Show Surel :
Alamat Kantor : Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat 10270
MAKNA DAN PENERAPAN ASMAUL HUSNA AL-WAHHAB, AL-ALIM, AS-SAMI DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI A. AL-Wahhab (الوَهَّابُ)
1. Makna Al- Wahhab Allah memiliki nama الوَهَّابُ (Al Wahhab) artinya Maha Pemberi. Allah memberikan apa pun kepada hamba-Nya secara terus-menerus. la memberi tanpa mengharapkan balasan atas pemberian-Nya tersebut. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ "Allah berfirman. “Karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena Engkau-Iah Maha Pemberi (karunia)". (Qs. Ali lmran: 8 ) Seorang yang meneladani Al Wahhab tidak bersikap kikir dalam hidupnya. Sebaliknya, ia senang memberi kepada saudaranya dan mereka yang membutuhkan. Ia pun tidak mengharapkan balasan dari manusia atas pemberiannya tersebut. 2. Penerapan Sifat Al-Wahhab Allah Swt dengan Sikap Manusia dalam Perilaku Sehari-hari Saat kita diberi karunia dari Allah yg lebih, seperti harta banyak, kepandaian, akal & fikiran yg jernih, maka jika ada orang lain yg membutuhkan karunia yg kita miliki sebaiknya kita juga memberikan sebagian karunia kita untuk orang tersebut. Seperti saat ada orang yg membutuhkan harta untuk keperluan yg baik, maka jika kita memiliki harta lebih yg merupakan karunia Allah, berarti kita berkewajiban memberi harta kpd mereka yg membutuhkan. B. Al-Alim ( العليم)
1. Makna Al-Alim Allah memiliki nama( العليم ) Al 'Alim artinya Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala yang ada di Iangit dan di bumi, yang tersembunyi dan yang tampak. Tldak ada yang luput dari pengetahuan Allah. Allah tidak pernah lupa terhadap apa yang diketahui-Nya. قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ Allah berfirman: ”Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Enghau siarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui Iagi Mahabiiaksana". (QS. AI Baqarah: 32 ) Seorang yang meneladani AI ‘Alim itu menyukai ilmu pengetahuan. la ingin mengetahui banyak hal yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, ia tidak berhenti untuk belajar. la selalu bersemangat untuk menemukan hal hal baru, senang bertanya, dan meneliti. 2. Penerapan Sifat Al-Alim Allah Swt dengan Sikap Manusia dalam Perilaku Sehari-hari a. Menuntut ilmu dengan sebaik mungkin. b. Mempersiapkan bekal di dunia dengan sebaik-baiknya untuk menunjang kehidupan di alam akhirat kelak. c. Mengimani segala yang gahib dan tidak. C. As-Sami (السَّمِيعُ)
1. Makna As-Sami Allah memiliki nama As Sami‘(السَّمِيعُ) artinya Maha Mendengar. Allah mendengar dan memahami seluruh suara meski dengan bahasa yang berbeda-beda. Dia mendengar setiap suara manusia, baik yang keras maupun rendah. Allah juga mendengar suara makhluk-Nya yang Iain seperti hewan, tumbuhan, dan jin. قَالَ رَبِّي يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ Allah bernrman. ‘Berkatalah Muhammad kepada mereka. "Tuhanku mengetahui semua perkataan di Iangit dan di bumi. Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui". (QS. AI Anbiya: 4 ) Meneladani As Sami‘ dapat dilakukan dengan sikap mau mendengarkan pendapat atau perkataan orang lain. 2. Penerapan Sifat As- Sami Allah Swt dengan Sikap Manusia dalam Perilaku Sehari-hari a) Menjaga perkataan dan perbuataan sebaik mungkin. b) Tidak pernah berputus asa terhadap rahmat Allah SWT dan senantiasa berdoa.
c) Tidak tuli terhadap orang sekitar kita yang
membutuhkan bantuan dan pertolongan kita.
