10 negara hiv teratas di dunia 2022 2022

Pernahkah kamu berpikir kalau frasa HIV dan AIDS mengarah pada akhir dunia? Bagaimana dunia mengatasi keputusasaan tersebut?

PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa mencanangkan Sustainable Development Goals (SDGs) berupa 17 tujuan dengan 169 capaian yang diharapkan dapat diraih pada tahun 2030 demi pembangunan bersama, kesejahteraan manusia, dan keselamatan bumi. Salah satu dari 17 SDGs tersebut berbunyi good health and well-being atau kehidupan sehat dan sejahtera yang merupakan tujuan nomor 3 dan melingkupi sektor HIV/AIDS. HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat menghancurkan sel-sel imun, sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan tahap akhir dari HIV atau kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang lemah. Perlu diketahui, tidak semua pengidap HIV akan menjadi AIDS.

UNAIDS atau Joint United Nations Programme on HIV and AIDS merupakan sebuah institusi global yang menjadi pendukung utama dalam mengakhiri HIV dan AIDS. Tujuan mereka tertuang dalam laporan Fast Track: Ending the AIDS epidemic by 2030 yang terbit pada 2014. Berdasarkan UNAIDS, terdapat beberapa target yang harus dicapai pada tahun 2020, yaitu: 90-90-90, mengurangi jumlah tahunan infeksi HIV pada orang dewasa menjadi 500.000 kasus, dan menghilangkan diskriminasi. Apa maksud dari 90-90-90? Maksud angka tersebut adalah,

  • 90% orang yang hidup dengan HIV harus mengetahui status HIV mereka (tested),
  • 90% orang dengan HIV (ODHIV)  menjalani pengobatan (treated),
  • 90% orang yang sudah menjalani terapi mengalami penurunan jumlah virus (viral load) hingga tidak terdeteksi (undetected). Berdasarkan penelitian tahun 2011, ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yang patuh minum ARV secara efektif, memiliki risiko penularan virus terhadap pasangan yang tidak terinfeksi dapat dikurangi hingga 96%. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan untuk inisiasi terapi ARV bagi ODHA karena sangat bermakna dalam mengurangi transmisi HIV.

Target berikutnya untuk mengakhiri AIDS di tahun 2030 adalah dengan target 95-95-95, mengurangi jumlah tahunan infeksi HIV pada orang dewasa menjadi 200.000 kasus, dan menghilangkan diskriminasi. Maksud dari 95-95-95 hampir mirip dengan 90-90-90, tetapi dibedakan dari persen angkanya yaitu menjadi 95%.

Tahun 2030 semakin dekat, tetapi dunia sedang tidak baik-baik saja dengan adanya pandemi COVID-19 sehingga untuk memastikan progres tetap berada di jalurnya, terdapat target baru untuk tahun 2025, berupa target sebelumnya dan beberapa tambahan penting, seperti:

  • Tidak lebih dari 10% negara belum memiliki kebijakan hukum yang tegas, tidak lebih dari 10% negara mengalami stigma dan diskriminasi, dan tidak lebih dari 10% negara mengalami ketidaksetaraan gender dan kekerasan,
  • 95% orang melakukan pencegahan transmisi HIV, 95% perempuan dapat mengakses layanan HIV dan layanan kesehatan seksual & reproduksi, dan 95% akses layanan untuk menghilangkan transmisi vertikal,
  • 90% orang dengan HIV dan orang yang berisiko tinggi terpapar HIV memiliki akses ke layanan kesehatan terintegrasi.

Demi tercapainya SDGs, utamanya kesejahteraan manusia, mari kita membuka mata lebih lebar lagi dengan mau belajar bersama mengenai bagaimana cara mengakhiri HIV/AIDS. Mulai dari hal kecil saja, seperti mau mencari, menerima, dan memilah informasi yang ada, serta mau memeriksakan diri secara rutin ke layanan kesehatan terpercaya. Elizabet Taylor pernah berkata, “It is bad enough that people are dying of AIDS, but no one should die of ignorance“. Yuk, hilangkan diskriminasi di antara kita dan menuju 2030 yang sejahtera!

Selasa, 01 November 2022

  • Beranda
  • Informasi & Layanan Publik

    • Whistleblowing System
    • Pengaduan Masyarakat

    • Tanda Kehormatan
      • PPID & Informasi Publik
        • Kerjasama Teknik Luar Negeri
          • Administrasi Pejabat Pemerintahan
            • Keprotokolan
            • Lembaga Non Struktural
              • Administrasi Pejabat Negara

              • Tentang Kami

                • Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja

                  • LHKPN
                    • Profil
                      • Publikasi
                        • Pengadaan Barang & Jasa
                          • Istana Kepresidenan
                          • Produk Hukum
                          • Berita & Artikel

                            • Berita Foto
                            • Berita Kemensetneg
                            • Berita Presiden & Pemerintah
                            • Pidato Presiden
                            • Berita Wakil Presiden
                            • Artikel
                            • Serba Serbi
                            • Siaran Pers Kemensetneg
                            • Galeri Foto
                            • Infografis
                            • Galeri Video

                          • "Hari Ini Kita Tahu Kita Bisa Kalahkan AIDS"

                            Senin, 10 Agustus 2009
                            Di baca 718 kali

                            Badung: Di panggung terbuka Kompleks Taman Garuda Wisnu Kencana, Bali, hari Minggu (9/8) malam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka The 9th International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP). Dalam acara tersebut, Presiden SBY yang hadir didampingi Ibu Negara menerima plakat penghargaan dari Masyarakat Peduli AIDS Indonesia atas komitmen kepemimpinan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.

