Apakah sudah bayar fidyah perlu ganti puasa

Ibu hamil atau menyusui diperbolehkan tidak berpuasa saat Ramadan jika kondisi tak memungkinkan. Bagaimana hukum ibu hamil atau menyusui membayar utang puasa? (iStock/Povozniuk)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ibu hamil atau menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan jika khawatir dengan kondisi dirinya maupun bayi atau janinnya. Kendati demikian, ibu hamil atau menyusui tetap wajib membayar utang puasa.

Bagaimana hukum ibu hamil atau menyusui membayar utang puasa?

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Agama, Isfah Abidal Aziz mengatakan bahwa ibu hamil atau menyusui dalam kondisi udzur syar'i sehingga diperbolehkan tidak berpuasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Udzur syar'i merupakan halangan sesuai dengan kaidah syariat islam yang menyebabkan seorang mukallaf, boleh tidak melakukan kewajiban atau boleh menggantikan kewajiban tersebut di kemudian hari.

"Hukum tidak berpuasa bagi mereka adalah afdhol (re: lebih baik), dan menjadi makruh baginya jika berpuasa. Sedangkan jika puasanya sampai membahayakan dirinya atau janin atau bayinya, maka wajib baginya tidak berpuasa dan haram berpuasa," kata Isfah saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (7/4).

Pilihan Redaksi

  • Yang Harus Dilakukan Jika Lupa Membayar Utang Puasa
  • 9 Perkara yang Membatalkan Puasa Ramadan
  • 5 Menu Buka Puasa Bumil yang Baik untuk Janin

Meski begitu, di kemudian hari para ibu hamil dan menyusui ini tetap harus membayar utang puasa atau qadha. Lalu bagaimana cara membayar utang puasa bagi ibu hamil atau menyusui?

Berikut rincian pembayaran qadha dan fidyah untuk ibu hamil dan menyusui yang tidak berpuasa saat ramadan.

1. Hanya membayar qadha atau utang puasa

Menurut Isfah, ibu hamil atau menyusui yang tidak berpuasa karena khawatir terhadap dirinya sendiri dan bayinya maka hanya wajib mengganti puasanya setelah bulan Ramadan (qadha) dan tidak ada kewajiban membayar fidyah.

2. Membayar qadha dan bayar fidyah

Sementara, dalam mazhab Imam Syafi'i dinyatakan bahwa ibu hamil atau menyusui yang tidak berpuasa karena khawatir terhadap anak atau bayinya saja memiliki dua kewajiban. Dia harus membayar qadha puasa sekaligus fidyah.

Untuk besaran fidyah yang harus dibayarkan sebanyak 1 mud atau 6,75 ons. Merujuk pada aturan yang dikeluarkan BAZNAS nomor 10 Tahun 2022 tentang Zakat Fitrah dan Fidyah di wilayah DKI Jakarta Raya dan sekitarnya, ditetapkan bahwa nilai fidyah dalam bentuk uang sebesar Rp50 ribu per hari per jiwa.

Bulan Ramadan bakal menjelang tidak lama lagi dan umat Islam dari seluruh pelusuk dunia pastinya ternanti-nanti kehadirannya bagi meningkatkan amalan puasa dan pahala sepanjang bulan barakah ini.

Namun, dalam keterujaan menyambut ketibaan Ramadan, umat Islam dinasihatkan agar tidak mengambil mudah mengenai fidyah (denda) puasa yang wajib dilaksanakan oleh mana-mana individu Islam yang meninggalkan puasa Ramadan.

Fidyah merupakan bayaran denda dikenakan terhadap mereka yang gagal menggantikan puasa Ramadan pada sesuatu tahun sehingga tiba Ramadan tahun berikutnya.

Mufti Kelantan Datuk Mohamad Shukri Mohamad berkata Islam menetapkan fidyah mesti dibayar oleh beberapa golongan yang meninggalkan puasa Ramadan iaitu mereka yang uzur syar'ie, wanita hamil, ibu yang menyusukan anak dan orang yang telah meninggal dunia.

Katanya, golongan tersebut dibahagikan kepada dua kategori iaitu perlu membayar fidyah, tetapi tidak perlu menggantikan (qadha) puasa dan kategori satu lagi iaitu perlu membayar fidyah dan menggantikan puasa.

