Apa nama gelar yang disandang oleh Salahuddin Al Ayyubi sebagai sultan mesir

Apa nama gelar yang disandang oleh Salahuddin Al Ayyubi sebagai sultan mesir

0

Sebelum menjabat sultan dinasti ayyubiyah, salahuddin al ayubi pernah menduduki jabatan perdana menteri mesir dengan mendapat gelar al malik an nasik yang artinya?

  1. Pemimpin yang kuat
  2. Penguasa yang bijaksana
  3. Penguasa yang adil
  4. Pemimpin yang bijaksana
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: A. Pemimpin yang kuat

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sebelum menjabat sultan dinasti ayyubiyah, salahuddin al ayubi pernah menduduki jabatan perdana menteri mesir dengan mendapat gelar al malik an nasik yang artinya pemimpin yang kuat.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Karier salahuddin al ayubi menjadi lebih menanjak dan populer dikalangan masyarakat luas berkat jasa jasanya dalam? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Benteng Shalahuddin al-Ayyubi, dengan Masjid Ali Pasha yang indah, menjadi salah satu tujuan favorit turis yang datang ke Kairo.( Foto-foto: Nur Hidayat)

Pada 7-19 Febuari 2019, Wartawan Senior  Nur Hidayat melakukan perjalanan wisata bersama keluarga besarnya mengikuti  tour wisata religi ke Mesir, Palestina, Israel, Jordan, Oman. Berikut tulisan keempatnya.

KAIRO, MESIR, bisniswisata.co.id: Yusuf bin Najmuddin berkulit cerah, tampan, kurus dan terlihat ringkih. Hari itu, Desember 1168, pemuda berumur 31 tahun tersebut ditugaskan oleh Sultan Zengiyyah Nuruddin untuk mengantar Assaddin Shirkuh, panglima bertubuh tambun dan tua, dari Damaskus menuju Mesir untuk membebaskan negeri itu dari penguasa Kristen.

Yusuf amat takut. “Seperti seorang pria yang diantar menuju kematiannya,” tulis Karen Amstrong dalam bukunya Holy War: The Crusader and Their Impact in Today’s World,  Mesir berhasil dikuasai. Beberapa bulan kemudian, Shirkuh meninggal. Penggantinya siapa.? Yusuf terpilih.! Yang termuda di antara mereka dan tanpa pengalaman.

Siapa nyana; kelak dia menjadi salah satu panglima paling hebat dalam sejarah. Yusuf mendapat gelar Shalahuddin (artinya Keadilan Agama = Saladin) al-Ayyubi. Dia berhasil menaklukkan Palestina tahun 1187 dalam Perang Salib. “Ketika Allah Ta’ala memberiku Negeri Mesir, aku yakin bahwa Dia juga bermaksud memberiku Palestina,” katanya saat dilantik sebagai Gubernur Mesir.

Pendiri Dinasti Ayubiyah itu membangun sejumlah benteng di berbagai wilayah, a.l. di Suriah, Laut Taba dan Mesir. Ke Benteng Shalahuddin di Kairo inilah kami berkunjung. Di dalam benteng ada Masjid Ali Pasha (mirip dengan Masjid Biru di Istanbul, Turki) dan Masjid al-Nasir Mohammad Ibn Qalaun dan juga dua museum.

Tembok benteng itu dibuat dari susunan batu besar, tinggi 10 m dan tebalnya 3 m. Lokasinya strategis, di bukit Muqattam, bagian tertinggi Kairo. Dengan demikian, tentara yang berjaga di menara pengintai dengan mudah dapat mengawasi posisi pasukan musuh di bawah. Kini turis dari berbagai penjuru dunia, juga rombongan kami, yang datang ke situ bisa menikmati pemandangan indah Kairo dengan leluasa dari ketinggian yang sama.

Kami juga mengunjungi Masjid Amru bin Ash, masjid pertama di Afrika dan Mesir. Tempat ibadah tersebut didirikan pada tahun 641 M oleh Amru bin Ash, bersama 60 sahabat Nabi SAW, seperti Abu Darda, Zubair bin Awwam, Ubadah bin Shamat, Abu Dzar al-Gifari dan Abu Bashrah.

Amru bin Ash, yang membebaskan Mesir dari penjajahan Romawi, lantas diangkat menjadi Gubernur Mesir. Awalnya masjid itu sangat sederhana dan dindingnya dibuat dari batu bata, tiangnya dari batang pohon kurma dan atapnya pelepah pohon kurma. Panjang 28,9 m, lebar 17,4 m.

Apa nama gelar yang disandang oleh Salahuddin Al Ayyubi sebagai sultan mesir
Benteng Shalahuddin al-Ayyubi dimana untuk menuju pintu masuk wisatawan naik mobil golf. Tampak pula keindahan ruangan masjid Ali Pasha yang sejuk.
Apa nama gelar yang disandang oleh Salahuddin Al Ayyubi sebagai sultan mesir
Di depan Masjid Ali Pasha yang berada di dalam kompleks benteng.