                            Dalam sambutannya Presiden SBY mengatakan bahwa hari ini masyarakat kita tahu lebih banyak tentang virus HIV. Tahu apa itu dan bagaimana virus itu bisa menjangkit. "Kita tahu bagaimana cara untuk melambatkan penyebaran virus itu. Dan yang terpenting, kita tahu kita bisa mengalahkan AIDS. Ini bukan lagi mengenai pertanyaan 'kalau', tapi kapan dan bagaimana," seru SBY. "Sekjen PBB Ban Ki-moon dengan tepat menunjukkan bahwa AIDS adalah salah satu dari wabah paling menghancurkan dalam sejarah. Seperti usaha-usaha yang lainnya, perjuangan melawan AIDS membutuhkan proses konstan percobaan dan kegagalan," lanjutnya.

                            Beberapa pelajaran yang penting bagi respon yang sukses dalam menanggulangi AIDS menurut SBY, yang pertama adalah kepemimpinan. "Cara terbaik untuk mencegah penyebaran AIDS adalah kebijakan intersektoral. Kebijakan-kebijakan itu tidak datang dengan sendirinya, mereka hanya datang dengan cara kepemimpinan. Tanpa kepemimpinan, perjuangan melawan AIDS menjadi sporadis, reaktif, tanpa fokus, kurang sumber-sumber daya dan akan kehilangan tenaga. Itulah mengapa di tahun 2006 saya mendirikan Komisi Nasional Penanggulangan AIDS yang bekerja secara otonomi dan melaporkan langsung kepada saya," jelas SBY.

                            "Kedua, pentingnya keikutsertaan komunitas. Pemerintah sendirian tidak bisa menangani masalah AIDS, karena ini adalah virus yang tertanam sangat dalam pada kehidupan masyarakat. Masyarakat dapat menyediakan perlindungan sosial dengan menyebarkan kesadaran dengan mempromosikan strategi pencegahan, mempromosikan perawatan dengan penuh perhatian kepada pengidap HIV dan dengan bermitra dengan pemerintah," jelas SBY.

                            Presiden sangat senang melihat begitu banyak forum komunitas yang ikut serta dalam konferensi ini. "Sejauh ini dikatakan bahwa konferensi ini adalah partisipasi forum komunitas terbesar di dunia internasional. Inilah yang seharusnya terjadi dan kita harus terus melangkah kedepan," kata SBY. "Elemen ketiga adalah pentingnya kerjasama regional dan internasional. Ini penting karena tiap negara memiliki kapasitas dan sumber daya yang berbeda untuk menghadapi AIDS. Beberapa negara seperti Afrika mempunyai tingkat infeksi yang tinggi dengan minim sumber daya untuk mengatasi itu," tambahnya.

                            Keempat adalah pentingnya usaha berlanjut dan investasi besar pada usaha untuk menemukan vaksin atau penyembuhan, yang sekarang masih tetap sulit. "Ya, kita telah membuat kemajuan yang baik untuk melambatkan penyebaran AIDS. Tetapi selama kita tidak mempunyai vaksin atau penyembuhannya, kita tidak akan pernah menang secara penuh melawan AIDS. Keduanya, pemerintah dan pihak swasta harus bekerjasama untuk melakukan penelitian AIDS," ujar SBY.

                            "Saya senang bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, total sumber AIDS tahunan telah meningkat menjadi lebih dari 30 kelipatan, menjadi 10 milyar dollar Amerika. Uang tersebut harus dipergunakan untuk mendanai penelitian dan pengembangan. Ini adalah pertarungan yang intens. Tetapi siapapun yang memenangkan pertarungan untuk menemukan vaksin dan pengobatan, kita semua menang juga. Empat elemen ini terikat bersama oleh ancaman bersama: membangun kemitraan, bekerjasama dan berbagi sumber daya," kata SBY.

                            Di hadapan lebih kurang 3000 undangan, Ibu Ani sebagai duta AIDS Indonesia kemudian menyampaikan deklarasi AIDS Ambassador and Champions for Asia and the Pacific. Hadir Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkes Siti Fadillah Supari, Mendagri Mardiyanto, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Ketua Kongres The 9th ICAAP Zubairi Djoerban, dan President of AIDS Society in Asia and the Pacific Myun-Hwan Cho.

                            Sumber:
                            http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/08/09/4562.html

                            Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?

                            ARSIP BERITA

                            Apakah kasus HIV di Indonesia tinggi?

                            Walau angkanya fluktuatif dalam 10 tahun terakhir, jumlah kasus HIV lebih cenderung naik, sementara jumlah AIDS cenderung turun sedikit. Menurut data Kementerian Kesehatan, pada 2019 di Indonesia ada sekitar 50 ribu kasus HIV, kasus tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.

                            Mengapa HIV tinggi di Papua?

                            Hubungan Seks Jadi Penyebab Penularan Tertinggi Vanda merinci, hubungan seks merupakan penyebab paling tinggi penularan HIV di Papua, dibanding penggunaan jarum suntik dan transfusi darah. Penularan di lingkup keluarga juga cukup dominan, meski tidak bisa diabaikan juga faktor hubungan seks di luar pernikahan.

                            Kapan HIV ada di Indonesia?

                            Sejak kasus HIV pertama kali ditemukan di Bali pada tahun 1987 ,jumlah kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan kasus HIV baru pada tahun 1987 sampai dengan 1998 masih di bawah 100 kasus. Selanjutnya, kasus HIV baru terus meningkat menjadi di atas I 00 kasus sejak tahun 1999.

                            Negara apakah yang memiliki pengidap HIV terbanyak?

                            Berdasarkan angka absolut, negara-negara dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbesar adalah Afrika Selatan (7.1 juta), Nigeria (3.2 juta) dan India (2.1 juta) (berdasarkan data akhir tahun 2016).

