Nyeri panggul saat hamil 6 bulan

Halodoc, Jakarta - Sakit pinggang saat hamil adalah keluhan yang umum terjadi. Meski biasanya akan membaik dengan sendirinya, sakit pinggang saat hamil dapat berdampak buruk pada kenyamanan ibu jika tidak ditangani. Pada beberapa kasus, sakit pinggang yang terjadi juga dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang serius.

Sakit pinggang saat hamil umumnya disebabkan oleh perubahan pusat gravitasi tubuh. Karena perkembangan kandungan, ibu hamil perlu menyesuaikan postur tubuhnya ketika berdiri dan berjalan. Selain itu, perubahan hormon dan peregangan ligamen juga dapat terjadi, sebagai proses alami tubuh dalam mempersiapkan persalinan. Peregangan ini dapat memicu timbulnya tekanan dan rasa sakit pada punggung bawah dan pinggang.

Baca juga: Inilah Artinya Sakit Pinggang Belakang

Tips Atasi Sakit Pinggang saat Hamil

Meski sedang hamil, bukan berarti aktivitas keseharian di rumah hanya makan dan santai-santai saja. Ibu hamil tetap perlu aktif secara fisik, bahkan beraktivitas normal seperti sebelum hamil, tetapi dengan porsi yang lebih ringan. Lalu, apa saja aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengurangi sakit pinggang saat hamil? Berikut beberapa di antaranya:

1. Berolahraga Teratur

Olahraga dapat meningkatkan kelenturan tubuh, sekaligus memperkuat otot. Aktivitas ini juga dapat melatih otot pinggang, perut bawah, dan kaki. Namun, jenis olahraga yang perlu dilakukan bukanlah yang berat, kok. Kamu bisa memulainya dengan berjalan kaki, berenang, atau melakukan yoga. Lakukan semua gerakan dengan hati-hati karena sendi tubuh saat hamil cenderung menjadi lebih longgar.

2. Perbaiki Posisi Tidur yang Mungkin Salah

Saat hamil, posisi tidur ibu disarankan miring ke samping, bukan telentang. Saat tidur dengan posisi miring, sebaiknya tekuk salah satu lutut dan tempatkan bantal di bawahnya. Letakkan juga bantal di bawah perut dan di belakang punggung. Gunakan juga bantal penyangga pada punggung saat berbaring atau duduk dalam waktu lama.

Baca juga: Waspada Gangguan Ginjal saat Muncul Sakit Pinggang?

3. Hindari Kebiasaan Duduk dan Berdiri Terlalu Lama

Ibu hamil lebih berisiko mengalami sakit pinggang jika terlalu banyak menghabiskan waktu untuk duduk atau berdiri. Dalam jangka waktu yang terlalu lama, aktivitas duduk dan berdiri dapat memicu kemunculan rasa sakit pada pinggang. 

4. Pijat Kehamilan

Ada pijat khusus untuk ibu hamil yang dilakukan oleh terapis bersertifikat dapat membantu meredakan sakit pinggang dan menjadikan tubuh ibu hamil lebih relaks. Selain itu, ibu hamil juga bisa mengikuti terapi akupunktur, dengan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan ke dokter. Agar lebih cepat, ibu bisa download aplikasi Halodoc dan gunakan untuk bertanya pada dokter lewat chat, kapan dan di mana saja.

5. Jaga Berat Badan agar Tetap Ideal

Ibu hamil juga perlu menjaga berat badan ideal. Sebab, berat badan berlebih berisiko menyebabkan sakit pinggang saat hamil. Jadi, cobalah untuk mulai kendalikan kenaikan berat badan dengan mengonsumsi banyak makanan sehat, serta kurangi makanan manis dan berlemak.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama, Mungkin Ini Penyebab Utama Sakit Pinggang

6. Selalu Gunakan Sepatu Hak Datar

Selalu gunakan sepatu dengan hak datar yang nyaman ketika bepergian dan hindari berdiri dalam waktu lama. Seiring membesarnya perut, penggunaan sepatu hak tinggi hanya akan membuat ibu hamil makin berisiko mengalami sakit pinggang.