Seiring dengan berjalannya waktu, masjid itu berulang kali direnovasi dan diperluas. Kini panjangnya 120 m dan lebar 100 m. Selain tempat sembahyang, masjid yang terletak di wilayah Fusthath, Kairo, itu juga menjadi pusat pendidikan Islam pertama di Afrika. Imam Syafii pernah mengajar di situ.

Interior masjid itu menarik, dengan 450 tiang putih dan lengkungan yang menghubungkannya. Plafonnya berwarna kecoklatan, dengan penutup lantainya karpet merah. Berkat hembusan angin dari pelataran tengah yang terbuka, ruangan dalam masjid terasa sejuk.

Di pelataran tengah ini terdapat tempat wudhu, segi delapan, dengan kubah di bagian atasnya. Pengambilan gambar untuk film box office Ketika Cinta Bertasbih yang diangkat dari novel karya Habibburahman El-Shirazi juga berlangsung di tempat itu.

Biasanya, pada 10 hari terakhir Ramadhan, masjid itu dipenuhi jamaah dari berbagai kota di Mesir. Mereka ingin sembahyang tarawih dengan imam Syeikh Muhammad Jibril, qari internasional asli Mesir. Jumlah jamaah membludak hingga di luar masjid.

Mereka juga beriktikaf, terutama pada malam ganjil 27 Ramadhan. Syeikh Muhammad Jibril dan 27 Ramadhan ibarat magnet yang menarik warga Mesir yang dijuluki negeri Para Nabi itu. Masyarakat berbondong-bondong beribadah ke Masjid Amru bin Ash, yang posisinya berdekatan dengan kompleks gereja Kristen Koptik. Tempat itu ibarat lautan manusia, yang bersatu padu karena kesamaan tujuan: beribadah

Apa nama gelar yang disandang oleh Salahuddin Al Ayyubi sebagai sultan mesir
Salahuddin Al-AyubiPanglima Perang dan Turki SyriaSultan Mesir dan SuriahBerkuasa1171 – 4 Maret 1193Penobatan1174, KairoPendahuluAl-Adid (sebagai khalifah Fatimiyah)Penerus

  • Al-Aziz Utsman (Mesir)
  • Al-Afdal (Suriah)

Lahir1138
Tikrit, Mesopotamia Hulu, Kekhalifahan AbbasiyahWafat4 Maret 1193 – 1137; umur -57–-56 tahun
Damaskus, Suriah, Kesultanan AyyubiyahPemakaman

Masjid Umayyah, Damaskus

Nama lengkap
Jasmin-Nasi Ṣalāḥ al-Dīn Yūsuf Ben Ayūbblis
AyahNajmuddīn AyyūbPasanganIsmaddin KhatanAnak

  • Al-Afdal bin Salahuddin
  • Al-Azizi Usmang
  • Az-Zahra Ghaziyyah

AgamaIslam Sunni (Syafi'i)[1][2][3]

An-Nashir Salahuddin Yusuf Ibn Ayyub (bahasa Kurdi: سەلاحەدینی ئەییووبی, translit. Selahedînê Eyûbî; bahasa Arab: الناصر صلاح الدين يوسف بن أيوب, translit. an-Nāṣir Ṣalāḥ ad-Dīn Yūsuf ibn Ayyūb‎; (c. 1138 - 4 Maret 1193) adalah seorang panglima perang dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah-Medinah Hejaz dan Diyar Bakr Oman Palestina

Ia lebih dikenal dengan nama julukannya yaitu, 'Salah Aladin al-Ayyubi/Saladin/Salah ad-Din' (Bahasa Arab: صلاح الدين الأيوبي, Kurdistan: صلاح الدین ایوبی). Salahuddin terkenal di dunia Islam karena memimpin, strategi militer, dan sifatnya yang ksatria dan adil pada saat ia berperang melawan Ksatria Salib. Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang Ulama. Ia memberikan catatan kaki dan penjelasan kitab sunan hadits Abu Dawud.

Latar belakang

Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi.[4] Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Van dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1138 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanki, gubernur Seljuk untuk kota Mosul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Baalbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di Baalbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).

Di sana, dia mewarisi peranan sulit mempertahankan Mesir melawan penyerbuan dari Kerajaan Latin Jerusalem di bawah pimpinan Amalrik I. Posisi ia awalnya menegangkan. Tidak ada seorangpun menyangka dia bisa bertahan lama di Mesir yang pada saat itu banyak mengalami perubahan pemerintahan di beberapa tahun belakangan oleh karena silsilah panjang anak khalifah mendapat perlawanan dari wazirnya. Sebagai pemimpin dari prajurit asing Syria, dia juga tidak memiliki kontrol dari Prajurit Shiah Mesir, yang dipimpin oleh seseorang yang tidak diketahui atau seorang Khalifah yang lemah bernama Al-Adid. Ketika sang Khalifah meninggal bulan September 1171, Saladin mendapat pengumuman Imam dengan nama Al-Mustadi, kaum Sunni, dan yang paling penting, Abbasid Khalifah di Baghdad, ketika upacara sebelum Salat Jumat, dan kekuatan kewenangan dengan mudah memecat garis keturunan lama. Sekarang Saladin menguasai Mesir, tetapi secara resmi bertindak sebagai wakil dari Nuruddin, yang sesuai dengan adat kebiasaan mengenal Khalifah dari Abbasid. Saladin merevitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, dan mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya yang resmi, sesudah dia menjadi pemimpin asli Mesir. Dia menunggu sampai kematian Nuruddin sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius: Pertama melawan wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu mengarahkan mereka melawan para prajurit salib.

