Penyakit batuk pilek pada anak kerap terjadi terutama saat memasuki musim pancaroba. Namun, banyak kasus batuk pilek yang berulang, sehingga hampir setiap bulan anak berobat ke dokter. Terdapat juga kasus ketika anak hampir setiap minggu kumat batuk atau pileknya. Bila berobat akan sembuh, tetapi baru satu minggu sudah sakit lagi. Show Batuk pilek berulang Imunitas tubuh pada balita belum sempurna, karena itulah daya tahan balita terhadap penyakit belum kuat. Pada balita yang sehat dapat mengalami beberapa kali episode batuk pilek dalam satu tahun. Bila frekuensi batuk pilek tidak melebihi 6 kali setahun, maka masih dalam batas wajar. Bila sudah lebih dari 6 kali setahun, maka sebaiknya dicari penyebabnya agar dapat dicegah sehingga anak tidak perlu selalu minum obat-obatan. Penyebab batuk pilek berulang: Alergi atau infeksi virus Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya batuk pilek berulang pada anak. Faktor genetik, daya tahan anak, pencetus, dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kejadian batuk pilek berulang pada anak. Orang tua perlu mengetahui gejala dan tanda infeksi virus flu pada anak. Pada umumnya gejala infeksi virus flu yaitu batuk, pilek yang sering disertai dengan demam. Gejala batuk dan pileknya terjadi sepanjang hari dan umumnya akan membaik dalam satu minggu. Bila batuk pilek sangat sering berulang, maka perlu dicari faktor penyebabnya. Misalnya: bagaimana status gizi anak, umumnya anak bergizi baik mempunyai daya tahan tubuh yang baik pula. Bagaimana pola tidur anak, karena anak yang kurang tidur akan menurunkan daya tahan tubuh. Bagaimana pola makan anak, apakah makan sayur, buah dan minum air putih yang cukup, karena pola makan yang baik mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral sehingga daya tahan tubuh meningkat. Apakah anak sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, misalnya es krim atau snack kering, karena makanan tersebut sering mengiritasi tenggorokan sehingga bisa mencetuskan batuk berulang. Bagaimana dengan lingkungan anak, apakah ada orang serumah yang sering batuk pilek sehingga menulari anak. Apakah ada riwayat alergi dalam keluarga, karena secara genetik mempengaruhi kemungkinan terjadinya alergi pada anak. Bila batuk dan/ atau pilek sangat sering berulang atau mempunyai pola waktu, misalnya hanya batuk saat subuh saja, atau hanya pilek saat pagi hari saja, maka umumnya hal tersebut disebabkan oleh alergi. Karena bila batuk pilek disebabkan oleh infeksi virus, pada umumnya gejalanya akan terjadi sepanjang hari dan biasanya akan membaik dalam satu minggu. Cara mengatasi batuk pilek berulang Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah agar anak tidak mengalami batuk pilek berulang, yaitu:
Pengobatan batuk pilek berulang tergantung dari penyebabnya, pada umumnya infeksi virus flu akan sembuh sendiri dalam waktu satu minggu. Untuk mempercepat penyembuhan, sebaiknya minum air putih yang banyak dan istirahat yang cukup, maka umumnya gejala flu akan cepat menghilang. Bila batuk pilek berulang disebabkan oleh alergi, maka faktor pencetus alergi harus dihindari. Banyak faktor pencetus yang dapat menyebabkan batuk/ pilek berulang karena alergi. Tetapi pada umumnya faktor pencetus batuk pilek alergi yaitu udara dingin, debu, tungau debu, asap rokok, bulu binatang, makanan/ snack kering, makanan pedas, minuman dingin/ es dan coklat. Pada anak penderita alergi yang mengalami batuk pilek berulang, sebaiknya faktor-faktor pencetus diatas dihindari. Batasi penggunaan antibiotik pada batuk pilek Yang sering juga menjadi pertanyaan yaitu banyak dokter yang sering memberikan antibiotik pada anak yang sakit batuk pilek. Pentingnya pengetahuan dokter juga orang tua tentang penggunaan obat yang rasional pada anak, sangat berperan dalam mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak perlu. Penggunaan antibiotik sebaiknya dihindari bila tidak ada indikasinya. Penyebab infeksi pada batuk pilek umumnya adalah virus bukan bakteri. Karena itulah hindari penggunaan antibiotik bila tidak diperlukan. Pada batuk pilek berulang karena alergi, antibiotik juga tidak perlu diberikan karena tidak akan mempercepat penyembuhan, malahan membuat kuman semakin resisten dan daya tahan tubuh menurun. Pengobatan utama pada batuk pilek berulang yang disebabkan oleh alergi, yaitu bukanlah minum obat-obatan, tetapi yang utama adalah menghindari faktor pencetus alergi. Kadangkala pada anak tertentu, faktor pencetus alergi ternyata tidak dapat dihindari. Bila faktor pencetusnya tidak dapat dihindari, maka barulah digunakan obat untuk mengatasi gejala alerginya. Pilihan obat pada penderita alergi juga harus mempertimbangkan faktor keamanan dan efek samping penggunaan jangka panjang. Bila obat alergi yang diberikan ternyata harus diberikan jangka panjang karena faktor pencetusnya tidak dapat dihindari, maka gunakanlah obat yang efek sampingnya paling minimal. Sebagai alternatif, pengobatan bisa beralih ke obat