Itulah beberapa tips yang bisa dicoba untuk mengatasi sakit pinggang saat hamil. Jika sakit tak kunjung hilang setelah mencoba cara-cara tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Ibu hamil juga harus lebih waspada jika rasa sakit muncul di pinggang bagian belakang, di bawah tulang rusuk, karena dapat menjadi gejala infeksi ginjal.

Nyeri panggul saat hamil 6 bulan

Referensi:Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Back pain during pregnancy: 7 tips for relief.NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Your pregnancy and baby guide. Back pain in pregnancy.Baby Center. Diakses pada 2020. Lower back pain during pregnancy.WebMD. Diakses pada 2020. Back Pain in Pregnancy.

Ibu mungkin tidak sadar tapi saat memasuki hamil 6 bulan, perut Ibu semakin terlihat membesar, selain terjadi penambahan berat badan. Pada usia hamil 6 bulan rahim biasanya naik sekitar satu inci di atas perut dan mendorong perut sehingga pusar jadi menonjol. Kondisi ini berlangsung hingga beberapa minggu setelah melahirkan, tapi akan kembali seperti semula. Rahim yang membesar juga memberi tekanan pada sel darah dan membuat Ibu merasa pusing.

Gejala Kehamilan Memasuki Usia Kandungan 6 Bulan (Hamil 6 Bulan)

Saat hamil 6 bulan,  morning sickness yang mulai mereda mungkin membuat Ibu membayangkan kehamilan yang rileks dan menyenangkan. Tapi akan muncul gejala kehamilan lain, seperti:

  1. Masalah pencernaan

    Konstipasi jadi gejala menyebalkan yang kadang dialami wanita di sepanjang kehamilan, mungkin juga akan Ibu alami pada usia hamil 6 bulan. Bergantung tahap kehamilan Ibu, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini. Salah satunya, perubahan hormonal yang menyebabkan otot di sekitar perut menjadi rileks, sehingga memperlambat pencernaan. Ketika kehamilan berlanjut, pertumbuhan rahim memberi tekanan pada perut dan menyebabkan masalah pencernaan. Vitamin buat ibu hamil juga membuat feses jadi lebih padat dan perut ibu hamil terasa kembung dan bergas. Kondisi ini merupakan gejala yang umum tapi bisa memicu hemoroid. Langkah sederhana seperti minum air hangat secara teratur, konsumsi banyak makanan kaya serat, minum banyak cairan, dan berolahraga saat hamil secara teratur dapat membantu meredakan masalah pencernaan dan heartburn. Makanan kaya probiotik juga membantu mengatasi masalah pencernaan. Bila semua langkah tadi tidak meringankan masalah pencernaan Ibu, bicaralah pada dokter agar ia bisa meresepkan pelembut feses dan laksatif.

  2. Edema

    Di sekitar usia kandungan 6 bulan (hamil 6 bulan), Ibu mengalami bengkak pada kaki, mata kaki, dan tangan. Kondisi ini disebut edema, yang terjadi karena tubuh menahan cairan dalam jaringan tubuh untuk menutrisi Ibu dan bayi. Bersama peningkatan tekanan pada panggul, edema memicu bengkak pada mata kaki dan tangan. Bengkak yang ringan masih dianggap normal dan merupakan gejala kehamilan yang umum. Kadang bengkak juga terjadi di wajah atau sekitar mata. Pada kasus yang jarang terjadi, pada usia hamil 6 bulan, bengkak bisa disertai gejala lain seperti tingkat protein yang tinggi di urin serta tekanan darah tinggi yang menjadi tanda preeklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi serius dan memicu tekanan darah meningkat tajam. Untuk menghindari edema, naikkan posisi kaki ketika duduk. Hindari berdiri lama dan pakaian yang ketat.

  3. Peningkatan selera makan

    Pada usia hamil 6 bulan, organ tubuh bayi kini telah berkembang, tetapi masih butuh waktu untuk menjadi matang. Dibutuhkan nutrisi yang cukup untuk membantu proses ini sehingga menyebabkan ibu hamil mengalami peningkatan selera makan. Ibu selalu merasa lapar dan ingin makan. Meski tak banyak yang bisa Ibu lakukan untuk mengontrol dorongan untuk makan, pastikan konsumsi makanan sehat selama hamil. Makanan siap saji memang mengenyangkan tapi hanya mengandung sedikit nutrisi untuk Ibu dan bayi. Sebagai gantinya, konsumsi makanan yang mengenyangkan sekaligus menyehatkan. Dan minum air sebelum mengambil makanan di saat lapar, karena tubuh kadang keliru menganggap rasa haus sebagai rasa lapar. Daripada makan sebanyak 3 kali, makanlah sebanyak 6 kali di porsi yang lebih kecil dalam sehari.

  4. Mendengkur

    Semakin besar kandungan, Ibu akan memiliki kebiasaan mendengkur. Hormon kehamilan kembali menjadi penyebabnya, karena membuat membran lendir membengkak. Pada usia hamil 6 bulan, penambahan berat badan juga menyebabkan dengkuran, karena jaringan di sekitar kepala dan leher menjadi bengkak. Meski tak ada yang perlu dikhawatirkan, kadang mendengkur bisa jadi indikasi diabetes gestasional, yang bisa dideteksi dokter saat tes urin dan tes darah bulanan. Posisikan kepala lebih tinggi selama tidur untuk membantu mengatasi keluhan ini.

  5. Sakit punggung

    Salah satu keluhan saat masuk usia hamil 6 bulan adalah sakit punggung. Sakit punggung jadi gejala yang mungkin tetap Ibu alami hingga melahirkan. Hormon kehamilan relaksin mengendurkan otot di sekitar area panggul dan perut bawah untuk mempersiapkan kelahiran. Berat bayi dan rahim yang berkembang mendorong perut ke depan dan menyebabkan punggung menekuk. Pastikan Ibu menjaga postur tubuh yang baik dan naikkan kaki ketika duduk. Wanita dengan kebiasaan menyilangkan kaki juga mengalami sakit punggung selama hamil karena area panggul menegang. Penambahan berat badan yang tidak biasa serta penggunaan sepatu hak tinggi juga memicu sakit punggung.

  6. Insomnia

    Insomnia sering terjadi pada ibu hamil selama trimester ketiga, tapi beberapa mengalaminya saat masuk usia hamil 6 bulan. Ada banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Salah satunya, ibu hamil sering buang air kecil yang mengganggu tidur. Bukan itu saja, tendangan bayi membuat Ibu terbangun di malam hari. Perubahan hormon dan heartburn juga mempersulit Ibu untuk menikmati tidur yang lelap. Lagi pula, tak akan nyaman tidur dengan perut membesar. Tapi mengatasi insomnia tidak sulit asal Ibu ingat beberapa hal penting, seperti makan malam dua jam sebelum tidur dan jangan lupa makan dengan perlahan. Ini tidak hanya mencegah heartburn tapi juga membuat Ibu tidur lebih baik. Hindari kafein karena bisa membuat Ibu terjaga. Ikuti ritual sebelum tidur dengan membaca buku, mendengarkan musik yang menenangkan, atau mandi air hangat. Tempat tidur yang nyaman dan suhu ruang yang tepat juga akan membuat tidur Ibu lebih berkualitas.

  7. Nyeri sendi

    Pada usia hamil 6 bulan, Ibu mungkin saja mengalami nyeri sendi dan kelelahan. Kondisi ini disebut round ligament pain, dan terjadi karena rahim yang berkembang. Ketika rahim terus membesar, persendian dari area panggul ke perut merenggang dan menerima tekanan. Ini menyebabkan rasa nyeri di sekitar perut bawah. Rasa sakit bisa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam. Meski tak ada yang perlu dicemaskan, hubungi dokter bila nyeri sendi diikuti demam dan kontraksi yang sering.

