Apa penyebab sakit kepala cluster

PenyakitDeskripsiNyeri kepala kluster (cluster headache) adalah suatu nyeri kepala yang terjadi secara berulang pada suatu pola siklus, merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang paling menyakitkan. Nyeri kepala kluster dapat membuat seseorang terjaga di malam hari akibat nyeri berat di sekitar mata, di salah satu sisi kepala.

Serangkaian serangan nyeri, yang dikenal sebagai periode kluster, dapat terjadi selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, biasanya diikuti dengan periode remisi, yaitu ketika nyeri kepala berhenti. Selama masa remisi, nyeri kepala tidak muncul selama beberapa bulan dan terkadang sampai beberapa tahun.

Nyeri kepala kluster merupakan salah satu nyeri kepala yang jarang terjadi dan tidak membahayakan. Beberapa terapi dapat membuat periode nyeri kepala kluster menjadi lebih pendek dan menurunkan tingkat keparahan nyeri.

Baca juga: Jangan Remehkan Nyeri Kepala

Pencegahan

- Menghindari pemicu sakit kepala, seperti minuman beralkohol, parfum, senyawa kimia berbau, cat, atau bensin.
- Tidak melakukan olahraga pada saat cuaca panas.
- Mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang khusus untuk nyeri kepala cluster pada saat periode serangan nyeri kepala cluster dimulai. Konsumsi obat-obatan tetap dilakukan hingga serangan nyeri kepala diperkirakan sudah selesai.

Gejala

- Rasa nyeri berat, biasanya pada salah satu mata, namun dapat meluas hingga ke area wajah yang lain, leher, serta bahu.
- Nyeri di salah satu sisi tubuh.
- Gelisah, sulit untuk beristirahat.
- Pengeluaran air mata secara berlebihan.
- Salah satu mata menjadi merah dan bengkak, tergantung dari sisi kepala yang mengalami nyeri.
- Pilek pada salah satu lubang hidung, tergantung dari sisi kepala yang mengalami nyeri.
- Muncul keringat di bagian dahi dan wajah.
- Kulit sekitar wajah menjadi pucat.
- Kelopak mata turun.

Penyebab

Tidak diketahui secara pasti penyebab nyeri kepala kluster, namun dari siklus dari nyeri kepala kluster diduga penyebab utamanya adalah gangguan jam biologis yang diatur oleh hipotalamus.


Sejumlah faktor yang diduga turut memicu terjadinya sakit kepala cluster antara lain:
- Cuaca panas
- Penggunaan nitrogliserin
- Stres
- Relaksasi
- Suhu ekstrim
- Rhinitis alergi
- Aktivitas seksual

Diagnosis

Sakit kepala cluster memiliki karakteristik dan pola khusus yang membedakannya dari sakit kepala lain. Beberapa faktor yang harus diketahui dokter untuk memudahkan diagnosis sakit kepala kluster adalah:

- Deskripsi dan ciri-ciri nyeri kepala.
- Lokasi nyeri kepala.
- Tingkat keparahan nyeri kepala.
- Frekuensi nyeri kepala.
- Durasi nyeri kepala.

Selanjutnya, dokter akan melakukan metode diagnosis lebih lanjut, yaitu:
- Pemeriksaan neurologis.
- Pemeriksaan dengan CT scan dan MRI.

Penanganan

Tujuan utama pengobatan nyeri kepala kluster adalah untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi durasi munculnya sakit kepala, dan mencegah munculnya sakit kepala.

Beberapa terapi akut dapat digunakan untuk meredakan nyeri secara cepat, antara lain:
- Oksigen.
- Obat golongan triptan.
- Oktreotide.
- Anestesi lokal.
- Dihidroergotamin.

Terapi preventif dilakukan untuk mengurangi dan menghilangkan nyeri. Namun setelah nyeri hilang, obat tetap dilanjutkan dengan dosis yang lebih kecil. Beberapa jenis terapi preventif antara lain:
- Obat golongan calcium channel blocker
- Kortikosteroid.
- Nerve blocks.

