Bahasa daerah yang digunakan di Provinsi Sumatera Barat

Padang, Padangkita.com – Sumatra Barat (Sumbar) merupakan salah satu provinsi yang terletak di sepanjang pesisir Pulau Sumatra.

Provinsi Sumbar dominan dihuni oleh penduduk beretnis Minangkabau. Tak ayal, provinsi yang terdiri dari 19 kabupaten/kota ini dikenal lewat suku Minangkabau.

Karena mayoritas penduduk merupakan etnis Minangkabau, bahasa Minangkabau menjadi bahasa daerah yang banyak digunakan penduduk di provinsi ini.

Dikutip dari laman Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, bahasa Minangkabau di Sumbar terdiri atas lima dialek, yaitu dialek Pasaman, dialek Agam-Tanah Datar, dialek Limapuluh Kota, dialek Koto Baru, dan dialek Pancung Soal.

Sebagai informasi, dialek Pasaman dituturkan di Pasaman dan Pasaman Barat. Lalu, dialek Agam-Tanah Datar dituturkan di Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Kota Solok, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan.

Kemudian, dialek Limapuluh Kota dituturkan di Limapuluh Kota, Payakumbuh, Sawahlunto, Tanah Datar, Sijunjung, dan Dharmasraya. Selanjutnya, dialek Koto Baru dituturkan di Dharmasraya, sedangkan dialek Pancung Soal dituturkan di Pesisir Selatan.

Dari kelima dialek itu, dialek Agam-Tanah Datar merupakan dialek dengan penutur terbanyak dan memiliki sebaran geografis terluas. Dialek ini digunakan sebagai bahasa umum di pusat kota Sumbar dengan menghilangkan ciri-ciri kedaerahan yang ada pada beberapa subdialek.

Meski demikian, di Sumbar, ternyata ada ragam bahasa daerah lain. Dikutip dari laman Bahasa dan Peta Bahasa Daerah di Indonesia, ada bahasa daerah lain yang digunakan di Sumbar yang memiliki banyak penutur.

Bahasa Batak

Bahasa Batak yang berada di Provinsi Sumbar dituturkan di Desa Simpang Tiga Cubadak, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Sebagai informasi, bahasa Batak yang digunakan di daerah ini adalah dialek Mandailing.

Bahasa Mentawai

Bahasa ini dituturkan di Desa Monganpoula Kecamatan Siberut Utara, Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan, dan Desa Sioban Kecamatan Sipora, dan Desa Makalo Kecamatan Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai.

Bahasa Mentawai terdiri atas tiga dialek yaitu dialek Siberut Utara, dialek Siberut Selatan, dan dialek Sipora Pagai.

Dialek Siberut Utara dituturkan di Desa Monganpoula, dialek Siberut Selatan dituturkan di Desa Maileppet, dan dialek Sipora Pagai dituturkan di Desa Sioban dan Desa Makalo.

Baca Juga: Jumlah Penduduk Miskin di Sumbar 339 Ribu Orang, Tiga Terendah di Sumatra

Dialek Sipora-Pagai merupakan dialek standar karena sebaran geografisnya paling luas dan paling banyak jumlah penuturnya serta berada di pusat pemerintahan kabupaten. [fru]

Jumlah Bahasa Daerah Sumatera Barat itu cukup banyak, tersebar di seluruh pelosok provinsi, bahkan dengan nilai adat dan budaya yang bervariasi pula. Jika yang selama ini didominasi oleh Bahasa Minang, kita juga patut mengetahui bahasa lainnya yang berkembang di Sumbar.

Bahasa Yang Dipakai di Sumatera Barat mayoritas memang Minangkabau. Namun sejak dahulunya, ada juga beberapa bahasa yang dipakai dan berlaku hingga saat ini, diantaranya adalah Bahasa Melayu, Jawa, Nias dan Mandailing. Di artikel ini, akan saya jelaskan satu-persatu.

Sebelum lanjut ke pembahasan utama mengenai Bahasa Daerah Sumatera Barat ini, baiknya ketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan bahasa Daerah. Sederhananya, Pengertian Bahasa Daerah adalah bahasa yang dipakai atau dituturkan di suatu daerah kecil berdasarkan sejarah yang panjang.

Bahasa Daerah umumnya dipakai pada suatu daerah tertentu yang memiliki kesamaan adat, Budaya, nilai dan norma. Suatu bahasa Daerah tersebut dipakai oleh suatu populasi yang lebih kecil dari setiap bagian di suatu negara.

Daftar Bahasa Daerah Sumatera Barat

Sebagai media utama dalam berkomunikasi dengan orang lain, baik secara verbal ataupun nonverbal, pemakaian bahasa memang sangat penting. Berikut, beberapa Nama Bahasa Tradisional Sumbar beserta penjelasan dan penyebarannya :

Bahasa Minang

Yang pertama tentulah bahasa Minang, yang menjadi bahasa paling banyak dipakai di provinsi Sumatera Barat. Bahasa Minang mencakup banyak daerah / kabupaten, dan memiliki banyak jenis yang didasarkan pada penuturan, suku kata dan logat yang berbeda-beda pula.

