Pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja

Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting terutama bagi para remaja . Karena pada masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik terutama dalam menjaga kebersihan yang menjadi aset sangat penting dalam jangka panjang khususnya remaja putri.

Pengetahuan masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja tetapi juga bagi remaja laki-laki juga harus mengetahui dan mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah yang merugikan bagi remaja.

Menjaga kesehatan reproduksi agar lebih sehat yaitu dengan menerapkan pola makan sehat, olahraga serta dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen.

Pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan remaja, sehingga orang tua perlu lebih intensif dalam menanamkan nilai moral yang baik kepada remaja, salah satunya dengan menjelaskan kerugian yang ditimbulkan dari hubungan seksual pranikah dari segala sisi dan penyakit yang dapat ditularkan dari perilaku seks yang beresiko hingga konsekuensi dari ketidaksiapan mental yang finansial dalam memulai kehidupan berumah tangga akibat kehamilan yang tidak terencana.

Orang tua juga perlu menyaring sumber informasi agar pengetahuan yang diberikan kepada remaja akurat dan tidak menimbulkan kekhawatiran berlebihan pada remaja, dengan prinsip kasih sayang dan keterbukaan agar remaja akan merasa lebih nyaman dan membuka dirinya dalam membicarakan masalahnya terkait kesehatan reproduksi.

Mari kita pandu anak-anak remaja kita dengan memberikan informasi yang tepat agar mereka tidak salah melangkah dalam soal seks dan kesehatan reproduksinya.PPKB

tirto.id - Anak-anak yang tumbuh dan memasuki usia remaja, tubuhnya akan mengalami beberapa perubahan signifikan.

Perubahan fisik tersebut terjadi juga pada organ reproduksi mereka, sehingga mencapai kematangan seksual atau pubertas.

Pubertas menjadi tahap kunci pada periode transisi masa anak-anak menuju dewasa.

Masa puber ini normal dialami semua remaja, agar organ reproduksinya dapat mencapai kematangan seksual dan mampu bereproduksi.

Tahap pubertas umumnya terjadi antara usia 10-14 tahun untuk anak perempuan dan usia 12-16 tahun untuk anak laki-laki.

Namun masing-masing dapat memiliki kondisi dan perkembang yang mungkin berbeda-beda, karena beberapa anak mulai mengalaminya bahkan di usia lebih muda, Kids Health melansir.

Bagi anak-anak yang beranjak remaja tersebut, mengalami pubertas bisa jadi sangat membingungkan dan menakutkan.

Karena itu, mengetahui apa yang sedang terjadi pada proses pubertas sebagai pengetahuan dasar, bisa membantu remaja melewatinya dengan baik.

Mengapa Terjadi Pubertas?

Pada fase pubertas, perubahan yang dialami tidak hanya pada fisik dan organ reproduksi. Namun juga terjadi perubahan psikologis akibat adanya peningkatan hormon.

Medical News menulis, ketika itu remaja bertumbuh hingga proporsi tubuh dewasa dan tinggi maksimal.

Mereka juga mengembangkan karakteristik seks eksternal dan organ internalnya juga sudah mampu bereproduksi. Perubahan fisik dan psikis di masa puber tersebut berlangsung perlahan, dan berakhir sekira usia 20-an.

Pubertas berawal saat area otak yakni hypothalamus memberi sinyal pada tubuh bahwa sudah waktunya untuk mulai membangun karakter dewasa.

Hypothalamus mengirim sinyal lewat hormon, sehingga memicu organ reproduksi yaitu; ovarium (wanita) dan testis (pria) mulai membuat hormon lainnya.

Perubahan hormon di dalam tubuh remaja ini menyebabkan perubahan sebagai berikut:

    • Organ reproduksi luar (tumbuhnya rambut pada beberapa bagian tubuh dan organ reproduksi luar)
    • Jaringan payudara
    • Kulit menjadi lebih berminyak dan produksi keringat meningkat
    • Otot membesar
    • Tulang
    • Rambut
    • Otak
Perubahan hormon juga memengaruhi emosi serta cara berpikir sehingga berakibat:

  • Emosi meningkat
  • Emosi/mood mudah berubah
  • Awal dari munculnya tertarik pada lawan jenis/hasrat seksual

Hormon yang berhubungan dengan pubertas

    • Testosteron
Hormon ini dikenal sebagai hormon utama pada pria yang memengaruhi organ reproduksi, serta memunculkan ciri khas pria seperti suara bas, rambut tebal dan bentuk wajah serta pembentukan otot.

