Bahan pewarna yang digunakan untuk teknik celup diantaranya yaitu

Pewarnaan pada tekstil sangat penting karena akan menentukan daya tarik suatu kain. Untuk menciptakan kain yang indah itu, ada proses pewarnaan tekstil yang menggunakan beragam jenis pewarna. Seperti apa jenis jenis bahan pewarna tekstil yang menjadikan suatu kain tampak indah?

Jenis jenis bahan pewarna tekstil dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu zat pewarna alami (natural dye) dan zat pewarna sintetis (synthetic dye). Yuk, kenali lebih jauh kedua jenis pewarna tekstil tersebut.

Jenis pewarna ini diambil dari serat alam tanaman atau hewan. Serat alam tanaman disebut serat selulosa (cellulose), sedangkan serat alam hewan disebut serat protein (proteine). 

Bahan pewarna alam yang digunakan untuk mewarnai tekstil berasal dari daun, kayu, kulit kayu, buah, atau bunga. Contoh tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai pewarna alami tekstil yaitu secang, kunyit, tarum atau indigofera, kesumba, dan masih banyak lagi yang lain.

Polling

Bagaimana gaya hidup Anda saat pandemi mempengaruhi variasi noda kotor di baju Anda?

0 Suara

Jenis jenis bahan pewarna tekstil dibuat dari perpaduan zat kimia tertentu. Dibandingkan pewarna alami, pilihan warna zat pewarna sintetis lebih banyak.

Zat pewarna sintetis yang dipakai untuk tekstil umumnya turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, toluena, naftalena, dan antrasena yang diperoleh dari arang batubara. Contoh pewarna sintetis yaitu:

Pewarna ini dapat terserap langsung di tekstil selulosa tanpa bantuan senyawa mordan.

Pewarna ini banyak digunakan untuk mewarnai serat protein dan poliamida.

Pewarna ini umumnya memiliki warna cerah. Meski intensitas warnanya tergolong tinggi, namun ketahanan sinar dan ketahanan cucinya kurang baik.

Pewarna ini terdiri dari napthol sebagai komponen dasar dan garam diazonium sebagai pembangkit warna. 

Zat ini biasa digunakan untuk mewarnai kain katun menjadi gelap. 

Pada tekstil, zat ini biasanya digunakan untuk cetak saring, bukan pencelupan. Zat warna pigmen tidak larut dalam segala macam pelarut karena tidak mempunyai afinitas pada segala macam serat.

Bahan pewarna ini kelarutannya kecil dalam air. Biasanya digunakan untuk mewarnai serat-serat sintetik yang bersifat hidrofob, seperti misalnya polyester.

Zat ini tidak larut dalam air dan tidak dapat mewarnai serat selulosa secara langsung.

Disebut juga indigosol, zat ini ketahanan lunturnya baik, berwarna rata dan cerah. 

Zat ini larut dalam air dan dapat bereaksi dengan serat selulosa sehingga daya tahan warna dan sinarnya sangat baik. Pewarna ini dapat digunakan untuk pencelupan dan pencapan bahan kain.

Bahan pewarna yang digunakan untuk teknik celup diantaranya yaitu

Bahan pewarna yang digunakan untuk teknik celup diantaranya yaitu

Agar pakaian awet dan warnanya tidak pudar, Anda perlu melakukan perawatan lebih dari sekadar mencucinya dengan deterjen. Gunakan juga pelembut dan pewangi pakaian Molto Ultra Care setiap kali Anda mencuci pakaian.

Teknologi ultra care pada Molto membuat pakaian ekstra lembut, wangi sepanjang hari, dan warnanya tetap cerah. Ini karena ultra care bekerja hingga serat kain terdalam sehingga memberikan wangi tahan lama dan melindungi pakaian dari kerusakan dan warna pudar.

Selain mengenali jenis jenis bahan pewarna tekstil, Anda kini juga tahu cara merawat pakaian agar awet dan warnanya tidak pudar meski sudah dicuci berkali-kali.

Awalnya diterbitkan 22 Desember 2021

Dalam proses pewarnaan batik untuk saat ini bisa dipastikan sebagian besar pegrajin batik menggunakan bahan pewarna sintetis atau pewarna buatan. Selain penggunaanya lebih praktis, zat pewarna sintetis juga lebih mudah didapatkan di toko-toko bahan batik, toko bahan sablon maupun toko bahan tekstil lainnya. 

Zat pewarna sintetis pada pembuatann batik memiliki varian yang cukup banyak, baik pilihan warnanya maupun jenis obat yang digunakan. Dengan menggunakan pewarna sintetis biasanya para pengrajin bati lebih leluasa dalam bereksplorasi warna dan teknik membatik.

Dengan hadirnya zat-zat pewarna buatan yang beredar di pasaran secara otomatis menggeser penggunaanpewarna alami pada kain batik. Meski demikian, hingga kini-pun zat pewarna alami masih tetap digunakan oleh sebagian pengrajin karena batik alami biasanya memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi alias harga yang ebih mahal.

Zat pewarna sintetis atau buatan merupakan zat pewarna yang dibuat dengan bahan-bahan kimia tertentu sehingga dapat digunakan untuk mewarnai kain. Memang ada banyak sekali zat pewarna sintetis yang dapat digunakan untuk mewarnai bahan tekstil, namun tidak semua bahan dapat digunakan karena saat proses pewarnaan batik tidak boleh menggunakan proses pemanasan, jika pewarnaan dilakukan dengan pemanasan maka bisa dipastikan lilin/malam batik akan meleleh.

Beberapa bahan warna sintetis yang sering digunakan untuk mewarnai batik antara lain:

  1. Naphtol, Zat pewarna sintetis ini digunakan dalam proses pewarnaan dengan teknik celup, terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi berbeda yakni naphtol dasar dan pembangkit warna. Naphtol dasar (penaphtolan) biasanya digunakan pertama kali dalam proses pewarnaan, pada pencelupan pertama ini warna belum nampak dalam kain, untuk membangkitkan warna dalam kain dibutuhkan larutan garam diazonium sehingga akan memunculkan warna sesuai yang diinginkan. Secara teknis Naphtol tidak bisa larut dalam air, untuk melarutkannya biasanya para perajin menggunakan zat lain seperti kostik soda.
  1. Indigosol, Zat warna Indigosol biasa digunakan untuk menghasilkan warna-warna yang lembut pada kain batik, dapat dipakai dengan teknik celup maupun colet (kuas). Proses penggunaan zat warna Indigosol juga hampir sama dengan penggunaan Naphtol, pencelupan dibutuhkan dua kali proses. Proses pertama sebagai pencelupan dasar dan yang kedua untuk membangkitkan warna. Warna akan dapat muncul sesuai yang diharapkan setelah dilakukan oksidasi, yankni memasukkan kain yang telah diberi Indigosol ke dalam larutan asam sulfat atau asam florida (HCl atau H2SO4) ataupun Natrium Nitrit (NaNO2).
  1. Rapid, merupakan salah satu zat warna yang biasa dipakai untuk membatik dengan teknik colet.  Terdiri dari campuran  naphtol dan garam  diazonium yang distabilkan. Untuk membangkitkan warna biasanya digunakan asam sulfat atau asam cuka.

Zat pewarna sintetis lainnya yang berfungsi sebagai zat pembantu dalam proses pewarnaan batik diantaranya caustic soda, soda abu, TRO (Turkish Red Oil), teepol, asam chloride, asam sulfat, tawas, kapur, obat ijo/air ijo dan minyak kacang