Berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan tinggi yang dikirim oleh pemancar

1 Radio Frequency Amplifier

2 Penjelasan Jenis penguat elektronik yang berfungsi untuk mengkonversi sinyal frekuensi radio dengan daya rendah ke sinyal frekuensi radio dengan daya tinggi.

3 Contoh Rangkaian RF Amplifier

4 RF Amplifier yang Di Tala
Penguat RF tala untuk menaikan daya sinyal ke tingkat cocok untuk dimasukan dalam pencampur (mixer). Dan membantu mengisolasi isolator lokal ke antena.

5 Lanjut Tingkat ini tidak memiliki tingkat pemilahan frekuensi yang tinggi, tetapi berperan untuk menolak sinyal-sinyal yang sangat jauh dari saluran yang diinginkan. Tingkat daya sinyal ini perlu dinaikkan sebelum dicampurkan, karena adanya derau yang tidak diinginkan masuk ke tingkat pencampur.

6 Contoh Rangkaian RF Amplifier yang di Tala

7 Penguat IF Fungsi utamanya adalah untuk memberikan penguatan linier yang baik sepanjang cangkupan frekuensinya. Biasanya, penerima penguatan dilaksanakan oleh lebih dari satu penguat. Umumnya terdapat sekurang-kurangnya dua penguat IF dalam penerima.

8 Blok DiagramPenerima AM

9 Penjelasan Antena : berfungsi menangkap sinyal-sinyal bermodulasi yang bersal dari antena pemancar. Penguat RF : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke blok Mixer (pencampur). OSC (Osilator Lokal) : berfungsi unutk mebangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF. Dimana hasilnya akan diteruskan ke blok Mixer. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari olahan mixer adalah Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz. Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok limiter. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata). Detektor FM : digunakan untuk mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio). De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar. AFC (Automatic Frequency Control / Pengendali Frekuensi Otomatis) : berfungsi unutk mengatur frekuensi osilator local secara Otomatis agar tetap stabil. Dekoder Stereo : digunakan unutk memproses sinyal Stereo, sehingga hasilnya diteruskan pada 2 buah penguat AF (FM Stereo). Penguat Audio : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat  AF ke suatu pengeras suara. Speaker (pengeras suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

10 Contoh Rangkaian IF

11 Penguat Video Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detektor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube}. Di dalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (automatic brightnees level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

12 Blok Diagram Penguat Video

13 Skema Rangkaian Penguat Video

14 Jenis-jenis kelas penguat
Kelas A Kelas B Kelas AB Kelas C

15 Kelas A Penguat kelas A adalah penguat yang bekerja dengan titik operasi dan sinyal masuk yang sedemikian rupa hingga arus dalam rangkaian keluaran (dalam kolektor atau elektroda kuras) mengalir terus menerus. Penguat kelas A pada pokoknya beroperasi dalam daerah linier dari kurva karakteristiknya. 

16 Rangkaian Kelas A

17 Kelas B Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja dengan titik operasinya terletak pada ujung kurva karakteristik, sehingga daya operasi tenang (quescent power)-nya sangat kecil. Jadi, dalam keadaan tersebut, arus atau tegangan operasi tenang hampir sama dengan nol. Apabila tegangan sinyal merupakan bentuk sinus, maka penguatan yang terjadi hanya berlangsung selama setengah siklus. 

18 Rangkaian Dasar Power Amplifier Kelas B Push-Pull

19 Kelas AB Penguat kelas AB adalah penguat yang beroperasi dalam daerah antara kedua keadaan operasi pada daerah A dan B. Jadi sinyal keluarannya sama dengan nol selama waktu yang tidak sampai setengah siklus dari sinyal masuk sinusida.

20 Rangkaian Dasar Power Amplifier Kelas AB

21 Kelas C Penguat kelas C adalah penguat dengan titik operasinya dipilih sedemikian rupa sehingga (tegangan) keluarannya sama dengan nol selama waktu yang lebih panjang dari setengah siklus sinyal sinusida yang masuk. Pada penguat kelas B, transistor bekerja hanya dalam daerah aktif selama setengah periode. Selama setengah periode lainnya transistor tersebut tersumbat (cut off). Arus kolektor mengalir untuk 1800 dalam tiap transistor dari rangkaian kelas B. Dengan operasi ini, titik Q terletak di titik putus pada garis beban ac. Keuntungan dari operasi B adalah lebih kecilnya kehilangan daya transistor, daya beban dan efisiensi tahapan yang lebih besar. 

