KOMPAS.com -- Dalam film Guardians of the Galaxy, karakter Chris Pratt, Star-Lord, ditunjukkan mampu bertahan hidup selama beberapa saat di luar angkasa tanpa baju astronot. Hal serupa juga muncul dalam sekuel film tersebut yang menunjukkan salah satu karakter sempat membawa Star-Lord ke luar angkasa tanpa baju astronot sebelum mati. Adegan manusia berada di luar angkasa tanpa baju astronot memang telah beberapa kali dimunculkan dalam film fiksi ilmiah. Namun, adakah kebenaran dalam jalan cerita tersebut? Jay Buckey, mantan astronot NASA, penulis buku Space Physiology yang menjelaskan cara manusia bertahan hidup dalam misi luar angkasa, dan peneliti di sekolah pengobatan Darmouth berkata bahwa tanpa baju astronot, seseorang di luar angkasa akan langsung pingsan karena kekurangan oksigen. “Selain itu, dengan adanya tekanan rendah di luar tubuh, gelembung-gelembung akan terbentuk dalam aliran darah dan jaringan tubuh. Namun, masalah pertama adalah kekurangan oksigen dan pingsan,” ujarnya. Walaupun demikian, data-data yang dilakukan pada riset hewan dan kecelakaan di luar angkasa menunjukkan bahwa manusia memang bisa bertahan hidup di ruang hampa udara selama beberapa menit. “Mereka bahkan dapat bertahan hidup cukup lama hingga diselamatkan bila tidak dilempar keluar (pesawat luar angkasa) dengan sengaja. Namun, pengalaman tersebut tidak akan menyenangkan,” tambah Buckey. Paul Sutter, seorang astrofisikawan di Ohio State University, menjelaskan bahwa tiga risiko terbesar dari berada di luar angkasa tanpa baju astronot adalah kehampaan udara, temperatur yang rendah, dan kurangnya oksigen. Walaupun kehampaan udara tidak akan membuat manusia meledak seperti di film-film, tetapi nitrogen di dalam aliran darah akan menggelembung dan membuat tubuh menggembung menjadi dua kali lipat. “Ya, Anda akan terlihat seperti balon terjelek di dunia dan rasanya akan sangat tidak enak, tetapi Anda tidak akan langsung mati,” ujar Sutter. Namun, temperatur ruang angkasa yang begitu dingin akan membekukan Anda perlahan-lahan. Sutter berkata bahwa tanpa adanya senyawa apapun di ruang hampa udara yang dapat menarik panas tubuh, Anda akan perlahan-lahan kehilangan panas yang diradiasikan oleh tubuh. Namun, masalah terbesar yang harus dihadapi adalah kekurangan oksigen. Stutter berkata bahwa tanpa oksigen, Anda akan pingsan dalam waktu 15 detik dan harus diselamatkan dalam waktu dua menit agar tetap hidup, walaupun telah menggembung, membeku, dan terbakar oleh radiasi ultraviolet yang tidak disaring oleh atmosfer. Lewat dari jangka waktu tersebut dan seluruh organ Anda akan berhenti bekerja karena kekurangan oksigen dan Anda akan mati, tambah Sutter. Baca berikutnya
Lihat Foto KOMPAS.com - Astronot merupakan orang yang sudah menjalani pelatihan untuk program penerbangan antariksa manusia. Tugasnya adalah memimpin sebuah misi, menerbangkan pesawat luar angkasa, atau menjadi awak pesawat antariksa. Astronot juga sering disebut dengan antari ksawan. Berdasarkan situs International Astronautical Federation, manusia pertama yang ke luar angkasa adalah Yuri Gagarin pada 12 April 1961. Sedangkan wanita pertama yang menjadi astronot adalah Valentina Tereshkova pada Juni 1963. Di luar angkasa terkenal dengan sistem gravitasi yang minim, terlebih jika mendarat di planet yang tidak memiliki gravitasi. Lalu, bagaimana mereka bisa tetap melakukan aktivitas