Testosteron pun dimiliki wanita, dan berperan pada perkembangannya namun lebih rendah kadarnya.

    • Dihidrotestosteron (DHT)
DHT lebih kuat efeknya dibanding testosteron serta jumlahnya lebih banyak saat masa puber. Hormon ini yang memulai masa puber pria dan membantu proses pubertas wanita.

    • Estrogen
Estrogen merupakan hormon yang dimiliki wanita, dan memicu pertumbuhan rahim serta jaringan payudara ketika masa puber datang.

    • Hormon pertumbuhan
Hormon ini meningkat jumlahnya selama masa puber sehingga menyebabkan lonjakan pertumbuhan tulang dan otot.

Tubuh remaja pun bertambah tinggi dengan pesat. Jika remaja tidak mengalami peningkatan tinggi badan lebih dari 2 inci per tahun, menandakan adanya kekurangan hormon.

    • Estradiol
Hormon ini ada pada pria dan wanita, namun jumlahnya meningkat lebih awal untuk wanita di masa puber dan tetap tinggi setelah lewat masa puber.

Ciri Pubertas pada Remaja Wanita

Masa puber pada wanita muncul lebih awal dibanding pada remaja pria. Umumnya diawali dengan pertumbuhan payudara, lalu periode menstruasi yang biasanya dimulai setelah 2 tahun perkembangan payudara (usia 12,5 tahun).

Ketika menstruasi, terjadi perubahan level jumlah hormon esterogen yang memunculkan sindrom pramenstruasi atau PMS.

Emosi wanita juga mudah berubah saat haid. Bisa muncul keputihan, perubahan bau badan, dan tumbuh rambut di sekitar kemaluan.

Bentuk pinggul melebar, pinggang mengecil proporsional, lemak akan mudah berkumpul di wilayah perut dan bokong.

Ciri Pubertas pada Remaja Pria

Tanda pubertas awal pria adalah pertumbuhan testis, penis, skrotum dan munculnya rambut pada beberapa area tubuh semisal dada, kumis, cambang, dan di area kemaluan.

Suara juga menjadi lebih rendah dan dalam ketika kotak suara atau laring pria bertumbuh. Muncul juga jakun di leher, dan kulit lebih berminyak serta muncul jerawat. Dada dan pundak menjadi lebar, serta lemak tubuh akan berkurang dan berubah menjadi otot.

Remaja pria juga akan mengalami ereksi tidak sengaja dan mimpi basah, atau ejakulasi saat tidur. Hal ini terjadi secara otomatis dan belum tentu akibat mimpi seks atau hal semacamnya.

Baca juga:

  • Usia Pubertas Semakin Dini, Bisakah Kita Mencegahnya?
  • Ciri-ciri Pubertas pada Anak Perempuan dan Perubahannya
  • Ciri-ciri Pubertas pada Anak Laki-laki: Perubahan Fisik & Perilaku
  • Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi pada Masa Pubertas?

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan menarik lainnya Cicik Novita
(tirto.id - cck/tha)


Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Cicik Novita

Subscribe for updates Unsubscribe from updates



KONTAN.CO.ID - Usia remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan berbagai perubahan emosi, psikis, dan fisik dengan ciri khas yang unik.  Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Penting bagi remaja yang ditandai dengan haid pertama bagi perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki agar menjaga kesehatan reproduksinya.  Selain itu, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat. Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia rekor lagi, ini perbedaan virus corona baru dan virus flu

Hal yang perlu diketahui remaja tentang kesehatan reproduksi

Penting bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Dirangkum dari laman resmi Kementerian Kesehatan, sebagai pengenalan terhadap kesehatan reproduksi dasar, remaja harus mengetahui beberapa hal di bawah ini:
  • Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi
  • Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta dampaknya pada kondisi kesehatan organ reproduksi
  • Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual
  • Mengetahui pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual
  • Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi, terutama membentuk kepercayaan diri dengan tujuan untuk menghindari perilaku berisiko.
Baca Juga: Tingkat kepatuhan penerapan 3M di DKI Jakarta cenderung menurun

Pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja