KOMPAS.com - Telur sudah lama dipercaya sebagai makanan kaya protein. Jadi, bahan makanan ini bisa menjadi alternatif untuk mengisi energi tubuh. Show
Sayangnya, bagian kuning pada telur sering disebut "jahat" karena diduga mengandung lemak dan kolesterol tinggi. Pada tahun 1990an dan 2000an, orang-orang telah mengelompokan telur sebagai makanan berlemak dan berkolesterol. Tahun 2015, Pedoman Diet AS mengklaim batas konsumsi telur harian hanyalah 300 miligram. Berdasarkan riset, jumlah konsumsi telur dalam porsi 300 miligram per hari tak akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Lalu, benarkah telur berbahaya bagi mereka yang memiliki kolesterol tinggi? Allison Koch, ahli diet olahraga di Chichago mencoba menerangkannya. Selama bertahun-tahun, orang mengira kolesterol dalam kuning telur dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Ditambah lagi, penelitian menunjukkan lemak jenuh — lemak dalam kuning telur — terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. "Akibatnya, orang-orang — termasuk para atlet — menghindari konsumsi kuning telur. Mereka hanya mengonsumsi bagian putihnya, yag terdiri dari protein dan air," kata Koch. Kandungan nutrisi dalam telur Telur utuh mengandung sekitar 6 gram protein, 13 vitamin dan mineral — termasuk vitamin D dan E — 5 gram lemak, termasuk 1,5 gram lemak jenuh, dan 70 kalori. Dua sendok makan putih telur mengandung 3 gram protein dan dua mineral — kalium dan natrium — serta 17 kalori. "Sementara itu, kuning telur mengandung 4 gram protein, dang sebagian besar nutrisi, termasuk kolin untuk kesehatan mata dan otak. Dan ya, kolesterol," kata Koch. Baca juga: Jangan Ragu Konsumsi Telur, Perhatikan Manfaatnya... Penyakit jantung dan kolesterol Tak banyak bukti yang menyebut telur sebagai sumber penyakit jantung. Laporan 2013 yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition mengklaim telur tak akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Riset yang dilakukan dengan mereview lebih dari 12 studi itu membuktikan, pada individu yang sehat, telur tidak menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung atau kematian yang terkait dengan penyakit jantung. Dan sebuah penelitian besar yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association menemukan konsumsi satu telur sehari tidak berkontribusi pada penyakit jantung. "Kolesterol dalam makanan selalu dianggap sebagai hal buruk. Telur memang tinggi kolesterol, sehingga kuning telur mendapat citra buruk," kata Koch. Namun seiring waktu, kata Koch, penelitian telah menunjukkan agar kita tidak perlu khawatir tentang kolesterol dalam makanan. "Hubungan antara kolesterol makanan dan kolesterol darah tidak sejelas yang kita duga. Kita harus lebih fokus tentang lemak trans dan lemak jenuh," ucap Koch. Jadi, kita tak perlu ragu lagi saat ingin mengonsumsi telur sebagai menu sarapan. Protein dalam telur akan membantu pemulihan otot kita. Baca juga: Mengapa Kita Tidak Perlu Membuang Kuning Telur? Selain itu, lemak dalam telur yang selalu dianggap buruk akan membantu tubuh menyerap vitamin D dan E. Namun, konsumsilah telur dalam jumlah wajar dan jangan terlalu berlebihan. Menurut Koch, ini memang terdengar klise. Tapi demi kesehatan, sebaiknya kita mengonsumsinya dalam jumlah sedang. “Seharusnya kamu tidak makan empat omelet telur setiap hari. Tapi satu telur sehari akan memberi manfaat maksimal," ucapnya. Penelitian baru-baru ini memang menunjukkan lemak jenuh tidak seburuk yang pernah kita pikirkan. Namun, Koch menyarankan agar kita tetap berhati-hati. Pedoman Diet A.S. menganjurkan agar kita mendapat asupan kalori dari lemak jenuh kurang dari 10 persen per hari. "Mengonsumsi kuning telur juga dapat membantu atlet mempertahankan berat badannya dengan lebih baik, berkat kandungan proteinnya," kata Koch. Bagian kuning telur, kata Koch, juga membantu atlet membangun lebih banyak otot daripada hanya mengonsumsi bagian putih saja. "Manfaat mengonsumsi telur utuh lebih besar daripada risiko mengonsumsi kolesterol dan lemaknya," kata Koch. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Perbedaan utama: Putih telur adalah 87% air dan 10% protein. Kuning telur mengandung sekitar 80% kalori, setengah dari protein, dan hampir semua lemak ada dalam telur. Ini mengandung vitamin A, D, E, B6, B12 dan K dan mineral seperti zat besi, kalsium, dan fosfor, dan asam panthothenic. Putih telur bertindak sebagai pelindung terhadap kuning telur. Ini disebut albumen, dan membentuk sekitar 60% dari total berat telur. Kuning telur menghasilkan sekitar 30% dari total berat telur dan mengandung sekitar 80% dari total kalori telur, setengah dari protein, dan hampir semua lemak dalam telur. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kuning telur dimaksudkan sebagai sumber nutrisi utama bagi embrio yang sedang berkembang. Putih telur terdiri dari 87% air dan 10% protein, sedangkan kuning telur terdiri dari 50% air, 16% protein dan 32% lemak. Putih telur tidak mengandung lemak, tanpa kolesterol, dan mengandung antara 50% dan 80% kalium, 55 miligram natrium, 4 gram protein dan riboflavin. Di sisi lain, kuning telur mengandung 5 gram lemak, sekitar 211 mg kolesterol, 2 gram protein, 20 miligram natrium, selain omega-3, vitamin A, D, E, B6, B12 dan K dan mineral seperti zat besi, kalsium, dan fosfor, asam panthothenic, choline, yang sangat bagus untuk kesehatan otak, karoten yang sangat penting untuk kesehatan mata dan zeaxanthin yang merupakan antioksidan kuat. Yang terbaik yang bisa dilakukan oleh setiap orang adalah mengonsumsi seluruh telur, karena putih telur dan kuning telur merupakan sumber protein yang baik, serta vitamin dan mineral. Protein penting untuk energi dan untuk fungsi organ dan otot yang tepat, dan seluruh telur adalah sumber protein sehat, lemak makanan, kompleks B, vitamin, folat, dan nutrisi hebat lainnya, yang diperlukan agar tubuh dapat berkembang. Adapun argumen bahwa makan kuning telur akan meningkatkan kolesterol jahat seseorang, itu sebenarnya tidak benar. Kuning telur sebenarnya mengandung kolesterol baik. Jika seseorang mengandung cukup kolesterol baik, itu menurunkan kolesterol jahat. Orang harus ingat bahwa kolesterol baik adalah bahan pembangun untuk semua sel dan peradangan sebenarnya membutuhkan kolesterol untuk menyembuhkan sel yang rusak. Juga, jika seseorang tidak mendapatkan cukup konsumsi kolesterol, tubuh secara otomatis meningkatkan produksi kolesterol tubuh. Jika kebutuhan kolesterol tubuh terpenuhi, maka produksi kolesterol tubuh melambat. Lebih jauh, sebuah penelitian medis Harvard tidak menemukan korelasi antara konsumsi telur dan risiko penyakit jantung atau stroke, terlepas dari apa yang orang nyatakan. Direkomendasikan Artikel Yang Berhubungan
Pilihan EditorPerbedaan antara BPO dan Call CenterPerbedaan Utama: BPO adalah bisnis yang berfokus pada tugas, mulai dari memproduksi produk hingga menyediakan layanan pelanggan. Di sisi lain, call center adalah bagian dari BPO dan terutama berfokus pada panggilan telepon. BPO dan call center sering digunakan secara bergantian, tetapi dalam kenyataannya ada perbedaan besar Lebih baik putih telur apa kuning telur?Kuning telur memiliki lebih banyak nutrisi daripada putih telur. Bila Anda menyingkirkan putih telur, berarti Anda tidak mendapatkan nutrisi cukup yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi internalnya. Karena, bagian putih telur hanya kaya akan protein.
Protein telur kuning apa putih?"Pada 100 gram telur utuh mengandung kurang lebih protein sebanyak 12 gram. Sedangkan pada 100 gram kuning telur mengandung 15 gram protein dan hanya 10 gram protein yang terdapat pada 100 gram putih telur.
Apa fungsi dari kuning telur?Kuning telur merupakan salah satu sumber alami vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang, gigi, dan otot, serta membantu penyerapan kalsium. Kandungan vitamin D pada kuning telur dapat membantu menjaga kesehatan dan memperkuat tulang dan gigi.
Apakah putih telur dan kuning telur mengandung lemak?Putih telur memiliki kalori dan lemak dibandingkan dengan kuning telur. Pada kuning telur sendiri mengandung kolesterol tinggi dan lemak.
|