Di bidang ekonomi, Break Even Point atau BEP adalah komponen penting dari keberlanjutan perusahaan. Salah satu fungsi BEP adalah meramalkan dampak perubahan biaya dan efisiensi terhadap profitabilitas. Baik bagi pemilik bisnis maupun investor, data dari BEP bisnis yang beroperasi sangat penting. Memahami cara menghitung dan menganalisis BEP adalah penting bagi pemilik bisnis untuk mempertahankan kendali atas operasi keuangan perusahaan dan di kemudian hari. Untuk membantu kamu memahami BEP, yuk ketahui pengertian, konsep, tujuan, komponen, dan cara menghitung BEP di bawah ini. Show
Baca juga: 8 Contoh monkey business yang merugikan dan perlu dihindari Apa itu BEP (Break Event Point)?
BEP adalah perhitungan bisnis yang digunakan untuk menentukan jumlah penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau mengembalikan modal, pada titik mana bisnis mulai mengharapkan keuntungan. Untuk setiap pengusaha, memahami titik impas sangat penting. Tanpa menghitung BEP, pemilik bisnis akan menghadapi banyak kesulitan, mulai dari menentukan margin keuntungan hingga memperkirakan kapan perusahaan mereka akan mengembalikan modal. Dalam posisi BEP, tidak ada kerugian atau keuntungan yang dialami perusahaan, itulah mengapa disebut titik impas. Dengan demikian, referensi BEP menjadi penting bagi pemilik bisnis untuk mengkonfigurasi beberapa item untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan keuntungan. Baca juga: Mengenal bussiness intelligence dan manfaatnya Konsep BEP (Break Event Point)
Sangat penting untuk memahami nilai BEP suatu produk. Dengan menentukan BEP, suatu bisnis dapat meramalkan kinerja keuangannya pada periode-periode berikutnya. Menurut Susan Irawati, dalam buku “Manajemen Keuangan”, asumsi dasar BEP adalah sebagai berikut:
Asumsi dasar ini akan membantu dalam memodifikasi rumus untuk menghitung BEP. Secara umum, dasar-dasar ini merupakan aturan tetap untuk menghitung BEP yang benar. Jika kamu mengabaikan ini, perhitungan nilai BEP sangat mungkin untuk gagal. Baca juga: 9 Segmen business model canvas untuk merancang bisnis startup Tujuan analisis BEP (Break Event Point)
BEP bertanggung jawab atas beberapa fungsi yang berbeda dalam perusahaan. Tujuan analisis BEP adalah sebagai berikut:
Baca juga: Rasio profitabilitas: Pengertian, fungsi, 8 jenis hingga contoh kasusnya Komponen penghitungan dasar BEP (Break Event Point)
Terdapat beberapa komponen yang berkontribusi terhadap penghitungan dasar nilai BEP yaitu fixed cost, variable cost, dan laba/profit. Penjelasan dari masing-masing komponen yang berkontribusi terhadap terbentuknya BEP adalah sebagai berikut. 1. Fixed costKomponen pertama dalam penghitungan dasar BEP adalah biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang tetap konstan terlepas dari perubahan proses produksi. Perubahan yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dari waktu ke waktu. Contoh biaya tetap adalah penyusutan, tenaga kerja, bangunan, atau sewa gudang. 2. Variable costKomponen yang selanjutnya dalam penghitungan dasar BEP adalah biaya variabel (variable cost). Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang berubah secara proporsional dengan seberapa banyak perusahaan memproduksi atau menjual. Biaya variabel meningkat atau menurun tergantung pada produksi atau volume penjualan perusahaan, biaya tersebut naik saat produksi meningkat dan turun saat produksi menurun. Beberapa hal termasuk ke dalam variable cost adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, peralatan sekali pakai, dan sebagainya. 3. Laba atau profitKomponen yang selanjutnya dalam penghitungan dasar BEP adalah margin laba, sesuatu yang wajib ditambahkan pada harga produk begitu BEP-nya terhitung. Besarnya margin laba merupakan kekuasaan pemilik bisnis sehingga pemilik bisnis bisa menetapkan margin laba dengan nominal berapapun. Baca juga: Begini cara membuat visi misi perusahaan dan contohnya Cara perhitungan BEP (Break Event Point)
