Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia

Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia
Pecahan es dan garis salju yang mundur mengungkapkan bahwa Glacier Taku akhirnya menyerah pada perubahan iklim pada gambar satelit yang diambil pada Agustus 2019. (NASA Earth Observatory)

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim sedang terjadi, ini nyata dan ini adalah kesalahan kita. Buktinya luar biasa - planet kita berubah lebih cepat dari yang pernah ada sebelumnya.

Berikut adalah 10 tanda-tanda perubahan iklim sepanjang 2019, yang menunjukkan bagaimana Bumi berubah memburuk, seperti dimuat laman Livescience, akhir Desember 2019 .

1. Invasi beruang kutub

Awal tahun 2019, 52 beruang kutub yang lapar mengungsi ke sebuah wilayah di dekat pemukiman kepulauan Arktik Rusia yang terpencil. Kedatangan beruang ini membuat penduduk kota tidak senang. Biasanya beruang kutub terlihat di dekat pantai selatan Rusia, tempat mereka secara teratur berkumpul di musim dingin untuk berburu anjing laut musiman.

Tapi es laut yang menipis yang disebabkan oleh pemanasan global kemungkinan mendorong beruang ke daratan untuk mencari makanan.

Daya pikat limbah yang dapat dimakan di tempat sampah kemungkinan menghentikan beruang dari migrasi lebih jauh ke utara.

2. Tingkat karbon dioksida yang memecahkan rekor

Pada 2019, para ilmuwan mengukur lebih banyak karbon dioksida di atmosfer daripada 800.000 tahun yang lalu - sejak sebelum spesies kita berevolusi.

Pada Mei 2019, tingkat gas rumah kaca mencapai 415 bagian per juta (ppm), sebagaimana diukur oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) di Observatorium Mauna Loa di Hawaii.

Selama zaman es, kadar karbon dioksida di atmosfer sekitar 200 ppm. Dan selama periode interglasial - planet ini saat ini dalam periode interglasial - levelnya sekitar 280 ppm, menurut NASA.

Manusia membakar bahan bakar fosil, menyebabkan pelepasan karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya. Sebagai hasilnya, setiap tahun, Bumi melihat sekitar 3 ppm lebih banyak karbon dioksida di udara.

3. Permafrost Arktik menghilang dengan cepat

Tahun ini, di Kutub Utara Kanada lapisan es yang diperkirakan para ilmuwan akan tetap beku selama setidaknya 70 tahun, mulai mencair. Permukaan yang dulu beku sekarang tenggelam dan dihiasi dengan kolam air.

Sebelumnya, ilmuwan memperkirakan suhu udara tidak akan cukup hangat untuk melelehkan tanah beku sampai 2090. Namun, para peneliti percaya suhu musim panas yang lebih tinggi, tingkat isolasi rendah vegetasi dan keberadaan es tanah di dekat permukaan berkontribusi dalam pencairan yang sangat cepat dan dalam.

4. Alaska menjadi lebih panas dari NYC 

Tahun ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, suhu udara di  Anchorage, Alaska mencapai 32 derajat Celsius. Temperatur yang panas terik, tercatat pada 4 Juli, berarti bahwa kota yang biasanya bersalju dan hanya berjarak 595 kilometer dari Lingkaran Arktik, lebih panas daripada Kota New York, yang suhunya 29 derajat hari itu.

Rekor sebelumnya di Anchorage adalah 29 C, yang terjadi pada 14 Juni 1969, menurut KTUU, stasiun penyiaran Anchorage yang berafiliasi dengan NBC News.

5. Kebakaran Arktik terlihat dari luar angkasa

Kebakaran hutan di Rusia menghasilkan begitu banyak asap musim panas lalu sehingga terlihat dari luar angkasa. Observatorium Bumi NASA menangkap gambar dari 100-lebih kebakaran hutan di Arktik pada akhir Juli 2019.

Arktik memanas lebih cepat daripada bagian lain dunia, membuat lebih mudah terbakar. Kebakaran terbesar, kemungkinan disebabkan petir - terjadi di daerah Irkutsk, Krasnoyarsk dan Buryatia. Menurut Observatorium Bumi, setidaknya kebakaran terjadi di lahan seluas 1.295 km persegi.

6. Lebih dari 200 rusa mati karena kelaparan

Musim panas 2019, para peneliti menemukan lebih dari 200 rusa mati di Pulau Svalbard di Norwegia. Hewan-hewan mati kelaparan karena perubahan iklim mengganggu akses mereka ke tanaman yang biasanya mereka makan.

Perubahan iklim membawa suhu yang lebih hangat ke Svalbard, yang menghasilkan lebih banyak hujan. Setelah hujan lebat di bulan Desember menghantam, air  hujan membeku, menciptakan "lapisan es tundra," sehingga rusa tiak bisa makan di padang rumput musim dingin mereka seperti biasanya. Rusa-rusa ini akhirnya mati kelaparan.

7. Juli bulan terpanas yang pernah dicatat

Juli 2019 benar-benar panas. Itu setidaknya sama panasnya dengan bulan terhangat sebelumnya, tercatat pada Juni 2016, dan bahkan mungkin lebih panas. Rekor menempatkan 2019 di antara lima tahun terpanas dalam sejarah.

8. Lebih dari setengah lapisan es Greenland meleleh

Sebanyak 217 miliar ton lapisan es Greenland mencair dan mengalir ke Samudra Atlantik, Juli ini. Hari terburuk pencairan adalah 31 Juli, ketika 11 miliar ton es mencair masuk ke lautan.