  8. Varises

    Tubuh harus mendorong darah lebih banyak ke rahim untuk menyediakan nutrisi yang cukup ke janin yang sedang berkembang. Salah satu efek sampingnya adalah varises, yakni pembuluh bengkak berwarna keunguan yang muncul di tubuh bagian bawah. Pembuluh yang harus mengalirkan darah kembali ke jantung menyebabkan varises. Ada juga faktor keturunan, jadi bila ibu Ibu mengalaminya, kemungkinan begitu juga dengan Ibu. Tapi beberapa tips bisa mencegahnya, seperti meninggikan kaki dan hindari duduk dengan kaki dilipat. Olahraga teratur juga membantu menghindari varises. Jangan lupa kenakan pakaian yang nyaman, terutama  pakaian dalam dan sepatu. Penambahan berat badan terlalu banyak juga meningkatkan risiko masalah ini.

  9. Kesemutan pada tangan dan kaki

    Peningkatan aliran darah memberi tekanan pada tangan dan kaki yang membuat Ibu mengalami kesemutan selama hamil. Ini sering dialami ibu hamil yang banyak menghabiskan waktunya di depan komputer. Sering renggangkan tangan untuk mengurangi keluhan ini. Juga hindari tidur sambil menindih tangan.

Janin Di Usia Kandungan 6 Bulan (Hamil 6 Bulan)

Janin terus tumbuh dengan cepat di usia hamil 6 bulan, ia tidak hanya menambah berat badan, tapi tubuhnya juga bertambah panjang. Kulitnya berubah kemerahan karena pembuluh darah yang terbentuk di bawah kulit. Paru-paru terus menjadi matang meski perlu waktu sebelum ia siap bernafas. Ia akan sangat aktif dan merespon suara.

Pada usia hamil 6 bulan ini jadi waktu yang tepat untuk mengetahui bagaimana ia merespon suara Ibu dan  pasangan. Vernix bayi (lapisan lilin yang melindungi kulit bayi ketika mengambang di cairan ketuban) terus berkembang. Di akhir bulan ini, jari tangan dan kaki berkembang dan bahkan terlihat saat USG.

Pola Makan

Selama Ibu menerapkan pola makan seimbang dan menghindari makanan siap saji, tak ada masalah dengan makan Ibu. Janin membutuhkan asam folat, zat besi, dan kalsium untuk tumbuh menjadi bayi yang sehat. Asam folat membantu tubuh memproduksi darah lebih banyak yang dibutuhkan untuk menutrisi bayi dan zat besi membantu mencegah anemia dan membawa oksigen dari paru-paru ke bagian tubuh lain. Kalsium membuat tulang bayi kuat. Asam folat dan zat besi didapat dari sayuran hijau dan kalsium diperoleh dari produk susu. Buah segar memberi tambahan vitamin dan mineral yang dibutuhkan bayi.

Yang Perlu Anda Lakukan Saat Hamil 6 Bulam

Jika ini kehamilan pertama, ini akan menjadi hal yang baru untuk Ibu. Pikirkan juga suami Ibu. Suami mengalami rasa takut ketika Anda hamil yang sama seperti Ibu. Yang membedakan, biasanya suami tidak berbagi kecemasannya dengan orang lain karena merasa tabu untuk mengeluhkan hal ini. Tapi Ibu bisa membantunya menjadi ayah, beritahu dengan jelas bagaimana ia bisa membantu Ibu. Beritahukan secara spesifik apa yang bisa ia lakukan dan Ibu inginkan selama persalinan. Ini akan membantunya membuat keputusan medis yang sulit. Beritahu apa yang harus ia lakukan untuk membuat Ibu merasa spesial.

Memilih nama untuk bayi akan membuat Ibu dan Ayah sibuk di usia hamil 6 bulan ini. Apakah Ibu akan menggunakan nama ibu, ayah, kakek, atau nenek sebagai nama anak Ibu atau mencari nama lain? Sebelum memutuskan sebuah nama, pikirkan dampaknya pada si kecil kelak. Ibu tentu tidak mau ia menjadi bahan lelucon karena namanya, bukan?

