Mari kita menjawab soal dan pertanyaan yang berangkat dari masalah perpindahan panas. Contohnya:
Di Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis bahwa pengertian kalor adalah tenaga panas yang dapat diterima dan diteruskan oleh satu benda ke benda lain secara hantaran (konduksi), aliran (konveksi), atau penyinaran (radiasi). 1. KonduksiPerpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan partikel zat yang dilaluinya pada benda padat disebut konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita panaskan. Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas. Ciri-ciri perpindahan kalor secara konduksi:
Coba perhatikan gambar berikut: Pada batangan besi yang dipanaskan, kalor bergerak dari bagian dipanaskan ke bagian lain yang tidak dipanaskan. Syarat terjadinya konduksi kalor melalui suatu zat adalah adanya perbedaan suhu. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu isolator dan konduktor. Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan panas. Kata sulit di sini bukan berarti tidak bisa menghantarkan panas akan tetapi panas akan merambat secara lambat bila melalui zat tersebut. Istilah mudahnya, isolator adalah penghantar yang buruk. Kebalikan dengan isolator, konduktor adalah penghantar kalor yang baik. Kalor relatif lebih cepat merambat apabila melalui zat-zat yang bersifat konduktor. Besarnya energi konduksi disebut juga laju konduksi ditentukan oleh rumuk konduksi pada persamaan berikut: Keterangan:Q = Kalor (joule)k = Koefisien konduski (konduktivitas termal)t = Waktu (s)A = Luas penampang (m persegi)L = Panjang logam (m) T = Suhu (kelvin) Contoh konduksi:
2. KonveksiProses perpindahan kalor melalui zat perantara dan zat perantaranya juga ikut berpindah dinamakan konveksi atau aliran. Konveksi sejauh ini dapat terjadi pada zat cair dan gas. Ciri-ciri perpindahan kalor secara konveksi:
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Konveksi pada Zat CairProses perpindahan kalor secara konveksi disebabkan oleh perpindahan partikel perantaranya. Jadi, syarat terjadinya konveksi pada zat cair adalah adanya pemanasan agar partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat. Untuk mengetahui besarnya kalor yang merambat secara konveksi pada zat cair adalah menggunakan persamaan berikut ini.
P = Laju perpindahan panas pada zat cairH = Konveksivitas zat cairA = Luas penampang zat cair ΔT = perbedaan suhu antara zat cair dengan lingkungan Konveksi pada GasKonveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti yang terjadi pada air, rambatan (aliran) kalor pada gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Contoh perpindahan kalor secara konveksi adalah sebagai berikut:
Besarnya energi konveksi atau bisa disebut laju konveksi ditentukan oleh rumus konveksi pada persamaan berikut: Keterangan:Q = Kalor (joule)h = Koefisien konveksit = Waktu (s)A = Luas penampang (m persegi) T = Suhu (kelvin) 3. RadiasiPerpindahan panas tanpa melalui zat perantara disebut sebagai radiasi atau pancaran. Kalor dihantarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang cahaya. Ciri-ciri perpindahan kalor secara radiasi:
Kita bisa melihat contoh kasus radiasi panas dari api. Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita merasa hangat. Contoh lain radiasi:
Besarnya energi radiasi seperti yang terlihat dari rumus radiasi berikut: Keterangan:P = Daya Radiasi/Energi Radiasi setiap Waktu (watt)Q = Kalor (joule)t = Waktu (s)e = Emisivitas bahanA = Luas penampang (m persegi)T = Suhu (kelvin) o = Konstanta stefan boltzmann (5,67 x 10 pangkat minus 8) Seperti dijelaskan di atas, terdapat 3 cara perpindahan kalor yakni konduksi, konveksi, dan radiasi. Persamaan konduksi, konveksi, dan radiasi yaitu sama-sama merupakan cara perpindahan panas dari satu titik ke titik yang lain. Dan perbedaannya yakni:
Ikuti kami di Google News untuk dapatkan artikel terbaru! Bagikan ke media sosial:
Code: SHP08WW9C |