Takdir yang tidak dapat diubah disebut dengan takdir

tirto.id - Dalam konsep Islam, takdir (qadha) dibagi menjadi dua macam. Yakni takdir mubram dan takdir muallaq.

Dua jenis takdir ini mempunyai pengertian dan perbedaannya masing-masing sesuai dengan fungsinya.

Perbedaan dalam penjelasan dua macam takdir tersebut perlu untuk dimengerti agar bermanfaat dalam kelangsungan hidup umat manusia sehari-hari.

Takdir bermakna ketetapan oleh Allah SWT. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takdir juga memiliki arti ketentuan Tuhan.

Maka, ketika berbicara masalah takdir, hal ini tidak terlepas dari segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kehidupan dan hal-hal yang berasal dari ketentuan atau ketetapan Allah SWT.

Takdir yang tidak dapat diubah disebut dengan takdir

Dikutip laman NU Online melalui artikel dengan judul "Mengurai Takdir dari Tiga Perspektif: Allah, Malaikat, dan Manusia" yang ditulis oleh Abdul Wahab Ahmad, takdir dapat dibedakan menjadi dua macam. Yakni takdir mubram dan takdir muallaq.

Macam-macam Takdir

1. Takdir Mubram

Pengertian dari takdir mubram adalah takdir yang sudah ditetapkan dan tidak dapat diubah lagi meskipun dengan menggunakan segala cara.

Pasalnya, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak yang berasal dari Allah SWT. Artinya, manusia tidak bisa menolak atau mengganti terhadap terciptanya takdir mubram ini.

Beberapa contoh yang termasuk dalam golongan takdir mubram di antaranya adalah proses kelahiran manusia dari orang tuanya.

Seorang anak tidak dapat menentukan tentang bapak atau ibunya karena hal tersebut sudah merupakan ketetapan dari Allah.

Selain itu, waktu kelahiran juga tidak bisa dipilih karena merupakan kehendak dari Yang Maha Kuasa.

Demikian pula mengenai kematian manusia. Umat manusia tidak bisa mengetahui tentang waktu saat mengalami proses kematian karena hal tersebut merupakan ketetapan Allah SWT.

2. Takdir Muallaq

Takdir Muallaq adalah takdir atau ketetapan dari Allah SWT yang dapat diubah oleh umat manusia dengan wujud adanya ikhtiar atau semacam usaha.

Artinya, manusia masih diberikan peran dalam mengganti atau merubah terhadap adanya takdir tersebut.

Salah satu hal yang dapat dipakai sebagai contoh semisal masalah kemiskinan. Ketika seorang manusia ditakdirkan menjadi miskin, maka ia masih bisa merubah takdir yang sedang dialami tersebut. Yakni dengan jalan bekerja keras agar tidak menjadi miskin seperti sebelumnya.

Contoh lainnya adalah sakit. Sakit datangnya dari Allah SWT. Sebagai Maha Pencipta, Allah pasti yang menciptakan adanya penyakit tersebut.

Tatkala manusia ditakdirkan kedapatan sakit atau mengalami sebuah musibah dengan adanya penyakit tersebut, maka masih ada kesempatan untuk menghindar dari rasa sakit alias sembuh, caranya yaitu dengan berobat.

Kasus lain yang masuk dalam jenis takdir muallaq yakni kesuksesan seorang siswa dalam proses belajar.

Ketika ia tekun dalam belajar di sekolah atau dengan sistem daring seperti sekarang, maka prestasi yang diinginkan bisa saja terwujud di kemudian hari.

Peran Doa dalam Merubah Takdir

Melalui artikel lainnya dengan judul "Pengertian Takdir Mubram dan Takdir Muallaq", doa mempunyai peran yang cukup besar bagi usaha manusia untuk merubah takdir.

Maka, selain dengan wujud ikhtiar atau usaha yang dijalankan, juga dapat disertai dengan adanya doa sesuai dengan keinginan masing-masing agar dikabulkan oleh Allah SWT untuk proses merubah takdir.