dengan gravitasi yang tidak sama dengan Bumi? Baca juga: Sejarah Perkembangan Teknologi Luar Angkasa Pakaian khusus asntronotDilansir dari situs resmi Nasa, astronot bisa beraktivitas di luar pesawat antariksa karena menggunakan baju khusus. Baju tersebut berlapis dua dan helm, berikut penjelasannya: Baju dalamBaju pertama yang menempel pada tubuh astronot adalah Liquid cooling and ventilation garment. Lapisan ini merupakan pakaian dalam yang dirancang untuk memaksimalkan sirkulasi udara di sekitar tubuh astronot. Terdapat selang-selang di bagian belakang yang berisi cairan pendingin. Fungsinya untuk menjaga suhu tubuh tetap normal. Selain itu, baju astronot juga dilengkapi dengan popok yang memiliki daya serap tinggi. Setelah itu, astronot akan menggunakan penutup kepala lengkap dengan alat komunikasi. Baca juga: Mengapa Tidak Semua Planet di Tata Surya Dapat Ditinggali Manusia? Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Artikel ini ditulis atau diterjemahkan secara buruk dari Wikipedia bahasa Inggris. Jika halaman ini ditujukan untuk komunitas bahasa Inggris, halaman itu harus dikontribusikan ke Wikipedia bahasa Inggris. Lihat daftar bahasa Wikipedia.
Artikel yang tidak diterjemahkan dapat dihapus secara cepat sesuai kriteria A2.
Baju ruang angkasa adalah sebuah pakaian yang dikenakan untuk menjaga hidup manusia dalam lingkungan yang keras dari luar angkasa, vakum dan suhu ekstrem. Baju ruang angkasa sering dipakai di dalam wahana antariksa sebagai tindakan pencegahan keamanan dalam kasus hilangnya tekanan kabin, dan yang diperlukan untuk kendaraan kegiatan ekstra atau extra-vehicular activity (EVA), pekerjaan yang dilakukan di luar wahana antariksa. Baju ruang angkasa telah dipakai untuk pekerjaan tersebut di orbit Bumi, di permukaan Bulan, dan perjalanan kembali ke Bumi dari Bulan. Baju luar angkasa yang modern menambah tekanan dasar garmen dengan sistem peralatan yang kompleks dan lingkungan sistem yang dirancang untuk menjaga pemakainya nyaman, dan untuk meminimalkan upaya yang diperlukan untuk menekuk kaki, menolak kecenderungan tekanan lembut alami garmen untuk kaku terhadap vakum. Sebuah suplai oksigen mandiri dan sistem kontrol lingkungan sering digunakan untuk memungkinkan kebebasan penuh gerakan, independen dari wahana antariksa.
Beberapa persyaratan tersebut juga berlaku untuk pakaian tekanan dipakai untuk tugas-tugas khusus lainnya, seperti penerbangan pengintaian ketinggian tinggi. Atas garis Armstrong (sekitar 19.000 m (62.000 ft)), atmosfer begitu tipis sehingga cocok bertekanan diperlukan.
Yang pertama sesuai tekanan penuh untuk penggunaan di ketinggian ekstrem yang dirancang oleh penemu individu sedini tahun 1930-an. Baju ruang angkasa pertama kali dipakai oleh manusia di ruang angkasa adalah baju SK-1 Soviet yang dikenakan oleh Yuri Gagarin pada tahun 1961.
Pakaian luar angkasa harus memenuhi beberapa fungsi untuk memungkinkan penggunanya dapat bekerja dengan aman dan nyaman, di dalam atau di luar wahana ruang angkasa. Pakaian ini harus memenuhi:
Kebutuhan sekunderKru Soyuz MS-12 dengan pakaian luar angkasa "Sokol" Setelan canggih dapat mengatur suhu astronot dengan lebih baik dengan Liquid Cooling and Ventilation Garment (LCVG) yang bersentuhan dengan kulit astronot, dari mana panas dibuang ke luar angkasa melalui radiator eksternal di PLSS. Kebutuhan tambahan untuk EVA meliputi:
|