                            Semua grafik interaktif kami di HIV / AIDS

                            HIV/AIDS adalah salah satu penyakit menular paling fatal di dunia

                            Hampir 1 juta orang meninggal karena HIV/AIDS setiap tahun; Di beberapa negara itu adalah penyebab utama kematian

                            HIV/AIDS adalah salah satu penyakit menular paling fatal di dunia-terutama di seluruh Afrika sub-Sahara, di mana penyakit ini memiliki dampak besar pada hasil kesehatan dan harapan hidup dalam beberapa dekade terakhir.

                            Global Burden of Disease adalah studi global utama tentang penyebab kematian dan penyakit yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet.1 Perkiraan jumlah kematian tahunan yang ditunjukkan di sini. Bagan ini ditampilkan untuk total global, tetapi dapat dieksplorasi untuk negara atau wilayah mana pun menggunakan sakelar "perubahan negara".

                            Dalam bagan kita melihat bahwa, secara global, itu adalah penyakit menular paling fatal kedua.

                            Menurut studi Global Burden of Disease, hampir satu juta (954.000) orang meninggal karena HIV/AIDS pada 2017. Untuk memasukkan ini ke dalam konteks: ini hanya lebih dari 50% lebih tinggi dari jumlah kematian akibat malaria pada 2017.

                            Ini adalah salah satu pembunuh terbesar secara global; Tetapi untuk beberapa negara-terutama di seluruh Afrika sub-Sahara, itu adalah penyebab utama kematian. Jika kita melihat kerusakan untuk Afrika Selatan, Botswana atau Mozambik - yang dapat Anda lakukan di grafik interaktif - kita melihat bahwa HIV/AIDS berada di puncak daftar. Untuk negara-negara di Afrika sub-Sahara selatan, kematian akibat HIV/AIDS lebih dari 50% lebih tinggi daripada kematian akibat penyakit jantung, dan lebih dari dua kali lipat dari kematian kanker.

                            Distribusi Global Kematian akibat HIV/AIDS

                            Di beberapa negara HIV/AIDS adalah penyebab lebih dari seperempat dari semua kematian

                            Secara global, 1,5% kematian disebabkan oleh HIV/AIDS pada tahun 2019.

                            Bagian ini tinggi, tetapi menutupi variasi luas dalam korban HIV/AIDS di seluruh dunia. Di beberapa negara, bagian ini jauh lebih tinggi.

                            Dalam peta interaktif kita melihat bagian kematian yang dihasilkan dari HIV/AIDS di seluruh dunia. Di sebagian besar wilayah, bagiannya rendah: di seluruh Eropa, misalnya, itu menyumbang kurang dari 0,1% dari kematian.

                            Tetapi di beberapa negara-berfokus terutama di Afrika sub-Sahara selatan-bagiannya sangat tinggi. Lebih dari 1-dalam-4 kematian (28%) di Afrika Selatan disebabkan oleh HIV/AIDS pada tahun 2019. Bagian ini juga sangat tinggi di Botswana (27%); Mozambik (25%); Namibia (20%); Zambia (18%); Kenya (17%); dan Kongo (12%).

                            Tingkat kematian tinggi di seluruh Sub-Sahara Afrika

                            Beban kesehatan besar HIV/AIDS di seluruh Afrika sub-Sahara juga tercermin dalam tingkat kematian. Tingkat kematian mengukur jumlah kematian akibat HIV/AIDS per 100.000 orang di suatu negara atau wilayah.

                            Dalam peta interaktif kita melihat distribusi tingkat kematian di seluruh dunia. Sebagian besar negara memiliki tingkat kurang dari 10 kematian per 100.000 - seringkali jauh lebih rendah, di bawah 5 per 100.000. Di seluruh Eropa tingkat kematian kurang dari satu per 100.000.

                            Di seluruh Afrika Sub-Sahara, tarifnya jauh lebih tinggi. Sebagian besar negara di selatan kawasan memiliki tingkat lebih dari 100 per 100.000. Di Afrika Selatan dan Mozambik, lebih dari 200 per 100.000.

                            Tingkat kematian tertinggi untuk orang dewasa dan anak -anak yang lebih muda di bawah lima tahun

                            Kelompok populasi mana yang paling berisiko dari HIV/AIDS?

                            Dalam bagan kami menunjukkan tingkat kematian berdasarkan kelompok umur. Di sini kita melihat bahwa kelompok yang paling berisiko berusia 15 hingga 49 tahun - biasanya orang dewasa yang lebih muda. Karena HIV terutama merupakan infeksi yang ditransmisikan secara seksual, di mana seks yang tidak aman adalah faktor risiko utama, inilah yang kami harapkan.

                            Tetapi kita juga melihat bahwa tingkat kematian lebih tinggi untuk anak kecil di bawah lima tahun. Ini karena HIV dapat ditularkan dari ibu-ke-anak jika ibu terinfeksi.

                            Apakah dunia membuat kemajuan dalam perjuangannya melawan HIV/AIDS?

                            1990 -an melihat peningkatan substansial dalam jumlah orang yang terinfeksi HIV dan sekarat AIDS.

                            Antara 1996 dan 2001 lebih dari 3 juta orang terinfeksi HIV setiap tahun. Sejak itu jumlah infeksi baru mulai menurun dan pada 2019 dikurangi menjadi di bawah 2 juta. Jumlah infeksi baru terendah sejak 1990.