Apa nama gelar yang disandang oleh Salahuddin Al Ayyubi sebagai sultan mesir

Timur Tengah (1190 M.). Wilayah kekuasaan Shalahuddin (warna merah); Wilayah yang direbut kembali dari pasukan salib 1187-1189 (warna merah muda). Warna hijau terang menandakan wilayah pasukan salib yang masih bertahan sampai meninggalnya Shalahuddin

Dengan kematian Nuruddin (1174) dia menerima gelar Sultan di Mesir. Disana dia memproklamasikan kemerdekaan dari kaum Seljuk, dan dia terbukti sebagai penemu dari dinasti Ayyubid dan mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir. Dia memperlebar wilayah dia ke sebelah barat di maghreb, dan ketika paman dia pergi ke Nil untuk mendamaikan beberapa pemberontakan dari bekas pendukung Fatimid, dia lalu melanjutkan ke Laut Merah untuk menaklukan Yaman. Dia juga disebut waliullah yang artinya teman Allah bagi kaum muslim Sunni.

Tahun 559-564 H/ 1164-1168 M. Sejak itu Asaduddin, pamannya diangkat menjadi Perdana Menteri Khilafah Fathimiyah. Setelah pamannya meninggal, jabatan Perdana Menteri dipercayakan Khalifah kepada Shalahuddin Al-Ayyubi.

Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir. Sultan Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun 567 H/1171 M (September). Setelah Khalifah Al-'Adid, khalifah Fathimiyah terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Sultan Nuruddin meninggal tahun 659 H/1174 M, Damaskus diserahkan kepada puteranya yang masih kecil Sultan Salih Ismail didampingi seorang wali. Di bawah seorang wali terjadi perebutan kekuasaan di antara putera-putera Nuruddin dan wilayah kekuasaan Nurruddin menjadi terpecah-pecah. Shalahuddin Al-Ayyubi pergi ke Damaskus untuk membereskan keadaan, tetapi ia mendapat perlawanan dari pengikut Nuruddin yang tidak menginginkan persatuan. Akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi melawannya dan menyatakan diri sebagai raja untuk wilayah Mesir dan Syam pada tahun 571 H/1176 M dan berhasil memperluas wilayahnya hingga Mosul, Irak bagian utara.

Naik ke kekuasaan

Di kemudian hari Salahudin menjadi wazir pada 1169, dan menerima tugas sulit mempertahankan Mesir dari serangan Raja Latin Yerusalem, khususnya Amalric I. Kedudukannya cukup sulit pada awalnya, sedikit orang yang beranggapan ia akan berada cukup lama di Mesir mengingat sebelumnya telah banyak terjadi pergantian kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir disebabkan bentrok yang terjadi antar anak-anak Kalifah untuk posisi wazir. Sebagai pemimpin dari pasukan asing Suriah, dia juga tidak memiliki kekuasaan atas pasukan Syi'ah Mesir yang masih berada di bawah Khalifah yang lemah, Al-Adid. Berakhirnya kekuasaan yang dipimpin khalifah al-adid maka Salahudin pun menguasai mesir dengan sebutan dinasti Ayyubiyah.[5]

Makam

Apa nama gelar yang disandang oleh Salahuddin Al Ayyubi sebagai sultan mesir
Makam sultan saladin di Masjid Umayyah, Damaskus

Lihat pula

  • Kingdom of Heaven
  • Raja Richard I dari Inggris
  • Guy dari Lusignan
  • Nuruddin

Referensi

  1. ^ Spevack 2014, hlm. 44.
  2. ^ Lēv 1999, hlm. 131.
  3. ^ Halverson, Corman & Goodall 2011, hlm. 201.
  4. ^ Ibn Khallikan says that Saladin's father and his family originated from Dvin, and "they were Kurds." See Vladimir Minorsky, The Prehistory of Saladin, Studies in Caucasian History, Cambridge University Press, 1957, pp. 124-132.
  5. ^ "Kisah Salahuddin Al-Ayyubi Memberantas Syiah di Mesir". www.arusnews.com. Diakses tanggal 2020-08-25. 

Baca juga

  • Alan K. Bowman, Egypt After the Pharaohs: 1986

Pranala luar

Apa nama gelar yang disandang oleh Salahuddin Al Ayyubi sebagai sultan mesir

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salahuddin_Ayyubi&oldid=21698841"