Teks yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat mendengar mencium dan merasakan apa yang dilukiskan tersebut teks?

Teks yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat mendengar mencium dan merasakan apa yang dilukiskan tersebut teks?
Pengertian Paragraf Deskripsi lengkap 

 dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sering mendengar orang menyebutkan atau mengucapkan, bahkan membaca di surat kabar di majalah hiburan, di internet, dan di buku-buku, perkataan paragraf deskripsi atau alinea deskriptif. Tidak hanya yang tertulis, tetapi juga diucapkan dalam berbagai pertemuan, seperti tatap muka di kelas, rapat, diskusi, seminar, dan lokakarya. Misalnya, seorang guru di depan kelas mengucapkan: "Anak- anak. coba perhatikan paragraf deskripsi wacana berikut". Namun, setelah mendengar atau membaca perkataan paragraf deskripsi itu, lalu apakah Saudara sudah memahami atau mengerti akan arti dan fungsi paragraf deskripsi? Padahal, ketika kita menulis surat, menulis laporan, menulis makalah atau kertas kerja, ataupun menulis wacana yang lain, tentu suatu saat menggunakan paragraf deskripsi

Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal Dari segi istilah deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Karangan jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tenteram. dan masyarakatnya yang saling menolong, atau suasana di jalan raya, tentang hiruk-pikuknya lalu lintas dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Perlu Anda paham, sesuatu yang dapat dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang kita lihat dan kita dengar saja, tetapi juga yang dapat kita rasa dan kita pikir, seperti rasa takut, cemas, tegang, jik, haru, dan kasih sayang. Begitu pula suasana yang timbul dari suatu peristiwa seperti suasana mencekam. putus asa, kemesraan, dan keromantisan panorama pantai Singkatnya, karangan deskripsi merupakan karangan yang kita susun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca (Supamo, 2001-43),

Dalam bahasa yang agak berbeda dijelaskan bahwa paragraf deskripsi adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskripsi juga disebut paragraf yang melukiskan atau memerikan suatu hal atau masalah dengan serinci-rincinya atau sejelas-jelasnya. Arifin (2008:131) menyatakan bahwa paragraf deskripsi ini melukiskan apa yang dilihat di depan mata yang berkaitan dengan ruang dan waktu. Jadi, paragraf deskripsi bersifat tata ruang atau tata letak dan juga waktu. Pembicaraannya dapat berurutan dari paling bawah hingga ke paling atas dari paling atas hingga paling bawah, dari depan ke belakang, dari belakang ke depan, dari samping kiri ke kanan, dan seterusnya. Dengan kata lain, paragraf deskripsi berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra, terutama penglihatan. Untuk lebih jelasnya simak kutipan berikut ini.

Contoh 1

Wanagalih adalah sebuah ibukota kabupaten. Meskipun kota itu suatu ibukota lama yang hadir sejak pertengahan abad ke-19. kota itu tampak kecil dan begitu begitu saja. Seakan-akan usianya yang tua itu tidak memberinya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Tentu, pohon pohon asam yang besar dan rindang yang berderet sepanjang jalan raya yang membelah kota itu, yang saya kenal dengan sangat akrab pada masa kecil saya, telah tidak ada lagi dan diganti dengan pohon akasia yang tampak lebih ramping. Tentu, pasar di pusat kota itu telah digincu dengan sederetan kios-kios yang melingkar pasar sehingga dari luar tampak seperti pusat pertokoan kecil gaya baru. Akan tetapi. di balik kios dan toko itu, di pasar, orang masih menjual barang-barang yang sejak dulu hadir di situ dan yang saya kenal dengan akrab juga sejak masa kecil saya. Celana kolor komprang hitam dari kain kastup. celana terpercaya dari para petani, digantung berderet berdampingan dengan kutang kutang perempuan berwarna jambon, putih, dan hitam. Sabuk otok atau ikat pinggang besar dengan dompet di sebelah kiri dan kanan gesper, ikat pinggang terpercaya dari para petani bila pergi belanja ke pasar. Cemeti dan caping. Kemudian sayur-sayuran, nangka. nangka muda, ayam, dan bebek. Kemudian sederet penjual makanan, jajan, dan minuman. Nasi pecel, wedang cemoe, tepo atau tahu ketupat, dan segala macam jajanan pasar. Bau pasar itu masih sama juga. Sengak, kecut, busuk, dan kecing. Tentu, di pinggir kota sebelah selatan, sekarang ada sebuah terminal bus yang cukup besar yang menampung bus-bus dari Solo dan Yogya, dari Madiun dan Surabaya, bahkan dari Denpasar, yang siang malam nyaris tanpa hentinya keluar masuk terminal itu. Tentu, di daerah pemukiman di dalam kota, kita melihat di sana sini rumah-rumah dengan arsitektur gaya baru dari tembok. Akan tetapi, rumah-rumah penduduk dengan gaya lama masih tampak juga dalam jumlah cukup banyak. Rumah dari papan yang sekarang tampak agak melesak ke bawah ditarik oleh tanah Wanagalih yang hitam dan pecah-pecah, di sana-sini berbongkah-bongkah. Konon karena sifat tanah yang begitulah pemerintah kolonial dulu melarang membangun gedung tembok. Tanah Wanagalih yang ganas itu akan segara menghancurkannya. Rumah papan akhirnya memang akan melesak juga ke bawah, tetapi setidaknya akan secara pelan-pelan dari tahun ke tahun. Meski ada pertimbangan begitu, sekarang orang semakin banyak juga yang membangun rumah mereka dengan tembok....