22 Rangkaian Power Amplifier Kelas C

23 Daftar Pustaka Buku Asas Elektronik (Edisi Kedua) Pengarang Douglas R. Malcolm, Jr

RF AMP IF AMP DETEKTOR AUDIO AMP AGC OSC LOKA 8 loudspeke r Anten a Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok diagram sebagai berikut Suryadi., Bambang M., dan Danang S. 2005:16 : Gambar 1. Diagram Blok Penerima AM Suryadi., Bambang M., dan Danang S. 2005:16 Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi masing-masing blok diagram AM : berisikan informasi yang dipancarkan oleh pemancar. b. Penguat RF : berfungsi untuk menguatkan daya RF Radio FrequencyFrekuensi tinggi yang berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal. Setelah diperkuat, getaran RF dicatukan ke mixer. c. Mixer pencampur : berfungsi mencampurkan getaransinyal RF dengan Frekuensi Osilator Lokal, sehingga diperoleh frekuensi intermediet IFIntermediate Frequency. d. Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet IF sebelum diteruskan ke blok detektor. IF merupakan hasil dari pencampuran getaransinyal antara RF dengan Osilator Lokal. e. Detektor : digunakan untuk mengubah frekuensi IF menjadi frekuensi informasi. Degan cara ini, unit detektor memisahkan antara getaransinyal pembawa RF dengan getaran informasi Audio FrequencyAF. f. Automatic Gain Control AGC : berfungsi sebagai pengatur penguatan tegangan gain dari penguat IF sedemikian rupa, sehingga penguatan ditambah pada sinyal-sinyal masuk yang lemah dikurangi pada sinyal-sinyal masuk yang kuat. Dengan demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan untuk sinyal yang berbeda- beda intensitasnya. g. Penguat AF : digunakan untuk menyearahkan getaran sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AF ke suatu pengeras suara. h. Speaker pengeras suara : digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Gambar 2. Diagram Blok Penerima FM http:elkakom.blogspot.com201104blok-diagram-penerima-am-dan-fm.html Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi masing-masing blok diagram FM : a. Antena : berfungsi menangkap sinyal-sinyal bermodulasi yang berasal dari antena pemancar. oleh antena sebelum diteruskan ke blok Mixer pencampur. c. OSC Osilator Lokal : berfungsi unutk mebangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF. Dimana hasilnya akan diteruskan ke blok Mixer. d. Mixer pencampur : Mixer digunakan mengubah masukan sinyal dari satu frekuensi ke frekuensi lainnya sebagai keluaran. Kadang- kadang disebut frequency-converter circuit. local oscillator L.O., merupakan voltage-controlled-oscillator VCO yang menghasilkan gelombang kontinyu. Keluaran mixer berupa dua buah sinyal meliputi frekuensi LO dan sinyal masukan RF, serta mempunyai dua keluaran yang diperoleh dari penjumlahan frekuensi tersebut LO freq + RF freq dan pengurangan LO freq - RF freq. Loud Speaker Antena OSC Penguat RF Penguat Audio Mixer Penguat IF De- Emphasi s AFC Detektor FM Limiter e. Penguat IF : Kekuatan sinyal mengalami pengurangan selama proses mixing maka sinyal perlu dikuatkan kembali oleh IF untuk mengembalikan sensitivitas dari penerima. f. Limiter pembatas : Limiter dapat diartikan sebagi diskriminator frekuensi diterapkan di dalam sistem pengaturan frekuensi otomatic. Limiter adalah suatu rangkaian yang melewatkan sinyal jika daya sesuai dengan spesifikasi daya masukan, berubah ketika attenuasi puncak sinyal yg kuat melebihi daya masukan karena frekuensi hasil dari proses IF ampifier adalah frekuensi tinggi menimbulkan amplitudo yang berubah-ubah untuk menjaga aga amplitudo tetap konstan dibutuhakn rangkain limiter pada penerima FM. g. Detektor FM : Sinyal dari proses limiter di filter dengan menggunakan deteksi slope untuk mendekatkan kemiringin dari sinyal sesuai denga sinyal asli sehingga diperolaeh sinyal audio yang kemudian dilewatkan ke dalam speaker sehingga kita dapat mendengar informasi suara. h. De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan tinggi yang dikirim oleh pemancar. i. AFC Automatic Frequency Control Pengendali Frekuensi Otomatis : berfungsi untuk mengatur frekuensi osilator local secara otomatis agar tetap stabil. j. Dekoder Stereo : digunakan untuk memproses sinyal Stereo, sehingga hasilnya diteruskan pada 2 buah penguat AF FM Stereo. k. Penguat Audio : digunakan untuk menyearahkan getaransinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AF ke suatu pengeras suara.

Lihat dokumen lengkap (104 Halaman - 2.36MB)