                            Jumlah kematian terkait AIDS meningkat sepanjang 1990-an dan mencapai puncaknya pada tahun 2004, 2005 ketika dalam kedua tahun hampir 2 juta orang tewas. Sejak itu jumlah kematian tahunan dari AIDS juga menurun dan sejak berkurang dua. 2016 adalah tahun pertama sejak puncak di mana kurang dari 1 juta orang meninggal karena AIDS.

                            Bagan ini juga menunjukkan peningkatan berkelanjutan dalam jumlah orang yang hidup dengan HIV. Tingkat peningkatan telah melambat dibandingkan dengan tahun 1990 -an, tetapi jumlah absolut adalah yang tertinggi dengan lebih dari 36 juta orang secara global hidup dengan HIV.

                            Bagaimana kematian akibat HIV/AIDS berubah seiring waktu?

                            Kematian global akibat HIV/AIDS setengah dalam satu dekade

                            Dunia telah membuat kemajuan yang signifikan terhadap HIV/AIDS. Kematian global dari AIDS telah berkurang separuh selama dekade terakhir.

                            Dalam visualisasi kita melihat jumlah kematian global dari HIV/AIDS dalam beberapa dekade terakhir - ini ditunjukkan oleh kelompok umur. Pada awal 2000 -an - 2004 hingga 2005 - kematian global mencapai puncaknya hampir 2 juta per tahun.

                            Didorong sebagian besar oleh pengembangan dan ketersediaan terapi antiretroviral (ART), kematian global telah berkurang separuh sejak saat itu. Pada 2017, hanya di bawah satu juta orang meninggal karena penyakit ini.

                            Anda dapat mengeksplorasi perubahan ini untuk negara atau wilayah mana pun menggunakan "perubahan negara" pada grafik interaktif.

                            HIV/AIDS pernah menyumbang lebih dari 1-dalam-3 kematian di beberapa negara, tetapi tarif sekarang turun

                            Kemajuan global pada HIV/AIDS telah didorong oleh perbaikan besar di negara -negara yang paling dipengaruhi oleh epidemi HIV.

                            Saat ini bagian kematian tetap tinggi: lebih dari 1-dalam-4 kematian di beberapa negara disebabkan oleh HIV/AIDS. Tetapi di masa lalu bagian ini bahkan lebih tinggi.

                            Dalam visualisasi kita melihat perubahan dalam bagian kematian akibat HIV/AIDS dari waktu ke waktu. Dari tahun 1990-an hingga awal 2000-an, itu adalah penyebab lebih dari 1-dalam-3 kematian di beberapa negara. Di Zimbabwe, ia menyumbang lebih dari setengah kematian tahunan pada akhir 1990 -an.

                            Kita melihat bahwa selama dekade terakhir bagian ini telah jatuh karena pengobatan antiretoviral telah menjadi lebih banyak tersedia.

                            HIV/AIDS memiliki dampak besar pada harapan hidup di seluruh Afrika sub-Sahara

                            Beban kesehatan dan kematian HIV/AIDS di seluruh Afrika sub-Sahara sangat besar: kita melihat ini ketika kita melihat bagian kematian yang disebabkan oleh penyakit.

                            Kami melihat dampak pada kesehatan yang tercermin dalam tren dalam harapan hidup. Dalam visualisasi kami menunjukkan perubahan dalam harapan hidup di seluruh negara tertentu di Afrika sub-Sahara yang HIV/AIDS memiliki korban terbesar.

                            Kami melihat penurunan dramatis dalam harapan hidup sekitar tahun 1990 - yang bertepatan dengan kebangkitan HIV. Di Botswana, harapan hidup turun satu dekade; Di Eswatini turun dua dekade. Sejak awal 2000 -an - karena kemajuan telah dibuat pada penanganan HIV - kita melihat bahwa harapan hidup telah meningkat lagi.

                            Tetapi harapan hidup baru sekarang mendekati level sebelum epidemi HIV.

                            Prevalensi total populasi

                            Anda dapat menjelajahi jumlah total orang yang hidup dengan HIV/AIDS di seluruh dunia di sini.here.

                            Jumlah infeksi baru setiap tahun

                            Prevalensi berdasarkan jenis kelamin

                            Apakah HIV/AIDS lebih umum pada pria atau wanita?

                            Ada perbedaan dalam prevalensi HIV dan tingkat kematian dari AIDS antara pria dan wanita. Bagan menunjukkan bagian wanita dalam populasi yang hidup dengan HIV.

                            Seperti yang kita lihat, prevalensi HIV cenderung lebih tinggi pada wanita di seluruh Afrika sub-Sahara, meskipun lebih tinggi pada pria di sebagian besar wilayah lain. Tren dalam kematian terkait AIDS menunjukkan kebalikannya: lebih banyak pria cenderung meninggal karena AIDS setiap tahun daripada wanita. Alasan perbedaan dalam prevalensi dan tingkat kematian kompleks; Namun, secara umum, di seluruh wanita Afrika sub-Sahara cenderung terinfeksi HIV lebih awal daripada pria dan bertahan lebih lama (menjelaskan prevalensi yang lebih tinggi dan kematian AIDS tahunan yang lebih rendah pada wanita). Ada sejumlah ketidaksetaraan gender dan masalah norma sosial yang menghasilkan prevalensi HIV yang lebih tinggi pada wanita di banyak negara; Wanita berisiko lebih besar ketika mereka memiliki peran terbatas dalam pengambilan keputusan dan perlindungan seksual, tingkat peran pendidikan seksual dan tingkat seks transaksional yang lebih tinggi2.