(Umar Kayam, 2008:1-2, Para Priyayi: Sebuah Novel)

contoh paragraf deskripsi di atas diambil dari novel Para Priyayi karya Umar Kayam (Cetakan XII, Februari 2008, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta). Contoh 1 paragraf deskripsi yang kami petik ini terdiri atas beberapa kalimat, lebih dari 21 kalimat. Semua kalimat membicarakan satu persoalan pokok, yaitu tentang deskripsi ibukota kabupaten yang bernama Wanagalih. Oleh karena itu, paragraf deskripsi itu mempunyai satu topik pembicaraan tentang tempat yang bernama "Wanagalih" yang dijelaskan secara rinci oleh penulisnya melalui laporan pandangan mata yang berkaitan dengan ruang dan waktu, yaitu kota Wanagalih sudah hadir sejak pertengahan abad ke-19. kota kecil yang begitu begitu saja, tidak banyak ada perubahan, pohon-pohon asam di jalan raya Wanagalih diganti dengan pohon akasia yang lebih tampak ramping, pasar di pusat kota dihias dengan kios kios dan toko-toko kecil gaya baru, sementara di dalam pasarnya masih sama keadaannya seperti dahulu ketika penulis masih anak-anak, kemajuan kota yang terletak antara Solo dan Madiun itu di pinggiran kota sebelah selatannya telah dibangun sebuah terminal bus, yang ramai hilir mudik sepanjang harinya, dan di permukiman kota sudah banyak dibangun rumah dan gedung yang bertembok, meskipun masih ada rumah-rumah yang terbuat dari papan Rincian-rincian yang sekecil-kecilnya itulah yang membuat paragraf ini lebih jelas dipahami oleh pembaca tentang keadaan sebuah tempat bernama Wanagalih

sumber: Keterampilan Menulis, M. Yunus dkk., 2013, universitas terbuka hal. 5.4

Bagikan Artikel

paket-wisatabromo.com-Masih mempelajari teks deskripisi? Kalian kesulitan membuat majas personifikasi dalam teks deskripsi? Iya, majas personifikasi itu memang menjadi salah satu ciri bahasa dalam teks deskripsi? Kali ini akan dibahas mengenai majas personifikasi dalam Teks Deskripsi.

Salah satu unsur kebahasaan dalam teks deskripsi adalah majas personifikasi. Majas personifikasi dalam teks deskripsi digunakan untuk memberikan efek dan suasana tertentu berdasarkan susunan kata-kata indah sesuai yang diinginkan penulis kepada para pembacanya.

Selain itu, majas personifikasi juga berfungsi untuk menciptakan kesan imajinatif terhadap para pembaca.

Penulis teks deskripsi harus berusaha menyajikan objek dengan menggunakan majas personifikasi agar menimpulkan efek keindahan yang menarik sehingga objek yang dituliskan benar-benar terlihat hidup.

Majas personifikasi dalam Teks Deskripsi ini tepat jika dibaca dan dipahami Kalian yang baru duduk di SMP MTS kelas 7. Pada Bab 1  buku bahasa Indonesia SMP Kurikulum Merdeka berjudul Jelajah Nusantara. Iya, Kan. Tentu kalian akan melalui kegiatan yang berkaitan dengan membuat kalimat perincian.

Majas Personifikasi dalam Teks Deskripsi: Inilah Penjelasan, Fungsi dan Contohnya
Teks deskripsi

Teks deskripsi adalah teks yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, mencium, dan merasakan apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

Dalam teks deskripsi, penulis berusaha menggambarkan kesan dari hasil pengamatannya terhadap suatu objek kepada pembaca.

Berikut adalah ciri dan tujuan teks deskripsi.

(1) Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.

(2) Melibatkan pancaindra (pendengaran, penglihatan, penciuman,   pengecapan, dan perabaan) untuk menggambarkan objek.

(3) Bertujuan agar pembaca seolah-olah dapat melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.