Dalam kitab Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid oleh Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, disebutkan bahwa terdapat kalimat yang menyatakan, doa bermanfaat terhadap apa yang datang dan apa yang belum datang (dari langit).

Bala pun akan datang dan bertemu dengan doa. Keduanya (bala dan doa) senantiasa ‘berperang’ hingga hari kiamat.

"Doa bermanfaat pada qadha mubram dan qadha muallaq. Perihal yang kedua (qadha muallaq), maka tidak mustahil menghilangkan apa (putusan) yang penghilangannya digantungkan pada doa dan tidak mustahil mendatangkan apa (putusan) yang penghadirannya digantungkan pada doa".

Dari kalimat di atas, dapat disimpulkan jika doa sesuai dengan maksud bisa berperan dalam proses terjadinya takdir muallaq. Yakni dengan cara menghilangkan takdir atau melalui adanya kehadiran dari takdir tersebut.

Baca juga:

  • Iman kepada Hari Akhir: Pengertian, Dalil & Tandanya Menurut Islam
  • Pengertian Rukun Iman dan Penjelasan 6 Aspeknya dalam Agama Islam

Baca juga artikel terkait Takdir atau tulisan menarik lainnya Beni Jo
(tirto.id - ben/ben)

Penulis : Beni Jo
Editor : Dhita Koesno

LINGKAR KEDIRI - Dalam Agama Islam, takdir atau qadha dibagi menjadi dua macam.

Pertama, takdir mubram, yaitu takdir yang sudah paten tidak dapat diubah dengan cara apapun.

Misalnya takdir harus lahir dari orang tua yang mana, tanggal berapa dan lain sebagainya yang sama sekali tidak ada pilihan bagi manusia untuk memilih.

Baca Juga: Tinggalkan Juventus, Ronaldo Tulis Pesan Untuk Bianconeri, MU: Welcome Home

Takdir muallaq, yaitu takdir yang bersifat kondisional sehingga bisa diubah dengan ikhtiar manusia.

Misalnya takdir menjadi golongan prasejahtera dapat diubah dengan doa dan kerja keras, takdir sakit dapat diubah dengan doa dan berobat, dan sebagainya yang melibatkan ruang usaha bagi manusia.

Melansir NU Online, sebenarnya pembahasan tentang takdir merupakan suatu tema yang rumit sebab dalil-dalil yang disampaikan pada kita sepintas saling bertentangan satu sama lain.


Page 2

Takdir yang tidak dapat diubah disebut dengan takdir

Prespektif takdir Umat Muslim /


Page 3

Sebagian dalil Alquran dan hadis mengatakan bahwa semua kejadian di dunia ini sudah tercatat di lauh Mahfudz dan pena yang mencatatnya telah kering sehingga tak mungkin berubah.

Baca Juga: Diam-diam Pesawat Alien Sedang Mengintai Bumi, Ini Penjelasan Ilmuan

Sebagian tali lain menegaskan bahwa doa manusia dapat mengubah takdir, demikian juga silaturahmi dapat memperpanjang umur dari waktu yang telah ditentukan.

Sebagian dalil lainnya memerintahkan kita untuk melakukan aneka perbuatan baik sehingga bisa meraih kehidupan bahagia di dunia maupun di akhirat.

Ini semua mengisyaratkan bahwa ikhtiar manusia punya peran yang besar dalam menentukan Jalan takdir yang akan ia tempuh.

Kerumitan dalam pembahasan takdir dapat terurai dan mudah dipahami apabila kita melihat takdir dari tiga perspektif yang berbeda.

Berikut tiga perspektif takdir yang sangat dianjurkan diketahui oleh umat Islam:

  1. Takdir dalam perspektif Allah

Sifat Maha Mengetahui yang dimiliki Allah ini dapat menjangkau apapun tanpa batas, baik hal yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Baca Juga: Ulasan Buku Harian Seorang Istri 28 Agustus: Friska akan Bongkar Penyakit Lula pada Keluarga Buwana

Tidak ada satupun kejadian bahkan yang paling kecil sekalipun yang tidak diketahui Allah.


Page 4

Dalam perspektif Allah ini, seluruh takdir adalah mubram tanpa kecuali.