Pemeriksaan Diabetes Gestasional Saat Kunjungan Ke Dokter

Selain tes darah biasa, pada usia hamil 6 bulan Ibu akan menjalani tes diabetes gestasional. Ibu akan diminta meminum air glukosa, setelah beberapa jam darah diambil. Bila tes menunjukkan tingkat gula tinggi, dokter bisa meminta Ibu melakukan tes kedua sebelum mendiagnosa diabetes gestasional.

Berikut beberapa tanda diabetes gestasional, bicara pada dokter bila Ibu mengalami gejala ini:

  • Lelah

  • Mual

  • Gula pada urin

  • Sering terjadi infeksi pada kandung kemih, vagina, dan kulit

  • Rasa haus berlebihan

  • Sering buang air kecil

  • Penglihatan kabur.

Komplikasi Diabetes Gestasional Dan Risikonya Untuk Ibu Dan Bayi

Diabetes kehamilan memicu beberapa komplikasi berikut:

  • Kelahiran prematur dan sindrom gangguan pernafasan (respiratory distress syndrome).

    Bila gula darah tinggi, Ibu berisiko mengalami persalinan prematur. Bayi yang lahir prematur kemungkinan mengalami masalah pernafasan. Bila Ibu mengalami diabetes gestasional, bayi berisiko lebih tinggi terkena respiratory distress syndrome, meski bila lahir tepat waktu.

  • Berat lahir berlebihan.

    Bila Ibu mengalami diabetes gestasional, kemungkinan besar bayi lahir dengan berat badan berlebih. Ini karena glukosa yang berlebih di darah mendorong pankreas memproduksi insulin berlebih dan menyebabkan berat lahir yang berlebihan. Berat bayi yang berlebihan meningkatkan risiko operasi caesar. Bayi yang lahir juga kemungkinan mengalami obesitas di masa anak-anak.

  • Gula darah rendah.

    Bayi bisa mengalami gula darah rendah (hypoglycemia) segera setelah lahir bila Ibu mengalami diabetes gestasional. Hypoglycemia bisa memicu seizure pada bayi.

  • Kelahiran mati.

    Bila diabetes gestasional tetap tidak terdeteksi atau tidak ditangani, bisa memicu kematian bayi sebelum atau segera setelah lahir.

  • Diabetes tipe 2.

    Bila Ibu mengalami diabetes kehamilan, nantinya bayi berisiko mengalami diabetes tipe 2. Ibu juga berisiko mengalami diabetes nantinya bila saat hamil mengalami diabetes gestasional.

  • Preeklampsia.

    Preeklampsia membahayakan Ibu dan bayi. Bila mengalami diabetes gestasional, Ibu berisiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi dan preeklampsia.

Siapa Saja Berisiko Diabetes Gestasional?

Semua wanita hamil bisa mengalami diabetes gestasional. Tapi bila Ibu masuk kategori berikut, risiko Ibu lebih besar:

  • Riwayat keluarga. Bila ada keluarga yang mengidap diabetes, Ibu berisiko lebih besar mengalami diabetes gestasional.

  • Usia. Di usia lebih dari 25 tahun, diabetes gestasional menjadi ancaman nyata untuk kehamilan Ibu.

  • Pra-diabetes. Bila Ibu sudah mengalami peningkatan tingkat glukosa darah, meski ringan, Ibu berisiko mengidap diabetes gestasional.

  • Berat badan berlebih. Bila Ibu mengalami obesitas, risiko diabetes gestasional semakin besar.

  • Riwayat diabetes gestational. Bila di kehamilan sebelumnya Ibu mengalami diabetes kehamilan, kemungkin besar Ibu akan mengalaminya juga di kehamilan yang sekarang.

  • Latar belakang suku. Wanita Kaukasia aman dari diabetes gestasional. Wanita Asia, Hispanik, dan berkulit hitam berisiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional.