                            Prevalensi pada anak -anak

                            Anak -anak yang hidup dengan HIV

                            Pada anak-anak dengan HIV, penularan biasanya terjadi dari ibu (ibu-ke-ibu-anak; MTCT) baik selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui. Bagan menunjukkan jumlah total anak berusia 14 tahun dan di bawah yang hidup dengan HIV. Secara global jumlah anak yang hidup dengan HIV memuncak pada tahun 2005 sekitar 2,1 juta. Ini sejak itu menurun menjadi 1,8 juta pada tahun 2017.

                            Infeksi HIV baru anak -anak

                            Peta menunjukkan jumlah total anak yang baru terinfeksi HIV setiap tahun. Secara global & nbsp; - dengan tren yang sama di tingkat nasional & nbsp; - jumlah infeksi baru pada anak -anak memuncak sekitar awal 2000 -an (secara global pada 420.000 infeksi baru per tahun) diikuti oleh penurunan cepat selama dekade terakhir. Pada 2017 diperkirakan 180.000 anak baru terinfeksi HIV.

                            Anak -anak yatim dari AIDS

                            Anak -anak 'yatim' didefinisikan sebagai mereka yang kehilangan salah satu atau kedua orang tua dari AIDS. Ini tidak selalu menyiratkan bahwa anak-anak yatim dengan AIDS memiliki HIV sendiri (meskipun dalam beberapa kasus HIV telah ditularkan dari ibu ke anak). Bagan menunjukkan jumlah anak -anak (berusia 17 tahun ke bawah) yatim piatu dari kematian AIDS.

                            TBC di antara orang yang hidup dengan HIV

                            Tuberkulosis (TB) adalah infeksi oportunistik terkait HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan merupakan penyebab utama kematian secara global di antara orang yang hidup dengan HIV. Kematian akibat tuberkulosis masih tinggi di antara orang yang hidup dengan HIV, namun jumlah kematiannya berkurang. Sebagian besar kematian global karena TB di antara mereka yang memiliki HIV berasal dari kasus di Afrika sub-Sahara.

                            Dalam grafik di sini kita melihat jumlah pasien TBC (TB) yang dites positif untuk HIV; jumlah yang menerima terapi antiretroviral (ART); dan jumlah kematian terkait TB di antara mereka yang hidup dengan HIV.

                            Perawatan Anti-Retroviral (ART)

                            Beberapa dekade yang lalu, peluang bertahan lebih dari sepuluh tahun dengan HIV ramping. Hari ini, berkat terapi antiretroviral (ART), orang -orang dengan HIV/AIDS dapat berharap untuk hidup lama. & NBSP;

                            ART adalah campuran obat antivirus yang digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV). Seni adalah pemain penting dalam membuat kemajuan melawan HIV/AIDS karena menyelamatkan nyawa, memungkinkan orang dengan HIV untuk hidup lebih lama, dan mencegah infeksi HIV baru. & NBSP;

                            Jutaan nyawa diselamatkan oleh seni

                            Sejak versi seni pertama diperkenalkan pada akhir 1980 -an, perawatan telah menyelamatkan jutaan nyawa.

                            Bagan di sini menunjukkan jumlah kematian tahunan dari HIV/AIDS, dan jumlah kematian yang dihindari sebagai akibat dari Art. & Nbsp;

                            Secara global, 1 juta orang meninggal karena HIV/AIDS pada tahun 2016; Tetapi bahkan lebih banyak kematian - 1,2 juta - dihindari sebagai akibat dari seni. Tanpa seni, lebih dari dua kali lebih banyak orang akan meninggal karena HIV/AIDS. & NBSP;

                            Orang yang menggunakan seni hidup lebih lama

                            Seni tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga memberikan kesempatan bagi orang yang hidup dengan HIV/AIDS untuk hidup panjang. Tanpa seni sangat sedikit orang yang terinfeksi bertahan hidup lebih dari sepuluh tahun.3

                            Hari ini, A & nbsp; Orang yang tinggal di negara berpenghasilan tinggi yang memulai seni di usia dua puluhan dapat hidup selama 46 tahun-yang hingga 60.4 mereka

                            Sementara harapan hidup orang yang hidup dengan HIV/AIDS di negara-negara berpenghasilan tinggi masih belum mencapai harapan hidup populasi umum, kita semakin dekat dengan tujuan ini.5 & nbsp;

                            Kombinasi obat antiretroviral yang make-up art semakin meningkat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa seseorang yang memulai seni pada akhir 1990 -an diharapkan hidup sepuluh tahun lebih sedikit daripada orang yang memulai seni pada tahun 2008.6 Peningkatan ini melampaui peningkatan umum dalam harapan hidup pada periode itu dan mencerminkan peningkatan dalam seni - lebih sedikit Efek samping, lebih banyak orang yang mengikuti perawatan yang ditentukan, dan lebih banyak dukungan untuk orang yang membutuhkan seni.

                            Seni mencegah infeksi HIV baru

                            Ada banyak bukti untuk menunjukkan bahwa orang yang menggunakan seni cenderung menularkan HIV ke orang lain.7 Seni mengurangi jumlah partikel virus yang ada pada individu HIV-positif dan oleh karena itu, kemungkinan melewati virus ke orang lain berkurang. & nbsp;

                            Pada tahun 2011, Journal Science menamai sebuah penelitian yang menemukan bahwa seni mengurangi risiko penularan HIV antara pasangan sebesar 96% sebagai "terobosan tahun ini" .8 Banyak penelitian lain sekarang telah menunjukkan temuan serupa, dengan berbagai pengurangan transmisi disebabkan oleh seni tergantung pada lokasi dan kelompok yang dipelajari.9 Sebuah studi dari British Columbia, misalnya, menunjukkan bahwa dengan setiap peningkatan 10% dalam cakupan seni ada penurunan 8% dalam diagnosis baru HIV.10