(4) Menjelaskan ciri-ciri objek, seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan  suatu objek secara terperinci.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita berkomunikasi menggunakan deskripsi. Tujuannya adalah menciptakan imajinasi pembaca sehingga ia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami oleh penulisnya.

Teks deskripsi bertujuan untuk menggambarkan objek dengan cara melukiskan objek dari sudut pandang penulis.

Melalui teks deskripsi, pembaca atau pendengar dapat membayangkan bentuk, rasa, rupa sebuah benda, atau suasana sebuah tempat atau peristiwa sehingga mereka akan lebih mudah memahami dan tertarik dengan penjelasan kita.

Isi teks deskripsi menggambarkan suatu objek secara konkret atau nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya).

Lalu, objek tersebut dilukiskan secara lebih jelas menggunakan kalimat perincian; yaitu kalimat yang menyebutkan atau menguraikan suatu objek sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya

Majas

Nama lain dari majas adalah gaya bahasa. Gaya bahasa atau majas ialah ungkapan paparan pesan yang menggunakan ucapan-ucapan kiasan. Jadi, majas memiliki makna yang tidak sebetulnya atau berupa bahasa imajinatif.

Selain menciptakan ungkapan menjadi indah, majas pun bertujuan menciptakan pembaca atau penikmat karya sastra dapat merasakan emosi yang ada dalam masing-masing karya, khususnya yang berupa teks deskripsi.

Dengan memakai majas, paparan kalimat menjadi lebih unik dan tidak membuat jenuh orang yang membaca. Majas juga dapat mengekspresikan apa yang dimaksud penulis.

Biasanya majas dipakai untuk penulisan artikel, novel, cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya. Gaya bahasa atau majas memiliki pelbagai jenis dengan destinasi dan faedah berbeda-beda.

Majas personifikasi

Istilah personifikasi diambil dari bahasa Yunani “prosopopoeia” yang artinya adalah memanusiakan. Kata ini juga berasal dari kata “person” dan berarti orang.

Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati seolah-olah hidup seperti manusia.

Pengertian lainnya, Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang indah dan dipakai untuk mengungkapkan maksud dalam suatu teks deskripsi, melalui pemberian sifat manusiawi atau insani terhadap benda-benda nyata yang sebenarnya tidak punya sifat-sifat tersebut.

Secara umum, objek yang biasa diberikan sifat insani dapat berupa hewan, tumbuhan, hingga benda mati di sekitarnya. Jenis Majas personifikasi ini akan menganggap seluruhnya hidup layaknya manusia.

Majas ini masih tergolong ke dalam majas perbandingan karena sering dipakai untuk menuliskan penyandingan antara satu objek dengan objek lainnya.

Pengertian majas personifikasi adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk menggambarkan makhluk selain manusia maupun benda mati menjadi seolah-olah punya karakteristik dan sifat seperti manusia.

Majas personifikasi adalah sejenis majas atau gaya bahasa yang menyandingkan sifat-sifat yang ada pada diri manusia terhadap benda mati.

Sifat yang diberikan kepada sebuah benda hanya dimiliki oleh manusia sehingga majas ini dapat disebut juga majas pengorangan.

Contoh-contoh sifat manusia yang melekat pada benda dapat berupa fisik, tingkah laku, pemikiran, sifat, verbal, nonverbal, perasaan, dan lain-lain.

Ciri Majas Personifikasi
1. Membandingkan Manusia dengan Benda Tidak Bernyawa

Unsur pembanding dalam majas personifikasi akan mengungkapkan penambahan sifat manusia pada benda mati.

Jika menggunakan logika, pembaca bisa langsung memahami dengan tepat maksud dari kemanusiaan yang ada pada benda tersebut.

Meskipun demikian, objek yang dijelaskan tidak mampu melakukan sifat insani dan sebenarnya ada kata-kata yang lebih rasional jika disandingkan dengan benda mati tersebut.

2. Pemakaian Kata yang Erat dengan Penggambaran Manusia

Majas yang satu ini cenderung memakai kata-kata yang mampu melukiskan sifat serta karakter manusia.

Bedanya, sifat tersebut diterapkan pada benda atau objek yang tidak hidup. Ditambah lagi, kata-kata yang dipilih condong merujuk pada ciri khas manusia.

3. Menjelaskan Suatu Situasi dengan Angan atau Bayangan

Ciri khas lain yang melekat pada majas personifikasi adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah situasi dalam bentuk angan-angan atau bayangan.

Dengan begitu, perwujudan kalimat dapat mengajak pembaca untuk membayangkan sesuatu secara langsung dan tepat sasaran sesuai maksud si penulis.

Fungsi

Majas Personifikasi mempunyai fungsi yang sungguh unik karena mampu menjadikan suatu kalimat maupun teks deskripsi lebih cantik dengan susunan lebih menarik.