Mengatasi Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional di usia kandungan 6 bulan (hamil 6 bulan) bisa diatasi dengan mudah. Berikut beberapa caranya:

  • Pengawasan seksama pada bayi. Di hari kelahiran, dokter akan mengawasi tingkat gula darah bayi karena terlalu banyak gula membuat pankreasnya melepas insulin, dan memicu tingkat gula darah meningkat setelah kelahiran. Dokter akan memonitor bayi pada saat dan setelah lahir.

  • Awasi gula darah. Bila mengalami diabetes gestasional, Ibu perlu memeriksa tingkat gula darah beberapa kali setiap hari. Ini untuk memudahkan mengontrolnya. Dokter juga akan mengawasi tingkat gula darah di sepanjang kehamilan. Karena ukuran bayi bisa jadi masalah, Ibu bisa melalui proses induksi bila gagal masuk persalinan di tanggal perkiraan melahirkan. Meski telah melahirkan, dokter masih perlu menindaklanjuti pengawasan karena Ibu berisiko lebih besar mengidap diabetes tipe 2.

  • Pengobatan. Ibu tidak membutuhkan obat untuk mengatasi diabetes gestasional. Tapi bila poin-poin di atas tidak berhasil mengatasi diabetes, Ibu akan membutuhkan injeksi. Dokter akan merekomendasikan injeksi insulin untuk menurunkan tingkat gula darah. Beberapa dokter bisa meresepkan obat oral. Jangan takut, kebanyakan obat diabetes aman diminum selama hamil.

Ibu, di usia kandungan 6 bulan (hamil 6 bulan) ini, konsultasikan ke dokter bila terjadi hal berikut:

  • Bila Ibu mengalami pendarahan dari anus, ini bisa jadi tanda penyakit serius.

  • Tidak ada 10 gerakan janin per jam yang mengindikasikan masalah pada bayi. Ibu perlu merasakan setidaknya 10 gerakan tiap 10 menit. Tapi bila Ibu tidak mendapati 10 gerakan selama satu jam, coba berbaring dan istirahat setelah minum susu atau memakan sesuatu, lalu hitung kembali gerakan bayi.

  • Bila mengalami kontraksi 5 kali atau lebih per jam.

  • Keluar darah dari vagina.

  • Rasa sakit yang akut dan lama pada perut.

  • Rasa sakit di punggung bawah.

  • Muntah terus-menerus.

  • Terasa tekanan berat pada panggul bawah.

  • Buang air kecil terasa sakit.

(Ismawati, Yusrina / Dok. Shutterstock)

Kenapa saat hamil 6 bulan pinggul terasa sakit?

Sakit panggul saat hamil dapat disebabkan oleh perubahan hormon, pergerakan sendi panggul, perubahan posisi atau berat janin dalam kandungan, dan adanya riwayat masalah panggul sebelumnya.

Mengapa ibu hamil 6 bulan sering sakit pinggang?

Sakit pinggang saat hamil umumnya disebabkan oleh perubahan pusat gravitasi tubuh. Karena perkembangan kandungan, ibu hamil perlu menyesuaikan postur tubuhnya ketika berdiri dan berjalan. Selain itu, perubahan hormon dan peregangan ligamen juga dapat terjadi, sebagai proses alami tubuh dalam mempersiapkan persalinan.

Bagaimana cara mengatasi nyeri panggul saat hamil?

Cara mengatasi nyeri panggul saat hamil.
Menyesuaikan posisi tidur. Mengubah posisi saat tidur terkadang bisa memperparah rasa nyeri panggul yang dirasakan. ... .
2. Terapi fisik. ... .
Menggunakan sabuk khusus ibu hamil. ... .
Minum obat. ... .
Hindari kegiatan fisik yang berat. ... .
6. Istirahat yang cukup. ... .
7. Gunakan kompres dingin atau hangat..

Nyeri panggul saat hamil seperti apa?

Beberapa tanda dan gejala nyeri panggul pada ibu hamil adalah merasakan sakit pada beberapa bagian tubuh, seperti: bagian atas tulang kemaluan sejajar pinggul, salah satu atau kedua sisi punggung bagian bawah, area vagina dan anus (perineum), dan.