Http:// Brainly.co.id
tirto.id - As-Sami'dan Al-Alim adalah bagian dari nama-nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Sesungguhnya sifat-sifat Allah SWT tidak terbatas, tidak memerlukan ruang dan waktu. Kendati demikian, para ulama mengumpulkan nama-nama Allah SWT untuk memudahkan umat Islam memahami sifat dan keagungan-Nya melalui 99 Asmaul Husna. Penetapan 99 Asmaul Husna tidak sepatutnya dipandang sebagai batasan, namun sebagai pintu untuk mengenal keagungan Allah SWT. ”Aku memohon kepada Engkau dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang telah Engkau jadikan sebagai nama diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau sembunyikan menjadi ilmu gaib di sisi-Mu," (H.R. Ahmad). Di antara 99 Asmaul Husna tersebut, terdapat dua sifat yang patut diketahui umat Islam, yaitu As-Sami' (Yang Maha Mendengar) dan Al-Alim (Yang Maha Mengetahui). Kedua nama itu merujuk kepada sifat-sifat mulia yang dimiliki Allah SWT, sebagaimana tertera dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 137: " ... Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," (QS: Al-Baqarah [2]: 137). Arti dari As-Sami' (Yang Maha Mendengar) dan MaknanyaLaman Kemendikbud menuliskan mengenai arti dan makna As-Sami' atau Yang Maha Mendengar, bahwasanya Allah SWT mendengar segala suara, segala bunyi, percakapan, dan lain sebagainya di semesta ini. Daya pendengaran Allah SWT tidak terbatas, sampai-sampai Allah SWT juga mengetahui suara hati dan segala yang terbetik di benak manusia. Hal ini tertera dalam surah Al-Mulk ayat 13: "Baik kau rahasiakan perkataanmu atau kau nyatakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati," (Al-Mulk [67]: 13). Mengimani nama Allah SWT, As-Sami' dapat dilakukan dengan cara mendengarkan orang lain, penuh perhatian, dan menghargai ucapan sesama. Lebih utama lagi, jika yang berbicara adalah guru dan orang tua kita. Dengan pendengaran Allah SWT, seorang muslim juga dianjurkan untuk berdoa kepada-Nya. Melalui nama dan sifat ini, Ia mengabulkan permintaan hamba-Nya, serta membalasnya dengan pahala. Selain itu, dengan mengetahui bahwa Allah SWT Maha Mendengar, maka seorang muslim sepatutnya tidak mengucapkan perkataan buruk yang mengandung dosa. Di antara perkataan-perkataan buruk itu, terdapat gibah, gosip, menggunjing, memfitnah, dan lain sebagainya. Karena Allah SWT Maha Mendengar, maka segala ucapan penuh dosa tersebut akan dicatat sebagai amalan buruk di sisi Allah SWT.Arti dari Al-Alim (Yang Maha Mengetahui) dan MaknanyaAl-Alim artinya Yang Maha Mengetahui. Melalui nama dan sifat mulia ini, Allah SWT mengetahui hal-hal yang belum dan akan terjadi, masa lalu dan masa depan. Sa'id bin Ali Al-Qathani dalam buku Syarah Asmaul Husna (2005) menuliskan mengenai pengetahuan Allah SWT yang tidak terbatas ini. Artinya, Ia mengetahui hal-hal yang tampak maupun yang gaib, sebagaimana tertera dalam surah Al-An'am ayat 59, Allah SWT berfirman:"Tak ada satu pun peristiwa, baik di bumi dan di langit yang luput dari pantauan Allah. Semua yang terjadi atas sepengetahuan-Nya. Pengetahuan Allah sungguh tidak terbatas dan meliputi semua hal tanpa kecuali, sementara pengetahuan makhluk sangat terbatas dan Allah Maha Mengetahui," (Al-An'am [6]: 59). Mengimani nama Allah Al-Alim dapat terwujudkan dalam perilaku untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Kendati demikian, jika sudah memperoleh ilmu, seorang muslim tidak boleh sombong atau merasa paling pandai. Bagaimanapun juga, setinggi-tingginya ilmu yang diperoleh, ilmu Allah SWT tetap paling tinggi dan tak ada batasnya. |