Selain itu, majas ini mampu membangun kesan imajinatif kepada para pembaca sehingga mereka merasa diajak seolah melihat, mendengar dari objek yang dideskripsikan.

Fungsi lain dari majas personifikasi adalah memicu hubungan, keterkaitan, serta rasa memiliki antara manusia dengan objek-objek yang ada di sekelilingnya. Pembaca dapat memanusiakan benda mati dan memperlakukan layaknya manusia secara tanpa sadar.

Kelebihan Majas Personifikasi

Selain punya ciri-ciri tertentu, majas personifikasi sudah pasti mempunyai kelebih di balik tujuan penggunaan dalam karya sastra.

Hal inilah yang membuat Kalian harus mempertimbangkan majas personifikasi pada teks deskripsi secara dominan.

1. Teks Deskripsi Tidak Terasa Membosankan Saat Dibaca

Penulis teks deskripsi perlu menyadari bahwa sebagian besar pembaca cenderung menghabiskan waktu untuk membaca teks deskripsi yang lebih menarik.

Majas personifikasi mampu memberikan bacaan yang lebih menarik sehingga pembaca tidak mudah bosan ketika sudah berselancar di dalamnya.

Tidak heran jika nantinya pembaca akan terus penasaran dan menuntaskan bacaan tersebut.

2. Pembentukan Suasana Jadi Jauh Lebih Baik

Setiap penulis tentu ingin menyampaikan emosi dan suasana tertentu agar ikut dirasakan oleh pembaca. Majas personifikasi dapat membangun kebutuhan penyampaian tersebut menjadi lebih baik. Emosi yang kuat mudah membuat pembaca terlarut dan tidak ingin lepas dari teks deskripsi yang sedang diikuti.

3. Teks deskripsi Dapat Berkembang Menjadi Lebih Indah

Berbagai macam majas memang berguna untuk menambah keunikan, ketertarikan, serta keindahan pada karya sastra.

Namun, Kalian juga perlu memperhatikan untuk pemakaian seperlunya saja. Peletakan majas yang tepat ikut mempengaruhi keindahan sekaligus minat pembaca pada teks deskripsi tersebut.

Baca:

Contoh majas personifikasi dalam Buku Bahasa Indonesia Kurikulum

Unuk contoh ini dapat Kalian lihat pada Buku Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka halaman 12.

1. Angin yang bertiup memainkan rambut dan berputar di sekeliling tubuh.

2. Mobil itu batuk-batuk dan menyemburkan asap hitam saat lewat di depanku.

3. Kami belajar diiringi nyala lilin yang menari-nari dalam kegelapan.

4. Bunyi sirene pemadam kebakaran itu menjerit-jerit menyuruh kami minggir.

5. Kasurku seperti memanggil-manggilku begitu aku memasuki kamar pada siang terik itu.

6. Rasa sambal yang pedas itu membakar lidahku.

Di dalam teks berikut ini, Kalian akan menemukan majas personifikasi
Misteri Terowongan Kereta

“Kalian tahu kenapa binatang ini disebut ‘kereta api’?” Bapak bertanya sambil takzim menatap langit-langit gerbong, ke sebuah kipas angin karatan yang tidak berfungsi lagi. Kami yang duduk rapi di sebelah Bapak, antusias ikut mengamati seluruh gerbong. Celingukan ke depan belakang, menatap ke luar jendela, melihat batang pohon berpilin seperti berlari.

Hutan pedalaman Sumatra yang selalu berkabut di pagi hari. Bapak tersenyum, dia sudah menduga kalau kami, jangankan menjawab pertanyaan, mendengarkan kalimatnya barusan pun tidak.

Dia paham, ini perjalanan pertama kalinya aku dan Burlian dengan kereta api. Meski si ular besi ini sudah menjadi bagian kehidupan kampung, dengan suara klaksonnya yang tidak pernah alpa, melenguh nyaring setiap subuh buta dan tengah malam, sejatinya kami dan boleh jadi anak-anak lain belum banyak yang menaiki kereta api dalam sebuah perjalanan sungguhan. (Dikutip dari Tere Liye, 2010: 1)

Contoh Majas Personifikasi dalam teks deskripsi lainnya

(1) Kawah Gunung Papandayan yang aktif berpindah-pindah, dan dapat dilihat dari dekat.

(2) Hutan Mati yang menyuguhkan pemandangan eksotis sisa letusan pada tahun 2002.

(3) “Nah, sekarang aku berada di salah satu kios keripik pisang. Wuih , lihat … jejeran stoples plastik warna-warni ini menggoda sekali, kan? Namun, aku mau coba rasa keripik pisang yang paling jadi andalan dan paling dicari wisatawan, yaitu keripik pisang cokelat!”

Demikian penjelasan mengenai majas personifikasi dalam teks deskripsi. Semoga bermanfaat.