Bahasa Minang erat kaitannya dengan bahasa Melayu, didasarkan pada banyaknya keserupaan dalam beberapa elemen, mulai dari sejarah, lokasi sebaran hingga kesamaan suku kata. Selain di Sumbar, daerah lain yang juga menggunakan bahasa Minang diantaranya Jambi, Bengkulu, Negeri Sembilan, Malaysia dan lainnya.

Bahasa Minang di daerah lain disebarkan oleh para perantau seperti pedagang, pekerja, peserta didik dan lain-lain. Sedangkan di Sumbar sendiri, daerah yang menggunakan bahasa Minang sebagai bahasa sehari-hari hampir mencakup seluruh kabupaten, kecuali Mentawai yang memakai bahasa tradisional mereka sendiri.

Bahasa Melayu

Melayu merupakan bahasa yang wilayah penyebarannya sangat luas, mulai dari Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Timor Leste, Singapura, dan negara-negara Asia lainnya hingga ke Afrika dan Madagaskar. Ternyata, di Sumatera Barat juga ada yang menggunakan bahasa Melayu, loh.

Menurut sejarah tertulis yang diliput Wikipedia, asal-usul Bahasa Melayu berasal dari pesisir tenggara Pulau Sumatra, di wilayah yang sekarang dianggap sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya. Bahasa Daerah Sumatera Barat yang satu ini banyak dipakai di kabupaten Pasaman Barat, hingga ke perbatasan provinsi menuju kabupaten Mandailing Natal.

Sama halnya dengan bahasa Minang, bahasa Melayu yang dipakai di Sumatera Barat memiliki perbedaan berdasarkan suku kata dan logat yang digunakan. Bahkan di kabupaten Pasaman Barat, satu kampung dengan kampung lainnya memiliki perbedaan yang jelas.

Bahasa Mandailing

Bahasa Daerah Sumatera Barat berikutnya adalah Mandailing, merupakan bahasa yang berasal dari Sumatera Utara, dan tersebar hingga ke Sumatera Barat dan Riau. Sama halnya dengan bahasa daerah yang lain, Mandailing juga memiliki variasi tersendiri di tiap-tiap daerah penyebarannya.

Misalnya seperti di wilayah Pasaman (Sumbar) dan Rokan Hulu (Riau), punya perbedaan yang jelas dengan yang dipakai di daerah wilayah Asahan, Batubara, dan Labuhan Batu. Di provinsi Sumatera Barat, Bahasa Mandailing paling banyak digunakan di kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman Timur.

Bahasa Mentawai

Mentawai merupakan daerah kepulauan yang tergabung dalam provinsi Sumatera Barat. Wilayah ini memiliki banyak perbedaan-perbedaan signifikan dengan daerah yang ada di Sumbar lainnya, mulai dari adat, budaya, tradisi hingga bahasa sehari-hari yang mayoritas digunakan di sana.

Bahasa Daerah Sumatera Barat di Mentawai terdiri dari 3 dialek, yakni dialek dialek Siberut Utara, Siberut Selatan dan Sipora Pagai. Masing-masing dari dialek ini dituturkan di lokasi yang berbeda pula. Dialek Siberut Utara dituturkan di desa Monganpoula, dialek Siberut Selatan di desa Maileppet dan Sipora Pagai di desa Sioban.

Berbeda dengan bahasa yang digunakan di Sumbar lainnya, sepertinya hanya bahasa daerah Mentawai yang hanya digunakan di kepulauan Mentawai saja. Meskipun begitu, di sana juga ada yang memakai bahasa Minang, bahasa Indonesia, Nias hingga Melayu.

Bahasa Yang Digunakan Di Sumatera Barat Lainnya

Bahasa daerah yang digunakan di Provinsi Sumatera Barat
Tribunnews.com

Selain bahasa Minang, Melayu, Mandailing dan Mentawai di atas, Bahasa sehari-hari di Sumatera Barat juga dipengaruhi oleh perdagangan, perantauan dan perpindahan penduduk, hal ini akhirnya membawa bahasa daerah lain ke sana dan terus berkembang hingga saat ini.

Bahasa-bahasa tersebut diantaranya bahasa Indonesia, Jawa, dan Nias. Bahkan, beberapa budaya seperti pernikahan, upacara adat, pengangkatan orang-orang penting dan lainnya juga ikut terpengaruh, sehingga berbagai kebudayaan menjadi beraneka ragam dan terus berkembang hingga saat ini.