Setelah mengetahui apa saja komponen dasar dalam BEP, maka selanjutnya kamu perlu mengetahui bagaimana cara menghitung BEP. Ada dua cara untuk menghitung BEP, yang pertama didasarkan pada unit dan yang lainnya didasarkan pada mata uang, misalnya rupiah. Untuk menghitung BEP dalam satuan atau unit, maka rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:
Sementara untuk menghitung BEP dalam mata uang, maka rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:
Demikian beberapa penjelasan mengenai pengertian, konsep, tujuan, komponen, hingga cara menghitung BEP. BEP adalah cara yang tepat untuk menganalisis bagaimana perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga semua keputusan yang diambil adalah hal yang tepat. Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Nah, kalau kamu ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, yuk, sign up di EKRUT sekarang juga karena banyak peluang kerja dari perusahaan dan startup ternama menantimu! Sumber:
Break even point atau yang biasa disebut dengan BEP adalah tingkat produksi di mana total pendapatan sama dengan total pengeluaran. Dengan kata lain Break even point adalah titik dimana perusahaan menghasilkan jumlah laba yang sama dengan biaya selama proses manufaktur dalam periode akuntansi. Bisa dikatakan bahwa break even point adalah titik impas dalam suatu perusahaan. Hal ini dikerenakan pendapatan dan pengeluaran sama nilainya, besaran laba bersih untuk periode tersebut adalah nol. Fungsi Break Even PointKonsep break even point bisa diterapkan dalam semua bisnis dan industri apapun, baik besar atau kecil. Fungsi dari break even point adalah sebagai berikut :
Bagaimana Menerapkan Break Even Point Secara Efektif?Manajemen harus secara konstan memantau break even point, khususnya dalam hal untuk menguranginya bila memungkinkan. Cara untuk melakukan hal ini termasuk :
Cara Menghitung BEPAgar dapat menghitung seberapa besar Break Even point atau titik impas, maka kita membutuhkan beberapa komponen. Dalam BEP terdapat setidaknya tiga komponen. Antara lain fixed cost (biaya tetap), variable cost (biaya variable) dan selling price (harga jual). Berikut adalah penjelasan selengkapnya :
Setelah Anda mengerti dari ketiga komponen tersebut, Anda bisa menghitung besaran break even point dengan rumus sebagai berikut : Menghitung BEP per – unit produk :
Menghitung BEP perdasarkan nilai penjualan :
Contoh : Anda baru saja mendirikan sebuah usaha pembuatan topi. Setiap bulan produksi Anda adalah 50 topi. Sedangkan harga per buah Rp 40.000. Untuk biaya variabel per topi rata-rata Rp 20.000 dan rata-rata biaya tetap tahunan Rp 2.000.000. Pertanyaannya berapa jumlah topi yang harus diproduksi dan harga per topi agar mencapai BEP? Penyelesaiannya adalah : Pertama – tama hitung terlebih dahulu jumlah jumlah yang harus diproduksi supaya mencapai titik impas atau break even point. BEP unit produk = Fixed Cost / (Price – Variabel Cost) = 2.000.000 / (40.000 – 20.000) = 100 buah topi BEP nilai penjualan = Fixed Cost / (1 – (Variabel Cost/Price)) = 2.000.000 / (1 – (20.000/40.000) = Rp 4.000.000 Maka Anda harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp 4.000.000 untuk mencapai BEP. Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga jual per unit. BEP = 100 x Rp 40.000 = Rp 4.000.000Menentukan break even poin adalah hal yang penting untuk sebuah usaha, namun masih banyak perusahaan yang tidak menyadari hal ini, dan hal ini juga termasuk dalam pengendalian manajemen risiko. Untuk menentukan BEP, Anda juga memerlukan aplikasi pencatatan untuk setiap transaksi yang terjadi. Aplikasi yang mudah dioperasikan dan juga aman untuk setiap data yang Anda simpan. Anda bisa mempercayakan software Accurate online untuk pencatatan transaksi dan pengolahan akuntansi usaha Anda. Anda bisa mencoba demo accurate online melalui link ini. Anda bisa membaca artikel menarik lainnya dibawah ini : |