Pembedahan
- Implan stimulan.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Kepala yang Tidak Biasa!

Buku Kesehatan

Apa penyebab sakit kepala cluster

Rekomendasi Artikel

Apa penyebab sakit kepala cluster

Tips Mengatasi Sakit Kepala Berat

Sakit kepala berat dan migrain itu berbeda loh! Jadi cara mengatasinya juga berbeda. Penanganan yang tepat bisa cepat mengurangsi rasa sakitnya.

Sakit kepala adalah rasa nyeri pada kepala yang sakitnya menyebar ke sebagian sisi atau seluruh kepala. Kondisi ini bisa terjadi tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas rasa sakitnya berkembang secara bertahap.

Apa penyebab sakit kepala cluster

Sakit kepala tidak selalu menandakan kondisi serius tetapi juga tidak boleh dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu penting mengetahui jenis sakit kepala yang Anda alami, hingga apa penyebab dan gejalanya. Hal ini akan membantu dokter memberikan penanganan tepat

Cara mengatasi sakit kepala sangat bergantung dengan penyebabnya. Anda bisa saja tidak harus minum obat-obatan dan hanya perlu mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan baik agar terhindar dari hal yang memicu sakit kepala seperti kondisi stres atau gaya hidup yang buruk seperti kurang tidur akibat sering begadang.

Jenis sakit kepala

Secara umum sakit kepala dibagi menjadi dua jenis yakni sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder.

1. Sakit kepala primer
Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang terjadi bukan karena disebabkan adanya penyakit lain, malah sering dipicu oleh gaya hidup. Sakit kepala ini terjadi karena aktivitas berlebihan seperti kurang tidur, kurang makan, stres, postur tubuh buruk, berlebihan konsumsi makanan tertentu hingga minum alkohol. Contoh sakit kepala primer yang sering terjadi, antara lain:

  • Sakit kepala cluster
  • Migrain klasik
  •  Migrain umum
  • Tension headache (sakit kepala tipe ketegangan)

2. Sakit kepala sekunder
Sakit kepala sekunder adalah sakit kepala sebagai gejala atau disebabkan penyakit lain seperti cedera pada kepala hingga infeksi pada organ tubuh lain. Berikut ini beberapa jenis sakit kepala sekunder yang sering terjadi:

  • Sakit kepala sinusitis
  • Sakit kepala akibat gegar penyebab tekanan (kompresi eksternal)
  • Sakit kepala akibat makan es krim atau brain freeze
  • Sakit kepala petir atau thunderclap headache
  • Sakit kepala tulang belakang.

Selain penyebab sakit kepala berdasarkan jenisnya, beberapa penyebab lain sakit kepala antara lain:

  • Sakit gigi
  • Flu
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Dehidrasi
  • Infeksi telinga
  • Keracunan karbon monoksida
  • Mabuk

Gejala sakit kepala

Gejala sakit kepala yang dirasakan penderitanya juga berbeda-beda tergantung jenis sakit kepalanya. Berikut ini gejala masing-masing sakit kepala berdasarkan jenisnya:

  • Gejala sakit kepala cluster
  1. Sakit kepala selama 15 menit sampai 3 jam
  2. Rasa sakit parah
  3. Ada sensasi seperti terbakar
  4. Terjadi di sekitar satu mata
  5. Sisi kepala yang terkena akan terlihat merah dan bengkak, kemudian kelopak mata terkulai, serta saluran hidung menjadi sesak dan berair.
  • Gejala migrain
  1. Nyeri berdenyut di satu sisi kepala
  2. Penglihatan kabur
  3. Pusing dan mual
  4. Gangguan sensorik atau aura (pada migraine klasik)
  • Gejala sakit kepala tipe ketegangan atau tension headache
  1. Rasa nyeri di kepala bersifat tumpul
  2. Terasa ada tekanan di sekitar dahi
  3. Dahi dan kulit kepala terasa tidak nyaman
  4. Sensitif dengan cahaya dan suara keras
  5. Lebih cepat marah
  6. Susah fokus
  7. Sulit untuk tidur
  8. Nyeri otot
  9. Sakit kepala menyebar ke leher.
  • Gejala sakit kepala rebound
  1. Rasa sakit sering muncul pada pagi hari
  2. Sakit leher
  3. Menimbulkan kegelisahan
  4. Hidung tersumbat
  5. Kualitas tidur menurun.
  • Gejala sakit kepala petir atau thunderclap headache
  1. Rasa sakit timbul mendadak di kepala, leher sampai punggung dan langsung parah
  2. Mati rasa
  3. Bingung dan linglung
  4. Lemas
  5. Penglihatan kabur
  6. Mual dan muntah
  7. Demam
  8. Kejang-kejang
  9. Kondisi mental terganggu.