                            Kita perlu meningkatkan liputan seni

                            Jumlah orang yang menerima ART telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di negara -negara Afrika di mana prevalensi HIV/AIDS adalah yang tertinggi. Anda dapat melihat ini di peta. Pada tahun 2005 hanya 2 juta orang yang menerima ART; Pada 2018 angka ini telah meningkat lebih dari sepuluh kali lipat menjadi 23 juta.11

                            Tapi tetap saja, 23 juta hanya 61% dari individu HIV-positif. Ini berarti bahwa 14,6 juta orang yang dapat mengambil manfaat dari perlakuan yang menyelamatkan jiwa saat ini tidak. & Nbsp;

                            Untuk meningkatkan cakupan seni, pertama -tama kita perlu meningkatkan akses ke pengujian status HIV. Pada tahun 2018, 79% orang yang hidup dengan HIV tahu status mereka. Ini berarti 1-in-5 orang yang hidup dengan HIV tidak sadar.12 dan kesadaran juga tidak cukup. Di Afrika Sub-Sahara di antara orang-orang yang HIV positif hanya 57% melanjutkan untuk menyelesaikan penilaian pra-perawatan yang diperlukan.13 dan dari mereka yang harus memulai Art hanya 66% Do.14

                            Stigmatisasi orang yang memiliki HIV/AIDS juga menyebabkan penurunan keterlibatan dengan perawatan, perawatan, dan layanan pencegahan.15

                            Pencegahan transmisi ibu-ke-anak (PMTCT)

                            Mengingat bahwa sebagian besar kasus AIDS pada anak-anak disebabkan oleh penularan virus dari ibu ke anak selama kehamilan, menghentikan penularan ibu-ke-anak adalah kunci untuk mencegah anak-anak yang baru terinfeksi HIV.

                            Peluang ibu positif HIV mentransmisikan virus ke anak adalah antara 15% dan 45%. Pencegahan yang efektif layanan penularan ibu-ke-anak (PMTCT) dapat mengurangi kemungkinan penularan virus menjadi bayi baru lahir menjadi 5%.16

                            Layanan PMTCT meliputi langkah -langkah pencegahan seperti menyediakan terapi antivirus untuk ibu dan bayi baru lahir, praktik menyusui yang benar, dan pengujian anak usia dini untuk infeksi HIV.

                            Visualisasi menunjukkan jumlah infeksi anak yang dihindari dari liputan seni pada ibu.

                            Anda dapat mengeksplorasi jumlah infeksi HIV baru yang dicegah dari PMTCT sebagai akibat dari terapi antiretroviral di seluruh dunia, di sini.here.

                            Liputan seni pada wanita hamil

                            Dalam peta ini kita melihat bagian wanita hamil yang terinfeksi HIV yang menerima terapi antiretroviral-intervensi vital untuk mencegah penularan dari ibu ke anak.

                            Seks yang aman

                            Seks yang tidak aman adalah faktor risiko utama kematian di Afrika sub-Sahara

                            Mayoritas infeksi HIV ditularkan melalui aktivitas seksual.

                            Penularan seksual dapat dicegah melalui penggunaan kondom (baik dalam hubungan heteroseksual dan homoseksual). Dalam grafik di sini kita melihat prevalensi penggunaan kondom, terutama dalam kasus 'seks berisiko tinggi', yaitu dengan pasangan seksual non-nikah yang tidak bersuara.

                            Pendidikan tentang HIV/AIDS

                            Pendanaan untuk mendukung upaya melawan HIV/AIDS

                            Anda dapat menjelajahi rincian sumber daya pendanaan berdasarkan sumber, untuk setiap negara, di sini.here.

                            Pendanaan di masa depan perlu memenuhi target HIV

                            Peningkatan dana diperlukan untuk memenuhi target HIV global pada tahun 2030

                            Terminologi dan Definisi

                            Terminologi dan definisi berikut bersumber dari organisasi UNAIDS.17

                            HIV: Human immunodeficiency virus. & NBSP; HIV adalah virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang pada akhirnya mengarah ke AIDS.: Human Immunodeficiency Virus. HIV is a virus that weakens the immune system, ultimately leading to AIDS.

                            AIDS: & NBSP; Acquired Immunodeficiency Syndrome.: acquired immunodeficiency syndrome.

                            Obat -obatan/ antiretroviral antiretroviral (ARV)/ terapi antiretroviral (ART)/ pengobatan HIV: “Terapi antiretroviral sangat aktif dalam menekan replikasi virus, mengurangi jumlah virus dalam darah menjadi kadar yang tidak terdeteksi dan memperlambat perkembangan penyakit HIV. Regimen terapi antiretroviral yang biasa menggabungkan tiga atau lebih obat yang berbeda, seperti dua inhibitor reverse transcriptase (NRTI) dan inhibitor protease, dua inhibitor transkriptase analog nukleosida dan inhibitor reverse transcriptase non-nukleosida (NNRTI), atau kombinasi non-nukleosida.: “Antiretroviral therapy is highly active in suppressing viral replication, reducing the amount of the virus in the blood to undetectable levels and slowing the progress of HIV disease. The usual antiretroviral therapy regimen combines three or more different medicines, such as two nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI) and a protease inhibitor, two nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitors and a non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI), or other combinations.

                            Baru -baru ini, inhibitor masuk dan inhibitor integrase telah bergabung dengan berbagai pilihan pengobatan. Rejimen suboptimal adalah monoterapi dan terapi ganda. Istilah terapi antiretroviral yang sangat aktif umumnya digunakan setelah demonstrasi respons virologis dan klinis yang sangat baik terhadap kombinasi tiga (atau lebih) obat antiretroviral. Namun, sangat aktif tidak diperlukan sebagai kualifikasi, dan istilah ini tidak lagi digunakan.