"Warga emas (uzur) dan mereka yang menghidapi penyakit tiada harapan untuk sembuh tidak diwajibkan mengganti puasa setelah membayar fidyah.

"Sementara, wanita hamil, ibu yang menyusukan anak, orang yang melambatkan ganti puasa perlu membayar fidyah dan wajib mengganti puasa. Sebaliknya bagi orang yang telah meninggal dunia, fidyah mereka hendaklah disempurnakan waris malah waris juga boleh menggantikan puasa bagi pihak si mati," katanya ketika dihubungi Bernama.

Bagaimanapun katanya, dengan membayar fidyah tidak bermakna seseorang itu tidak perlu menggantikan puasa tersebut yang wajib diganti mengikut bilangan hari ditinggalkan.

"Contohnya jika seseorang meninggalkan puasa selama tiga hari dan tidak menggantikan puasanya sehingga tiga kali bulan Ramadan, maka kadar fidyahnya ialah: harga semasa secupak beras (675 gram) X tiga hari X tiga tahun," katanya.

Menurutnya lagi, hasil kutipan fidyah akan disalurkan kepada golongan fakir atau miskin sahaja.

Pengarah Pusat Penyelidikan Fiqh Sains dan Teknologi (CFirst), Universiti Teknologi Malaysia Dr Arieff Salleh Rosman berkata fidyah boleh dibayar di

cawangan pusat zakat atau amil bertauliah sebelum tiba Ramadan tahun berikutnya bagi mengelakkan gandaan puasa.

"Hukum fidyah adalah wajib. Dan hukum mengganti puasa turut wajib disempurnakan seberapa segera kerana ia merupakan suatu tanggungan (hutang) kepada Allah S.W.T jika tidak dilaksanakan," katanya.

Islam memudahkan cara sesuatu masalah maka setiap umat Islam perlu menyegerakan tuntutan agama dan menjauhi segala larangan yang telah ditetapkan di dalam agama, kata ilmuwan agama lulusan Universiti Mu'tah, Jordan itu.

Mengulas lanjut mengenai fidyah, Mufti Perlis  Datuk Dr Juanda Jaya berkata walaupun kadar fidyah agak murah namun ia wajib dilaksanakan kerana puasa Ramadan hukumnya wajib.

Beliau turut menasihatkan sebagai persediaan menyambut Ramadan, umat Islam digalakkan mengamalkan puasa sunat Syaaban bagi melatih serta mendisiplinkan diri masing-masing.

"Qadha (ganti) puasa juga boleh dilakukan pada bulan tersebut (Syaaban)," katanya menambah tiada faedah melengah atau menangguh kewajipan mengganti puasa jika ada kemampuan dan memiliki tahap kesihatan yang baik.

Jika sudah Bayar fidyah apa perlu ganti puasa?

Dikutip dari laman baznas.go.id, fidyah adalah wajib dilakukan untuk mengganti ibadah puasa dengan membayar sesuai jumlah hari puasa yang ditinggalkan untuk satu orang.

Bagaimana jika kita belum membayar hutang puasa tahun lalu?

Melansir dari NU Online, orang yang membatalkan puasanya dan orang yang menunda qadha puasanya karena kelalaian hingga Ramadhan tahun berikutnya tiba mendapat beban tambahan. Mereka diwajibkan membayar fidyah dan harus mengqadha puasa yang ditinggalkan.

Berapakah fidyah yang harus dibayarkan untuk mengganti puasa selama 1 bulan?

Sedangkan dikutip dari laman resmi baznas.go.id, menurut Imam Malik, Imam As-Syafi'I, fidyah yang harus dibayarkan sebesar 1 mud gandum (kira-kira 6 ons = 675 gram = 0,75 kg atau seukuran telapak tangan yang ditengadahkan saat berdoa).

Bagaimana jika kita punya hutang puasa Ramadhan dan belum menggantinya pada saat bulan Ramadhan berikutnya telah tiba?

Lalu, bagaimana jika utang puasa belum lunas tapi sudah masuk Ramadhan berikutnya? Anda tetap wajib mengganti puasa dan juga membayar fidyah sebesar satu mud untuk satu hari utang puasa. Menurut mazhab Malikiyah, Syafi'iyah, dan Hanabilah, satu mud setara dengan 543 gram bahan makanan pokok, seperti beras dan gandum.