Cara mengatasi sakit kepala

Jenis sakit kepala primer bisa diobati dengan mengonsumsi ibuprofen, paracetamol dan aspirin. Bisa juga konsumsi obat sumatriptan atau sejenis ergot untuk migrain sesuai resep dokter.

Sementara itu untuk migrain kronis dan sakit kepala cluster bisa menggunakan obat seperti Amitriptyline (antidepresan), Methysergide maleate (Mengurangi penyempitan pembuluh darah), Asam valproat (obat anti kejang), Beta blocker dan Verapamil.

Tidak melulu obat-obatan, cara mengatasi sakit kepala juga bisa dengan mengubah pola hidup sehat untuk mengurangi gejala yang terjadi, misalnya:

  • Rutin olahraga
  • Makan makanan sehat dan kurangi kafein, alkohol dan garam
  • Cukup waktu tidur
  • Hindari pemicu stres
  • Cukupi cairan tubuh
  • Beristirahat yang cukup.

Ada juga beberapa perawatan yang bisa menangani sakit kepala, antara lain:

  • Perawatan biofeedback yang menggunakan teknik relaksasi meredakan nyeri.
  • Kelas manajemen stres.
  • Akupuntur untuk mengurangi stress dan ketegangan.
  • Terapi dingin dan panas dengan kompres saat sakit kepala muncul.
  • Mandi menggunakan air hangat agar otot kembali rileks.

Kapan harus ke dokter?

Sakit kepala tetap harus diwaspadai apalagi jika diikuti gejala tertentu. Ini bisa menjadi awal tanda terjadinya penyakit serius seperti meningitis, ensefalitis dan stroke. Jika muncul gejala dan tanda di bawah ini segera pergi ke dokter.

  • Demam tinggi sampai 40 derajat celcius
  • Mual atau muntah
  • Linglung dan sulit memahami pembicaraan
  • Pingsan
  • Mati rasa hingga mendadak alami kelumpuhan di satu sisi tubuh
  • Leher kaku
  • Kesulitan melihat, berjalan dan berbicara.

Apakah sakit kepala cluster berbahaya?

Sakit kepala cluster tidak berbahaya dan juga tidak menyebabkan kerusakan otak. Namun, bila sering berulang, penyakit ini dapat memicu depresi dan mengganggu kualitas hidup penderitanya. Pada beberapa kasus, sakit kepala cluster yang parah memicu sebagian penderita untuk melakukan percobaan bunuh diri.

Sakit kepala tipe cluster itu apa?

Kata ahli, cluster headache adalah nyeri kepala yang terjadi secara berulang dalam suatu siklus atau pola tertentu. Sakit kepala yang umumnya terjadi pada malam hari ini, tak jarang membangunkan pengidapnya dengan nyeri berat di bagian sekeliling sebelah mata.

Terapi apakah yang dapat diberikan pada cluster headache?

Sumatriptan yang diberikan melalui injeksi subkutan adalah obat pilihan untuk cluster headache.

Apa yang menyebabkan sakit kepala terus menerus?

Namun, sakit kepala kronis non-primer memiliki beberapa kemungkinan penyebab. Di antaranya adalah infeksi, peradangan, gangguan pembuluh darah otak, gangguan tekanan pada otak, hingga tumor otak. Hal yang perlu diingat, sakit kepala berkepanjangan ini sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Migrain kronis.