                            ARV mengacu pada obat -obatan antiretroviral. Itu hanya boleh digunakan saat merujuk pada obat -obatan itu sendiri dan bukan untuk penggunaannya. ”

                            Pencegahan Berbasis ARV: “Pencegahan berbasis ARV meliputi penggunaan oral atau topikal obat-obatan antiretroviral untuk mencegah perolehan HIV pada orang HIV-negatif (seperti penggunaan profilaksis pra-paparan atau profilaksis pasca pajanan) atau untuk mengurangi tersebut Penularan HIV dari orang yang hidup dengan HIV (pengobatan sebagai pencegahan). ”: “ARV-based prevention includes the oral or topical use of antiretroviral medicines to prevent the acquisition of HIV in HIV-negative persons (such as the use of pre-exposure prophylaxis or post-exposure prophylaxis) or to reduce the transmission of HIV from people living with HIV (treatment as prevention).”

                            Epidemi: “Epidemi mengacu pada kondisi penyakit yang mempengaruhi (atau cenderung mempengaruhi) sejumlah besar individu yang tidak proporsional dalam suatu populasi, komunitas atau wilayah pada saat yang sama. Populasi mungkin semua penghuni wilayah geografis tertentu, populasi sekolah atau lembaga serupa atau semua orang dari usia atau jenis kelamin tertentu (seperti anak -anak atau wanita di suatu wilayah). Epidemi dapat dibatasi pada satu lokal (wabah), lebih umum (epidemi) atau menjadi global (pandemi). Penyakit umum yang terjadi pada tingkat yang konstan tetapi relatif tinggi dalam populasi dikatakan endemik. ”: “An epidemic refers to a disease condition affecting (or tending to affect) a disproportionately large number of individuals within a population, community or region at the same time. The population may be all of the inhabitants of a given geographic area, the population of a school or similar institution or everyone of a certain age or sex (such as the children or women of a region). An epidemic may be restricted to one locale (an outbreak), be more general (an epidemic) or be global (a pandemic). Common diseases that occur at a constant but relatively high rate in the population are said to be endemic.”

                            HIV-negatif (seronegatif): “Seseorang yang HIV-negatif (juga dikenal sebagai seronegatif) tidak menunjukkan bukti HIV dalam tes darah (mis. Tidak ada antibodi terhadap HIV). Hasil tes seseorang yang telah memperoleh HIV tetapi berada dalam periode jendela antara paparan HIV dan deteksi antibodi juga akan negatif. ”: “A person who is HIV-negative (also known as seronegative) shows no evidence of HIV in a blood test (e.g. there is an absence of antibodies against HIV). The test result of a person who has acquired HIV but is in the window period between HIV exposure and detection of antibodies also will be negative.”

                            HIV-positif (seropositif): “Seseorang yang HIV-positif (atau seropositif) memiliki antibodi terhadap HIV yang terdeteksi dalam tes darah atau tes eksudat gingiva (umumnya dikenal sebagai tes air liur). Hasil kadang-kadang mungkin positif palsu, terutama pada bayi hingga 18 bulan yang membawa antibodi ibu. ”: “A person who is HIV-positive (or seropositive) has had antibodies against HIV detected in a blood test or gingival exudate test (commonly known as a saliva test). Results may occasionally be false-positive, especially in infants up to 18 months of age who are carrying maternal antibodies.”

                            Insiden: “Insiden HIV dinyatakan sebagai jumlah infeksi HIV baru atas jumlah orang yang rentan terhadap infeksi dalam periode waktu tertentu. Insiden kumulatif dapat dinyatakan sebagai jumlah kasus baru yang timbul dalam periode tertentu dalam populasi tertentu. UNAIDS melaporkan perkiraan jumlah kasus insiden yang terjadi pada tahun lalu di antara orang -orang berusia 15-49 tahun dan 0-14 tahun. ”: “HIV incidence is expressed as the number of new HIV infections over the number of people susceptible to infection in a specified time period. Cumulative incidence may be expressed as the number of new cases arising in a given period in a specified population. UNAIDS reports the estimated number of incident cases that occurred in the past year among people aged 15–49 years and 0–14 years.”

                            Transmisi ibu-ke-anak (MTCT): “MTCT adalah singkatan dari transmisi ibu-ke-anak. PMTCT, singkatan untuk pencegahan penularan ibu-ke-anak, mengacu pada strategi empat cabang untuk menghentikan infeksi HIV baru di antara anak-anak dan menjaga ibu mereka tetap hidup dan keluarga tetap sehat. Keempat cabang adalah: membantu wanita usia reproduksi menghindari HIV (cabang 1); Mengurangi kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana (Prong 2); menyediakan profilaksis obat antiretroviral untuk mencegah penularan HIV selama kehamilan, persalinan dan persalinan, dan menyusui (cabang 3); dan memberikan perawatan, perawatan, dan dukungan untuk ibu dan keluarga mereka (Prong 4).: “MTCT is the abbreviation for mother-to-child transmission. PMTCT, the abbreviation for prevention of mother-to-child transmission, refers to a four-prong strategy for stopping new HIV infections among children and keeping their mothers alive and families healthy. The four prongs are: helping reproductive-age women avoid HIV (prong 1); reducing unmet need for family planning (prong 2); providing antiretroviral medicine prophylaxis to prevent HIV transmission during pregnancy, labour and delivery, and breastfeeding (prong 3); and providing care, treatment and support for mothers and their families (prong 4).

