Apakah boleh makan pasta setiap hari?

Mudah disajikan dengan rasa yang menggugah selera, makanan Italia seperti pasta menjadi favorit banyak orang. Namun, mengonsumsi pasta dalam jumlah besar justru dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Utamanya, mengingat pasta sangat tinggi karbohidrat dan mengandung gluten.

Memang tak semuanya buruk karena pasta juga mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh. Alternatifnya jika ingin mengonsumsi makanan Italia yang tetap menyehatkan, pilih yang terbuat dari gandum utuh dan selalu memeriksa label kemasan sebelum mengonsumsinya.

Mengenal proses pembuatan pasta

Sebagai salah satu makanan Italia yang populer, pasta sebenarnya adalah jenis mie yang terbuat dari gandum, air, dan juga telur. Pasta bisa diolah menjadi berbagai macam bentuk. Untuk mengonsumsinya, cukup direbus di air mendidih dan siap disajikan.

Dalam proses pembuatannya, beberapa jenis pasta melewati proses rafinasi yang menyebabkan kandungan nutrisinya berkurang. Jangan lupakan pula bahwa pasta mengandung gluten, jenis protein yang bisa menyebabkan masalah pencernaan pada mereka yang sensitif.

Jenis pasta yang telah melalui proses sedemikian rupa mengandung kalori tinggi dan justru rendah serat. Dibandingkan dengan mengonsumsi pasta yang terbuat dari whole grain, rasa kenyang yang muncul hanya sesaat.

Dampak negatif konsumsi pasta berlebihan

Mengonsumsi apapun dalam jumlah berlebihan tidaklah baik, termasuk konsumsi pasta. Beberapa dampak negatif yang mungkin muncul adalah:

  • Tingkatkan risiko penyakit jantung

Mengonsumsi pasta yang melalui proses rafinasi membuatnya tinggi karbohidrat. Dalam sebuah studi yang melibatkan 117.366 orang, mereka yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat terbukti lebih berisiko menderita penyakit jantung.

Tak hanya itu, studi lain menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi karbohidrat seperti pasta membuat lingkar pinggang kian lebar. Hal ini juga berpengaruh terhadap tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, hingga resistansi insulin seseorang.

  • Tinggi kalori, rendah serat

Bagi orang yang sedang menjaga berat badan, sebaiknya jangan pilih pasta yang tinggi karbohidrat. Dalam satu porsi sajian pasta, kandungan kalorinya bisa mencapai 220. Sementara kadar seratnya sangat rendah yaitu 2,5 gram.

Itulah mengapa orang yang mengonsumsi pasta bisa merasa lapar tidak lama setelah menghabiskan seporsi pasta dengan topping sesuai seleranya. Rendahnya kadar serat membuat rasa kenyang tidak bertahan lama. Akibatnya, risiko mengonsumsi terlalu banyak kalori pun menghantui.

  • Tingkatkan kadar gula darah

Sebagai salah satu makanan Italia yang tinggi karbohidrat, mengonsumsi pasta bisa menyebabkan kadar gula darah melejit. Ini terjadi karena saat masuk ke aliran darah, karbohidrat dipecah dengan cepat menjadi glukosa. Jangan heran jika kemudian pasta yang dicerna dengan cepat ini mengakibatkan lonjakan gula darah.

Penderita diabetes atau sindrom metabolik sebaiknya berhati-hati dalam mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, termasuk pasta. Sebisa mungkin, konsumsi makanan yang dicerna lebih lama seperti makanan tinggi serat. Dengan demikian, penyerapan glukosa di aliran darah tidak akan menyebabkan lonjakan gula darah.

  • Masalah akibat gluten

Pada orang yang sensitif terhadap kandungan gluten, pasta dapat menyebabkan respons imun dan kerusakan sel usus halus. Hal ini rentan terjadi pada penderita celiac disease. Itu sebabnya, orang yang sensitif terhadap gluten sebaiknya mengganti pasta dengan makanan gluten-free seperti beras cokelat atau quinoa.

Baca Juga

  • Kalori Naik Turun Tangga dan Manfaat Naik Turun Tangga untuk Kesehatan
  • Kenali Manfaat Arang Aktif untuk Kecantikan dan Kesehatan
  • Fungsi Tulang Rahang Bawah di Tubuh Manusia

Mengonsumsi pasta dengan lebih “sehat”

Bagi pecinta pasta, tetap ada cara untuk mengonsumsinya dengan cara yang lebih sehat. Langkah pertama adalah dengan memilih pasta yang terbuat dari gandum utuh sehingga kadar karbohidratnya tidak terlalu tinggi.

Namun tetap ingat bahwa dalam proses pembuatan pasta gandum utuh sekalipun, tetap saja partikel gandumnya bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Jadi, pastikan melihat label kemasan untuk mendapatkan nutrisi terbaik dari pasta yang dikonsumsi.

Selain itu, perhatikan pula apa sajian atau topping yang dipilih saat mengonsumsi pasta. Hindari topping tinggi kalori seperti keju, saus dengan krim, daging, atau pilihan lainnya. alternatifnya, ganti dengan sayuran segar atau minyak zaitun.

Baca Juga

  • Mengapa Menguap Bisa Menular? Ini Penjelasannya
  • Wajib Tahu, Ini 11 Manfaat Dark Chocolate Bagi Kesehatan
  • Buah Bit untuk Ibu Hamil, Jangan Sia-Siakan Manfaatnya

Intinya, konsumsi pasta dengan sewajarnya. Bukan berarti mengonsumsi pasta sesekali akan langsung memberikan dampak negatif bagi seseorang. Perhatikan porsi, komposisi, dan topping yang dipilih demi mendapatkan nutrisi sekaligus menuntaskan keinginan mengonsumsi makanan Italia.

Amankah makan pasta tiap hari?

Mengonsumsi pasta berlebihan dapat membuat perut kembung dan menimbulkan berbagai masalah pencernaan. Makanan berlebihan juga berisiko menimbulkan lonjakan gula darah yang tak baik untuk tubuh.

Apakah orang Italia makan pasta setiap hari?

Dilansir dari Food NDTV (07/02), umumnya orang Italia menjadikan pasta sebagai makanan sehari-hari mereka. Tapi di luar Italia, pasta masih jadi makanan selingan yang tidak disantap setiap hari.

Bolehkah anak makan pasta setiap hari?

Anak boleh saja sering memakan pasta asalkan dilengkapi dengan bahan-bahan kaya nutrisi. Melansir hasil penelitian oleh Nutritional Strategies, Inc. pada laman Pasta Fits, konsumsi pasta dapat memenuhi kebutuhan beragam nutrisi anak. Mencampurkan pasta olahan dengan pasta gandum utuh.

Kenapa spaghetti tidak sehat?

Bila dilihat dari sisi kandungan yang dimiliki, pasta dan mie sama-sama mengandung cukup banyak karbohidrat, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat mengarah ke berbagai penyakit seperti obesitas, sindrom metabolik, kencing manis, dan penyakit lainnya.