Setiap orang pasti pernah mengalami sakit kepala. Sebagian dari Anda mungkin menganggap sakit kepala sebagai hal umum yang bisa hilang sendiri atau mengatasinya dengan minum obat yang dijual bebas. Namun, ada beberapa tanda sakit kepala berbahaya yang perlu Anda waspadai dan membutuhkan penanganan serius. Show Sakit kepala adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan di area kepala hingga leher. Banyak hal menjadi penyebab sakit kepala. Anda mungkin akan mengalami sakit kepala ringan saat pilek, flu, dan demam. Ada pula sakit kepala yang disebabkan oleh cedera kepala atau penyakit lain. Mayo Clinic menyebut, ketika sakit kepala tak tertahankan, bahkan tidak hilang saat minum obat sakit kepala yang dijual bebas di apotek, Anda perlu waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter. Ada beberapa tanda sakit kepala yang berbahaya yang harus Anda waspadai, antara lain:
BACA JUGA: Banyak yang Keliru, Ini Dia Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala Sakit kepala ke dokter apa?Sebenarnya sakit kepala ringan yang jarang terjadi dan bisa hilang saat diberikan obat pereda nyeri, seperti paracetamol, atau bahkan beristirahat tidak dianggap berbahaya. Sandhya Kumar, seorang dokter spesialis saraf dari Wake Forest Baptist Health, menyatakan bahwa sakit kepala yang terjadi 1-2 kali dalam sebulan dan bisa hilang dengan minum obat bebas tidak perlu mendapatkan perawatan lebih lanjut. Namun, Anda harus ke dokter jika sakit kepala terjadi lebih dari 4 kali dalam sebulan dan menyebabkan aktivitas terganggu. Ini adalah salah satu tanda sakit kepala yang berbahaya. BACA JUGA: Beragam Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kanan dan Cara Mengatasinya Anda bisa mengunjungi dokter spesialis saraf untuk mendapatkan pengobatan. Beberapa orang mungkin memilih untuk ke dokter umum terlebih dulu sebelum ke dokter spesialis. Hal ini juga sangat mungkin dilakukan. Dokter umum biasanya akan memberikan pengobatan terlebih dulu. Barulah ketika nanti pengobatan yang diberikan tidak memberikan hasil, dokter umum akan merujuk Anda ke dokter saraf untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih mendalam. Dokter saraf akan memeriksa kondisi Anda dan menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan sakit kepala yang Anda alami, seperti riwayat kesehatan pribadi, riwayat keluarga, dan pemeriksaan fisik, seperti mengecek bahu, leher, kepala, atau bagian lain. Ada pula beberapa pemeriksaan penunjang medis yang dilakukan oleh dokter saraf untuk mengetahui penyebab sakit kepala, antara lain:
Pemeriksaan ini tentu disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu dan tingkat keparahannya. BACA JUGA: Jangan Keliru, Ini Perbedaan CT Scan dan MRI Catatan dari SehatQSakit kepala bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang muncul akibat kondisi atau penyakit tertentu. Sakit kepala yang ringan, cenderung jarang terjadi, dan bisa hilang dengan istirahat atau obat bebas biasanya tidak membutuhkan perawatan khusus. Anda patut waspada jika sakit kepala mulai terjadi sering dan semakin memburuk. Periksalah apa ada tanda sakit kepala yang sudah berbahaya. Konsultasi ke dokter saraf mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan perawatan medis yang tepat. Jika masih ada pertanyaan seputar tanda sakit kepala yang berbahaya dan penanganannya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang! Apa berbahaya jika sering sakit kepala?Jangan pernah anggap sepele sakit kepala yang menyerang. Jika sakit kepala datang secara mendadak dan dirasakan sangat nyeri, kamu perlu mewaspadainya. Bisa jadi ini menandakan pecahnya pembuluh darah di otak, seperti pada penderita stroke.
Sering sakit kepala tanda apa?Kondisi ini bisa dipicu oleh sejumlah penyakit, seperti sinusitis akut, flu dan demam, sakit gigi, infeksi telinga, cedera kepala, hipertensi, tumor otak, stroke, keracunan zat kimia, atau serangan panik.
Apa penyebabnya sering sakit kepala setiap hari?Banyak kasus sakit kepala kronis primer yang tidak diketahui penyebabnya. Namun, sakit kepala kronis non-primer, memiliki beberapa kemungkinan penyebab, antara lain infeksi, peradangan atau gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, cedera dan gangguan tekanan pada otak.
|