                            PMTCT sering secara keliru digunakan untuk merujuk hanya pada Prong 3— Penyediaan profilaksis obat antiretroviral. Beberapa negara lebih suka menggunakan istilah penularan orang tua-ke-anak atau penularan vertikal sebagai istilah yang lebih inklusif untuk menghindari menstigmatisasi wanita hamil, untuk mengakui peran ayah/pasangan seksual pria dalam menularkan HIV kepada wanita dan untuk mendorong keterlibatan pria dalam HIV pencegahan. Masih negara dan organisasi lain menggunakan istilah penghapusan transmisi ibu-ke-anak (EMTCT). "

                            Prevalensi: “Biasanya diberikan sebagai persentase, prevalensi HIV mengukur proporsi individu dalam populasi yang hidup dengan HIV pada titik waktu tertentu. Prevalensi HIV juga dapat merujuk pada jumlah orang yang hidup dengan HIV. UNAID biasanya melaporkan prevalensi HIV di antara orang berusia 15-49 tahun. ”: “Usually given as a percentage, HIV prevalence quantifies the proportion of individuals in a population who are living with HIV at a specific point in time. HIV prevalence also can refer to the number of people living with HIV. UNAIDS normally reports HIV prevalence among people aged 15–49 years.”

                            TBC (TB): “TBC (TB) adalah infeksi oportunistik terkait HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan merupakan penyebab utama kematian secara global di antara orang yang hidup dengan HIV. Istilah tuberkulosis terkait HIV atau TB terkait HIV harus digunakan, daripada hIV/TB steno, untuk membedakan contoh-contoh tersebut dari tuberkulosis per se.: “Tuberculosis (TB) is the leading HIV-associated opportunistic infection in low- and middle- income countries, and it is a leading cause of death globally among people living with HIV. The term HIV-associated tuberculosis or HIV-associated TB should be used, rather than the shorthand HIV/TB, in order to distinguish such instances from tuberculosis per se.

                            Strategi utama untuk mengurangi beban HIV pada pasien TB adalah tes HIV (untuk orang yang status HIV tidak diketahui) dan penyediaan terapi antiretroviral dan terapi preventif cotrimoxazole (CPT) (untuk orang yang hidup dengan HIV). Kegiatan utama untuk mengurangi TB di antara orang yang hidup dengan HIV adalah skrining rutin untuk TB di antara orang-orang dalam perawatan HIV dan penyediaan terapi pencegahan isoniazid (IPT) dan seni untuk orang HIV-positif tanpa TB aktif yang memenuhi kriteria kelayakan. "

                            Perbandingan Estimasi UNAID dan IHME

                            Sejumlah sumber menerbitkan perkiraan HIV dan AIDS - dua yang paling mapan (yang disajikan dalam entri ini) adalah UNAIDS dan Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME), Global Burden of Disease. Dalam bagan di bawah ini kami menunjukkan hubungan/konsistensi dalam estimasi prevalensi antara kedua sumber ini.

                            Prevalensi HIV

                            Insiden/Kasus HIV Baru

                            Sumber data

                            Program Gabungan Perserikatan Bangsa -Bangsa tentang HIV dan AIDS (UNAIDS)

                            • Data: & nbsp; Data tentang ukuran epidemi dan respons Data on size of epidemic and response
                            • Cakupan Geografis: & NBSP; Global Global
                            • Rentang Waktu: & NBSP; 1990-2014 1990-2014
                            • Tersedia di: online & nbsp; di siniOnline here
                            • Ada juga alat untuk menganalisis data online, dan ada informasi latar belakang tentang data dan penyakit.

                            Organisasi Kesehatan Dunia

                            • Data: & nbsp; Data tentang ukuran epidemi dan respons Data on size of epidemic and response
                            • Cakupan Geografis: & NBSP; Global WHO member nations
                            • Rentang Waktu: & NBSP; 1990-2014 Since c. 2001
                            • Tersedia di: online & nbsp; di siniThe WHO publishes data here.

                            Ada juga alat untuk menganalisis data online, dan ada informasi latar belakang tentang data dan penyakit.

                            • Organisasi Kesehatan Dunia Death rates & absolute number of deaths from HIV/AIDS
                            • Cakupan Geografis: & NBSP; Bangsa Anggota WHOGlobal, across all regions and countries
                            • Rentang waktu: & nbsp; sejak c. 2001Available from 1990 onwards
                            • Tersedia di: & nbsp; WHO menerbitkan data & nbsp; di sini.Online here

                            Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME), Global Burden of Disease (GBD)

                            • Data: Tingkat Kematian & Jumlah Kematian Mutlak dari HIV/AIDS HIV/AIDS prevalence and mortality
                            • Cakupan Geografis: & NBSP; Global Global
                            • Rentang Waktu: & NBSP; 1990-2014 Mostly 1990-2011, but some data goes back as far as 1980
                            • Tersedia di: online & nbsp; di siniHere are data on the share of adults with AIDS.
                            • Ada juga alat untuk menganalisis data online, dan ada informasi latar belakang tentang data dan penyakit.

                            Organisasi Kesehatan Dunia

                            • Cakupan Geografis: & NBSP; Bangsa Anggota WHO Survey data
                            • Cakupan Geografis: & NBSP; Global Global
                            • Rentang Waktu: & NBSP; 1990-2014 Since the 1980s for some countries
                            • Tersedia di: online & nbsp; di siniOnline here

                            Ada juga alat untuk menganalisis data online, dan ada informasi latar belakang tentang data dan penyakit.

                            • Organisasi Kesehatan Dunia Data on prevalence and incidence
                            • Cakupan Geografis: & NBSP; Global Global
                            • Rentang waktu: & nbsp; sejak 1980 -an untuk beberapa negara Since 1980s for some countries
                            • Tersedia di: & nbsp; online di siniOnline here