Seluruhnya telah diketahui sebelumnya dan akan berubah menjadi kenyataan atau Qadar pada waktunya.

Sisi inilah yang tak mungkin mengalami perubahan sama sekali sebab adanya perubahan di level ini sama saja dengan adanya hal-hal yang tidak diketahui Allah.

Ketidaktahuan Allah ini mustahil adanya.

  1. Takdir dalam perspektif malaikat

Dalam perspektif malaikat inilah, takdir setiap manusia yang tercatat di lauh Mahfudz ada yang sudah mubram dan ada yang masih muallaq.

Baca Juga: Ulasan Buku Harian Seorang Istri 28 Agustus: Friska akan Bongkar Penyakit Lula pada Keluarga Buwana

Seperti melihat takdir seseorang yang terlahir hidup dalam kondisi kekurangan, hal tersebut tergantung pada beberapa kondisi yang akan dipilih manusia tersebut.

Misalnya apabila pekerja keras maka takdirnya akan berubah sedangkan apabila memilih malas menjadi akan hidup dengan kondisi kemiskinan.

  1. Takdir dalam perspektif manusia

Bila malaikat bisa melihat isi takdir yang mubram dan muallaq, manusia hanya sepenuhnya bisa mengetahui Sisi muallaq saja apabila belum dibawa waktu kejadiannya.

Manusia hanya bisa mengetahui adanya takdir mubram yang menimpanya hanya ketika suatu hal sudah terjadi.

Takdir yang tidak bisa diubah disebut takdir (A) mubram, sebab takdir mubram adalah suatu ketentuan atau ketetapan dari Allah yang sudah pasti berlaku / mutlak dan tidak dipengaruhi oleh peran manusia dalam mewujudkan maupun mengubahnya.

Artinya manusia tidak memiliki peran untuk mewujudkan ketentuan tersebut, dan tidak mempengaruhi takdir tersebut berubah. Misal dengan usaha manusia, takdir tersebut tetap berlaku sehingga tidak dapat diubah.

Contohnya: kematian, jenis kelamin, kelahiran, kiamat dan lain sebagainy. Maka berarti takdir mubram ada pada pilihan A sehingga jawabannya A.

Takdir yang tidak bisa diubah disebut takdir ….

Penjelasan

  • Maksud soal: takdir yang tidak bisa diubah.
  • Kata kunci: tidak bisa diubah.
  • Jawabannya adalah A.

Dalam belajar online kali ini, kata kuncinya adalah takdir yang tidak dapat kita ubah. Takdir ada dua macam muallaq adan mubram.

Kalau muallaq itu dipengaruhi oleh usaha manusia, berarti kan bisa diubah. Misalnya, kepandaian, kalau orangnya berusaha bisa jadi pandai.

Kemakmuran, kalau orangnya berusaha tak kenal menyerah sampai berhasil bisa berubah dari yang miskin menjadi kaya.

Namun karena yang ditanyakan tidak dapat diubah berarti adalah jenis takdir mubram, karena takdir mubram adalah takdir yang mutlak dan tidak dapat dipengaruhi apalagi diubah dengan usaha manusia. Misalnya kematian atau hari kiamat.

Sehingga jawabannya adalah A. Berikut ini keterangan di dalam buku paket kelas 9 pada halaman 166:

Takdir yang tidak dapat diubah disebut dengan takdir

  • Sedangkan jawaba B, C dan D salah.

Muhrim itu buka jenis takdir, sedangkan muallaq adalah takdir yang dipengaruhi oelh susaha manisia berarti kan dapat diubah sedangkan yang ditanya tidak dapat diubah.

Lalu mukallaf juga bukan jenis takdir, makanya B, C dan juga D salah.

Kunci Jawaban

Takdir yang tidak bisa diubah disebut takdir

(A) mubram, karena takdir mubram adalah ketentuan yang mutlak / pasti yang tidak dapat dipengaruhi oleh usaha manusia sehingga tidak dapat diubah karena sudah pasti terjadi.

Takdir yang tidak dapat diubah disebut dengan takdir

Jawaban diverifikasi BENAR 💯