Baca Juga : Rumah Adat Sumatera Barat

Demikianlah, ulasan kali ini mengenai Ragam dan nama Bahasa Daerah Sumatera Barat beserta bahasa lainnya yang digunakan dalam keseharian di sana. Semoga ulasan di atas bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terima kasih.

Jakarta -

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang terletak di pulau Sumatera. Berdiri pada 3 Juli 1958 dengan ibu kota Padang. Merupakan provinsi yang terletak di bagian utara dan berbatasan dengan provinsi Sumatera Utara. Provinsi ini juga berbatasan dengan samudera Indonesia, provinsi Jambi dan Bengkulu serta provinsi Jambi dan Riau.


Suku

Melansir buku Mengenal Seni dan Budaya Indonesia karya R. Rizky dan T. Wibisono, ada tiga suku yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, yaitu suku Minangkabau, suku Batak Mandailing, dan suku Mentawai. Namun, suku Minangkabau mendominasi penduduk di Sumatera Barat. Suku Batak Mandailing berada di daerah Pasaman dan suku Mentawai berada di Kepulauan Mentawai. Ada pula suku minoritas lainnya, seperti suku Jawa.


Kabupaten

Provinsi Sumatera Barat terdiri atas 12 kabupaten, di antaranya:

  • Kabupaten Agam dengan ibu kota Lubuk Basung
  • Kabupaten Dharmasraya dengan ibu kota Pulau Punjung
  • Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan ibu kota Tuapejat
  • Kabupaten Lima Puluh Kota dengan ibu kota Sarilamak
  • Kabupaten Padang Pariaman dengan ibu kota Parit Malintang
  • Kabupaten Pasaman dengan ibu kota Lubuk Sikaping
  • Kabupaten Pasaman Barat dengan ibu kota Simpang Empat
  • Kabupaten Pesisir Selatan dengan ibu kota Painan
  • Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dengan ibu kota Muaro Sijunjung
  • Kabupaten Solok dengan ibu kota Arosuka
  • Kabupaten Solok Selatan dengan ibu kota Padang Aro
  • Kabupaten Tanah Datar dengan ibu kota Batusangkar


Adapun kota-kota di Sumatera Barat, yaitu:

  • Kota Bukittinggi
  • Kota Padang
  • Kota Padang Panjang
  • Kota Pariaman
  • Kota Payakumbuh
  • Kota Sawahlunto
  • Kota Solok

Bahasa daerah

Bahasa yang digunakan oleh penduduk Sumatera Barat dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Minangkabau. Namun bahasa tersebut memiliki dialek yang berbeda-beda, di antaranya dialek Bukittinggi, dialek Payakumbuh, dialek Pariaman, dan dialek Pesisir Selatan. Ada pula dialek Mandailing yang digunakan oleh suku Mandailing.


Tidak hanya bahasa Minangkabau, bahasa Mentawai juga digunakan oleh penduduk daerah Mentawai yang termasuk bagian dari Sumatera Barat.

Pakaian Adat

Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum laki-laki di Sumatera Barat adalah baju lengan panjang dengan kain songket yang melingkari pinggang. Disertai dengan tutup kepala yang disebut dengan saluak. Sedangkan untuk perempuan, pakaian yang dikenakan adalah baju kurung, kain songket, dan juga tutup kepala yang disebut dengan gonjong. Aksesoris dapat ditambahkan ketika memakai baju adat, seperti anting, kalung bersusun, dan sebagainya.


Rumah Adat

Rumah Gadang adalah rumah adat dari provinsi Sumatera Barat. Rumah Gadang memiliki keunikan pada bagian bentuk atapnya, yakni memiliki bentuk seperti tanduk kerbau. Atap rumah Gadang dibuat dari ijuk. Namun dewasa ini penggunaan ijuk untuk membuat atap sudah digantikan dengan bahan seng.


Pada bagian halaman depan rumah Gadang ada sebuah bangunan yang disebut dengan rangkiang. Rangkiang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan padi.

Tari dan Lagu Daerah

Ada beberapa tari daerah yang berasal dari Sumatera Barat yakni tari Piring, tari Randai , tari Payung, tari Indang, dan tari Pasambahan.


Untuk lagu daerah, provinsi Sumatera Barat memiliki lagu daerah yang kebanyakan bersifat melankolis. Hal ini merupakan upaya untuk membangun struktur masyarakat yang memiliki rasa kekeluargaan dan persaudaraan yang tinggi. Tidak hanya itu, lagu daerah Sumatera Barat juga menumbuhkan rasa cinta pada kampung halaman bagi orang-orang yang merantau, sebagaimana dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Pelajar dan Umum karya Gamal Komandoko.


Adapun beberapa lagu daerah Sumatera Barat di antaranya, Kampuang nan Jauh di Mato, Ayam den Lapeh, Kambanglah Bungo, Minangkabau, dan masih banyak lagi.

Simak Video "Menikmati Aneka Kuliner Khas di Sumatera Barat"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)