau Jawa, yang belum mengetahui perihal kemerdekaan bangsa lantaran belum mendapat info akibat saluran komunikasi yang dibatasi Jepang.

Di Jakarta, penyebaran informasi Indonesia telah merdeka bisa diketahui dengan cepat berkat bantuan kantor berita Domei (sekarang ANTARA).

Waidan B. Palenewen yang merupakan Kepala Bagian Radio Domei mendapat teks proklamasi dari wartawannya yang bernama Syahruddin.

Waidan kemudian menyuruh markonis bernama F. Wuz untuk menyiarkan berita proklamasi terus menerus sampai pukul 16.00 tapi diselang waktu 30 menit. Sayang baru dua kali disiarkan, tentara Jepang masuk ke ruang radio dan menghentikan siaran berita.

Baca juga: 19 Agustus: Sidang Kedua PPKI Hasilkan Pembagian Wilayah Negara Sampai Tentara RI

Meski dilarang, tapi mereka tetap menyiarkan berita proklamasi. Berkat usaha tanpa henti, tanggal 18 Agustus 1945 kantor berita Amerika di San Fransisco menyiarkan berita kemerdekaan Indonesia.

Jepang yang kemudian mendengar berita Indonesia merdeka sudah menyebar lalu mendatangi kantor berita Domei dan menyegel kantor berita tersebut pada 20 Agustus 1945.

Namun itu bukanlah akhir dari segalanya. Dengan sembunyi-sembunyi para pemuda mengambil peralatan-peralatan dari Kantor Berita Domei. Kemudian para teknisi radio, yang terdiri dari Sukarman, Sutanto, Susilahardja, Suhandar, dan M. Yusuf Ronodipuro, membuat alat pemancar radio baru di jalan Menteng nomor 31 Jakarta.

Berita proklamasi kemerdekaan pun kembali berkumandang. Selain lewat radio, berita kemerdekaan Indonesia juga terus disebarkan lewat surat kabar, poster, dan pamflet.

KOMPAS.com - Segera setelah Soekarno membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945, kabar kemerdekaan Indonesia pun tersebar ke berbagai wilayah Nusantara.

Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia disebarkan melalui berbagai cara dan media, mulai dari siaran radio, telegram, pemberitaan surat kabar, pamflet, hingga obrolan orang per orang.

Banyak tokoh pun turut berperan dalam penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia di berbagai daerah.

Siapa saja tokoh-tokoh di balik penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia?

Baca juga: Kisah di Balik Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sukarni, Supardjo, dan B.M. Diah

Sebelum Soekarno membacakan naskah proklamasi, para pemuda di Jakarta telah menyusun rencana untuk menyebarluaskan kabar kemerdekaan Indonesia.

Beberapa tokoh pemuda di Jakarta yang turut berperan penyebaran berita proklamasi di Jakarta, di antaranya adalah Sukarni, Supardjo, dan B.M Diah.

Sukarni memimpin kelompok pemuda yang bermarkas di Jalan Bogor untuk menyiasati penyebaran berita proklamasi.

Mereka membuat salinan naskah proklamasi dan kemudian menyebarkannya kepada masyarakat.

Para pemuda yang bermarkas di Menteng 31 juga turut menyebarkan berita proklamasi ke seluruh penjuru Kota Jakarta dengan menggunakan mobil, sepeda, dan bahkan berjalan kaki.

Supardjo yang bekerja di Balai Pustaka, kemudian mencetak puluhan ribu salinan naskah proklamasi untuk disebarkan ke berbagai daerah.

Peran serupa juga dikerjakan B.M. Diah yang diminta menggunakan percetakan Asia Raya untuk mencetak ratusan ribu eksemplar salinan naskah proklamasi.

Selain itu, ada juga sukarelawan-sukarelawan yang dikirim ke luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain, untuk menyampaikan salinan naskah proklamasi.

Beberapa tokoh itu adalah M Zaelani, Uteh Riza Yahya, Sulistio, dan Ahmad Tahir yang dikirim ke Sumatera, serta Masri, Munir, dan Moh. Noor yang membawa kabar proklamasi kemerdekaan Indonesia ke Kalimantan.

Syahruddin dan Kantor Berita Domei

Berita tentang kemerdekaan Indonesia kali pertama disiarkan Kantor Berita Domei pada 17 Agustus 1945, seusai Soekarno membacakan teks proklamasi.

Kala itu, Adam Malik yang merupakan Redaktur Tetap sekaligus Wakil Direktur Kantor Berita Antara, menelepon Kantor Domei untuk menginstruksikan penyebaran berita proklamasi dengan pesan "jangan sampai gagal".

Telepon itu diterima Asa Bafagih yang kemudian menyampaikan pesan Adam Malik kepada Pangulu Lubis.

Pangulu Lubis lalu mengirim berita proklamasi ke bagian radio. Dia meminta Radio Domei menyelipkan kabar penting tersebut di antara berita-berita lain.

Jepang kemudian mengetahui siaran tersebut dan kemudian melarang Kantor Berita Domei menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Namun, Syahruddin yang merupakan wartawan Kantor Berita Domei, tetap menyerahkan teks Proklamasi untuk disiarkan Radio Domei.

Kepala bagian Radio Domei, Waidan B Palenewan, lalu memerintahkan seorang markonis bernama F Wuz menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia sebanyak tiga kali.

Akan tetapi, saat berita proklamasi baru disiarkan sebanyak dua kali, Jepang mengetahuinya dan menghentikan siaran tersebut.

Meski begitu, berita proklamasi tetap berhasil dengan cepat menyebar ke berbagai daerah Indonesia dan bahkan terdengar hingga ke luar negeri, seperti Amerika Serikat, India, serta Australia.

Pawai sepeda Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta

Di Yogyakarta, kabar proklamasi kemerdekaan Indonesia disebarluaskan lewat peran Ki Hajar Dewantara.

Kala itu, berita proklamasi sebenarnya sudah diterima Kantor Berita Domei Yogyakarta pada 17 Agustus 1945 pukul 12.00, tetapi mereka tidak mendapatkan izin penyiaran.

Kabar tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia kemudian disampaikan dalam khotbah salat Jumat di Masjid Agung Keraton Yogyakarta dan Masjid Pakualaman.

Ki Hajar Dewantara bersama para guru dan siswa Taman Siswa kemudian turut membantu menyebarluaskan berita proklamasi melalui pawai sepeda.

Mereka berpawai sepeda sembari meneriakkan kabar kemerdekaan Indonesia dan membagikan selebaran.

Dengan upaya Ki Hajar Dewantara tersebut, berita proklamasi Indonesia tersebar luas di Yogyakarta meskipun Jepang melarang siaran radio kala itu.

Sementara itu, di Solo, Semarang, dan wilayah-wilayah lain Jawa Tengah, berita tentang Proklamasi juga disebarkan dengan berbagai cara, seperti lewat siaran radio, surat kabar, hingga kabar dari mulut ke mulut.

Baca juga: Biografi Laksamana Maeda: Tokoh Jepang yang Rumahnya Jadi Tempat Perumusan Proklamasi

Referensi:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.