Pencairan besar-besaran ini terburuk sejak 2012, menurut The Washington Post. Tahun itu, 97% dari lapisan es Greenland mengalami pencairan. Pada bulan Juli 2019, 56% dari lapisan es telah meleleh, tetapi suhu - 9 hingga - 6 derajat Celcius di atas rata-rata - telah lebih tinggi daripada selama gelombang panas 2012.

Pencairan es di bulan Juli itu, sudah cukup untuk menaikkan permukaan laut rata-rata sebesar 0,5 milimeter.

9. Temperatur bulan September juga mencatat rekor

September 2019 masuk dalam daftar bulan terpanas. September 2019 masuk rekor untuk September terhangat di planet ini sejak pencatatan dimulai 140 tahun lalu, dan itu adalah yang terhangat yang pernah dicatat untuk Amerika Utara.

Namun, bukan hanya September yang mengalami kenaikan suhu yang tidak biasa; 2019 juga menyaksikan Januari terpanas kedua hingga September, menurut laporan iklim NOAA.

10. Bakteri "pemakan daging" menyebar

Tahun ini, para ilmuwan merilis laporan yang menggambarkan bagaimana bakteri "pemakan daging" di lautan dapat menyebar ke perairan pantai berkat perubahan

Setidaknya ada lima kasus infeksi bakteri pemakan daging yang parah pada orang yang terpapar air atau makanan laut dari Teluk Delaware, yang berada di antara Delaware dan New Jersey.

Infeksi semacam itu secara historis jarang terjadi di Teluk Delaware, karena bakteri Vibrio vulnificus biasanya lebih menyukai perairan yang lebih hangat, seperti yang ada di Teluk Meksiko.

Tetapi dengan meningkatnya suhu lautan karena perubahan iklim, V. vulnificus mungkin bergerak lebih jauh ke utara.

LIVESCIENCE

Anomali Suhu Udara Rata-Rata Bulan November 2022

Berdasarkan data dari 89 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara bulan November periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 27.14 oC (dalam range normal 21.35 oC - 29.95 oC) dan suhu udara rata-rata bulan November 2022 adalah sebesar 26.98 oC. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anomali suhu udara rata-rata pada bulan November 2022 menunjukkan anomali Negatif dengan nilai sebesar -0.16 oC. Anomali suhu udara Indonesia pada bulan November 2022 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-27 sepanjang periode data pengamatan sejak tahun 1981.

Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia
Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia

Anomali suhu udara rata-rata per-stasiun pada bulan November 2022 yang diperoleh dari 89 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia umumnya menunjukkan nilai anomali negatif (lebih rendah dari rata-rata klimatologisnya) terjadi di seluruh wilayah Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sebagian Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, sementara itu nilai anomali positif (lebih tinggi dari rata-rata klimatologisnya) berada di sebagian besar Wilayah Maluku, Papua, Sebagian Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Anomali maksimum tercatat di Stasiun Meteorologi Sentani - Jayapura (sebesar 0.9 oC), sedangkan anomali minimum tercatat di Stasiun Meteorologi Perak I - Surabaya (sebesar -1.5 oC).

Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia
Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia

Perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata bulan November 2022 dengan bulan Oktober 2022 yang diperoleh dari 86 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia umumnya menunjukkan penurunan suhu (nilai negatif) dan peningkatan suhu (nilai positif) yang relatif cukup seimbang. Peningkatan suhu terbesar tercatat di Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan (sebesar 0.7 °C), sedangkan penurunan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin - NTB (sebesar -1.0 °C).

Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia

 

Anomali Suhu Udara Rata-rata Tahunan

Anomali suhu udara tahunan adalah perbandingan suhu udara pada tahun tertentu, relatif terhadap rata-rata periode normal (dalam hal ini adalah rentang waktu tahun 1981-2010). Berdasarkan data dari 89 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara periode 1981-2010 di Indonesia adalah sebesar 26.6 oC dan suhu udara rata-rata tahun 2021 adalah sebesar 27.0 oC.

Untuk wilayah Indonesia secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020. Tahun 2021 sendiri menempati urutan ke-8 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.4 °C, sementara tahun 2020 dan 2019 berada di peringkat kedua dan ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.7 °C dan 0.6 °C. Sebagai perbandingan, informasi suhu rata-rata global yang dirilis World Meteorological Organization (WMO) di laporan terakhirnya pada awal Desember 2020 juga menempatkan tahun 2016 sebagai tahun terpanas (peringkat pertama).

Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia

Anomali suhu udara rata-rata per-stasiun pada tahun 2021 yang diperoleh dari 89 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia hampir seluruhnya menunjukkan nilai anomali positif, dengan hanya sebagian kecil yang memiliki nilai anomali negatif. Anomali maksimum tercatat di Stasiun Meteorologi Sentani - Jayapura (sebesar 1.4 oC), sedangkan anomali minimum tercatat di Stasiun Meteorologi Dumatubun Tual - Maluku Tenggara (sebesar -0.3 oC).

Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia

Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia

Perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata tahun 2021 dengan tahun 2020 yang diperoleh dari 89 stasiun pengamatan BMKG menunjukkan nilai perbedaan negatif yang dominan diseluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat diartikan bahwa suhu udara rata-rata tahun 2021 cenderung lebih dingin dibandingkan tahun 2020. Perbedaan positif terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Sentani - Jayapura (sebesar 0.4 °C), sedangkan perbedaan negatif terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Syukuran Aminudin Amir - Sulawesi Tengah (sebesar -0.6 °C).

Apa tanda terjadinya perubahan iklim yang dapat dilihat atau dirasakan di Indonesia