hirupan/ semprot yang tidak memiliki efek sistemik ke tubuh anak sehingga bisa digunakan jangka panjang tanpa khawatir efek samping. Artikel ini ditulis oleh dr. Ferdy Limawal, Sp.A (Dokter Spesialis Anak di RS EMC Alam Sutera) "Jika Si Kecil mengalami batuk, orangtua tentu khawatir. Apalagi jika batuk anak tidak sembuh-sembuh meski telah diberi obat bebas resep. Sebaiknya jangan biarkan kondisi tersebut berlangsung lama. Karena bisa jadi anak mengidap penyakit pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis, atau batuk rejan. Kondisi tersebut harus segera ditangani dokter." Halodoc, Jakarta - Si Kecil sedang atau pernah mengalami batuk kronis yang tak kunjung membaik? Hmm, sebaiknya ibu jangan sekali-kali menganggap remeh kondisi ini. Alasannya jelas, bisa jadi batuk kronis menandai adanya penyakit yang lebih serius pada anak. Lantas, apa saja sih penyakit yang bisa membuat batuk pada anak tak kunjung sembuh? 1. Batuk RejanBatuk tak kunjung sembuh juga bisa disebabkan oleh penyakit ini. Batuk rejan merupakan infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang amat menular. Pengidapnya bisa mengalami batuk hingga tiba bulan lamanya. Nah, karena durasi tersebut, batuk rejan juga biasa disebut dengan “batuk seratus hari”. Batuk seratus hari ini bisa mengancam nyawa bila terjadi pada lansia dan anak-anak, apalagi pada bayi yang belum cukup umur untuk mendapatkan vaksin pertusis. Batuk ini bisa dikenali dari rentetan batuk keras yang terjadi terus-menerus. Batuknya ditandai dengan tarikan napas panjang lewat mulut (whoop). Fase pertama dari batuk rejan ini adalah masa di mana infeksi akan sangat rentan menular. Nah, di fase kedua manula mesti berhati-hati, jangan tunda untuk mendapatkan penanganan medis. Sebab fase ini memiliki tingkat risiko kematian yang paling tinggi. 2. PneumoniaPenyakit pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae ini, merupakan infeksi di unit penukar gas paru-paru (alveoli). Kondisi ini juga disebut sebagai radang paru yang terisi dengan cairan atau nanah. Di Indonesia, penyakit pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Infeksi yang memicu inflasi pada kantong-kantong udara itu, bisa terjadi di salah satu atau kedua paru-paru. Imbasnya, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru akan membengkak dan dipenuhi cairan. 3. Penyakit Paru Obstruktif KronisPenyebab batuk pada anak tak kunjung sembuh juga bisa disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini mengakibatkan paru menghasilkan lendir secara berlebihan. Gejala paling umum dari penyakit ini adalah batuk yang tak kunjung sembuh dengan lendir dahak berwarna agak kuning atau hijau. Dari banyaknya jenis PPOK, emfisema merupakan salah satu penyakit PPOK yang bisa menyebabkan batuk terus-menerus. Jangan main-main dengan penyakit yang satu ini, pasalnya gangguan paru-paru ini bisa menghantui banyak orang, lho. Enggak percaya? Menurut National Health Interview Survey di Amerika Serikat (AS), setidaknya lebih dari dua juta orang di sana mengidap emfisema. 4. TuberkulosisTuberkulosis (TB) atau TBC merupakan penyakit yang menyerang paru-paru. Kita mesti hati-hati dengan penyakit ini, sebab TBC bisa mengakibatkan kematian bila tak ditangani dengan tepat. Mereka yang belum diperiksa dan diobati akan menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya. Ingat, jangan sekali-kali meremehkan penyakit yang satu ini. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam banyak kasus TBC bisa sebabkan kematian pada pengidapnya. Nah, salah satu gejala umum dari TB adalah batuk yang terjadi secara terus (3 minggu atau lebih). Biang keladi dari penyakit paru ini disebabkan oleh infeksi kuman atau bakteri. Namanya Mycobacterium tuberculosis. Meski bisa menular lewat percikan ludah pengidapnya, tetapi penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan lama dengan pengidapnya. Dengan kata lain, enggak semudah penyebaran flu. Awas, Mycobacterium tuberculosis ini bisa berkembang biak hingga menyebabkan kerusakan pada alveolus. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, bakteri ini bisa terbawa bersama darah. Selanjutnya, bakteri ini akan menyerang ginjal, sumsum tulang belakang, dan otak, yang pada akhirnya TBC bisa mengakibatkan kematian. 5. Keluhan LainnyaSelain empat penyakit di atas, batuk tak kunjung sembuh juga bisa disebabkan oleh kondisi lainnya. Seperti asma, GERD, bronkitis akut, infeksi saluran pernapasan, alergi, hingga virus flu. Itulah yang perlu diketahui tentang batuk yang tak kunjung sembuh pada anak. Jika anak mengalami batuk dan tak kunjung sembuh juga, sebaiknya segera hubungi dokter di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga! Referensi:Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Chronic Cough.WebMD. Diakses pada 2021. Your Child’s Cough.Healthline. Diakses pada 2021. Tuberculosis.Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Pneumonia.Medscape. Diakses pada 2021. Drugs & Diseases. Pertussis. |